Anda di halaman 1dari 38

TREMATODA

FILUM : PLATYHELMINTHES
KELAS : TREMATODA
HERMAFRODIT, KECUALI
SCHISTOSOMA

Menurut tempat hidup :
1. Trematoda hati
2. Trematoda usus
3. Trematoda paru
4. Trematoda darah
TREMATODA DARAH
DR. MACHRUMNIZAR
SCHI STOSOMA SP.
Epidemiologi

-Penyakit skistosomiasis merupakan masalah kesehatan
masyarakat di berbagai negara
-Di Indonesia hanya Schistosomiasis japonicum yang
ditemukan endemik di Sulawesi tengah.
-Berhubungan erat dengan daerah pertanian terutama yang
mendapat air dari irigasi dengan adanya fokus keong sebagai
hospes perantara
Infeksi berlangsung pada orang yang bekerja di sawah.
-kelompok umur : 5-50 tahun



SIKLUS HIDUP

GEJALA KLINIS
ADA 3 STADIUM :
1. Masa tunas biologik

a. Gejala kulit dan alergi
- Eritema, papul disertai rasa gatal, panas
- Dermatitis jika jumlah serkaria banyak
- Kelainan kulit hilang 2-3 hari
- Urtikaria, edema angioneurotik, dapat disertai demam
hasil metabolik skistosomula / cacing dewasa, protein
asing akibat cacing yang mati
GEJALA KLINIS
b. Gejala paru
Batuk
Dahak produktif, bahkan darah
Asma
c. Gejala toksemia
Timbul mulai minggu ke 2-8 setelah infeksi, bertahan sampai 3 bulan
Demam tinggi
Lemah, malaise, tidak nafsu makan, muntah, mual, sakit kepala, nyeri
tubuh, sakit perut, tenesmus, hepatomegali, splenomegali, diare
(hipersensitif)
GEJALA KLINIS
2. Stadium akut

Demam
Malaise
BB turun
Sindrom disentri
infeksi berat
Diare infeksi ringan
Hepatomegali
Splenomegali
3. Stadium kronik

Sirosis periportal
Splenomegali
Oedem tungkai bawah,
Oedem alat kelamin
Asites, ikterus
Hematemesis

DERMATITIS SERKARIA
SERKARIA
Schistosoma sp
EKOR BERCABANG
Skistosomulum
DIAGNOSIS SCHISTOSOMIASIS
Telur dalam tinja
Telur dalam jaringan biopsi
Reaksi serologi :
COPT ( Circumoval precipitin test )
IHT ( Indirect haemagglutination test )
CFT (Complement fixation test )
FAT ( Fluorescent antibody test )
ELISA ( Enzyme linked immuno sorbent assay )

Schistosoma japonicum
Nama penyakit : Oriental schistosoma,
skistosoma japonika, penyakit Katayama,
penyakit demam keong
Hospes definitif : manusia, anjing, kucing, rattus,
sapi, babi rusa, dll
Hospes perantara : genus Oncomelania
Distribusi : Sulawesi tengah danau Lindu,
lembah Napu
Vena mesenterika usus halus
GAMBAR TELUR S. japonicum

Ukuran : + 90 x 70
Bentuk bulat agak lonjong
Duri kecil / tonjolan di lateral
dekat kutub
Tanpa operkulum
Berisi mirasidium
Telur terdapat dalam dinding
usus halus, hepar, paru, otak.
TELUR Schistosoma japonicum
CACING DEWASA S. japonicum
Morfologi :
: 1,5 cm ,gemuk, testis 6-8
buah, batil isap kepala, batil
isap perut, integumen halus,
kanalis ginekoforus

: 1,9 cm, langsing,
ovarium ditengah, uterus
berisi telur, kelenjar vitelaria
di posterior, terletak dalam
kanalis ginekoforus cacing
jantan

S. japonicum eggs in hepatic portal tract
HOSPES PERANTARA S. japonicum
Oncomelania sp
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
Stadium 1 :
Gatal gatal ( urtikaria )
Demam, hepatomegali, eosinofilia tinggi
Stadium 2 :
Sindrom disentri
Stadium 3 :
splenomegali, sirosis hati
Schistosoma mansoni
Nama penyakit : Skistosomiasis usus
Hospes definitif : Manusia
Hospes reservoar : kera, baboon
Hospes perantara : genus Biomphalaria
Distribusi : Afrika, Arab, Amerika selatan,
Amerika tengah
Vena mesenterika, kolon, rektum

GAMBAR TELUR S. mansoni

Ukuran + 155 x 65
Duri besar di lateral
Isi : Mirasidium
Telur terdapat di hati, paru,
otak
Telur S. mansoni dalam usus
Telur S. mansoni pada jaringan usus (pd lapisan
mukosa dan submukosa)
CACING DEWASA S. mansoni
,panjang : 1 cm, testis 6-9
buah, kanalis ginekoforus,
integumen bertonjolan

,panjang: 1,4 cm,langsing
Ovarium pada pertengahan
bagian anterior, terletak dalam
kanalis ginekoforus cacing
jantan

HOSPES PERANTARA S. mansoni
Biomphalaria sp
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
Stadium 1 :
urtikaria
demam, hepatomegali, eosinofilia tinggi
Stadium 2 :
sindrom disentri
Stadium 3 :
sirosis hati
splenomegali dapat menjadi berat sekali
SCHI STOSOMA HAEMATOBI UM
Nama penyakit : Skistosomiasis kandung kemih
Hospes definitif : Manusia
Hospes reservoar : kera, babbon
Hospes perantara : genus Bulinus
Distribusi : Afrika, Spanyol, Arab
Tidak ada di Indonesia
Pleksus vena sekitar kandung kemih
GAMBAR TELUR S. haematobium
Ukuran : 155 x 65
Duri besar di lateral
Berisi mirasidium
Telur dalam urin,
alat-alat dalam, rektum,
alat kelamin
CACING DEWASA S. haematobium
: 1,3 cm ,gemuk, testis 3-4 buah,
kanalis ginekoforus, integumen
bertonjolan halus

: 2 cm, langsing, ovarium
terletak di pertengahan posterior,
uterus berisi telur, kelenjar vitelaria
di posterior, terletak dalam kanalis
ginekoforus cacing jantan.
High powered detailed micrograph of Schistosoma parasite
eggs in human bladder tissue.
Telur S. haematobium pada jaringan kandung kencing,
terlihat telur terkalsifikasi
Hospes Perantara S. haematobium
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
Kelainan pada dinding kandung kemih
Sistitis Hematuria, disuria
Rektum Sindrom disentri
PENGOBATAN SKISTOSOMIASIS
1. NIRIDAZOL

- Mekanisme : membunuh cacing dewasa, menghambat
cacing dewasa bertelur
- Efektif S. haematobium dan S. mansoni
- Dosis : 25 mg/kgBB/hari selama 10 hari
- Efek samping : mual, muntah, tidak nafsu makan, diare,
gangguan psikis
- Efek samping lebih berat pada infeksi S.japonicum dan
paling ringan pada infeksi S.haematobium

PENGOBATAN SKISTOSOMIASIS
2. PRAZIKUANTEL

-Dosis : 35 mg/kgBB, diberikan 2x sehari hingga dosis total
70 mg/kgBB per hari

-Efek samping : mual, muntah, sakit kepala, nyeri
epigastrium, pusing, demam, disentri
Calcification of the bladder wall on a plain x-ray image
of the pelvis, in a sub-Saharan man of 44 years old. This
is due to urinary schistosomiasis.

Anda mungkin juga menyukai