“ATLAS PARASITOLOGI
KEDOKTERAN”
DI SUSUN OLEH :
NIM : PO7134118016
TINGKAT : II
KELAS :A
Trematoda berasal dari bahasa yunani “Trematodaes” yang berarti lubang, bentuk
tubuh pipih dorsoventral seperti daun, maka dari itu trematoda disebut juga cacing daun.
Umumnya semua organ tubuh tak punya rongga tubuh dan mempunyai sucker atau kait yang
menempel pada parasit ini.Cacing daun ini bersifat hemaprodit atau berkelamin ganda kecuali
Schistosoma. Trematoda ini diklasifikasi berdasarkan habitatnya, yaitu trematoda usus
(echinostomatidae, fasciolopsis buski, heterophyidae), trematoda paru (paragonimus
westermani), trematoda hati (clonorcis sinensis, opisthoracis felineus, opisthoracis viverrini
dan fasciola hepatica) dan trematoda darah (schistosoma japonicum, schistosoma mansoni,
schistosoma haematobium).
1. Trematoda Usus
a. Echinostomatidae
Cacing dewasa
Telur
Berukuran 115x60 mikron
Berbentuk ovoid dan operculum
b. Heterophyes
Parasit ini tersebar di Mesir, Jepang, Korea, Cina dan India. Hospes definitif
dari parasit ini adalah manusia, burung, anjing, kucing dan rubah. Sama seperti
Echinostoma, keong air tawar meupakan hospes perantara pertama sedangkan ikan
merupakan hospes perantara kedua. Manusia terinfeksi apabila memakan ikan yang
mengandung kista metaserkaria yang dimasak kurang matang. Jika terinfeksi parasit
ini disebut dengan heteropyasis. Cacing dewasa yang melekat pada usus halus akan
menyebabkan ulkus, inflamasi ringan, dan nekrosis superfisial. Gejala klinis dapat
berupa diare, dispepsia atau kolik intestinal. Telur berukuran kecil dan dapat
menembus pembuluh darah dan menyebabkan emboli pada otak yang akan
menyebabkan cerebral hemorrhage. Adapun morfologi dari parasit ini sebagai berikut:
Cacing dewasa
c. Fascilopsis Buski
Fasciolopsis buski adalah parasit usus pada manusia dan babi di Cina,
Vietnam, Thailand dan Indonesia. Hospes definitifnya yaitu manusia dan babi.
Hospes perantara pertama yaitu keong air tawar sedangkan hospes perantara kedua
yaitu tanaman air. Manusia akan terinfeksi akibat memakan tumbuhan air yang
mengandung kista metaserkaria. Apabila biji buah water caltrop dimakan secara
mentah, kista metaserkaria yang terdapat pada permukaan luar biji buah tersebut akan
ikut termakan. Jika terkena parasit ini dinamakan fasciolopsiasis. Infeksi ringan
bersifat asimtomatik. Infeksi berat menimbulkan gejala diare, rasa sakit pada
abdomen, demam, asites, edema, anasarka, dan obstruksi intestinal. Adapun
morfologi dari parasit ini sebagai berikut :
Cacing dewasa
Telur
Bentuknya lonjong, warna coklat muda ukurannya 140x75 mikron
Mempunyai operkulum yang kecil, ujung berlawanan dengan operkulum
dinding telur menebal
2. Trematoda Paru
a. Paragonimus Westermni
Paragonimus westermani tersebar di seluruh dunia yakni Asia, Afrika, dan
Amerika Tengah. Di Indonesia pernah ditemukan pada harimau di Sumatra.
Hospes definitif dari parasit ini adalah manusia, kucing, harimau. Hospes
perantara pertama yaitu keong air tawar sedangkan hospes perantara keduanya
yaitu udang air tawar atau ketam air tawar. Manusia dapat terinfeksi apabila
memakan ketam atau udang air tawar yang mengandung kista metaserkaria
yang dimasak kurang matang. Jika terinfeksi parasit ini disebut dengan
paragonimiasis. Pada fase akut dapat terjadi diare, rasa sakit pada abdomen,
demam, batuk, urtikaria, kelainan pada paru dan eosinofilia. Pada fase kronis,
dapat timbul gejala batuk, sputum dengan bercak darah dan rasa sakit pada
dada. Infeksi cacing dewasa ekstrapru menyebabkan manifestasi yang lebih
berat, terutama pada otak. Adapun morfologi pada parasit ini sebagai berikut :
Cacing dewasa
Berukuran 7,5-3,5 mm, hidup di dalam paru-paru
Bentuknya bulat seperti biji kopi, mempunyai oral sucker dan ventral
sucker
Bagian anteriornya bulat dan menyempit di posterior
Mempunyai dua buah testis yang letaknya berdampingan
Glandula vitellaria terletak pada sisi lateral
Telur
Berbentuk oval
Mempunyai operculum datar dengan kedua ujung yang menebal
Dinding telur yang berlawanan dengan operculum menebal
3. Trematoda Hati
a. Opisthorchis Viverrini
Opisthorchis Viverrini terutama ditemukan di Thailand Utara-Timur, Laos dan
Kamboja. Hospes definitis dari parasit ini adalah manusia, kucing dan anjing.
Hospes perantara pertama adalah keong sedangkan hospes perantara kedua adalah
ikan. Manusia terinfeksi akibat memakan ikan yang mengandung kista
metaserkaria yang dimasak kurang matang. Bila terinfeksi parasit ini dinamakan
opystorkiasis. Infeksi seringkali bersifat asimtomatik. Pada infeksi ringan terjadi
dispepsi, rasa sakit pada abdomen, diare atau konstipasi. Pada infeksi krois, gejala
menjadi lebih berat, berupa hepatomegali, malnutrisi, dan kadang-kadang
kolangitis dan kolesistitis. Adapun morfologi dari parasit ini sebagai berikut :
Cacing dewasa
Panjangnya 0,5 cm, mempunyai dua buah batil isap yakni oral sucker dan
ventral sucker
Glandula vitellaria terletak di sisi lateral kiri dan kanan di sepertiga bagian
tengah tubuh
Mempunyai dua buah testis berlobus
Telur
Berbentuk oval, berukuran 27x15 mikron, berdinding tebal
Mempunyai operculum yang cembung
b. Clonorchis Sinensis
Parasit ini tersebar luas di Korea, Cina, Jepang dan Vietnam. Manusia, kucing
dan anjing merupakan hospes definitif dari parasit ini. Sama seperti trematoda yang
lain siput atau keong air tawar merupakan hospes perantara pertama dan ikan hospes
perantara kedua. Manusia terinfeksi apabila memakan ikan yang mengandung kista
metaserkaria yang dimasak kurang matang. Bila terinfeksi parasit ini disebut dengan
klonorkiasis. Chlonorchis sinensis menyebabkan inflamasi dan obstruksi saluran
empedu yang bersifat intermiten. Pada fase akut dapat menimbulkan rasa sakit pada
abdomen, diare dan eosinofilia, sedangkan infeksi kronis menyebabkan kolangitis,
pankreatitis dan kolangiokarsinoma. Adapun morfologi dari parasit ini adalah sebagai
berikut :
Cacing dewasa
Telur
Berbentuk oval, ukuran 30x16 mikron, berdinding tebal
Mempunyai operculum yang cembung
Pada kutub yang lain terdapat tonjolan kecil
c. Fasciola hepatica
Cacing dewasa
Telur
Berbentuk bulat lonjong, ukuran 140x75 mikron, warna coklat muda
Mempunyai operculum kecil, terdapat penebalan dinding
Berisi embrio yang belum matang
4. Trematoda Darah
a. Schistosoma Japonicum
Tubuhnya lebih besar daripada tubuh cacing betina, berbentuk seperti daun
terlipat
Testisnya berbentuk bulat, terdiri dari 6-8 buah
Kutikula halus, tidak terdapat tonjolan-tonjolan
Tubuhnya langsing
Ovarium terdapat di tengah tubuh
Uterus panjang dan berisi sekitar 50 butir telur
Telur
Berbentuk bulat
Terdapat duri di bagian lateral
Serkaria
b. Schistosoma Mansoni
Parasit ini tersebar di Amerika Selatan, Karibia, Afrika dan Timur Tengah.
Manusia dan kera merupakan hospes definitif dari parasit ini. Dan keong air tawar
merupakan hospes perantaranya. Manusia terinfeksi apabila serkaria menembus kulit.
Bila terinfeksi dengan parasit ini disebut skistosomiasis mansoni. Gejala klinis
meliputi demam, batuk, rasa sakit pada abdomen, diare, hepatomegali. Adapun
morfologi pada parasit ini adalah sebagai berikut :
Cacing dewasa jantan
Tubuhnya langsing
Ovarium terletak di pertenghan tubuh
Uterus pendek, berisi beberapa telur
Telur
Serkaria
c. Schistosoma Haematobium
Parasit ini terdapat di Afrika dan Timur Tengah. Manusia dan kera merupakan
hospes definitif dari parasit ini. Sedangkan keong air tawar merupakan hospes
perantara dari parasit ini. Manusia terinfeksi oleh serkaria yang melakukan
penetrasi melalui kulit. Adapun morfologi dari parasit ini adalah sebagai
berikurt :
Telur
Serkaria
Pada bagian kepala terdapat dua buah batil isap yaitu oral sucker dan
ventral sucker
Memiliki bifurcated tail