Anda di halaman 1dari 26

Interaksi Obat – Makanan

Pengaruh makanan terhadap efek obat sering tidak


diperhatikan  dapat menimbulkan efek merugikan  efek
samping atau berkurangnya efek.

Secara umum makanan dapat berinteraksi dengan : obat,


lemak, karbohidrat, protein, asam, alkohol, dsb.

Makanan dapat mempengaruhi obat pada tahap ADME.

Kekurangan protein  berpengaruh pada biotransformasi


dan toksisitas obat
Interaksi Obat – Makanan
Beberapa obat yang strukturnya mirip asam amino
 berkompetisi pada absorpsi gastrointestinal

Makanan berlemak  meningkatkan absorpsi obat


yang larut dalam lemak

Makanan yang bersifat asam  menguraikan obat


yang tidak tahan asam

Obat analeptik dapat meningkat efeknya dengan


minum kopi.
Interaksi Obat – Makanan
Beberapa obat (glikosida jantung, antihistamin,
alkaloid, logam )  mengendap oleh tanin

Konsumsi alkohol, kangkung  meningkatkan


efek sedatif dan depresan SSP.
Interaksi Obat – Makanan
Umumnya interaksi obat-makanan berupa
turunnya derajat absorpsi  melalui pembentukan
kompleks, perubahan pH, perubahan motilitas,
perubahan fungsi mukosa dan perubahan
mekanisme transport.

Pencegahan  gunakan obat saat lambung


kosong (kecuali obat yang mengiritasi lambung 
gunakan saat lambung isi)
Contoh interaksi obat-makanan
• Makanan mengandung tiramin (keju tua, ekstrak yeast,
daging asap, bir, alpukat, anggur merah, minuman
berkafein, yogurt, coklat, kecap)  berinteraksi dengan
obat MAOI (mono amin oksidase inhibitor).

• Tiramin adalah asam amino yang ditemukan dalam


bermacam makanan di atas, yang merupakan senyawa
simpatomimetik tak langsung  dapat menyebabkan
hipertensi pada pasien yang menerima MAOI.
Kasus klinis
• Seorang farmasis mendapati istrinya yang minum
Parstelin (tranilsipromin +trifluoperazin), setelah makan
keju tua segera wajahnya memerah, kepala & jantung
berdenyut cepat & nafas tersengal-sengal, berulang kali
muntah  palpitasi

• Banyak kasus lain terjadi pada pemakai MAOi lain


(fenelzin, mebenazin, paargilin) yang mengkonsumsi
ekstrak ragi, saus kedelai, ikan kaleng, hati ayam, hati
sapi, anggur tua, dsb
Mekanisme
• Tiramin terbentuk dalam berbagai makanan di atas
melalui degradasi susu atau protein oleh bakteri, mula-
mula menjadi tirosin dan asam amino lain (interaksi tidak
terjadi pada makanan segar).

• Tiramin adalah suatu amin simpatomimetik tak langsung


yang dapat melepaskan NE dari neuron adrenergik 
vasokonstriksi  TD >>
Contoh interaksi obat-makanan
• Jeruk  dikonsumsi bersama antasid yang mengandung
Aluminium (Al)  meningkatkan absorpsi Al
Bila dengan antibiotik  keasamannya menurunkan
efektivitas antibiotik.
• Susu  bila dikonsumsi bersama bisakodil (laksatif) 
meningkatkan efek laksatif.
• Serat oatmeal & sereal berserat tinggi  menurunkan
absorpsi digoxin.
• Sayuran hijau kaya vit. K  menurunkan efektivitas
antikoagulan oral.
Antibiotik

 Sefalosporin, penisilin  minum saat lambung


kosong untuk mempercepat absorpsi
 Eritromisin  jangan minum bersama jus buah
atau anggur  menurunkan efektivitas obat
 Tetrasiklin  produk susu menurunkan
efektivitas obat.
 Linkomisin  makanan menurunkan kadar
plasma  hindari
Isoniazid
 Pasien yang minum INH bersama makanan seperti keju
dan berbagai jenis ikan (tuna, makarel, salmon) yang
tidak segar  resiko toksisitas histamin (sakit kepala
hebat, gatal & kemerahan pada kulit, nyeri abdomen,
takikardi, mata kabur, sesak nafas, diare, muntah , dsb)
 Mekanisme : makanan di atas kaya akan histidin, pada
penyimpanan diubah menjadi histamin oleh bakteri.
 Pada kondisi normal histamin diuraikan di tubuh oleh
histaminase, tapi pada peminum INH (suatu inhibitor
enzim)  aktivitas enzim dihambat  kadar histamin
tinggi
Antidepresan
 Litium  Diet rendah garam meningkatkan resiko
toksisitas Litium. Konsumsi garam berlebih mengurangi
efektivitas obat.
 MAO Inhibitor  Makanan kaya tiramin (keju tua, daging
olahan, anggur, bir, dll)  resiko krisis hipertensi.
 Trisiklik  Beberapa makanan terutama daging, ikan dan
makanan kaya vit. C  menurunkan absorpsi obat.
Obat kardiovaskuler

 ACE inhibitor  diminum saat lambung kosong untuk meningkatkan


absorpsi obat

 Alfa-bloker  minum bersama cairan atau makanan untuk


menghindari turunnya TD yang berlebihan.

 Antiaritmia  Hindari kafein yang akan meningkatan resiko detak


jantung tak normal

 Beta-bloker  Minum saat perut kosong. Makanan terutama daging


 meningkatkan efek obat & dapat menyebabkan rendahnya TD.
Obat kardiovaskular

 Digitalis  Hindari diminum bersama susu dan makanan berserat


tinggi karena akan mengurangi absorpsi obat & meningkatkan
terbuangnya K.

 Diuretik  peningkatan resiko defisiensi vit.K

 Diuretik hemat K  jangan minum bersama suplemen K  dpt


menyebabkan kelebihan K.

 Furosemid  makanan menurunkan bioavaolabilitas & efek diuretik

 Diuretik tiazid  peningkatan reaksi terhadap MSG


Obat –obat asma

 Pseudoefedrin  hindari kafein karena akan


meningkatkan cemas dan nervous.

 Teofilin  Diet kaya aprotein akan mengurangi absorpsi


obat. Kafein meningkatkan resiko toksisitas obat
Obat antikolesterol

 Kolestiramin  meningkatkan ekskresi asam folat, dan


vitamin A, D, E, K.

 Gemfibrozil  hindari makanan berlemak karena akan


menurunkan efektivitas obat.
Antikoagulan

 Efek antikoagulan dapat dikurangi oleh makanan yang


kaya vitamin K (brokoli, kobis, kacang hijau, selada, hati
sapi, bayam, dsb)

 Mekanisme : antikoagulan oral berkompetisi dengan


suplai normal vit.K untuk mengurangi sintesis faktor
pembekuan darah oleh hati. Jika asupan vit K tinggi 
sintesis faktor pembekuan normal  penurunan efek
antikoagulan.

 Tingkatkan dosis antikoagulan atau kurangi asupan vit K.


Obat tukak lambung

 Antasida  mengganggu absorpsi berbagai mineral 


minum 1 jam sesudah makan.

 Simetidin, famotidin, sukralfat  Hindari makanan kaya


protein, kafein dan makanan lain yang dapat
meningkatkan keasaman lambung.
Hormon

 Kontrasepsi oral  Makanan asin meningkatkan retensi


cairan tubuh. Obat ini mengurangi absorpsi asam folat,
vit. B6 dan zat gizi lain. Konsumsi makanan dengan
kadar zat-zat ini yang cukup tinggi untuk menghindari
defisiensi.

 Steroid  Makanan asin meningkatkan retensi cairan.


Perbanyak konsumsi makanan kaya Ca, vit. K, K dan
protein untuk menghindari defisiensi.

 Obat-obat thiroid  Makanan kaya iodium akan


menurunkan efektivitas obat.
Analgesik

 Asetosal dan NSAID kuat lain  jika diminum bersama


makanan untuk mengurangi resiko iritasi saluran cerna.

 Tapi jika diminum bersama dapat mengurangi absorpsi


 jika diinginkan efek cepat ?

 Jangan dikonsumsi bersama alkohol  dapat


meningkatkan resiko perdarahan. Pemakaian sering
obat-obat ini  menurunkan absorpsi asam folat dan vit.
C.
 Kodein  perbanyak asupan serat dan air untuk
menghindari konstipasi.
Mercaptopurin

 Makanan menunda dan mengurangi absorpsi


merkaptopurin  minum saat perut kosong untuk
memaksimalkan absorpsinya
INTERAKSI OBAT - JAMU

 Persepsi banyak orang bahwa jamu / obat tradisional 


aman, tanpa efek samping salah !

 Jamu bisa berinteraksi dengan obat yang diminum


bersama  selalu informasikan jamu yang diminum pada
dokter

 Perhatian terutama untuk pasien dengan resiko tinggi


seperti pasien geriatri, diabetes, hipertensi, depresi,
kolesterol tinggi, gagal jantung, dsb.
Gingseng
 Dapat meningkatkan tekanan darah  berbahaya bila
digunakan oleh penderita hipertensi.

 Hati-hati bila digunakan bersama obat anti koagulan 


resiko perdarahan.

 Gingseng merupakan stimulansia  bila digunakan


bersama kafein dapat Meningkatkan efek insomnia.

 Mengganggu siklus menstruasi. Tidak direkomendasikan


untuk wanita hamil & menyusui.
Garlic
 Bila dikonsumsi penderita DM  penurunan kadar gula
yang berbahaya.

 Pada konsumen yang sensitif dapat terjadi tukak lambung.

 Mempunyai efek anti-koagulan  hati-hati bila diberikan


bersama anti koagulan oral.
Ginkgo biloba
 Aktivitas farmakologi Ginkgo biloba didasarkan pada kemampuannya
sebagai antioksidan dan inhibitor agregasi platelet  digunakan
untuk meningkatkan fungsi kognitif dan aliran darah.

 Dilaporkan ada efek samping perdarahan spontan karena pemakaian


ginkgo biloba  hati-hati interaksi dengan antikoagulan.

 Kasus : pasien pria 70 th mengalami perdarahan pada mata 1 mgg


setelah mengkonsumsi ekstrak ginkgo biloba 40 mg 2x sehari.
Riwayat penyakit : bedah bypass arteri koroner3 th sebelumnya.
Obat yang dikonsumsi adalah asetosal 325 mg/hari sejak operasi
bypass. Setelah kejadian perdarahan ia menghentikan konsumsi
ginko biloba tapi tetap minum asetosal. Setelah 3 bulan tidak terjadi
lagi perdarahan
Ginkgo biloba
 Kasus lain : wanita 33 th didiagnosa bilateral subdural
hematomas setelah hampir 2 th mengkonsumsi Ginkgo
biloba 60 mg 2x sehari. Selain itu dia juga kadang-kadang
mengkonsumsi acetaminofen dan preparat ergotamine-
caffeine preparation. Selama mengkonsumsi Ginkgo
biloba, waktu pembekuan darahnya 15 dan 9.5 menit.
Dalam waktu 35 hr setelah ia menghentikan minum
produk ginkgo, waktu pembekuan darahnya kembali
normal )3-9 menit)
Ginkgo biloba
 Pasien yang mengkonsumsi garlic, vitamin E, warfarin,
asetosal atau obat-obat lain dengan efek antiplatelet atau
antikoagulan  hati-hati terhadap potensi interaksi dengan
produk ginkgo.

 Pasien yang mengkonsumsi ginkgo harus menginformasikan


pada dokter bila terjadi perdarahan yang tidak biasa, sakit
kepala yang tiba-tiba atau gangguan penglihatan.

Anda mungkin juga menyukai