Anda di halaman 1dari 28

PANDANGAN AGAMA TERHADAP:

• KENAKALAN REMAJA PADA KELUARGA –


ORANG TUA
• KENAKALAN REMAJA ( PERGAULAN
BEBAS )
KENAKALAN REMAJA
Para ahli pendidikan sependapat bahwa usia
remaja adalah 13-18 tahun.
Masa remaja adalah masa transisi (usia
belasan ) yang terjadi padanya
perubahan fisik, psikis, maupun sosial.
Remaja adalah usia yang dipenuhi dengan
semangat yang sangat tinggi tetapi
adakalanya ada yang mengarah ke
sesuatu yang negatif yang disebut
dengan kenakalan remaja.
Kenakalan Remaja meliputi semua
prilaku yang menyimpang dari
norma-norma hukum yang
dilakukan remaja.
Prilaku tersebut akan merugikan
dirinya dan orang-orang di
sekitarnya.
DIANTARA BENTUK KENAKALAN REMAJA:

1. Melawan Orang Tua yaitu prilaku remaja


yang melanggar norma-norma orang tua yang
sesuai dengan ajaran agama.

2. Pergaulan Bebas adalah proses bergaul


dengan orang lain terlepas dari ikatan yang
mengatur pergaulan tersebut (seperti
perzinaan / free sex).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan
Remaja:

a. Faktor Internal
1. Psikologi pribadi
Karena mental remaja masih tergolong
labil, dengan didukung keingintahuan yang
kuat, maka biasanya mereka cenderung
melakukan apa saja tanpa
mempertimbangkan akibat yang akan
ditimbulkan.
Faktor Eksternal:

1. Lingkungan Masyarakat yakni pertumbuhan


remaja tidak akan jauh dari warna
lingkungan tempat dia hidup dan
berkembang.
2. Teman Pergaulan yakni prilaku seseorang
tidak akan jauh dari temannya.
DAMPAK KENAKALAN REMAJA DIATAS:

1. Akan tumbuh menjadi sosok dengan


kepribadian buruk.
2. Akan dihindari dan dikucilkan banyak orang.
3. Akan dianggap oleh masyarakat sebagai
pengganggu dan tidak berguna.
4. Akan mengalami gangguan kejiwaan.
CARA MENANGGULANGI TERJADINYA KENAKALAN
REMAJA:

1. Membentuk ligkungan yang baik.


2. Pembinaan dalam keluarga.
3. Pembinaan dalam sekolah.
4. Pengenalan dan pemahaman agama.
Al-Qur’an Mengajarkan:

1. “ Jika salah seorang diantara mereka telah


berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali jangan kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu
membentak mereka, ucapkan kepada mereka
perkataan yang mulia”. (QS. Al-Isra’: 23)
Al-Qur’an Mengajarkan:

2. “Katakanlah kepada orang laki-laki yang


beriman: “ hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara
kemaluannya, yang demikian itu adalah
lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka
Perbuat”. (QS. An-Nur: 30)
Al-Qur’an Mengajarkan:
3. “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “ hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasan kecuali pada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka,
atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-
laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau
putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita
Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-
pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan(terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat
wanita dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung. ”. (QS. An-Nur: 31)
Al-Qur’an Mengajarkan:

4. “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu


adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk ”.
(QS. Al-Isra’ : 32)
Menanggulangi kenakalan remaja
dengan membangun keluarga
sakinah (cara Islami)
Pernikahan adalah ikatan / perjanjian untuk
membangun rumah tangga sebagai perjanjian yang
sangat kuat dan kokoh yaitu “Mîtsâqan ghalîzhâ.

Pernikahan Adalah aqad atau ikatan antara seorang


laki- laki dan wanita untuk membangun rumah
tangga sebagai suami istri sesuai ketentuan syariat
Islam Pernikahan adalah ibadah yang disyariatkan.
Menanggulangi kenakalan remaja
dengan membangun keluarga
sakinah (cara Islami)

QS. An-Nisa’: ayat 21.


Artinya, “ Bagaimana akan mengambilnya
kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul
(bercampur) dengan yang lain sebagai suami
isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah
mengambil dari kamu perjanjian yang kuat”.
QS. Ar-Rum ayat 21.

Artinya: Dan diantara tanda-tanda


kekuasaannya ialah Dia menciptakan isteri-
isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tentram kepadanya,
dan dijadikannya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir.
UPAYA PENCEGAHAN
PENYALAHGUNAAN MIRAS DAN NARKOBA

1. Penanggulangan oleh keluarga


2. Penanggulangan oleh tokoh
masyarakat/tokoh agama
3. Penanggulangan oleh pemerintah
4. Penanggulangan oleh dirinya sendiri
RUKUN NIKAH

1. Sighat (akad)
2. Wali (dari Perempuan)
3. 2 orang saksi dari Laki-Laki
Tahapannya : Pra - nikah
1. Persiapan mental.
2. Mengenali Pasangan.
3. Menyusun agenda kegiatan.
4. Mempelajari kesenangan pasangan.
5. Adaptasi lingkungan.
6. Menanamkan rasa saling percaya.
7. Musyawarah.
8. Menciptakan suasana Islami.
Tujuan Pernikahan
1. Mewujudkan ketenangan
2. mawaddah dan rahmat (kasih dan sayang)
3. Melanjutkan keturunan
4. Menghindarkan dosa
5. Mempererat tali silaturahim
6. Menggapai ridha Allah, inilah tujuan dari
segala tujuan (ghayatu al-ghayah) dari
pernikahan
Fungsi Keluarga
1. Fungsi Reproduksi
2. Fungsi Sosial
3. Fungsi Ekonomi
4. Fungsi Edukatif
5. Fungsi Protektif
6. Fungsi Religius
7. Fungsi Rekreatif
8. Fungsi Afektif
Keluarga Kokoh
Bila seluruh fungsi berjalan tidak
seperti seharusnya atau
pelaksanaan fungsi itu hilang - tidak
memadai atau dikurangi
sebagiannya akan timbul krisis
keluarga Krisis keluarga bisa
berkembang menjadi keluarga yang
pecah (broken home) Keluarga
bukan menjadi “surga”, tapi “neraka
dunia”.
Prinsip Menuju Keluarga Sakinah :
Pernikahan harus dipandang sebagai perjanjian
yang berat (mitsaqan ghalidza), yang menuntut
suami istri memenuhi hak dan kewajibannya
masing-masing Setiap anggota keluarga (suami
dan istri) adalah pemimpin dalam
kedudukannya masing-masing, dan akan Allah
akan memintakan pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya itu Sebuah keluarga harus
dikemudikan secara adil, artinya meletakkan
semua fungsi itu secara memadai
Keluarga Sakinah Sebagai
1. “Masjid”, yang memberikan
pengalaman keagamaan pada setiap
anggota keluarga
2. “Madrasah”, yang mengajarkan nilai-
nilai Islam
3. “Benteng”, yang melindungi dari setiap
gangguan fisik maupun non fisik
4. “Rumah sakit”, yang memelihara dan
merawat kesehatan jasmani dan rohani
anggota keluarga .
Kewajiban Suami Terhadap Istri :
1. Mempergaulinya secara ma’ruf
2. Memberinya nafkah lahir dan batin
3. Mendidik istri
4. Menjaga kehormatan istri (dan
keluarga)
5. Meminta izin ketika hendak bepergian
dan puasa sunnah
6. Menghargai istri.
Kewajiban Istri Terhadap Suami :
1. Taat kepada suami
2. Menjaga amanat sebagai ummun (ibu)
dan rabbatu al- bayt (manajer rumah
tangga)
3. Menjaga kehormatan suami
4. Meminta izin ketika hendak bepergian
dan puasa sunnah
5. Menghargai suami.
Hak dan kewajiban anak
1. Hak Anak : Mendapatkan kasih
sayang, mendapatkan nafkah,
mendapatkan pendidikan.

2. Kewajiban Anak :Taat kepada


orang tua.
Keluarga Sakinah Terbangun
Dengan 6 Kebahagiaan
1. Kebahagiaan material
2. Kebahagiaan seksual
3. Kebahagiaan moral
4. Kebahagiaan intelektual
5. Kebahagiaan spiritual
6. Kebahagiaan idiologikal
7. Puncak kebahagiaan ketika semua
didedikasikan demi keridhaan Ilahi.
Tips Membangun Keluarga Sakinah
Oleh. Prof. Dr. M. Nuh Dea
Prinsip 3 persamaan dan 1 perbedaan

A. Prinsip 3 Persamaan :
1. Sama Hidupnya = pelajari ilmu kehidupan
2. Sama Manusianya = pelajari kita sebagai manusia = sama-
sama punya kelebihan dan kekeranga atau baik dan buruk
3. Sama Dewasanya = kalau ada persoalan diselesaikan
dengan dewasa.

B. Prinsip 1 Perbedaan :
•Satu laki-laki dan satu perempuan = hak dan kewajiban =
hakekat

Anda mungkin juga menyukai