Anda di halaman 1dari 25

K3 TENAGA KERJA GARMENT

Oleh:
dr. I Made Sutha Saskara, S.Ked

PUSKESMAS II
DENPASAR BARAT
DENPASAR
2018
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)

Menurut Ridley, John (1983) yang


dikutip oleh Boby Shiantosia (2000,
p.6), mengartikan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi
dalam pekerjaan yang sehat dan aman
baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan
maupun bagi masyarakat dan lingkungan
sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)

Ergonomi

Ergonomi dan K3 merupakan dua hal


yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya
mengarah kepada tujuan yang sama yakni
peningkatan kualitas kehidupan kerja
(quality of working life).
TUJUAN

UNTUK MENINGKATKAN :
KESEHATAN
KESELAMATAN
KESEJAHTERAAN
EFISIENSI KERJA
Proses Kerja Industri Garmen
1. Pemeriksaan Kain
3. Pemotongan Kain
3. Penjahitan
Permasalahan Ergonomi Pada Industri Garmen
1. Pemeriksaan kain
Pekerjaan inspeksi
kain bertujuan untuk
mencari cacat produk
pada kain. Pekerjaan
ini menuntut pekerja
untuk melakukan
pekerjaannya dalam
posisi berdiri dalam
waktu 2-3 jam tanpa
henti.
• Ketidakergonomisan
dalam pemeriksaan
kain ini dapat
disebabkan oleh
postur janggal/postur
yang tidak biasa
• Jika dibiarkan dapat
menyebabkan nyeri
dan gangguan pada
otot leher punggung
dan tangan
Prinsip kerja angkat-angkut

 Pegangan harus kuat


 Lengan berada sedekat-dekatnya dengan
badan dan dalam posisi lurus
 Punggung harus lurus
 Posisi kaki dibuat sedemikian rupa sehingga
mampu mengimbangi momentum yg terjadi
pada posisi mengangkat
 Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan
mendorong serta untuk gerakan dan
perimbangan
2. Pemotongan Kain
Proses pemotongan
kain ini menggunakan
mesin pemotong kain.

Pada tahap ini pekerja


melakukan dengan
berdiri dalam waktu
yang cukup lama
dengan posisi sedikit
membungkuk sambil
memegangi mesin
pemotong kain.
Dampak jangka pendek yang
akan terjadi adalah nyeri pada
bagian punggung bagian
bawah karena posisi sedikit
membungkuk, nyeri pada
bagian lengan karena
memegang mesin pemotong
atau gunting dalam waktu
yang lama, dan juga nyeri pada
bagian leher karena terus
melihat kearah bawah.
3. Penjahitan
Proses penjahitan
dilakukan secara
massal di dalam
suatu ruangan.
Penjahitan dilakukan
dalam posisi duduk
dalam waktu yang
cukup lama.
Ketidakergonomisan Dalam
Proses Menjahit
Pekerja sering mengaku nyeri pada
beberapa bagian tubuh dan merasa
kelelahan setelah melakukan proses
penjahitan, hal ini dikarenakan :
a. Kursi yang digunakan tidak memiliki
sandaran
b. Sering melakukan posisi janggal pada
saat melakukan proses penjahitan
c. Penggunaan mesin jahit yang kurang
tepat
Contoh Posisi Menjahit
CTD
(CUMMULATIVE TRAUMA DISORDER)
Trauma dari keadaan yang tidak teratur
Muncul karena :
Terkumpulnya kerusakan kecil akibat
trauma berulang yang membentuk
kerusakan cukup besar untuk
menimbulkan rasa sakit
Contoh-contoh CTD

 Tendinitis  Carpal Tunnel


(tendon yang meradang Syndrome
& nyeri)  Epicondylitis
 Rotator Cuff (peradangan pada
Tendinitis tendon di siku
(satu atau lebih RCT  White finger
pd bahu meradang) (pembuluh darah di
 Tenosynovitis jari rusak
(pembengkakan pd
tendon & sarung
tendon
Bagaimanakah Pencegahan CTD ?
Kecelakaan Kerja
Apa saja potensi bahaya kecelakaan kerja yang
dapat terjadi di sektor garmen?
a. Bahaya kebakaran
b. Jari tangan terpotong
c. Jari terkena jarum
d. Jari tergencet mesin kancing
e. Tersengat arus listrik pendek
f. Tergores dan bahaya terjatuh atau kejatuhan
BAGAIMANAKAH
PENCEGAHANNYA ?

APD
(Alat Pelindung Diri)
Contoh Penggunaan APD
Penanganan Luka
Kesimpulan
Penerapan ergonomi di
tempat kerja bertujuan agar
pekerja saat bekerja selalu dalam
keadaan sehat, nyaman, selamat,
produktif dan sejahtera.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai