Anda di halaman 1dari 42

dr. Greta J.P.

Wahongan, MKes
Departemen Parasitologi
Fakultas Kedokteran UNSRAT
Trematoda Darah

Schistosoma atau Bilharzia


3 spesies penting pada manusia :
1. Schistosoma japonicum
2. Schistosoma mansoni
3. Schistosoma haematobium
Banyak spesies lain pada binatang
Trematoda Darah

Hospes : Manusia dan berbagai macam


binatang

Penyakit : Skistosomiasis atau Bilaharziasis


Trematoda Darah
Morfologi dan Lingkaran Hidup :
Cacing jantan : Warna kelabu atau putih
kehitam-hitaman
9,5 19,5 mm x 0,9 mm
Badan : Gemuk bundar
Kutikulum dengan benjolan
Canalis gynaecophorus
Trematoda Darah
Morfologi dan Lingkaran Hidup
Cacing betina : Badan halus dan panjang
16,0 26,0 mm x 0,3 mm
Uterus 50 300 butir telur

Cacing dewasa hidup di dalam pembuluh darah :


Kapiler darah dan vena kecil

Cacing betina melatakkan telur dalam darah


Trematoda Darah
Hospes Perantara : Hanya satu macam
yaitu keong air
Tidak ada HP II
Pola perkembangan dalam keong :
M S1 S2 SK (Serkaria)
Cara Infeksi : Serkaria menembus kulit
Trematoda Darah
Telur : Tidak mempunyai operkulum
Mempunyai duri, Lokalisasi
tergantung spesies

95 135 x 50 60
Dapat menembus keluar dari
pembuluh darah

Ditemukan dalam tinja atau urin


Menetas dalam air, keluar mirasidium
Trematoda Darah
Perjalanan larva dalam tubuh hospes

Kulit Kapiler darah Aliran darah



jantung kiri paru-paru jantung kana

sistem peredarah darah besar vena potae

vena usus / vena kandung kemih hati
Trematoda Darah

Patologi dan Klinik :

Perubahan perubahan oleh :


Cacing dewasa
Serkaria
Telur
Trematoda Darah
Di bagi dalam 3 stadium :

1. Masa tunas biologik : Perubahan kulit,


paru, peradangan hati
2. Stadium akut : Telur Pseudo-abses,
Pseudo tuberkel
3. Stadium menahun : Penyembuhan jaringan
Fibrosis, Sirosis periportal
Hipertensi portal
Trematoda Darah
Epidemiologi :
Masalah kesehatan masyarakat di berbagai
negara
Endemik di Sulawesi Tengah
Berhubungan dengan pertanian :
Irigasi fokus keong
Kelompok umur yang terkena : 5 50 tahun
Penanggulangan sukar
Scistosoma japonicum

Hospes : Manusia, anjing, kucing, rusa, tikus


sawah (Rattus), sapi, babi rusa, dll.

Penyakit : Oriental schistosomiasis,


skistosomiasis japonika,
penyakit katayama,
penyakit demam keong
Scistosoma japonicum
Distribusi Geografik :

RRC, Jepang, Filipina, Taiwan, Muanthai,


Vietnam, Malaysia dan Indonesia

Di Indonesia : Daerah danau Lindu dan


Lembah Napu Sulawesi Tengah
Distribusi geografik
Scistosoma japonicum
Morfologi dan Lingkungan Hidup :
Cacing jantan : 1,5 cm
Cacing betina : 1,9 cm
Hidup dalam vena mesenterika superior
Telur : Dalam dinding usus muda, hati,
paru dan otak
Schistosoma japonicum
dewasa
Schistosoma japonicum
telur
Siklus hidup
Scistosoma japonicum
Patologi dan Klinik :
Kelainan Stadium I : Gata-gatal, urtikaria
Giant urticuria
demam, hepatomegali,
eosinofilia tinggi
Stadium II : Sindrom disentri
Stadium III : Sirosis hati, splenomegali,
hipertensi portal, lemak
Giant urticaria
Sirosis hepatis
Hepatosplenomegali
Scistosoma japonicum
Diagnosis :

Menemukan telur dalam tinja /


biopsi jaringan

Reaksi serologi :
Copt, IHT, CFT, FAT, dan ELISA
Diagnostik : ELISA
Schistosoma japonicum
Epidemiologi :

Penyakit endemik di Sulawesi Tengah


Sumber infeksi : manusia hospes reservoar
Hospes perantara : oncomelania hupensis
lindoensis
Habitat keong : Daerah di garap
Daerah hutan
Schistosoma japonicum
Penanggulangan :

Sejak tahun 1982 : pengobatan masal dengan


obat prazikuantel

Berhasil menurunkan prevalens, dari 35%


menjadi 4%.
Schistosoma mansoni
Hospes : Manusia dan baboon

Penyakit : Skistosomiasis usus

Penyebaran : Afrika, Negara Arab,


Amerika Selatan,
Amerika Tengah
Distribusi geografik
Schistosoma mansoni
Morfologi dan Lingkaran Hidup :
Cacing jantan : 1 cm, Badan dengan tonjolan
kasar
Cacing betina : 1,4 cm
Hidup dalam vena kolon dan rektum
Telur : Tersebar ke alat-alat lain seperti :
hati, paru dan otak
Patologi dan Klinik : sama seperti S. japonicum
Diagnosis : sama
Schistosoma mansoni
dewasa
Schistosoma mansoni
telur
Siklus hidup
Schistosoma mansoni
Patologi / Klinik :

Gejala kira-kira sama seperti pada infeksi oleh


S. japonicum, tetapi lebih ringan
Diare, disentri
Sirosis hepatis : splenomegali
Dapat besar sekali
Diagnosis : menemukan telur dalam tinja
atau jaringan biopsi
Schistosoma haematobium
Hospes : manusia dan babon atau kera
lain

Penyakit : Skistosomiasis kandung kemih

Penyebaran : Afrika, Spanyol, Negara


Arab
Distribusi geografik
Schistosoma haematobium
Patologi / Klinik :

Telur : Hematuri ---------- sistitis, disuri

Cacing dewasa :

Dalam colon -------------- disentri


Schistosoma haematobium
Morfologi dan Lingkungan Hidup :
Cacing jantan : 1,3 cm
Cacing betina : 2 cm
Hidup dalam vena panggul kecil (Vena
kandung kemih)

Telur : Dalam urin dan alat dalam lainnya


Alat kelamin dan rektum
Siklus hidup
Schistosoma haematobium
Patologi dan Klinik :

Kelainan dinding kandung kemih


Gejala : Hematuria, Disuria, Sistitis
Sindrom disentri
Diagnosis : Menemukan telur dalam urin
hematuria
sistitis
Schistosoma haematobium
DIAGNOSIS :

Menemukan telur dalam :


Air seni
Jaringan biopsi

Anda mungkin juga menyukai