Anda di halaman 1dari 10

RESUME BUKU

“ATLAS PARASITOLOGI
KEDOKTERAN”

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ENAYA SYAHRANI

NIM : PO7134118016

PRODI : D-IV ANALIS KESEHATAN

TINGKAT : II

KELAS :A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MATARAM

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

TAHUN AJARAN 2018/2019


TREMATODA

Trematoda berasal dari bahasa yunani “Trematodaes” yang berarti lubang, bentuk
tubuh pipih dorsoventral seperti daun, maka dari itu trematoda disebut juga cacing daun.
Umumnya semua organ tubuh tak punya rongga tubuh dan mempunyai sucker atau kait yang
menempel pada parasit ini.Cacing daun ini bersifat hemaprodit atau berkelamin ganda kecuali
Schistosoma. Trematoda ini diklasifikasi berdasarkan habitatnya, yaitu trematoda usus
(echinostomatidae, fasciolopsis buski, heterophyidae), trematoda paru (paragonimus
westermani), trematoda hati (clonorcis sinensis, opisthoracis felineus, opisthoracis viverrini
dan fasciola hepatica) dan trematoda darah (schistosoma japonicum, schistosoma mansoni,
schistosoma haematobium).

1. Trematoda Usus

a. Echinostomatidae

Parasit ini tersebar diseluruh dunia, sering dijumpai di Asia Tenggara, di


Korea, Thailand, Jepang. Di Indonesi parasit ini ditemukan di Sulawesi pada tahun
1948. Hospes definitif dari parasit ini adalah manusia, burung, anjing, kucing dan
tikus. Hospes perantara pertama dari echinostoma adalah keong air tawar dan hospes
perantara kedua adalah keong air tawar dan ikan. Maka dari itu, manusia akan
terinfeksi jika memakan keong atau ikan yang mengandung kista metaserkaria dari
trematoda ini. Jika kita terinfeksi echinostoma maka penyakitnya disebut dengan
ekinostomiasis. Gejalanya seringkali bersifat asimtomatik, infeksi ringan dapat berupa
anemia, sakit kepala dan sakit pada abdomen sedangkan infeksi berat menyebabkan
diare, anoreksia,anemia dan rasa sakit pada abdomen yang parah. Adapun ciri-ciri
atau morfologi dari parasit ini adalah sebagai berikut :

Cacing dewasa

 Panjangnya kurang lebih 1 cm


 Memiliki 2 batil isap yaitu oral sucker dan ventral sucker
 Memiliki sekum yang bercabang 2 dan berakhir buntu
 Memiliki uterus yang berisi telur
 Ovarium berbentuk bulan dan terdapat dua buah testis berlobus

Telur
 Berukuran 115x60 mikron
 Berbentuk ovoid dan operculum

b. Heterophyes

Parasit ini tersebar di Mesir, Jepang, Korea, Cina dan India. Hospes definitif
dari parasit ini adalah manusia, burung, anjing, kucing dan rubah. Sama seperti
Echinostoma, keong air tawar meupakan hospes perantara pertama sedangkan ikan
merupakan hospes perantara kedua. Manusia terinfeksi apabila memakan ikan yang
mengandung kista metaserkaria yang dimasak kurang matang. Jika terinfeksi parasit
ini disebut dengan heteropyasis. Cacing dewasa yang melekat pada usus halus akan
menyebabkan ulkus, inflamasi ringan, dan nekrosis superfisial. Gejala klinis dapat
berupa diare, dispepsia atau kolik intestinal. Telur berukuran kecil dan dapat
menembus pembuluh darah dan menyebabkan emboli pada otak yang akan
menyebabkan cerebral hemorrhage. Adapun morfologi dari parasit ini sebagai berikut:

Cacing dewasa

 Memiliki ukuran panjang 1-1,7 mm, lebar 0,3-0,4 mm dan bentuknya


seperti buah pir
 Mempunyai 3 batil isap yaitu oral sucker, ventral sucker dan genital sucker
 Mempunyai 2 buah testis, bentuk lonjong
 Memiliki glandula vitellaria berjumlah 14 buah berbentuk folikel dan
poligonal

c. Fascilopsis Buski

Fasciolopsis buski adalah parasit usus pada manusia dan babi di Cina,
Vietnam, Thailand dan Indonesia. Hospes definitifnya yaitu manusia dan babi.
Hospes perantara pertama yaitu keong air tawar sedangkan hospes perantara kedua
yaitu tanaman air. Manusia akan terinfeksi akibat memakan tumbuhan air yang
mengandung kista metaserkaria. Apabila biji buah water caltrop dimakan secara
mentah, kista metaserkaria yang terdapat pada permukaan luar biji buah tersebut akan
ikut termakan. Jika terkena parasit ini dinamakan fasciolopsiasis. Infeksi ringan
bersifat asimtomatik. Infeksi berat menimbulkan gejala diare, rasa sakit pada
abdomen, demam, asites, edema, anasarka, dan obstruksi intestinal. Adapun
morfologi dari parasit ini sebagai berikut :

Cacing dewasa

 Tubuhnya lebih besar dari fasciola hepatica


 Tidak punya cephalic cone, sekum tidak bercabang
 Uterusnya berkelok-kelok, testis bercabang, berjumlah dua buah dan
letaknya berurutan
 Oral sucker dan ventral sucker letaknya berdekatan dan ukuran ventral
sucker lebih besar daripada oral sucker
 Glandula vitellaria merupakan butiran halus yang terdapat pada sisi kiri
dan kanan acetabulum

Telur
 Bentuknya lonjong, warna coklat muda ukurannya 140x75 mikron
 Mempunyai operkulum yang kecil, ujung berlawanan dengan operkulum
dinding telur menebal

2. Trematoda Paru

a. Paragonimus Westermni
Paragonimus westermani tersebar di seluruh dunia yakni Asia, Afrika, dan
Amerika Tengah. Di Indonesia pernah ditemukan pada harimau di Sumatra.
Hospes definitif dari parasit ini adalah manusia, kucing, harimau. Hospes
perantara pertama yaitu keong air tawar sedangkan hospes perantara keduanya
yaitu udang air tawar atau ketam air tawar. Manusia dapat terinfeksi apabila
memakan ketam atau udang air tawar yang mengandung kista metaserkaria
yang dimasak kurang matang. Jika terinfeksi parasit ini disebut dengan
paragonimiasis. Pada fase akut dapat terjadi diare, rasa sakit pada abdomen,
demam, batuk, urtikaria, kelainan pada paru dan eosinofilia. Pada fase kronis,
dapat timbul gejala batuk, sputum dengan bercak darah dan rasa sakit pada
dada. Infeksi cacing dewasa ekstrapru menyebabkan manifestasi yang lebih
berat, terutama pada otak. Adapun morfologi pada parasit ini sebagai berikut :

Cacing dewasa
 Berukuran 7,5-3,5 mm, hidup di dalam paru-paru
 Bentuknya bulat seperti biji kopi, mempunyai oral sucker dan ventral
sucker
 Bagian anteriornya bulat dan menyempit di posterior
 Mempunyai dua buah testis yang letaknya berdampingan
 Glandula vitellaria terletak pada sisi lateral

Telur
 Berbentuk oval
 Mempunyai operculum datar dengan kedua ujung yang menebal
 Dinding telur yang berlawanan dengan operculum menebal

3. Trematoda Hati
a. Opisthorchis Viverrini
Opisthorchis Viverrini terutama ditemukan di Thailand Utara-Timur, Laos dan
Kamboja. Hospes definitis dari parasit ini adalah manusia, kucing dan anjing.
Hospes perantara pertama adalah keong sedangkan hospes perantara kedua adalah
ikan. Manusia terinfeksi akibat memakan ikan yang mengandung kista
metaserkaria yang dimasak kurang matang. Bila terinfeksi parasit ini dinamakan
opystorkiasis. Infeksi seringkali bersifat asimtomatik. Pada infeksi ringan terjadi
dispepsi, rasa sakit pada abdomen, diare atau konstipasi. Pada infeksi krois, gejala
menjadi lebih berat, berupa hepatomegali, malnutrisi, dan kadang-kadang
kolangitis dan kolesistitis. Adapun morfologi dari parasit ini sebagai berikut :

Cacing dewasa
 Panjangnya 0,5 cm, mempunyai dua buah batil isap yakni oral sucker dan
ventral sucker
 Glandula vitellaria terletak di sisi lateral kiri dan kanan di sepertiga bagian
tengah tubuh
 Mempunyai dua buah testis berlobus

Telur
 Berbentuk oval, berukuran 27x15 mikron, berdinding tebal
 Mempunyai operculum yang cembung

b. Clonorchis Sinensis

Parasit ini tersebar luas di Korea, Cina, Jepang dan Vietnam. Manusia, kucing
dan anjing merupakan hospes definitif dari parasit ini. Sama seperti trematoda yang
lain siput atau keong air tawar merupakan hospes perantara pertama dan ikan hospes
perantara kedua. Manusia terinfeksi apabila memakan ikan yang mengandung kista
metaserkaria yang dimasak kurang matang. Bila terinfeksi parasit ini disebut dengan
klonorkiasis. Chlonorchis sinensis menyebabkan inflamasi dan obstruksi saluran
empedu yang bersifat intermiten. Pada fase akut dapat menimbulkan rasa sakit pada
abdomen, diare dan eosinofilia, sedangkan infeksi kronis menyebabkan kolangitis,
pankreatitis dan kolangiokarsinoma. Adapun morfologi dari parasit ini adalah sebagai
berikut :

Cacing dewasa

 Panjangnya 10-25 mm dan lebarnya 2-5 mm


 Berbentuk seperti lanset atau pisau bedah, bagian anteriornya sempit dan
posteriornya membulat
 Oral sucker lebih besar daripada ventral sucker
 Mempunyai dua buah testis yang bercabang-cabang
 Glandula vitellaria terdapat pada sisi lateral kiri dan kanan di sepertiga
bagian tengah tubuh

Telur
 Berbentuk oval, ukuran 30x16 mikron, berdinding tebal
 Mempunyai operculum yang cembung
 Pada kutub yang lain terdapat tonjolan kecil
c. Fasciola hepatica

Fascioliasis tersebar luas di seluruh dunia, kasusnya banyak ditemukan di


Eropa, Timur Tengah dan Asia. Infeksi sering terjadi pada manusia yang hidup di
daerah peternakan domba atau sapi dan pada manusia yang mengonsumsi tanaman air
dalam keadaan mentah. Hospes definitif parasit ini adalah manusia, sapi, kambing.
Keong air tawar merupakan hospes perantara pertama sedangkan tanaman air
merupakan hospes perantara kedua. Manusia akan terinfeksi akibat memakan tanaman
air yang mengandung kista metaserkaria. Jika terinfeksi parasit ini maka disebut
fascioliasis hepatica. Fase akut terinfeksi fasciola menimbulkan rasa sakit pada
abdomen, hepatomegali, demam, muntah, diare yang berlangsung selama beberapa
bulan. Fase kronik menyebabkan inflamasi dan obstruksi saluran empedu. Adapun
morfologi dari parasit ini adalah sebagai berikut :

Cacing dewasa

 Panjang tubuhnya 2,5 cm, mempunyai penonjolan di bagian anterior


sehingga tampak seperti mempunyai bahu
 Mempunyai dua buah batil isap yaitu oral sucker dan ventral sucker
 Sekum bercabang-cabang ke lateral
 Mempunyai dua buah testis yang bercabang-cabang seperti dendrit

Telur
 Berbentuk bulat lonjong, ukuran 140x75 mikron, warna coklat muda
 Mempunyai operculum kecil, terdapat penebalan dinding
 Berisi embrio yang belum matang

4. Trematoda Darah

a. Schistosoma Japonicum

Parasit ini terdapat di Philipina, Indonesia tepatnya di danau Lindu. Hospes


definitif dari parasit tersebut adalah manusia, kucing, anjing, tikus, sapi, kerbau,
domba. Hospes perantara dari parasit tersebut adalah keong atau siput. Manusia
terinfeksi oleh serkaria yang menembus kulit. Jika terinfeksi parasit ini dinamakan
skistosomiasis japonicum. Adapun morfologi dari parasit ini adalah sebagai berikut :

Cacing dewasa jantan

 Tubuhnya lebih besar daripada tubuh cacing betina, berbentuk seperti daun
terlipat
 Testisnya berbentuk bulat, terdiri dari 6-8 buah
 Kutikula halus, tidak terdapat tonjolan-tonjolan

Cacing dewasa betina

 Tubuhnya langsing
 Ovarium terdapat di tengah tubuh
 Uterus panjang dan berisi sekitar 50 butir telur

Telur

 Berbentuk bulat
 Terdapat duri di bagian lateral

Serkaria

 Tubuh terdiri dari kepala dan ekor


 Pada bagian kepala terdapat dua buah batil isap yaitu oral sucker dan
venral sucker
 Memiliki bifurcated tail

b. Schistosoma Mansoni

Parasit ini tersebar di Amerika Selatan, Karibia, Afrika dan Timur Tengah.
Manusia dan kera merupakan hospes definitif dari parasit ini. Dan keong air tawar
merupakan hospes perantaranya. Manusia terinfeksi apabila serkaria menembus kulit.
Bila terinfeksi dengan parasit ini disebut skistosomiasis mansoni. Gejala klinis
meliputi demam, batuk, rasa sakit pada abdomen, diare, hepatomegali. Adapun
morfologi pada parasit ini adalah sebagai berikut :
Cacing dewasa jantan

 Tubuhnya lebar, panjang sekitar 1 cm


 Terdapat kutikula yang ada tonjolan-tonjolan kasar
 Testis berjumlah 6-9 buah
 Dapat membentuk canalis gynaecophous

Cacing dewasa betina

 Tubuhnya langsing
 Ovarium terletak di pertenghan tubuh
 Uterus pendek, berisi beberapa telur

Telur

 Ukurannya 155x65 mikron, berbentuk oval


 Bagian anterior bulan dan posterior menyempit
 Terdapat duri pada salah satu sisi lateral
 Berisi mirasidium

Serkaria

 Tubuh terdiri dari kepala dan ekor


 Pada bagian kepala terdapat dua buah batil isap yaitu oral sucker dan
ventral sucker
 Memiliki bifurcated tail

c. Schistosoma Haematobium
Parasit ini terdapat di Afrika dan Timur Tengah. Manusia dan kera merupakan
hospes definitif dari parasit ini. Sedangkan keong air tawar merupakan hospes
perantara dari parasit ini. Manusia terinfeksi oleh serkaria yang melakukan
penetrasi melalui kulit. Adapun morfologi dari parasit ini adalah sebagai
berikurt :

Cacing dewasa jantan


 Tubuhnya gemuk, panjangnya 1-1,5 cm
 Testisnya berjumlah 4 atau 5a
 Terdapat tonjolan kecil pada kutikula yang menyelimuti tubuhnya
 Dapat membentuk canalis gyanaecophorus

Cacing dewasa betina

 Bentuk tubuhnya langsing, panjangnya 2 cm


 Ovarium terletak di posterior pertengahan tubuh
 Uterus berisi telur
 Tubuh terdiri dari kepala dan ekor

Telur

 Ukuran 150x60 mikron,


 Bagian anterior tumpul dan pada ujung posterior terdapat duri
 Berisi mirasidium

Serkaria

 Pada bagian kepala terdapat dua buah batil isap yaitu oral sucker dan
ventral sucker
 Memiliki bifurcated tail

Anda mungkin juga menyukai