Anda di halaman 1dari 29

WRAP UP BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

SKENARIO 2
KUNJUNGAN RUMAH PASIEN

KELOMPOK B-08

Ketua : Shabrina Ardelia Ananta 1102014244


Sekertaris : Rita Pantiana 1102014229
Anggota : Lydia Annisa Putri Ayu 1102014150
Meyndri Syifa Vitria Rachmat 1102014155
Muchamad Tanwirul Qulubi Raharjo 1102013176
Nabila Azzahra 1102014179
Pamor Faizal Ghani 1102014208
Putri Pratiwi Merdekawati 1102013233
Rezkina Azizah Putri 1102014225

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2017/2018
SKENARIO 2

KUNJUNGAN RUMAH PASIEN

Seseorang dokter berkunjung ke rumah pasien laki-laki, umur 50 tahun yang


sebelumnya sudah berulang kali berkunjung ke klinik dengan keluhan batuk berulang. Pasien
mengeluh penyakitnya ini mengganggu pekerjaannnya sebagai guru honorer yang
menyebabkan ia tidak bisa mengajar. Keluhan seperti ini timbul terutama saat malam hari dan
musim hujan atau cuaca dingin, dokter mendiagnosis pasien dengan asma bronkial, karena
sering berulang dan timbul hampir setaip hari dokter ingin mengunjungi rumah pasien untuk
mengetahui lebih jauh tentang kondisi pasien dan keluarganya.

Pasien mempunyai kebiasaan merokok 1 bungkus per hari, menggunakan motor


sebagai sarana transportasi untuk menuju tempat kerja yang jaraknya sekitar 25 km dari
rumah.

Pasien tinggal di sebuah rumah di kawasan padat penduduk dengan ukuran 6 x 10 m


bersama keluarganya. Keluarga ini terdiri dari orang tua pasien, pasien, istri dan dua orang
anak, yang pertama berumur 17 tahun dan yang kedua berumur 13 tahun. Anak kedua
menderita asma sama seperti ibu pasien atau neneknya. Kondisi dalam rumah kurang
pencahayaan dan ventilasi.

Sebagai dokter keluarga bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini,


dan bagaimana kaitannya dengan penyakit yang diderita anggota keluarga tersebut ?

Sebagai dokter muslim, bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini


dan bagaimana hak dan kewajiban pasien baik sebagai individu maupun sebagai
anggota keluarga?

1
KATA SULIT

1. Keluarga : Adanya hubungan darah dan pernikahan. Terdiri dari ayah, ibu dan
anak. Dan merupakan unit terkecil dalam masyarakat.

2
PERTANYAAN

1. Apakah tindakan yang dilakukan dokter saat berkunjung ke tempat pasien?


2. Apa saja faktor yang mempengaruhi kesehatan keluarga?

3. Mengapa rokok dapat mempengaruhi pasien terkena penyakit yang diderita?

4. Adakah pengaruh kondisi rumah dengan penyakitnya?

5. Adakan hubungan penyakit yang diderita dengan transportasi yang digunakan saat
kerja?

6. Bagaimana bisa dalam satu keluarga mengidap penyakit yang sama?

7. Bagaimana pandangan dalam Islam tentang hak dan kewajiban dalam berkeluarga?

8. Bagaimana ciri-ciri rumah sehat?

9. Apa fungsi keluarga dalam rumah tangga?

10. Bagaimana dokter keluarga mendiagnosa dalam aspek diagnosis holistic?

11. Bagaimana peran keluarga dalam menjaga kondisi kesehatan anggota keluarga?

12. Bagaimana pandangan Islam tentang peran keluarga?

3
JAWABAN

1. Melihat kondisi rumahnya, memberikan penyuluhan, memberikan pengobatan


terhadap pasien.
2. A. Faktor Internal : Genetik masing-masing individu, agama, budaya.
B. Faktor Eksternal : Lingkungan, kondisi rumah, pencahayaan, gaya hidup,
pergaulan.
3. Karena rokok merupakan salah satu faktor resiko pada asma bronkial.

4. Ada, karena rumah dengan pencahayaan dan ventilasi kurang akan meningkatkan
resiko alergen berupa tungau yang bisa mati karena cahaya. Jika sering terpapar
dengan alergen maka penyakit pada pasien dapat berulang.

5. Ada, karena pasien tidak menggunakan masker saat berkendara maka ia terpapar
dengan polusi serta udara dingin yang dapat memicu kambuhnya Asma pada pasien.

6. Karena tinggal dalam satu rumah maka terdapat kontak langsung dan dapat berasal
dari genetik.

7. A. Kewajiban Orang Tua : Memberikan pendidikan dan kasih sayang kepada


anak,
menjaga kesehatan anak, saling menyayangi sesama
keluarga.
B. Hak Orang Tua : Mendapatkan perhatian dari anak, dipatuhi oleh anak,
mendapatkan balasan kasih sayang dari anak.
C. Kewajiban Anak : Belajar, berprestasi, mematuhi perintah orang tua,
merawat orang tua.
D. Hak Anak : Mendapatkan kasih sayang, nafkah dan pendidikan
dari
orang tua.
8. Rumah dengan ventilasi baik, pencahayaan cukup, jumlah penghuni sesuai dengan
luas rumah, terdapat sumber air bersih dan MCK baik.

9. A. Fungsi Pendidikan : Keluarga memberikan pendidikan pertama dan


pelajaran dirumah.
B. Fungsi Sosial : Keluarga mengajarkan untuk bersosialisasi terhadap

4
lingkungan.
C. Memberikan Perlindungan
10. A. Aspek Personal :
 Alasan kedatangan : Batuk berulang.
 Harapan : Dapat cepat kembali mengajar.
 Kekhawatiran pasien : Tidak dapat bekerja dan mencari uang.
B. Aspek Klinis :
 Diagnosis : Asma bronkial.
C. Aspek Internal :
 Gaya hidup : Merokok.
 Kebiasaan : Naik motor.
D. Aspek Eksternal :
 Psikososial : Ekonomi menurun dan terlambat untuk berobat.
 Lingkungan : Kawasan padat penduduk.
 Kekhawatiran pasien : Tidak dapat bekerja dan mencari uang.
E. Aspek Fungsional
11. Saling memperhatikan, mengajak berobat agar tidak terlambat.

12. Saling menjaga satu sama lain, serta memberikan kasih sayang.

5
HIPOTESIS

Keluarga memiliki peran dalam memberikan pendidikan pertama, mengajarkan untuk


bersosialisasi terhadap lingkungan, memberikan perlindungan serta mengajak anggota
keluarga untuk berobat agar tidak terlambat dalam pengobatan. Kesehatan keluarga
dipengaruhi oleh faktor internal seperti genetik masing-masing individu, agama dan budaya,
serta faktor eksternal seperti gaya hidup berupa merokok, kondisi rumah yang kurang
pencahayaan dan ventilasi, serta lingkungan. Sebagai seorang dokter keluarga harus dapat
menilai aspek personal, klinis, internal, eksternal dan fungsional untuk mendiagnosa penyakit
pasien serta memberikan penyuluhan dan memberikan pengobatan kepada pasien. Pandangan
Islam mengenai hak dan kewajiban berupa hak orang tua, kewajiban orang tua, hak anak dan
kewajiban anak. Peran keluarga dalam Islam yaitu saling menjaga satu sama lain, serta
memberikan kasih sayang.

6
SASARAN BELAJAR

LI 1. Memahami dan menjelaskan Konsep Keluarga


1.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi
1.2 Memahami dan Menjelaskan Fungsi
1.3 Memahami dan Menjelaskan Dinamika
1.4 Memahami dan Menjelaskan Siklus Kehidupan
LI 2. Memahami dan menjelaskan Lima Aspek Diagnosis Holistik
2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi
2.2 Memahami dan Menjelaskan Penjelasan
LI 3. Memahami dan menjelaskan Penerapan Diagnosis Holistik Sesuai
Jenis Aspek
LI 4. Memahami dan menjelaskan Pandangan Islam Tentang Konsep
Keluarga dan Hak dan Kewajiban dalam Merawat Anggota
Keluarga yang Sakit

7
LI 1. Memahami dan menjelaskan Konsep Keluarga
1.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi
Keluarga adalah dua individu atau lebih yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing, dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Terdapat beberapa definisi keluarga, seperti:
 Departemen Kesehatan RI (1988)
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
 Duvall dan Logan (1986)
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,
dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,
dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial
dari tiap anggota keluarga.
 Bailon dan Maglaya (1978)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
 Reisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari
bapak, ibu, adik, kakak, kakek, dan nenek.
 Logan’s (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa
komponen yang saling berinteraksi satu sama lain.
 Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan
atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-
masing mempunyai arti sebagaimana unit individu.
 Johnson’s (1992)

8
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai
hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan
yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, yang mempunyai
ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan
orang yang lainnya.
 Lancester dan Stanhope (1992)
Dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok keluarga yang sama
atau yang berbeda dan saling menikutsertakan dalam kehidupan yang
terus menerus, biasanya bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai
ikatan emosional dan adanya pembagian tugas antara satu dengan yang
lainnya.
 Jonasik and Green (1992)
Keluarga adalah sebuah sistem yang saling tergantung, yang mempunyai
dua sifat (keanggotaan dalam keluarga dan berinteraksi dengan anggota
yang lainnya).
 Bentler et. Al (1989)
Keluarga adalah sebuah kelompok sosial yang unik yang mempunyai
kebersamaan seperti pertalian darah/ikatan keluarga, emosional,
memberikan perhatian/asuhan, tujuan orientasi kepentingan, dan
memberikan asuhan untuk berkembang.
 National Center for Statistic (1990)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang berhubungan dengan kelahiran, perkawinan, atau adopsi dan tinggal
bersama dalam satu rumah.
 Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai
ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran,
dan tugas.
 BKKBN (1992)
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami
istri atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu
dengan anaknya.

9
Jadi keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai
peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga
(Friedman,1998). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya
(Suprajitno,2004).

Keluarga dibagi menjadi beberapa bentuk berdasarkan garis keturunan,


jenis perkawinan, pemukiman, jenis anggota keluarga dan kekuasaan.
 Berdasarkan Garis Keturunan
1. Patrilinear adalah keturunan sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
2. Matrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa ganerasi dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
 Berdasarkan Jenis Perkawinan
1. Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dengan seorang
istri.
2. Poligami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dengan lebih dari
satu istri.
 Berdasarkan Pemukiman
1. Patrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan
keluarga sedarah suami.
2. Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan
keluarga satu istri
3. Neolokal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami
maupun istri.
 Berdasarkan Jenis Anggota Keluarga
1. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
2. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambahkan
dengan sanak saudara. Misalnya : kakak, nenek, keponakan, dan lain-lain.
3. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.

10
4. Keluarga Duda/janda (Single Family) dalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
6. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang terjadi tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga
 Berdasarkan Kekuasaan
1. Patriakal adalah keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam
keluarga adalah dipihak ayah.
2. Matrikal adalah keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam
keluarga adalah pihak ibu.
3. Equalitarium adalah keluarga yang memegang kekuasaan adalah ayah dan
ibu.

TRADISIONAL :
1. The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari suami, istri
dan anak.
2. The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak)
yang hidup bersama dalam satu rumah
3. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan
anak sudah memisahkan diri
4. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan
untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena
mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
5. The extended family (keluarga luas/besar) : Keluarga yang terdiri dari tiga
generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family
disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
6. The single-parent family (keluarga duda/janda) : Keluarga yang terdiri dari
satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui
proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
7. Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi
salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja
diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan
(week-end)
8. Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah

11
9. Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah
atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan
pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
10. Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11. The single adult living alone / single-adult family : Keluarga yang terdiri dari
orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan
(separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.
NON-TRADISIONAL :
1. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
2. The stepparent family : Keluarga dengan orangtua tiri
3. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang
tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber
dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
4. The nonmarital heterosexual cohabiting family : Keluarga yang hidup
bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
5. Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
6. Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu
7. Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-
alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan
yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya
8. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai,
hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang
rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan
anaknya
9. Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya

12
10. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
11. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
1.2 Memahami dan Menjelaskan Fungsi
Menurut BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)
bahwa fungsi keluarga dibagi menjadi 8. Fungsi keluarga yang dikemukakan
oleh BKKBN ini senada dengan fungsi keluarga menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994, yaitu :
 Fungsi Keagamaan
Yaitu dengan memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga
yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan
ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
 Fungsi Sosial Budaya
Dilakukan dengan membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-
norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak,
meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
 Fungsi Cinta Kasih
Diberikan dalam bentuk memberikan kasih sayang dan rasa aman, serta
memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
 Fungsi Melindungi
Bertujuan untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
 Fungsi Reproduksi
Merupakan fungsi yang bertujuan untuk meneruskan keturunan,
memelihara dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota
keluarga
 Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Merupakan fungsi dalam keluarga yang dilakukan dengan cara mendidik
anak sesuai dengan tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak.

13
Sosialisasi dalam keluarga juga dilakukan untuk mempersiapkan anak
menjadi anggota masyarakat yang baik
 Fungsi ekonomi
Adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat dipisahkan dari
sebuah keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari sumber-
sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan
penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang.
 Fungsi Pembinaan Lingkungan
Memberikan kepada setiap keluarga kemampuan menempatkan diri
secara serasi, selaras, seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan
lingkungan yang berubah secara dinamis.

1.3 Memahami dan Menjelaskan Dinamika


Adanya interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan sehingga
tersebut dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan keluarga
maupun kelompok sosial yang sama. Dinamika keluarga adalah interaksi atau
hubungan pasien dengan anggota keluarganya dan juga bisa mengetahui
bagaimana kondisi keluarga di lingkungan sekitarnya. Keluarga diharapkan
mampu memberikan dukungan dalam upaya kesembuhan pasien. Ada empat
aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga, yaitu:
 Tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiri
yang biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
 Tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan
pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.
 Tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana
mereka seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang sebagai sistem
nilai keluarga.
 Tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan
institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.

GENOGRAM
Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map)
dari silsilah keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan

14
untuk segera mendapatkan informasi tentang nama anggota keluarga pasien,
kualitas hubungan antar anggota keluarga. Genogram adalah biopsikososial
pohon keluarga, yang mencatat tentang siklus kehidupan keluarga, riwayat
sakit di dalam keluarga serta hubungan antar anggota keluarga. Di dalam
genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat perkawinan, anak-
anak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun meninggal,
dan pekerjaan. Juga terdapat informasi tentang hubungan emosional, jarak
atau konflik antar anggota keluarga, hubungan penting dengan profesional
yang lain serta informasi-informasi lain yang relevan. Dengan
genogram dapat digunakan juga untuk menyaring kemungkinan adanya
kekerasan (abuse) di dalam keluarga. Genogram idealnya diisi sejak
kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu dilengkapi (update) setiap
ada informasi baru tentang anggota keluarga pada kunjungan-kunjungan
selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa keluarga sebagai
sistem yang saling berinteraksi dalam suatu unit emosional. Setiap kejadian
emosional keluarga dapat mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3 generasi
keluarga. Sehingga idealnya, genogram dibuat minimal untuk 3 generasi.
Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :
 Mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antara
kesehatan fisik dan mental di dalam keluarga.
 Pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi

15
Gambar 1. Genogram

16
Gambar 2. Hubungan antar anggota keluarga

1.4 Memahami dan Menjelaskan Siklus Kehidupan


Siklus Hidup Keluarga (Family Life Cycle) adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota,
komposisi dan fungsi keluarga sepanjang hidupnya. Siklus hidup keluarga
juga merupakan gambaran rangkaian tahapan yang akan terjadi atau diprediksi
yang dialami kebanyakan keluarga. Siklus hidup keluarga terdiri dari variabel
yang dibuat secara sistematis menggabungkan variable demografik yaitu status
pernikahan, ukuran keluarga, umur anggota keluarga, dan status pekerjaan
kepala keluarga. Duvall (1067) mengklasifikasikan siklus kehidupan keluarga
menjadi 8 tahap yaitu :
- Tahap awal perkawinan (newly married), suatu pasangan yang baru saja
kawin dan belum mempunyai anak.
- Tahap keluarga dengan bayi (birth of the first child), keluarga tersebut
telah mempunyai bayi, dapat satu atau dua orang.
- Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah (family with preschool
children), keluarga tersebut telah mempunyai anak dengan usia prasekolah
(30 bulan sampai 6 tahun).

17
- Tahap keluarga dengan anak usia sekolah (family with children in school),
keluarga tersebut telah mempunyai anak dengan usia sekolah (6-13 tahun).
- Tahap keluarga dengan anak usia remaja (family with teenager), keluarga
tersebut telah mempunyai anak dengan usia remaja (13-20 tahun).
- Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga (family as
launching centre), satu persatu anak meninggalkan keluarga, dimulai oleh
anak tertua dan diakhiri oleh anak terkecil.
- Tahap orang tua usia menengah (parent alone in middle years), semua
anak telah meninggalkan keluarga, tinggal suami istri usia menengah.
- Tahap keluarga usia jompo (aging family members), suami istri telah
berusia lanjut sampai dengan meninggal dunia.

Menurut Carter & McGoldrik ada 6 tingkat perkembangan keluarga:


1. Keluarga antara: dewasa muda, belum menikah.
2. Penyatuan keluarga dengan pernikahan (pasangan baru menikah).
3. Keluarga dengan anak kecil (bayi-usia sekolah).
4. Keluarga dengan anak remaja.
5. Keluarga melepaskan anak dan pindah.
6. Keluarga dalam kehidupan terakhir. Tidak ada tahap yang diidentifikasi.

LI 2. Memahami dan menjelaskan Lima Aspek Diagnosis Holistik


2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi
Diagnosa holistik adalah tata cara diagnosa yang memperhatikan
berbagai aspek yang dimungkinkan menyebabkan penyakit pada pasien
yang bersangkutan. Hal ini bisa berkaitan antara psikis, fisik, asupan dan
lingkungan yang bisa dijabarkan lebih banyak lagi.

2.2 Memahami dan Menjelaskan Penjelasan


Karena kebutuhan seorang dokter keluarga untuk berpikir holistik
dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi dalam sehat-sakit
dan sejahtera, maka perlu adanya pencarian penyebab masalah kesehatan
yang dikaitkan dengan aspek personal, aspek klinis, aspek individual,
psikososial, keluarga, serta lingkungan kehidupan pasien lainnya (faktor
risiko internal dan eksternal). Dengan demikian diharapkan penyelesaian
masalah dapat dilakukan langsung secara efektif dan efisien terhadap

18
penyebab utamanya. Proses pengumpulan data dilakukan berdasarkan
standar yang telah ditetapkan disertai kerjasama antar penyedia pelayanan
kesehatan. Tidak semua data diidentifikasi di kamar praktik dokter dan tidak
harus selalu terjadi dalam satu waktu. Proses identifikasi ini terjadi secara
bersinambung dan terintegrasi. Untuk itu diperlukan pencatatan yang baik
dan benar. Diagnosis holistik terdiri dari 5 aspek :
1. Aspek Personal
a. Idenfitikasi alasan kedatangan pasien
b. Identifikasi harapan pasien
c. Identifikasi kekhawatiran pasien
2. Aspek Klinik
a. Identifikasi diagnosis kerja/diagnosis klinis
b. Identifikasi diagnosis banding
3. Aspek Risiko Internal Pasien
Identifikasi faktor penyebab masalah kesehatan pasien yang berasal dari
dalam tubuh pasien : status gizi, perilaku, imunitas, jenis kelamin, usia,
dll.
4. Aspek Risiko Eksternal Pasien.
Identifikasi faktor penyebab masalah kesehatan pasien yang berasal dari
luar tubuh pasien : lingkungan keluarga, lingkungan rumah, lingkungan
pekerjaan, stressor, dll.
5. Aspek Fungsional
Identifikasi derajat fungsional pasien yaitu dampak aktivitas harian
pasien saat mengalami keluhan/gejala yang dikeluhkan (International
Classification of Primary Care). Dibagi menjadi lima:
- 1 : No difficulty at all (sama sekali tidak mengurangi
pekerjaan/aktivitas harian).
- 2 : A little bit of difficulty (mulai mengurangi aktivitas berat,
aktivitas ringan masih mampu).
- 3 : Some difficulty (mulai mengurangi aktivitas ringan, sebagian
perawatan diri sementara dibantu orang lain, kemungkinan
perawatan di RS untuk sementara waktu).

19
- 4 : Much difficulty (aktivitas harian lebih banyak di rumah, tidak
mampu bekerja di luar rumah, perawatan diri sebagian sudah harus
dibantu orang lain).
- 5 : Could not do/permanent unfit (100% berbaring di tempat tidur,
perawatan diri seluruhnya harus dibantu orang lain).

No Aspek Rincian Keterangan


1. Alasan 1.1. keluhan utama Keluhan (complaints)
kedatangan (reason of dari Fisik, mental
pasien encounter) neuropsikologikososial
/simptom/ sindrom (walau keluhan tak
klinis yang jelas )
ditampilkan

2.2. apa yang


diharapkan pasien
atau keluarganya
3.3. serta apa yang
dikawatirkan
pasien atau
keluarganya

2. Diagnosis klinis Bila diagnosis klinis Diagnosis berdasarkan


biologikal, belum dapat ditegakkan ICD 10, dan ICPC-2
psikomental, cukup dengan diagnosis yang juga
intelektual, kerja. mengemukakan masalah
nutrisi sertakan sosial dan derajat
derajat penyakit
keparahan .
3. Perilaku - kebiasaan merokok (dietary habits;tinggi
individu dan lemak, tinggi kalori)
gaya hidup - kebiasaan jajan,
(life style), kebiasaan makan
kebiasaan yang - kebiasaan individu
menunjang mengisi waktu
terjadinya dengan perihal yang
penyakit, negatip
beratnya
penyakit
4. Pemicu 4.1.pemicu primer - Bantuan suami
psikososial dan adalah dinilai dari terhadap penyakit istri
lingkungan dukungan keluarga (bila yang sakit adalah
dalam yang terdekat isteri)
kehidupan (family support)
seseorang
hingga 4.2.pemicu dukungan - Tidak ada
mengalami keluarga lainnya bantuan/perhatian/

20
penyakit seperti (dinilai dari tidak perawatan/ suami &
yang ditemukan adanya/kurangnya ) istri, anak sesuai
sesuai kedekatan dengan hiraki anak,
hubungan seseorang menantu sesuai dengan
dengan kedudukan, cucu dan
keluarganya) lainnya atau pelaku
rawat yang
- Kurangnya kasih
sayang (hubungan
yang tak harmonis)
- Kurangnya perhatian
perkembangan
penyakit Kurangnya
pengobatan /perawatan
oleh keluarga ,
- Tidak ada
penyelesaian masalah
yang dilakukan ,
- tidak ada waktu yang
disediakan keluarga
- pekerjaan (penuh
waktu, kerja keras
fisik, psikologis)
- pengaruh negatip dari ;
kultur,budaya,
pergaulan kebiasaan
keluarga, kepercayaan
,
pendidikan (rendah,
keterampilan terbatas)
No Aspek Rincian Keterangan
5. 4.3.pemicu sosial - kebiasaan buruk
(yang negatip) dapat berkaitan tidak berolah
menimbulkan raga,
masalah kesehatan , - perilaku jajan keluarga
atau kejadian (tak masak sendiri),
penyakit menu keluarga yang
tak sesuai kebutuhan
- perilaku tidak
menabung (perilaku
konsumtif)
- tidak adanya
perencanaan
keluarga(tak ada
pendidikan anak , tak
ada pengarahan
pengembangan karier )
6. 4.4.masalah perilaku - perilaku kebersihan
keluarga yang tidak buruk
sehat - perilaku keluarga

21
pemanfaatan waktu
luang buruk
- penggunaan obat
addiktif, penggunaan
napza, merokok

4.5.masalah ekonomi - pendapatan tak cukup,


yang mempunyai tak menentu dengan
pengaruh terhadap jumlah keluarga besar
penyakit/masalah - ketergantungan
kesehatan yang ada finansial pada orang
lain
- ratio ketergantungan
(beban keluarga)

4.6.akses pada - tak mudahnya untuk


pelayanan mencapai tempat
kesehatan yang praktik
mempengaruhi - tiada biaya berobat,
penyakit : - tidak mempunyai
sistem pra
upaya/Asuransi
Kesehatan)
- pelayanan provider
kesehatan yang tidak
informatif, tidak
ramah, tidak
komprehensif
4.7.pemicu dari
lingkungan fisik - polutan dalam rumah
(asap dapur, asap
rokok,debu)
- pada tempat kerja
(polusi asap, debu,
kimia) pada
lingkungan
pemukiman

No Aspek Rincian Keterangan


7. 4.8.masalah dengan - ventilasi, tak ada/tak
bangunan tempat memadai
tinggal yang - pencahayaan kurang/
berdampak negatip tertutup banguan
terhadap kesehatan tinggi,
pasien dan keluarga - sumber air tak sehat
(MCK),
- wc umum, sistem
pembuangan ,

22
- keamanan gedung ;
ergonomi rumah,
tangga, licin,
(terutama untuk
lansia, balita),
- privasi tak ada
,kepadatan hunian ,
4.9.lingkungan bising
pemukiman yang
berdampak negatip - kepadatan perumahan,
pada seseorang - sistem pembuangan
sampah, limbah
- kebersihan ,
kebisingan ,
pemukiman kumuh ,
dll
8. Fungsi sosial Aktivitas Menjalankan kemampuan dalam
seseorang Fungsi Sosial Dalam menjalani kehidupan
Kehidupan untuk tidak tergantung
Skala 1 pada orang lain. (skala 1-
- Mampu melakukan 5)
pekerjaan seperti - Perawatan diri, bekerja
sebelum sakit di dalam dan di luar
Skala 2 rumah (mandiri)

- Mampu melakukan - Mulai mengurangi


pekerjaan ringan aktivitas kerja
Skala 3 sehari-hari di dalam (pekerjaan kantor)
dan luar rumah

- Mampu melakukan - Perawatan diri masih


Skala 4 perawatan diri, tapi bisa dilakukan, hanya
tak mampu mampu melakukan
melakukan pekerjaan kerja ringan
ringan
- Tak melakukan
Skala 5 - Dalam keadaan aktivitas kerja,
tertentu masih mampu tergantung pada
merawat diri, namun keluarga
sebagian besar
pekerjaan hanya
duduk dan berbaring - Tergantung pada
pelaku rawat
- Perawatan diri
dilakukan orang lain,
tak mampu berbuat
apa-apa berbaring
pasif

23
LI 3. Memahami dan menjelaskan Penerapan Diagnosis Holistik Sesuai
Jenis Aspek
- Aspek Personal
o Idenfitikasi alasan kedatangan pasien : Batuk berulang
o Identifikasi harapan pasien : Sembuh
o Identifikasi kekhawatiran pasien : Tidak dapat mencari nafkah
- Aspek Klinik
o Identifikasi diagnosis kerja/diagnosis klinis : Asma Bronkial
- Aspek Risiko Internal
o Identifikasi faktor penyebab masalah kesehatan pasien yang berasal dari
dalam tubuh pasien : Kebiasaan merokok 1 bungkus per hari dan tidak
menggunaka jaket maupun masker saat menggunakan motor untuk
perjalanan ke tempat kerja yang berjarak 25 km.
- Aspek Eksternal
o Identifikasi faktor penyebab masalah kesehatan pasien yang berasal dari
luar tubuh pasien: Ukuran rumah 6 x 10 m yang ditinggali oleh 4 orang,
kurangnya pencahayaan dan ventilasi.
- Aspek Fungsional
o Identifikasi derajat fungsional pasien yaitu dampak aktivitas harian pasien
saat mengalami keluhan/gejala yang dikeluhkan (International
Classification of Primary Care). Pada kasus ini merupakan derajat 2 yaitu
mulai mengurangi aktivitas berat tetapi aktivitas ringan masih mampu.

LI 4. Memahami dan menjelaskan Pandangan Islam Tentang Konsep


Keluarga dan Hak dan Kewajiban dalam Merawat Anggota
Keluarga yang Sakit
1.‫اهل‬/ Ahlun
Al-Raghib ( hal : 37 ) ada dua Ahlun: Ahlu al-Rajul dan Ahlu al-Islam.
 Ahlu al-Rajul adalah keluarga yang senasab seketurunan, mereka berkumpul dalam
satu tempat tinggal, ditunjukan dengan ayat qs attahrim :6; qu anfusakum wa ahlikum
naran (jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka). Shawi ( 4 , hal : 290 )
menyebutkan ‘Ahli’ tersebut adalah istri dan anak-anak serta yang dikaitkan dengan
keduanya.
 Ahlu al-Islam adalah keluarga yang seagama , ditunjukan dengan ayat hud :40 dan
46. Shawi ( 2, hal : 268 ) menjelaskan keluarga yang dimaksud ialah seorang istrinya

24
yang iman ‘ bernama Aminah’ dan anak anaknya yang iman, sementara seorang istrinya
lagi yang kafir dan anaknya yang kafir yaitu ‘Kan’an’ tidak termasuk keluarga.

Ahlu al-Rajul :QS ATTAHRIM :6


‫صونَ ه‬
‫َّللاَ َما‬ ُ ‫ظ ِشدَادٌ ََل يَ ْع‬ ٌ ‫علَ ْي َها َم ََلئِكَةٌ غ ََِل‬
َ ُ‫َارة‬
َ ‫اس} َوالحِ ج‬ ً َ‫س ُك ْم َوأ َ ْهلِي ُك ْم ن‬
ُ َّ‫ارا َوقُو ُدهَا الن‬ َ ُ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َ َمنُوا قُوا أ َ ْنف‬
ُ ْ َ
َ‫أ َم َر ُه ْم َويَفعَلونَ َما يُؤْ َم ُرون‬
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”
Ahlu : seagama (Qs. Hud : 40)
{Hatta idza ja-a amrunah wafarat tannur qulnahmil fiha min kulli jauzainisnaini wa
ahlaka illa man sabaqa alaihil qoulu waman aman, wama amana ma’ahu illa qalil }
“hingga apabila perintah Kami datang dan bumi telah memancarkan air, Kami berfirman:
"Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan
betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan
(muatkan pula) orang-orang yang beriman." dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu
kecuali sedikit.’
Ahlu : seagama QS HUD : 46
{Qala ya nuhu innahu laysa min ahlika, innahu amalun ghoiru soleh, fala tas alni ma
laysa laka bihi ilmu inni a’idzuka an takuna minal jahilin }
Allah berfirman: "Hai Nuh, Sesungguhnya Dia bukanlah Termasuk keluargamu (yang
dijanjikan akan diselamatkan), Sesungguhnya (perbuatan)nya[722] perbuatan yang tidak
baik. sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak
mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya aku memperingatkan kepadamu supaya kamu
jangan Termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan."
2.‫قربى‬/ qurbaa
Shawi ( 1, hal : 65 ) menyebutkan bahwa qurbaa adalah keluarga yang ada hubungan
kekerabatan baik yang termasuk ahli waris maupun yang tidak termasuk,
• yang tidak mendapat warits, tapi termasuk keluarga kekerabatan seperti pada ayat,
an-Nisa: 7, waidza hadaral qismata ulul qurbaa

• dan keluarga kerabat yang bersipat umum, yang ada hubungan kerabat dengan ibu
dan bapak, seperti pada ayat al-Baqarah: 8 wabil walidaini ihsanan wa dzil qurba

3. ‫عشيرة‬/ ‘Asyirah
Al-Raghib ( hal: 375 ) menyebutkan, ‘Asyirah adalah keluarga seketurunan yang
berjumlah banyak , hal itu berasal dari kata ‘Asyirah dan kata itu menunjukan pada
bilangan yang banyak, seperti pada ayat QS attaubah 24; wa azwajukum wa
‘asyiratukum

Ada juga yang mengungkapkan beberapa karakteristik yang harus terwujud dalam
sebuah keluarga yang menjadikannya layak disebut sebagai model keluarga muslim.
Karakteristik tersebut adalah:
 Keluarga yang dibangun oleh pasangan suami-istri yang shalih.
 Keluarga yang anggotanya punya kesadaran untuk menjaga prinsip dan norma Islam.
 Keluarga yang mendorong seluruh anggotanya untuk mengikuti fikrah islami.

25
 Keluarga yang anggota keluarganya terlibat dalam aktivitas ibadah dan dakwah,
dalam bentuk dan skala apapun.
 Keluarga yang menjaga adab-adab Islam dalam semua sisi kehidupan rumah tangga.
 Keluarga yang anggotanya melaksanakan kewajiban dan hak masing-masing.
 Keluarga yang baik dalam melaksanakan tarbiyatul aulad (proses mendidik anak-
anak).
Keluarga yang baik dalam mentarbiyah khadimah (mendidik pembantu).
Orang yang sedang sakit mempunyai dua hak yang harus dipenuhi oleh
anggota masyarakat atau keluarganya. Hak orang sakit tersebut, yaitu:
 Bebas dari segala tanggung jawab social yang normal. Artinya orang yang
sedang sakit mempunyai hak untuk tidak melakukan pekerjaan sehari-hari
yang biasa dia lakukan. Hal ini boleh dituntut, namun tidaklah selalu mutlak,
tergantung tingkat keparahan atau tingkat persepsi dari penyakit tersebut.
Apabila tingkat keparahan sakitnya rendah maka orang tersebut mungkin saja
tidak perlu menuntut haknya. Dan seandainya menuntut haknya harus tidak
secara penuh. Maksudnya, ia tetap dalam posisinya tetapi perannya dikurangi,
dalam arti volume dan frekuensi kerjanya dikurangi. Tetapi bila tingkat
keparahannya tinggi maka hak tersebut harus dituntutnya, misalnya menderita
penyakit menular. Hak tersebut haruslah dituntut karena bila tidak akan dapat
menimbulkan konsekuensi ganda, yaitu disamping produktivitas kerja
menurun atau bahkan dapat menambah beratnya penyakit.
 Hak untuk menuntut bantuan atau perawatan kepada orang lain. Didalam
masyarakat yang sedang sakit berada dalam posisi yang lemah, lebih-lebih
bila sakitnya berada dalam derajat keparahan yang tinggi. Anggota keluarga
dan anggota masyarakat berkewajiban untuk membantu dan merawatnya.
Oleh karena tugas penyembuhan dan perawatan memerlukan keahlian
tertentu, maka tugas ini didelegasikan kelpada lembaga-lembaga masyarakat
atau individu tertentui seperti dokter, perawat, bidan dan petugas lainnya.

Kewajiban keluarga merawat orang sakit :


o Mengenal gangguan kesehatan setiap anggotanya. Keluarga mempunyai
peranan yang amat penting dalam mengembangkan, mengenal, dan
menemukan masalah kesehatan dalam keluarga sebagai antisipasi menjaga
kesehatan dalam keluarganya.
o Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat. Keluarga
merupakan pusat pengambilan keputusan terpenting, termasuk membuat
keputusan tentang masalah kesehatan keluarga. Keluarga dalam tugasnya

26
mengambil keputusan bagi anggota keluarga disebut sebagai pelayanan
rujukan kesehatan primer.
o Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda.
o Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
o Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas
kesehatan yang ada

BIMBINGAN TERHADAP PASIEN YANG SAKARATUL MAUT


Orang sakit biasanya mengalami krisis psikologis dalam dirinya, oleh karena
itu hendaknya didampingi dan diberi perhatian lebih, serta dorongan motivasi untuk
kesembuhannya. Doa-doa serta dzikir dirasa mampu mengurangi rasa sakit orang
yang merasakannya. Karena dalam doa dan dzikir tersebut terdapat ilmu ikhlas
sebagai hamba Allah swt yang tidak mempunyai daya dan upaya dihadapan-nya.
Kita dapat mendampinginya sebagai wujud bertawaqal dan menyerahkan diri kepada
Allah swt dan menyadari segalanya kembali atas kehendaknya. Mati adalah kata
yang tidak disukai oleh kebanyakan orang. Banyak yang menghindar darinya.
Kematian itu sendiri tentunya lebih ditakuti dari sekadar kata mati. Tidak hanya oleh
manusia, binatang pun takut mati. Seakan tidak ada yang sudi mati. Hal ini wajar
bagi makhluk yang bernyawa, karena mati merupakan sebab berpisahnya seorang
dari hal yang ia senangi, berpisah dari dunia dan segala isinya. Sementara manusia
memang mencintai dunia dan seisinya. Sebagaimana firman Allah Subhaanahu
Wata'ala, yang artinya;

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang


diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak,
kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup
di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Al-Imran:
14)

Di sisi lain, ada yang menyangka bahwa kematian menjanjikan ketenangan.


Karenanya, kita sering mendengar kasus bunuh diri. Orang itu mengira kematian
merupakan solusi ampuh untuk mengatasi semua masalah. Ada juga golongan
manusia yang sepanjang harinya bermaksiat, seakan-akan maut tidak akan
menjemputnya.

27
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. Marilyn.( 1998). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik.Jakarta : EGC.

Goldenberg, I., & Goldenberg, H. (2008). Family therapy: An overview. Belmont, CA:
Thomson Brooks/Cole.

Hak dan Kewajiban Orang Tua. Available at :


http://roudhotulilmi.blogspot.com/2011/11/hak-dan-kewajiban-orang-tua.html (Last Update
2013, December 12).

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829 Menkes SK/VII/1999 Tentang Persyaratan


Kesehatan Perumahan. Available at : http://journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-1-
04.pdf (Last Update 2013, December 11).

Kewajiban-Kewajiban Orang Sakit. Available at : http://darussunnah.or.id/artikel-


islam/nasehat/kewajiban-kewajiban-orang-sakit/ (Last Update 2013, December 11).

Kewajiban Orang Tua dan Anak dalam Islam. Available at: http://al-islam-
indonesia.blogspot.com/2012/05/kewajiban-orang-tua-dan-anak-dalam.html (Last Update
2013, December 12).

McDaniel, S., Campbell, T.L., Hepworth, J., & Lorenz, A. (2005). Family - Oriented Primary
Care (2nd Ed.). New York: Springer (page 42).

Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan


Transkultural. Jakarta:EGC.

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Sloane, P.D., Slatt, L.M., Ebell, M.H., & Jacques, L.B. (2002). Essential ofFamily Medicine
(4th Ed.). Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins (page 24).

Undang-Undang RI no 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Available at :


http://www.bkn.go.id/bapek/peraturan/undang-undang-uu/82-uu-no-1-tahun-1974-tentang-
perkawinan.html (Last Update: 2013, December 11).

28

Anda mungkin juga menyukai