Anda di halaman 1dari 27

TERMOREGULASI PADA

NEONATUS

Disusun Oleh :
ARLITA MIRZA DIAN P
SHELVIN DINI N
TERMOREGULASI
•Pengaturan fisiologis tubuh
manusia dalam menjaga
keseimbangan produksi panas
dan kehilangn panas sehingga
suhu tubuh dapat
dipertahankan.
TUJUAN TERMOREGULASI

Untuk menyeimbangkan antara


produksi panas dengan hilangnya
panas agar suhu tubuh tetap normal.
Tempat Pengukuran
Suhu Tubuh
Hipertermi adalah peningkatan suhu
tubuh > 37,5 ⁰C

Hipotermi adalah suhu tubuh bayi


dibawah 36,5 ⁰C
• Hipotermi ringan: 36⁰C-36,5⁰C
• Hipotermi sedang : 32-36
• Hipotermi berat : <32⁰C
Bayi yang memiliki resiko untuk terjadinya
gangguan termoregulasi:

Bayi preterm dan bayi kecil lainnya yang dihubungkan dengan


tingginya rasio luas luas permukaan tubuh dengan berat badan

Bayi dengan kelainan bawaan khususnya dengan


penutupan kulit yang tidak sempurna

BBL dengan gangguan saraf sentral

Bayi dengan sepsis


Bayi dengan resusitasi yang lama
Pengaturan panas
Bayi baru lahiir memiliki
permukaan tubuh yang luas
jika dibandingkan dengan
terjadi perubahan suhu berat badannya
yang dramatis pada
lingkungan bayi tersebut Bayi lahir dalam keadaan
khususnya jika bayi basah sehingga terjadi
dilahirkan dalam ruangan kehilangan panas melalui
berpendingin yang tidak evaporasi
disesuaikan suhunya demi
kenyamanan

Produksi Faktor-faktor
panasnya yang harus Pusat pengaturan suhunya
karena laju dipertimbangk didalam hipotalamus belum
sepenuhnya mature
metaboliknya an pada bayi
rendah baru lahir
RADIASI
• Perpindahan suhu dari suatu objek
panas ke objek yang dingin, misalnya
dari bayi dengan suhu yang hangat
dikelilingi suhu yang lebih dingin.
EVAPORASI
•Panas yang terbuang akibat penguapan,
melalui permukaan kulit dan saluran pernafasan
•Saat mandi, siapkan lingkungan yang hangat.
•Basuh dan keringkan setiap bagian untuk
mengurangi evaporasi
•Batasi waktu kontak dengan pakaian atau
selimut basah
KONDUKSI
•Panas yang terbuang akibat penguapan,
melalui permukaan kulit dan saluran pernafasan
•Saat mandi, siapkan lingkungan yang hangat.
•Basuh dan keringkan setiap bagian untuk
mengurangi evaporasi
•Batasi waktu kontak dengan pakaian atau
selimut basah
KONVEKSI
• Transfer panas terjadi secara sederhana dari selisih
suhu antara permukaan kulit bayi dan aliran udara
yang dingin di permukaan tubuh bayi.
• Sumber kehilangan panas: inkubator dengan
jendela yang terbuka, waktu proses transportasi
BBL ke Rumah Sakit
PANTAU SUHU TUBUH BAYI
Jika suhu Jika suhu
dibawah diatas
- Selimuti dengan dua
normal selimut normal
- Lepaskan selimut
- Pasang tutup kepala
-Lepaskan tutup
- Jika hipotermia menetap
lebih dari 1 jam, rujuk kepala, jika dikenakan
kepada yang lebih ahli. - Kaji suhu lingkungan
- Perhatikan komplikasi stres sekali lagi
dingin, hipoksia, asidosis - Jika suhu hipertermia
respiratorik, hipoglikemi,
ketidakseimbangan cairan
menetap lebih dari 1
dan elektrolit, penurunan jam, laporkan dokter.
berat badan.
Sepuluh Langkah Proteksi Termal
Langkah 1: Ruang melahirkan yang
hangat
• Ruang bersalin harus cukup hangan dengan
suhu ruangan antara 25⁰C- 28⁰C serta bebas
dari aliran arus udara.
Langkah 2: Pengeringan segera
• Segera setelah lahir, bayi dikeringkan kepala dan
tubuhnya, dan seera mengganti kain yang basah
dengan kain yang hangat dan kering.
• Kemudian diletakkan di permukaan yang hangat
seperti pada dada atau perut ibunya.
Langkah 3: Kontak kulit dengan kulit
• Kontak kulit dengan kulit merupakan cara yang sangat
efektif untuk mencegah hilangnya panas pada bayi
• Metode perawatan kontak kulit dengan kulit
(Kangoroo Mother Care) dalam perawatan bayi sangat
dianjurkan khususnya untuk bayi-bayi kecil
Langkah 4: Pemberian ASI
• Pemberian ASI dini dan dalam jumlah yang
mencukupi akan sangat menunjang kebutuhan
nutrisi, serta akan berperan dalam proses
termoregulasi pada BBL.
Langkah 5:Tidak segera memandikan/menimbang bayi
• Memandikan bayi seera setelah lahir daoat menyebabkan
penurunan suhu tubuh bayi, memandikan bayi dapat dilakukan
beberapa jam kemudian (paling tidak setelah 6 jam)
• Saat menimbang bayi sangat dianjurkan untuk menggunakan
timbangan yang diberi alas kain hangat karena dengan tindakan
menimbang bayi sangat dimungkinkan terjadi penurunan suhu
tubuh bayi.
Langkah 6: Pakaian dan selimut bayi yang
adekuat
• Pakaian dan selimut bayi digunakan dengan cukup longgar
sehingga memungkinkan adanya lapisan udara antara
permukaannya sebagai penyangga panas tubuh yang
efektif.
• Bedong jangan terlalu erat.
Langkah 7: Rawat Gabung
• Bayi yang dilahirkan di rumah ataupun di rumah sakit
dijadikan satu dalam tempat tidur yang sama dengan ibunya
selama 24 jam penuh dalam ruangan yang cukup hangat.
• Rawat gabung akan menunjang pemberian ASI on demand,
serta mengurangi resiko terjadinya infeksi nosokomial pada
bayi-bayi yang lahir di rumah sakit.
Langkah 8: Transportasi hangat
• Apabila bayi perlu dirujuk ke ruang rawat
bayi atau NICU, sangat penting untuk
selalu menjaga kehangatan bayi selama
dalam perjalanan.
Langkah 9: Resusitasi hangat
• Pada bayi yang asfiksia, tubuhnya tidak dapat
menghasilkan panas yang cukup efisien sehingga resiko
tinggi menderita hipotermia.
• Pada waktu melakukan reusitasi di rumah sakit,
meletakkan bayi dibawah alat pemancar pans, merupakan
salah satu rangkaiian prosedur standar resusitasi BBL
Langkah 10: Pelatihan dan
sosialisasi rantai hangat
• Keluarga bayi perlu diberikan pengetahuan
dan kesadaran tentang pentingnya menjaga
agar bayinya selalu tetap hangat.

Anda mungkin juga menyukai