PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seperti diketahui bersama dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1
Definisi
Antropologi forensik merupakan bidang ilmu untuk physical anthropologists yang
mengaplikasikan ilmunya dalam bidang biologi, sains dan budaya dalam proses hukum.
Antropologi forensik merupakan studi identifikasi individu sisa hayat manusia yang telah
kehilangan jaringan lunak, baik sebagian atau seluruhnya dan hanya meninggalkan
rangka, dalam konteks hukum. 1,2,3
Menurut American Board of Forensic Anthropology, antropologi forensik adalah
aplikasi ilmu pengetahuan dari antropologi fisik untuk proses hukum. Identifikasi dari
kerangka atau sediaan lain dari sisa-sisa jasad (dugaan manusia) yang tidak teridentifikasi
penting untuk alasan hukum maupun alasan kemanusiaan. Forensik antropologi
mengaplikasikan teknik sains sederhana yang berdasarkan antropologi fisik untuk
mengidentifikasi sisa-sisa jasad manusia dan mengungkap tindak kejahatan. 1,2,3
2.2
Honolulu Hawaii dan Armed Forces Institute of Pathology, Washington D.C. Sedangkan
di Universitas Florida, antropologi forensik mempunyai C.A. Pound Human
Identification Laboratory yang membantu penanganan kasus antropologi forensik di
sebelas distrik Medical Examiner (Kedokteran Forensik) di Florida. Antropologi forensik
yang bekerja sama dengan angkatan bersenjata cenderung lebih mengidentifikasi tentara
Amerika Serikat korban Perang Dunia II dan identifikasi pilot beserta awak pesawat
tempur untuk pesawat tempur yang jatuh. Selain itu, antropologi forensik yang berada di
lingkungan universitas seperti yang ada di Chicago, Florida dan Tennessee lebih banyak
menangani kasus kematian karena trauma dan pembunuhan. 3
Selain bekerja pada laboratorium yang berkaitan dengan museum antropologi,
universitas atau angkatan bersenjata, antropologi forensik sering pula memenuhi
permintaan Persatuan Bangsa-Bangsa (United Nations) dan Persatuan Dokter untuk Hak
Asasi Manusia (Physicians for Human Right) untuk mengidentifikasi individu korban
perang saudara, pembunuhan politis atau kerusuhan antar etnis di seluruh dunia, seperti
misalnya yang terjadi di Ethiopia, El Salvador, Argentina dan Yugoslavia. 3
Di Indonesia, jumlah ahli antropolog biologi masih terbatas dan hal ini terdapat
pada antropologi forensik. Pemanfaatan keahlian mereka pun dipandang belum begitu
meluas. Padahal kasus-kasus pembunuhan dan penggalian rangka yang cukup banyak
terjadi di Aceh, misalnya, menunjukkan pentingnya pemanfaatan antropologi forensik di
Indonesia. Pentingnya antropologi forensik di Indonesia sebenarnya telah diutarakan oleh
Jacob (2000) dengan mengatakan Bidang ini sangat menarik, mengundang banyak
kemungkinan dan perlu dikembangkan di Indonesia serta pasti akan banyak diperlukan di
masa yang akan datang. 3
2.3
untuk mengidentifikasi temuan rangka tak dikenal. Temuan rangka biasanya terdapat
pada daerah terpencil, di atas permukaan tanah, dikubur pada lubang yang dangkal karena
pelaku kejahatan terburu buru menguburkannya, di sungai, di rawa atau di hutan.
Korban yang tidak dikubur secara layak ini biasanya menjadi salah satu indikasi adanya
3
tindak pidana terhadap korban kejahatan. Pada kasus forensik seperti ini, antropologi
forensik berguna dalam menentukan identifikasi temuaan. 3
Upaya identifikasi pada kerangka (antropologi forensik) bertujuan untuk
membuktikan bahwa kerangka tersebut adalah kerangka manusia, ras, jenis kelamin,
perkiraan umur, tinggi badan, ciri-ciri khusus, deformitas dan bila memungkinkan dapat
dilakukan rekonstruksi wajah. Pemeriksaan dapat juga memperkirakan waktu kematian,
penyebab kematian dan riwayat penyakit dahulu atau luka yang saat hidup menimbulkan
jejas pada struktur tulang. 4
2.4
kerangka manusia. Tulang manusia berbeda dengan tulang hewan dalam hal struktur,
ketebalan, ukuran dan umur penulangan (osifikasi). Setiap manusia memiliki 190 tulang.
Tulang ini dibedakan menjadi tulang panjang, pendek, pipih dan tidak teratur. Tulang
panjang didapati pada tangan dan kaki seperti humerus, radius, ulna, femur, tibia dan
fibula. Tulang pendek meliputi klavikula, metacarpal dan metatarsal (jari tangan dan
kaki). Tulang pipih terdapat pada tulang-tulang atap tengkorak seperti frontal, parietal
dan occipital. Tulang tidak teratur adalah tulang vertebra dan basis cranii. Kesalahan
penafsiran dapat timbul bila hanya terdapat sepotong tulang saja. Dalam hal ini perlu
dilakukan pemeriksaan serologik dan pemeriksaan histologik. 4,5
dahulu apakah itu tulang manusia atau hewan, apakah tulang itu berasal dari satu atau
beberapa orang, setelah jelas bahwa tulang belulang tersebut adalah tulang manusia dan
berasal dari satu orang atau lebih, barulah ditentukan jenis kelamin. 4,5
Perbedaan tulang laki-laki dan perempuan baru terlihat sesudah pubertas.
Umumnya tulang perempuan lebih kecil, lebih ringan, lebih halus karena tonjolan tempat
perlengketan otot dan tendon kurang menonjol pada perempuan. Tulang-tulang iga
biasanya lebih tipis dan lebih melengkung pada perempuan. 4,5
Tulang
Sternum
Laki-laki
-
Lebih panjang
Panjang corpus
Perempuan
sterni -
Lebih pendek
Panjang corpus
kurang
manubrium sterni
Pinggir
atas
sejajar
panjang
dengan
pinggir
atas -
vertebra torakal II
dari
sterni
2
kali
manubrium
sterni
Pinggir
atas
sejajar
dengan
pinggir
bawah
Pelvis
- umum
lebih lebar
- os illium
- os sacrum
- symphysis pubis
Sudut antara
pada
posterior
Pinggir kurang bulat
Panjang dan sempit
Lebih masuk ke dalam
Sudut tulang kemaluan (sub pubic angle) kurang
dari 90o
-
Lebih ringan
Kurang
curam
pada
posterior
Lebih bulat
Pendek dan lebar
Menonjol keluar
Sudut tulang kemaluan
(sub pubic angle) lebih
dari 90o
Sudut hampir 90o
Sudut tumpul
Lebih berat
Cavitas cranium
10% -
Lebih ringan
Cavitas cranium
lebih
dari
femoris
Tulang-tulang
kepala
besar
Condylus
perempuan
Lebih menonjol
occipitalis
Orbita
Bentuk persegi
6
Kurang menonjol
Bentuk mebundar
10%
Dahi
Curam,
Tulang pipi
membundar
Berat, arkus lebih ke -
lateral
Lebih menonjol
Kurang menonjol
Kecil,
Besar
kecil
Kecil, cenderung seperti
Glabella, arcus
kurang -
Membundar
zygomaticus, arcus
super ciliaris dan
processus
10
11
mastoideus
Mandibula
Palatum
dan
lebar, -
parabola
U
Tabel 1. Perbedaan tulang laki-laki dan perempuan
dengan
ukuran
Penentuan Ras
Secara umum, manusia dibagi atas beberapa golongan ras, yaitu: 4,5
a. Ras Kaukasoid
b. Ras Mongoloid
c. Ras Negroid
No
Tulang
Kaukasoid
Mongoloid
Negroid
.
1
2
3
4
Cranium
Kening
Muka
Ekstremitas
Bulat
Menonjol (raised)
Relatif sempit / kecil
Persegi
Oval
Miring (inclined)
Kecil dan melekuk
Lebar, datar, tulang Maxilla / rahang atas
Normal
pipi menonjol
Lebih kecil
menonjol
Ekstremitas superior
relatif lebih panjang
dibanding
tubuh
Tabel 2. Perbedaan tulang-tulang pada berbagai ras
ukuran
2.7
10
No
.
1
Umur
Tinggi (panjang)
4 bulan
Berat
badan
60-120 g
11
Pusat
penulanga
Tanda lain
n
Segmen
terbawah
2
5 bulan
6 bulan
7 bulan
500-750 g
dari sacrum
Os
1000 g
calcaneus
Manubrium
1500 g
sterni
Os talus
Testis pada
anulus
inguinalis
8 bulan
9 bulan
2500 g
Sternum
interna
-
bawah
Distal
Aterm
femur,
(cukup
proksimal
bulan)
tibia dan os
cuboid
Tabel 3. Hubungan umur, tinggi, berat badan dan pusat penulangan
Panjang bayi baru lahir berkisar antara 47.5 sampai 52.5 cm (rata-rata 50
cm). Pada umur 6-12 bulan, panjang bayi adalah 60 cm, pada umur 1 tahun adalah
67.5 cm dan pada umur 4 tahun panjang bayi 2 kali panjang waktu lahir (lebih
kurang 100 cm).
Umur bayi dalam kandungan bisa ditentukan dengan formula de Haas,
-
yaitu:
Umur bayi 1-5 bulan sama dengan akar pangkat dua dari panjang badan (dalam
cm).
Umur bayi 5-10 bulan sama dengan panjang badan (dalam cm) dibagi dengan
5.
Sesudah bayi lahir, pada mulanya berat badannya akan turun, kemudian
berat badannya akan bertambah 120 gram setiap minggu atau 500 gram setiap
bulannya. Pada umur 6 bulan, berat badannya dua kali berat waktu lahir. Pada
umur 1 tahun, berat badannya tiga kali berat waktu lahir.
d. Gigi-geligi
12
Ada 2 jenis gigi, yaitu gigi susu dan gigi permanen. Gigi susu (milk teeth)
disebut gigi sementara atau dens decidui, jumlahnya 20 buah, terdiri atas 4 buah
insisivus, 2 caninus dan 4 molar di setiap rahang. Bayi akan mengalami
pertumbuhan gigi susu pada umur 6 bulan dan selesai pertumbuhannya pada umur
24 bulan. Jika ada gigi susu insisivus tumbuh, maka umurnya diperkirakan sekitar
6-8 bulan.
Gigi permanen (permanent teeth) disebut gigi tetap, jumlahnya 32 buah,
terdiri atas 4 buah insisivus, 2 caninus, 4 premolar dan 6 molar di setiap rahang.
Penentuan umur berdasarkan jumlah dan jenis gigi hanya dapat ditentukan
secara umum sampai umur 17-25 tahun. Di atas umur ini yang diperhatikan
adalah keausan gigi (atrisi), warna dan lain-lain.
Gustafson menemukan formula penentuan umur di atas 18-20 tahun
berdasarkan adanya perubahan gigi karena penuaan dan pembusukan gigi (ageing
and decaying changes). Perubahan ini meliputi atrisi, peridontosis, dentin
sekunder, resorpsi akar, aposisi sementum dan transparensi akar gigi. Formula
Gustafson ini hanya dapat dipakai untuk penentuan umur pada orang yang telah
meninggal karena gigi harus dicabut dari soket gigi, kecuali pada orang hidup
pengamatan atrisi dan peridontosis dapat dilakukan tanpa pencabutan gigi.
13
14
Ga
mbar 7. Perkembangan rahang bawah
f. Pusat penulangan (ossification centre) dari tulang-tulang
Pemeriksaan terdahap pusat penulangan sering digunakan untuk perkiraan
umur pada tahun-tahun pertama kehidupan. Biasanya berkaitan dengan kasus
abortus dan infanticide. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan
foto radiologis atau dengan melakukan pemeriksaan langsung terhadap pusat
penulangan pada tulang.
g. Penutupan garis epifisis pada tulang panjang
Penentuan umur dengan menggunakan penutupan garis epifisis pada
tulang panjang ini terutama dipakai pada anak-anak yang sedang tumbuh.
Pemastian penutupan ini hanya dapat ditentukan secara radiologis. Garis epifisis
pada tulang humerus bagian distal menutup pada umur 13-15 tahun pada
perempuan dan 14-15 tahun pada laki-laki. Pada tulang radius bagian proksimal
menutup pada umur 13-14 tahun pada perempuan dan 14-15 tahun pada laki-laki.
Pada tulang ulna bagian distal menutup pada umur 17 tahun pada perempuan dan
18 tahun pada laki-laki. Pada tulang clavicula bagian medial menutup pada umur
20 tahun pada perempuan dan 22 tahun pada laki-laki. Penulangan tulang rawan
pada garis epifisis pada wanita terjadi lebih dahulu dari laki-laki.
2.8
15
Untuk menentukan tinggi badan, tidak perlu melalui pengukuran badan secara
utuh. Pengukuran dari bagian tubuh masih dapat menentukan tinggi badan seseorang
secara kasar dengan: 4,5
a.
b.
Jarak kedua ujung jari tengah kiri dan kanan sama dengan tinggi badan.
Panjang lengan dikali 2, ditambah 34 cm (=2 kali panjang clavicula) ditambah
c.
d.
e.
f.
g.
16
BAB III
PENUTUP
17
3.1
Kesimpulan
Antropologi forensik adalah aplikasi ilmu pengetahuan dari antropologi fisik
untuk proses hukum. Identifikasi dari kerangka atau sediaan lain dari sisa-sisa jasad
(dugaan manusia) yang tidak teridentifikasi penting untuk alasan hukum maupun alasan
kemanusiaan. Forensik antropologi mengaplikasikan teknik sains sederhana yang
berdasarkan antropologi fisik untuk mengidentifikasi sisa-sisa jasad manusia dan
mengungkap tindak kejahatan.
Antropologi forensik bermanfaat untuk membantu penyidik dan penegak hukum
untuk mengidentifikasi temuan rangka tak dikenal. Upaya identifikasi pada kerangka
(antropologi forensik) bertujuan untuk membuktikan bahwa kerangka tersebut adalah
kerangka manusia, ras, jenis kelamin, perkiraan umur, tinggi badan, ciri-ciri khusus,
deformitas dan bila memungkinkan dapat dilakukan rekonstruksi wajah. Pemeriksaan
dapat juga memperkirakan waktu kematian, penyebab kematian dan riwayat penyakit
dahulu atau luka yang saat hidup menimbulkan jejas pada struktur tulang.
18