Anda di halaman 1dari 36

“Analisis Dampak Lingkungan”

AMDAL

2
“IPAL Lafi Ditkesad”
Proses
Pul botol sus
QC Dinetralkan

Non
Beta Ipal Beta

Sefa Saluran
Umum
3
Pendahuluan
Dampak Kegiatan Industri Farmasi
1. Dampak Positif
 Menyediakan obat sebagai sarana meningkatkan derajat
kesehatan dan kesejahteraan prajurit, PNS, dan keluarganya.
 Menyiapkan obat-obatan yang dibutuhkan oleh AD, utk
memberikan dukungan kes pd kegiatan penugasan dan lat.

2. Dampak Negatif HARUS


 Adanya pencemaran/limbah udara (gas) Dikelola
 Adanya pencemaran/limbah padat Shg
 Adanya pencemaran/limbah cair Dampak
 Adanya kebisingan (limbah suara) dan getaran Sekecil
mungkin

4
KASUS PENCEMARAN LIMBAH

1. Pd daerah perkotaan di Ind. Spt. Jkt, sby, bdg & smg dr th.
1970 – 1990 limbah pend. & industri telah menurunkan kualitas
air sungai di bag. Hilir spt. Cisadane, ciliwung, kali sby, kali
berantas & citarum
2. Kasus di teluk Buyat
 Adanya cemaran merkuri yg diduga operasi perusahaan
tambang emas asing PT Newmont Minahasa Raya (NMR)
 Terkontaminasi logam berat arsen  perusahaan
ekosistem perairan teluk buyat  mengontaminasi biota
& bahkan meracuni masy. Sekitarnya  menggantungkan
hidup dr hasil laut perairan.
5
3. Kasus peny. “kucing menari” di Minamata

- Th 1923 chisso chemical coorporation buka pabrik pupuk kimia


di Minamata, jepang selatan
- Pend. Nelayan & petani, 1/3 tenaga pekerjanya pend.Setempat
- Selama 45 th sekitar 600 ton merkuri dibuang scr bertahap.
- Th 1950  ikan2 mati tanpa diketahui sebabnya
- Th 1952  timbul peny. Aneh pada kucing  mati
- Th. 1953 – 1956  gejala yg dikenal “kucing menari” ditemui pd
manusia
- Th 1976  120 pend. Minamata mati karena keracunan
merkuri & 800 org menderita sakit
- Th 1978  8.100 pend. Mengklaim hal ini, 1.500 diantaranya yang
diperiksa diketahui keracunan merkuri

6
Dasar Hukum
 Undang – Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan

 Undang – Undang No. 23 tahun 1999 tentang Pengelolaan


Lingkungan Hidup

 Peraturan Pemerintah (PP) No. 27 tahun 1999 tentang Analisis


Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) beserta petunjuk
pelaksanaannya

 Keputusan Meneg LH No. 17 tahun 2001 tentang Jenis Usaha


dan/atau kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

7
 Keputusan MenLH No. 86 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL- UPL)

 Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 09


tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL)

 Keputusan Gubernur Jabar No. 660.31/SK/694-BKPMD/82 ttg


Tatacara Pengendalian dan Kriteria Pencemaran Lingk Akibat Industri

8
Tujuan Pengelolaan Lingkungan
1. Mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan
2. Mengidentifikasi adanya kemungkinan munculnya dampak besar
dan penting sebagai akibat adanya kegiatan dan/atau usaha industri
3. Menanggulangi, meminimalkan atau mengendalikan dampak
negatif yang timbul serta menghindari kerusakan atau penurunan
kualitas lingkungan sebagai akibat adanya kegiatan industri
4. Mengamati/memantau interaksi kegiatan industri terhadap
lingkungan disekitarnya dengan menggunakan indikator tertentu
yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku
(Baku Mutu Lingkungan)

9
Dokumen Pengelolaan Lingkungan
Setiap rencana usaha/kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup  WAJIB dilengkapi Dokumen AMDAL
Dokumen AMDAL terdiri dari :
 KA-ANDAL (Kerangka Acuan ANDAL)
adalah ruang lingkup studi AMDAL yang merupakan hasil pelingkupan yang
disepakati oleh pemrakarsa/penyusun AMDAL dan komisi AMDAL
 ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
Adalah telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu
kegiatan yang direncanakan
 RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan)
Adalah dokumen yg memuat upaya mencegah, mengendalikan dan menanggulangi
dampak besar dan penting terhadap lingkungan akibat suatu kegiatan
 RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan)
Adalah dokumen yg memuat upaya pemantauan komponen lingkungan yang terkena
dampak besar dan penting akibat kegiatan yang direncanakan dengan menggunakan
indikator tertentu yg ditentukan oleh peraturan per-UU-an (baku mutu lingkungan)

10
Jenis Limbah Industri
Sumber Pencemaran/Limbah Industri Farmasi :
- Limbah Gas/Pencemaran udara
- Limbah Padat
- Limbah Suara dan Getaran
- Limbah Cair

HARUS DIKELOLA

DAMPAK SEKECIL
MUNGKIN
11
Pengelolaan & Pemantauan Pencemaran Udara
Sumber Pencemaran :
- Debu selama proses produksi
- Uap lemari asam di laboratorium
- Uap solvent proses film coating
- Asap Steam boiler, generator listrik dan incenerator

Tolak Ukur Dampak :


SK Men LH No. 13/MENLH/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak

Upaya Pengelolaan Lingkungan


 Setiap ruangan yg menghasilkan debu dilengkapi dgn corong penghisap debu.
 Untuk β laktam dan sefalosporin penghisap debu ini dihub dgn air washer. Udara yg
bebas debu β laktam dikeluarkan melalui cerobong ke udara bebas.
 Untuk non- β laktam udara diolah melalui filter. Khusus utk daerah yg berdebu,
udara keluar diolah oleh air washer.

12
Pengelolaan & Pemantauan Limbah Padat

Sumber Pencemaran :
- Debu/serbuk obat dari sistem pengendalian debu (dust collector)
- Obat rusak/kadaluwarsa/obat sub standart (reject)
- Gudang bahan baku yg berupa dus karton, plastik, drum, botol, jerigen plastik,
kertas aluminium
- Gudang pengemas & ruang pengemas yg berupa kertas, dus karton, plastik bekask
pembungkus bahan kemas dan kayu.
- Bahan pengemas (obat cair/obat padat yg rusak/reject/recall).
- Lumpur dari proses Instalasi Pengolahan Air Limbah

Tolak Ukur Dampak :


SK Men LH No. 50/MENLH/1995 tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan
Lingkungan pabrik yg bersih, tidak berbau, tidak ada limbah B-3, sampah tertata
rapi

13
Upaya Pengelolaan Lingkungan

 Sampah domestik dibuatkan tempat sampah

 Sisa – sisa kertas, karton, plastik dan aluminium foil


dikumpulkan untuk di daur ulang

 Penanganan debu dan obat yg rusak/reject/recall


setelah dilakukan treatment. dibuang ke IPAL. Khusus
utk limbah padat betalaktan dan sefalosporin dibuaang
ke IPAL setelah didestruksi. Lumpur/sedimen yg
berasal dari IPAL ditanam di hal belakang pabrik.

14
Pengelolaan & Pemantauan Limbah Suara &
Getaran
Sumber Pencemaran :
- Suara dan getaran dari mesin-mesin pabrik, genset, dan steam boiler
Tolak Ukur Dampak :
 SK Men LH No. 48/MENLH/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
 SK Men LH No. 49/MENLH/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Getaran

Upaya Pengelolaan Lingkungan


 Untuk menanggulangi kebisingan yg ditimbulkan oleh genset, dibuat/ditempatkan
dan di ruangan berdinding beton sehingga mengurangi tk kebisingan dan
dilakukan perawatan mesin secara berkala
 Upaya mengatasi resiko kebisingan disiapkan alat pelindung telinga utk personil yg
bekerja di ruangan yg tingkat kebisingan tinggi.
 Untuk menanggulangi getaran yg ditimbulkan oleh mesin genset dan mesin-mesin
lain, mesin-mesin ditempatkan pada lantai yang telah dicor beton dan diberi
penguat (pengunci antara mesin dan lantai)

15
Pengelolaan & Pemantauan Limbah Cair
Sumber Pencemaran :
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya sesuatu ke dalam air yg menyebabkan
air tersebut menurun kualitasnya atau tidak sesuai dg peruntukkannya.
Limbah Industri Farmasi berasal dari :
 Bekas cucian peralatan produksi, laboratorium, laundri dan rumah tangga
 Kamar Mandi dan WC
 Bekas reagensia di Laboratorium
 Pencucian mesin2 alat produksi
 Air bekas pembersihan ruangan
 Regenerasi resin utk pembuangan aqua demineral
 Reagen bekas analisa dan pencucian alat2 gelas bekas analisa
 Obat cair (obat cair yg rusak/reject/recall).
 Air bekas pencucian pakaian karyawan
 Air bekas cucian alat2 dapur/katin.
 Sanitasi karyawan
Tolak Ukur Dampak :
 SK Men LH No. 51/MENLH/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Industri

16
Pengelolaan & Pemantauan Limbah Cair
Upaya Pengelolaan Lingkungan
 Pembuatan saluran drainase sesuai dengan sumber limbah :
 Saluran air hujan langsung dialirkan ke selokan umum
 Saluran dari kamar mandi/WC dialirkan ke septic tank
 Saluran dari tempat pencucian produksi dan laboratorium
dialirkan ke IPAL
 Membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)  lihat
diagram
 Khusus untuk limbah cair yang berasal dari golongan β Laktam
: sebelum dicampur dengan limbah non β Laktam, ditambahkan
NaOH (hingga pH 10-11) untuk untuk memecah cincin β
Laktam

17
Sistem Pengelolaan Limbah Cair (IPAL)
Tujuan :
Menurunkan kadar zat pencemar yg terkandung dalam air limbah sehingga memenuhi
syarat baku mutu yg telah ditetapkan
Hal yg Perlu Diperhatikan:
 Kharakteristik Limbah
 Kemampuan Badan Air (assimilative capacity)
 Peraturan tentang Limbah yg Berlaku
Prinsip Pengolahan Limbah :
 Pengolahan limbah primer
 Yi. Limbah yg berasal dr tangki sedimentasi pd pemisahan awal & banyak
mengandung bio massa senyawa organik yg stabil & mudah menguap.
Tujuan : menghilangkan buangan yg tdk larut.
 Pengolahan Limbah Sekunder
 Limbah yg dihasilkan dr proses koagulasi & flokulasi
Tujuan : menghilangkan kontaminan lain (solid suspended, senyawa organik dan
anorganik terlarut)
 Pengolahan Limbah Tersier
Tujuan : menurunkan COD dan BOD menambah DO
Tahap : fisik (aerasi), biologis (bakteri aerop/active slugde) 18
PENGGOLONGAN PENGOLAHAN AIR
LIMBAH
A. Pengolahan secara fisika
Ditujukan u/air limbah yg tdk larut (sifat tersuspensi) atau buangan air yg
mengandung padatan shg gunakan metode ini u/ pemisahan

B. Pengolahan secara kimia


 proses olah yg gunakan bahan kimia u/ mengurangi konsentrasi zat
pencemar air limbah
 yg tmsk proses scr kimia netralisasi, presipitasi, khlorinasi, koagulasi &
flokulasi

C. Pengolahan secara biologi


adl. pengolahan air limbah dg. gunakan mikro organisme spt. ganggang,
bakteri, protozoa u/ menguraikan senyawa organik dlm air limbah mjd
senyawa sederhana

19
PENGOLAHAN IPAL (TEORI)
A. Olah IPAL  proses fisika
1) Screening
Tujuan : u/ saring/hilangkan sampah/beda padat yg besar agar
proses berikutnya dpt lbh mudah lagi menanganinya.
2) Bak penampungan awal
Olah ini ditujukan u/air limbah yg tdk larut (bersifat
tersuspensi)/buangan air yg mengandung padatan.
3) Bak Equalisasi
Fungsi : u/ menghomogenkan atau menyeragamkan parameter
pencemar air limbah yg fluktuatif, shg mempermudah proses kimia
selanjutnya.

20
B. Olah limbah --cara kimia
1. Bak Netralisasi
Proses netralisasi, tuj. u/melakukan perub. Derajat
keasaman (ph) air limbah  dlm rangka memenuhi standar
baku mutu air limbah
2. Bak Koagulasi
Fungsi : u/ menurunkan jumlah TSS, BOD dan COD
dgn menambahkan koagulan Poly Aluminium Chloride (PAC)
3. Bak Flokulasi
Fungsi : u/ pembentukan flok dgn diameter lebih besar
di dlm air limbah shg proses pengendapan dpt lebih cepat.
Penambahan flokulan ke dlm bak yi. polimer cair
(polimer kationik dan anionic)

21
B. Olah limbah --cara Biologi

1. Bak Sedimentasi
Fungsi : u/ mengendapkan agregat2(flok)
Tujuan : u/ memberi kesempatan partikel2 bahan padat utk
mengendap dlm kondisi tenang.

2. Bak Aerasi
Tujuan : u/ menambah oksigen kedlm limbah agar bakteri dpt
tumbuh dan berkembang biak dgn baik sehingga mempercepat proses
penguraian bahan organik dlm limbah.

3. Bak Clarifier
Fungsi : u/ mengendapkan lumpur
Tujuan : u/ memisahkan cairan flok melalui pengendapan atau
pengapungan.

22
4. Bak Chlorinasi
Fungsi : u/ menguraikan jumlah bakteri yg digunakan pd proses
biologi.

5. Bak Indikator
Tujuan : u/ mengetahui kualitas air limbah yg sdh diolah dgn
menempatkan ikan hidup.

23
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR LAFI DITKESAD

A. Limbah cair ditampung dlm bak pengendapan dg kedalaman 80


cm (β laktam & sefalosporin di destruksi)
Dlm bak penampung sbg. partikel yg berat akan mengendap &
cairannya akan mengalir ke dlm bak ekualisasi

B. Bak Ekualisasi
Fungsi u/ mengendalikan fluktuasi limbah cair yg tdk merata dg
gunakan tehnik penampungan & pengenceran.

24
C. Bak Aerasi & stabilisasi
 Air limbah dr bak ekualisasi dialirkan ke bak aerasi & stabilisasi dg
gunakan pompa submersible
 Dlm bak aerasi tdp nerator u/ mensuplai udara segar yg
mengandung O2
 Bak aerasi dilengkapi dg blower yg bekerja 24 jam u/ mengaduk
limbah cair shg material dlm limbah cair tersuspensi dg mikro
organisme
 Di dlm bak ini diberikan urea sbg bahan makanan mikroorganisme
(bakteri aerob)
 Air limbah dlm bentuk suspensi mengalir ke bak sedimentasi  di
diamkan shg partikel tersuspensi  flok di pompa kembali ke
bak aerasi sbg actived sludge

25
D. Bak koagulan
 Dlm bak ini ditambahkan koagulan yi, larutan PAC dg gunakan dosing
pump  mudahkan proses koagulan air limpahan dari bak sedimentasi

E. Bak Flokulasi
 Cairan yg telah terkoagulasi mengalir ke bak flokulasi yg dilengkapi dosing
pump u/ mengatur penambahan polyanionic yg berfungsi mempercepat
proses flokulasi
 Flok2 yg terbentuk dr proses flokulan akan mengalir ke bak
pengendapatan-III mll kran, sedangkan cairan bag. atasnya dialirkan ke
bak bidang miring

26
F. Bak pengendapan III
 Bag. Bwh berisi batu2 kerikil dan bag. Atas tdr dr lapisan ijuk.
Endapan akan tertampung di lapisan ijuk sedangkan cairan akan
mengalir ke bak penampungan cair.
 Cairan dr bak penampungan III di alirkan kembali ke pak
pengendapan I dg gunakan pompa u/ diproses kembali

G. Bak kontrol
 Ditanami ikan sbg indikator biologi sal. Pembuangan kota

27
ALUR PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
SALURAH
BAK KONTROL PEMBUANGAN UMUM

BAK BIDANG MIRING BAK PE- Pump


NAMPUNGAN
PIPA SALURAN CAIRAN
DARI BAK PENAMPUNGANN
Dosing Pump BAK
Pengaduk SEDIMENTASI 3
KE BAK SEDIMENTASI I

BAK FLOKULASI

Karung Penyaring AIR LIMBAH


Pengaduk Endapan β LAKTAM
Dosing Pump
BAK KOAGULASI

BAK
SEDIMENTASI 2 BAK SEDIMENTASI
(CLARIFIER) AWAL

BAK AERASI
Difuser
Pengaduk Aerasor
Destruksi
BAK
SEDIMENTASI
Pump BAK I
EKUALISASI
Air Limbah Non β Laktam Air Washer

Pengaduk

AIR LIMBAH NON β LAKTAM SALURAN AIR LIMBAH DARI 28


TABLET COATING SEDIMEN AWAL
EVALUASI DAMPAK LINGKUNGAN
A. Kualitas udara
 Evaluasi udara di dlm r. produksi dilakukan dg alat penghitung
partikel (particle counter)
 Udara yg dibuang keluar pabrik sdh diolah dg unit pengolahan udara
(Air Handling Unit/AHU)

B. Kualitas limbah padat


 Evaluasi dilakukan dg cara penyortiran secara visual

C. Kualitas limbah cair


 Evaluasi dilakukan dg cara pengujian hasil akhir pengolahan limbah
scr biologi meliputi PH, COD, BOD & warna

29
D. Kebisingan
 Evaluasi tk. kebisingan dilakukan dg gunakan sound level meter
thd. sumber kebisingan pd jarak tertt.
 Pd. Jarak tertt. titik sampling diambil pd setiap arah mata angin
sampai keluar bangunan pabrik & pemukiman. Pengukuran tk
kebisingan jg. dilakukan di dlm pabrik di setiap ruangan yg
menimbulkan kebisingan.
 Kebisingan berasal dr suara mesin produksi boiler & genset

30
Pengertian beberapa istilah
• DO (Dissolved Oxygen) adalah banyaknya oksigen (O2) yang terlarut
dalam air dan dinyatakan dalam mg/L.
• COD (Chemical Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen (O2) yang
digunakan untuk mengoksidasikan senyawa organik dan anorganik yang
bisa teroksidasi dalam air dan dinyatakan dalam mg/L.
• BOD (Biological Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen (O2) yang
dibutuhkan oleh bakteri aerobic untuk menguraikan dan menstabilkan
sejumlah senyawa organik dalam air melalui proses oksidasi biologis
aerobic dan dinyatakan dalam mg/L.
• BOD5 (Biological Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen (O2) yang
dibutuhkan dalam kondisi penetapan inkubasi selama 5 hari dalam suhu
20oC dan dalam kondisi yang gelap. Pengujian ini untuk menyatakan
degradasi zat organik melalui cara biologis dan dinyatakan dalam mg/L

31
Pengelolaan Limbah Padat

incenerator
32
LIMBAH CAIR
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

Air buangan atau air limbah adalah semua cairan yang dibuang baik
yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-tumbuhan,
maupun yang mengandung sisa-sisa proses dari industri.
Lingkungan Yang Sehat

Anda mungkin juga menyukai