Anda di halaman 1dari 62

PEMBIMBING :

dr. Surjit Singh, Sp.F DFM


Pendahuluaan
Antropologi berasal dari kata “anthropos”
(manusia) dan “logos” (ilmu). Secara keseluruhan
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
manusia, baik dari sisi budaya maupun fisiknya.
Di Amerika Serikat, pendidikan antropologi
mencakup pendekatan empat bidang yang dikenal
sebagai four-filed approach, meliputi bidang :
 Antropologi Budaya
 Etnologi
 Arkeologi
 Bioantropologi/Antropologi fisik
Cont,

 Antropologi forensik adalah aplikasi dan cabang


spesifik antropologi biologi.
 Antropologi forensik berbasis pada osteologi dan
anatomi manusia merupakan terapan yang menuju
identifikasi individu dari data populasi yang
dipelajari dalam antropologi biologi.
 Antropologi forensik dapat didefenisikan sebagai
identifikasi sisa hayat manusia yang jaringan
lunaknya telah hilang sebagian atau seluruhnya
sehingga tinggal kerangka, dalam konteks hukum
Sejarah
• Pengukuhan organisasi ilmiah professional di Amerika serikat baru
dilakukan pada tahun 1977, yang dinamai American Asociation of
Forensic Anthropology, sebagai cabang dari American Association of
forensic sciences. Walaupun organisasi profesi antropologi forensic
baru disahkan tahun 1977, penggunaan ilmu antropologi forensic
sendiri sudah dijalankan seabad sebelumnya di sejumlah Negara di
eropa dengan mengaplikasikan ilmu anatomi untuk identifikasi
korban pembunuhan .
• Di Indonesia, sejumlah antropolog biologi (antropologi forensik)
masih terbatas. Pemanfaatan keahlian merekapun dipandang belum
begitu meluas. Pentingnya antropologi forensic di Indonesia
sebenarnya sudah diutarakan oleh Jacob (2000) dengan mengataka
“bidang ini sangat menarik, mengundang banyak kemungkinan dan
perlu dikembangkan di Indonesia serta pasti akan banyak diperlukan
di masa akan datang.
Definisi
Antropologi forensik dapat didefenisikan
sebagai identifikasi sisa hayat manusia yang jaringan
lunaknya telah hilang sebagian atau seluruhnya
sehingga tinggal kerangka, dalam konteks hukum.
Antropologi forensik adalah komponen dari
antropologi fisik, studi populasi manusia dari
perspektif biologis dan evolusi. Antropologi fisik itu
sendiri merupakan subdiscipline antropologi, studi
manusia, baik karakteristik fisik dan karakteristik
nonbiological yang secara kolektif disebut budaya.
Manfaat Antropologi Forensik
Antropologi forensik bermanfaat untuk
membantu penyidik dan penegak hukum
untuk mengidentifikasi temuan rangka tak
dikenal.
Identifikasi pada antropologi forensik
meliputi sejumlah pertanyaan seperti :
• Apakah temuan berupa rangka manusia atau hewan
• Berapa jumlah individu
• Apa ras nya
• Apa jenis kelaminnya
• Berapa umur dan tinggi badannya
• Apakah ada bekas perimortem
Ruang Lingkup Pemeriksaan
Antropologi Forensik
Identifikasi tulang
Identifikasi gigi
Identifikasi ras, seks, umur, dan tinggi
badan
Tafonomi forensik
Identifikasi Tulang
Tulang manusia berbeda dengan tulang
hewan dalam hal struktur, ketebalan,
ukuran dan umur penulangan (osifikasi).
ANATOMI TULANG
Perbedaan antara tulang manusia
dan tulang hewan
• Pada tulang hewan, fusi ini terjadi saat
ukuran tulang belum begitu panjang. Pada
manusia, fusi terjadi pada usia remaja
dimana panjang tulang sudah maksimal.
Kepadatan tulang manusia juga berbeda
relatif terhadap tulang hewan. Tulang
manusia lebih banyak trabekulanya di
banding tulang hewan pada tulang panjang
mereka.

Gambar : Humerus: manusia(laki-laki dewasa), Kuda, Kerbau
Gambar : Right Femur of Animals smaller
than Human On Right is an adult
Gambar : Tibia kanan :manusia (Laki-laki
dewasa)
, kuda , sapi
Identifikasi Gigi
• Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
membandingkan gigi individu satu dengan
yang lainnya meliputi : bentuk arcus
dentalis maxilla dan mandibula,inklinasi
setiap gigi,inklinasi kantong alveolus,
struktur jaringan periodontal,adanya fraktur
dan anomaly pada gigi,jumlah gigi,adanya
ekstraksi pada gigi,tambalan pada gigi,
adanya karies pada gigi,
diskolorisasi pada gigi,derajat
atrisi, abrasi dan erosi gigi, bentuk
dan besarnya kamar pulpa,variasi
metric dan non metric pada
gigi,adanya calculusdan adanya
protease pada gigi.
Anatomi gigi
Jumlah gigi orang dewasa umumnya
adalah 32,dengan rumus 2123 yang
berarti terdiri atas 2 insisivus , 1
caninus , 2 premolar dan 3 molar pada
setiap kwadran rongga mulutnya.
Cara penulisan gigi
Penomoran secara urut dari rahang
atas kanan ke rahang atas kiri , lalu ke
rahang bawah kiri dan berakhir di
rahang bawah kanan. Atau bila subjek
menghadap ke pemeriksa , penulisan
gigi metoda ini mulai dari rahang atas
kanan dan berlanjut sesuai arah jarum
jam.
Identifikasi gigi
Karakteristik tiap gigi permanen
untuk identifikasi , meliputi gigi
insisivus , caninus , premolar , dan
molar.
Incicivus permanen maxilla dibanding
incicivus permanen mandibula :
• I maxilla lebih besar dan lebar
• I maxilla cingulumnya lebih besar
• I maxilla fossa lingualisnya lebih dalam
• I maxilla akarnya lebih besar
• I maxilla rigi marginalnya lebih menonjol
• I maxilla pada potongan melintang,akarnya
membulat atau segitiga penampangnya dan
rasio labiolingual dan mesiodistalnya sama
• I maxilla dari pandangan incisal permukaan
labialnya lebih membulat
• I maxilla tajuk mesiodistalnya lebih lebar
daripada abiolingual
– Incicivus permanen pertama/sentral
maxllair disbanding incicivus ermanen
kedua/lateral maxillair :
• I sentral maxilla lebih besar
• I sentral maxilla sudut mesioincisalnya
membentuk 90 derajat daripada
distoincisalnya yang tumpul (lebih dari 90
derajat)
• I sentral maxilla fossan palatinalnya lebih
dangkal
• I sentral maxilla kurang konveks fasies
labialisnya
• I sentral maxilla pandangan incisalnya ovoid
sedangkan I lateral maxillair segitiga
• I sentral maxilla mamelonnya di dekat
incisalnya lebih nyata
• I sentral maxilla lebih panjang ukuran
mesiodistalnya
• I sentral maxilla cingulumnya kurang konveks
outlinenya , dan cement-enamel junctionnya
lebih melengkung
Incicivus pertama maxillaikanan atau kiri?
• Pada incicivus pertama maxilla , sudut
mesioicisal hamper 90 derajat , sudut
distincisal tumpul/membulat/lebih dari 90
derajat.

Incicivus permanen pertama/sentral
mandibular dibanding incicivus
permanen kedua/lateral mandibula :
• Lebih sulit membedakan I sentral dngan I
lateral mandibulladibandingkan
membedakan I sentral axillair dengan I
lateral maxillair, karena I mandibulair
ukurannya dan bentuknya Nampak simetris
bilateral.
• I sentral mandibulla cemento-enamel
junctionnya kurang begitu meruncing , .
• I sentral mandibulla pada pandangan labial
tajuknya lebih sempit secara mesiodistal dan
lebih tinggi tajuknya secara cervicoincisal ,
sehingga lebih nampang langsing
Incicivus mandibulla kanan atau kiri?
• Akar incicivus terdapat grove/alur pada
bagian distal
Caninus maxillair dibanding caninus
mandibullair :
• Caninus maxillair lebih besar
• Caninus maxillair tajuknya lebih lebar (mesodistal)
• Caninus maxillair ujung cuspes lebih runcing ,
caninus mandibullair tumpul
• Caninus maxillairpunya cingulum , caninus
mandibullair tidak punya cingulum
• Caninus maxillair pandangan incisalnya berbentuk
ovoid, caninus mandibullair pandangan incisalnya
cendrung segitiga
• Caninus maxillair labialnya menyudut , caninus
mandibullair palpasi labialnya pipih
– Caninus kanan atau kiri?
• Akar caninus mempunyai groove/alur pada
bagian distal
• Pada palpasi permukaan incisal , bagian
mesial tajuk lebih pendek daripada bagia
distal
– Premolar maxillair dibanding premolar
mandibullair
– Premolar atas kanan atau kiri?
• Ujung akar gigi cendrung membelok ke distal baik
pada premolar maxillair premolar mandibullair.
– Premolar pertama maxillair dibandingkan
premolar kedua maxillair
• Premolar pertama maxillair punya 2 akar , letaknya
di bukal dan lingual
• Premolar pertama maxillair cuspes bukal lebih
besar daripada lingual
• Premolar pertama mandibullar dibanding remolar
kedua mandibullair
• Premolar pertamamandibullair lereng mesial
cuspes lebih panjang daripada distal, permukaan
mesialnya konkaf
• Premolar pertama mandibullair lereng
mesial dan distalnya sama panjang,
permukaan mesialnya konveks
• Premolar pertama mandibullair cuspes
lingualnya kecil dan lebih rendah dari cuspes
bukal , dan cuspes bukal runcing
• Premolar pertama mandibullair cuspes bukal
dan lingual hampir sama besar/tingginya ,
cuspes bukal tumpul.
– Premolar bawah kanan atau kiri?
• Premolar pertama mandibullair
akarnya kadang-kadang beralur pada
permukaan mesialnya.
– Molar maxillair dibanding molar
mandibullair
• Molar maxillair bercuspes 4 atau 3 , molar
mandibullair bercuspes 5 atau 4
• Molar maxillair cendrung persegi-empat
tajuknya,molar mandibullair persegi-panjang
( lebih anjang mesiodistalnya daripada
bukolingualnya)
• Molar maxillair berakar 3:1 lingual dan 2
bukal ( mesiobukal dan distbukal)
• Molar maxillair berakar 2 : mesial dan 1
distal
– Molar kanan atau kiri?
• Molar maxillair cuspes distolingual yang
paling kecil dibandingkan cuspes lainnya
• Molar maxillair tajuk lingual lebih konveks
daripada bukal
• Molar mandibullair akar-akarnya cendrung
berinklinasi ke belakang
• Molar mandibullair tajuk bukal ebih konveks
ada lingual
– Molar pertama maxillair dibanding molar
kedua maxillair
• Molar pertama maxilllair akar lingualnya terbesar
dan sangan divergen,molar kedua maxillair akar
lingualnya juga terbesar tetapi tidak sangat
divergen
• Molar pertama maxillair sering punya cuspes
carabelli molar kedua maxillair hanya kadang-
kadang punya cuspes carabelli di cuspes
mesiopalatinalnya.
• Molar petama mandibullair dibanding molar kedua
mandibullair
• Molar pertama mandibullair hampir selalu
lebih besar daripada molar kedua
mandibullair
• Molar pertama mandibullair biasanya
mempunyai 5 cuspes,molar kedua
mandibullair biasanya mempunyai 4 cuspes.
• Molar pertama mandibullar mempunyai 2
akar yang terpisah, di mesial dan distal;
permukaan mesial akar melengkung ke
belakang
• Molar kedua mandibulair kedua akarnya
sering berfus. Permukaan mesial dan distal
akar melengkung ke belakang.
Molar ketiga
• Molar kertiga sangat bervariasi baik
keadaan tajuk maupun akarnya. Akar
molar ketiga maxillair berjumlah 3,
dan akar molar ketiga mandibullair
berjumlah 2 , akar-akar tersebut
seringkali berdifusi.tidak punya cuspes
carabelli. Ukuran tajuk molar ketiga
biasanya lebih kecl dari molar pertama
dan kedua.
Lengkung Gigi

a.Mongoloid b.Negroid c.Causasoid


Identifikasi Ras, Seks, Umur,
dan Tinggi Badan
a.Identifikasi Ras
Morfologi kranial pada ras mongoloid
• Cranium cenderung memiliki tulang zygomaticus
yang menonjol
• Lebar aperatura nasalis sedang dan tepi bawah
nasal agak runcing
• Tulang orbita cendung sirkulair
• Tulang palatum lebarnya sedang
• Sutura zygomaticomaxillaris cenderung lurus
Morfologi kranial pada ras negroid
• Tulang zygomaticus tidak begitu
menjorok ke depan relative terhadap
tulangfasial
• Aperatura nasalis sangat lebar dan
tepi bawah tulang nasalis tumpul
• Tulang orbita cenderung persegi-
empat dan jarak inter orbital lebar
• Tulang palatum cenderung sangat
lebar dan agak persegi-empat
• Alveolus anterior pada maksila dan
mandibula cenderung sangat
prignathis
• Sering didapati depresi coronal
posterior pada sutura koronaria
• Sutura zygomiticomxillaris cenderung
membentuk huruf S
Morfologi cranial pada ras kaukasoid
• Tulang zygomaticus cenderung
mundur terhadap tulung fasial
• Aperture nasalis sangat sempit dan
sempit dan tajam tepi bawahya
• Dasar tulang orbita cenderung miring
ke bawah
• Palatum relative sempit dan cendrung
berbentuk segitiga
• Sutura zygomaticomaxillaris cendrung
membelok.1
Identifikasi Seks
Identifikasi jenis kelamin pada tulang panggul(diadaptasi dari buikstra dan
mielke,1985)

Karakter tulang Laki-laki Perempuan


Lengkung subpubic Bentuk V Lebih lebar,mendekati bentuk
U
Ramus ischiopubicum Sedikit elevasi Elevasi sangat nyata

Symphisis Tinggi,segitiga,biconve Rendah,segiempat,anterior


x anterosuperior konveks,posterior datar

Foramen obturator Besar Kecil,cendrung segitiga


Acetabulum Besar,lebih mengarah Kecil,lebih mengarah ke
ke depan lateral
Nohkta sciatica major Sudut agak menutup Sudut lebar dan dangkal ,~
dan dalam ,
Ilium Tinggi mengarah tegak Rendah, bagian atas lebih
keatas mengarah ke lateral
Sendi sacrum – ilium Besar Kecil

Sacrum Relative tinggi dan Pendek dan lebar, lebih


sempit obliq, bagian atas kurang
melengkung, sudut sacro-
vertebral lebih menonjol

Inlet superior Bentuk jantung Lebih eliptik atau bundar,


lebih besar

Sulcus pra-auricularis Tidak nyata Nyata

Lengkungan ventral Tidak Nyata Nyata


Identifikasi jenis kelamin pada tulang cranium (diadaptasi dari buikstra dan
mielke,1985)
Karakter tulang Laki-laki Perempuan
Cranium dan wajah Secara umum lebih besar Secara umum lebih kecil
Kapasitas cranium Cenderung >1450 cc Cenderung <1300cc
Rigi supraorbitalis Lebih menonjol Lebih halus, datar
Dahi/frontal Mengarah ke belakang Halus, lebih tegk dan membulat
Batas tepi atas atap orbita Tumpul Tajam
Kritsta temporalis,garis Lebih berkembang dan menonjol Kurang berkembang,halus dan lebh
nuchal,dan orotuberantia datar
occipitalis eksterna
Krisa mastoideus,procecus Lebih besar,lebih lebar,dan kasar Halus , lebih tegak dan mebulat
suramastoideus,processus
zygomaticus
Tulang zygomaticus Lebih besar,lebar,dan kasar Kecl,ramping,dan halus
Mandibua:bodi,ramus,sympis Lebih besar,lebar,tinggi,kuat,dan Kecil dan halus
is da cindylus kasar
Sudut gonion Tajam,kuat,kasar,cenderng eversi Cenderung

Dagu/gnathion Cenderung segi empat,berproyeksi Lebih runcing


ke depan
Gambar : antropolog forensik memeriksa berbeda skeletal
fitur untuk menentukan jenis kelamin seseorang.
Perbedaan tulang Tengkorak Perempuan Dengan Laki-Laki
Perkiraan Umur
umur saat korban meninggal dunia
saat dapat diperkirakan dari
pemeriksaan pertumbuhan
gigi,penyatuan atau fusi dari ujung-
ujung tulang serta penutupan tulang-
tulang yang membentuk tulang
tengkorak
Penyatuan ujung tulang ( eiphysal union ) ,
yang dapat dievaluasi dengan pemeriksaan
secara radiologi ( sinar x ) , dapat dipakai
untuk memperkirakan umur. Penyatuan
ujug tulang paha, siku dan mata kaki dapat
dilihat pada umur 20 tahun ; sedangkan
penyatuan dari lutut ,pergelangan tangan
dan bahu akan lengkap pada umur 23-24
tahun.
Perkiraan Tinggi Badan
Perkiraan tinggi badan akan mudah
dikerjakan bila tulang yang diperiksa
adalah tulang-tulang panjang , yaitu
dengan mengukur panjang tulang
yang kering (dry bone) dan kemudian
dihitung dengan formula Stevenson
atau formula trotter dan gleser , yang
merupakan formula-formula untuk
manusia yang termasuk ras
mongoloid.
Formula Stevenson Formula trotter dan glesen
T.B. = 61,7207 + 2,4378 x F ± 2,1756 T.B. = 70,73 + 1,22 (F+T) ±3,24
T.B. = 81,5115 + 2,8131 x H ± 2,8903
T.B. = 59,2256 + 3,0263 x T± 1,8916
T.B. = 80,0276 + 3,7384 x R ± 2,6791

Keterangan:
T.B. = tinggi badan dalam sentimeter
F = femur (tulang paha)
H = humerus (tulang lengan atas)
T = tiba (tulang kering)
R = radius (tulang hasta)
Tulang Fetus
Tulang fetus dan bayi nampak sangat
berbeda dengan tulang orang dewasa.
Perbedaan ini dikarenakan belum
bersatunya sutura-sutura ada
krania,diaphysis dengan epiphysis ,
dan bahkan belum munculnya
beberapa tulang.
Perbedaan Tulang Fetus Dan Tulang Dewasa

Tulang fetus kebanyakan masih terdiri


dari tulang- tulang lepas karena belum
mengalami penyatuan tulang. Pada
kranium , tulang-tulang lepas ini akan
menyatu di sepanjang suturanya
sesuai dengan bertambahnya usia.
Pada tulang-tulang panjang,penyatuan
tulang terjadi pada batas metapyhsis
dan diaphysis.
Tafonomi Forensik

Tafonomi adalah ilmu tentang


perubahan pada zat-zat biologis
karena faktor-faktor lingkungan
setelah zat biologis tersebut
mati(indriati er,al,.2004). tafonomi
forensik adalah cabang antropologi
forensik yang memeriksa bagaimana
proses tafonomi merubah bukti
temuan yang menjadi subjek
pemeriksaan medicolegal.
Selain definisi tafonomi yang dikemukakan oleh
Nawrocki ( 1997 ) ; Haglund dan Sorg ( 1997 )
mendefinisikan tafonomi forensik sebagai studi
proses pasca merta meliputi :
– Preservasi/pengawetan , observasi/pengamatan
, dan pencarian organisme yang telah
meninggal.
– Rekonstruksi biologi atau ekologi ; dan
– Rekonstruksi keadan sekitar kematian mereka.
Tafonomi berguna untuk mengetahui
sudah berapa lama korban meninggal
yang dalam istilah akademis disebut
postmortem interval atau interval
pascamerta
PENUTUP

Antropologi forensik seringkali diminta membantu


identifikasi temuan rangka manusia dalam membongkar kasus
kejahatan. Antropologi forensik adalah komponen dari
antropologi fisik, studi populasi manusia dari perspektif
biologis dan evolusi. Antropologi forensik bermanfaat untuk
membantu penyidik dan penegak hukum untuk
mengidentifikasi temuan rangka tak dikenal.Ruang lingkup
pemeriksaan antropologi forensik terdiri dari Identifikasi
tulang, Identifikasi gigi,Identifikasi ras, seks, umur, dan tinggi
badan, Identifikasi fetus dan Tafonomi forensik. Penanganan
kasus forensik seringkali terjadi berdasarkan permintaan polisi
penyidik dan ahli hukum kepada kedokteran forensik dan
diteruskan kepada antropolog forensik untuk identifikasi
rangka.
DAFTAR PUSTAKA

• Indriyati, Etty Ph,D. Antropologi Forensik. Gadjah Mada


University Press. 2004.Antropologi forensik Scrib Fakultas
kedokteran Unri.2009
• Adams, Bradely j Ph,D. Forensic antropology.chelsea house
New york .2006
• Mun’im Idries,Abdul dkk. Penerapan Ilmu Kedokteran
Forensik Dalam Proses Penyidikan. CV Sagung Seto.2011
• Jankauskas,R. Forensic Athropology. Departement of
anatomy, Histology and Anthropology faculty of medicine
vilnius univercity Lhituania.
• Nandy, Apurba MD. Principles of Forensic Medicine. New
Central Book Agency. 2001

Anda mungkin juga menyukai