Dilukiskan dari bawah atau batang tubuh, air suci mengalir kearah
Kepala melalui organ leher tempat bundelan tali rasa La.
Organ La sebagai penguji terakhir, yang dalam versi pedalangan
disebut sebagai “Wot ogal-agil” (jembatan yang selalu bergoyang) yang
gawat keliwat-liwat (sangat berbahaya), juga sering disebut Gapura
Selo Penangkep, pintu untuk masuk kahyangan Junggring Saloka.
Junggring Saloka adalah simbolis adanya Otak Besar yang berada di
kepala manusia, dimana Batara Guru bertahta sebagai raja para dewa.
Batara Guru adalah simbolis adanya “pikir” atau otak manusia.
Batara Guru Otak Kiri
Semar, Betara Ismaya Otak Kanan
Togog, Handogo Otak Kecil
Fungsi kedua merupakan saluran yang salah jalan (kesasar), hal ini
terjadi apabila fungsi utamanya tertutup (terbuntoni), berarti mission
hidup manusia kebegal atau Gagal. Hal ini melambangkan kehidupan
manusia yang perilakunya tersesat, terperosok ke Alam Kajiman
l = La (lanjutan)
a l
Saluran Ha Saluran La ke belakang
ke depan
Hubungan dengan Alam
“Sabda” Halus (alam penasaran, alam
gentayangan), merupakan
alamnya roh manusia yang
Gapura gapit
Batang tubuh telah meninggal dunia dan
belum dapat kembali ke alam
kelanggengan
p = Pa
Pa, berada di tengah ketiak kiri kanan
Jawa : ing tengah cangklakan kiwa tengan
Maknanya : Padha-padha.
Artinya sama-sama atau kebersamaan, yang dimaksud adalah keseim-
bangan, keselarasan, tidak berat sebelah.
Letak Pa di kedua ketiak kiri dan kanan atau di kedua pangkal lengan
mencerminkan semua gerak lakunya harus serasi, selaras, seimbang
dan lapang dada.
Fungsinya menimbang sesuatu yang harus dikerjakan, harus berdasar
pada kebersamaan kepentingan antara rohani dan jasmani, sehingga
terwujud keseimbangan gerak langkah kehidupan individu manusia
dalam mengemban tugas hidup di dunia.
Mempunyai hubungan erat dengan fungsi Dha - Ja - Ya dan Ra
d = Dha
Dha, berada di lekuk siku tangan kiri kanan
Jawa : ing tekukan sikut kiwa tengan
Maknanya : Dhadag.
Artinya menanggung akibat secara konsekwen yang bagaimanapun
beratnya, menopang beban berat sehubungan dengan garis kehidupan
untuk mencapai keseimbangannya.
Fungsinya : Siku keadilan / keseimbangan, kerja sama dengan fungsi
Pa - Ja dan Ya
j = Ja
Ja, berada di urat nadi pergelangan tangan kiri kanan
Jawa : ing urat nadi ugel-2 kiwa tengen
Maknanya : Jaya.
Artinya kejayaan, disini bukan berarti kemenangan, tetapi keberhasilan
dalam melaksanakan tugas hidupnya, seiring dan kerja sama dalam
perputaran kehidupan rohani dan jasmani dalam kesatuan individu
manusia.
Merupakan refleksi Cakra Dasar pada pergelangan tangan.
Fungsinya memutarkan fungsi Pa dan Dha untuk mencapai keberha-
silannya dalam melaksanakan tugas hidup di dunia.
Mempunyai hubungan erat dan kerja sama dengan Pa - Dha dan Ya.
y = Ya
Ya, berada di tengah telapak tangan kiri kanan
Jawa : ing èpèk-2 tangan kiwa tengen
Maknanya : Yasa / Yasan.
Artinya setiap kehidupan individu manusia telah disediakan tempat atau
papan sendiri-2 beserta garis hidupnya, yang telah terukir pada telapak
tangan dan telah dibekali Pancaran Lima sifat keluhuran yang mencer-
minkan sikap perwujudan kehendak Allah yang mutlak, yaitu : Maha
Agung, Maha Rokhim, Maha Adil, Maha Wasesa dan Maha Langgeng.
Dilambangkan adanya 5 jari tangan.
Merupakan refleksi Cakra Mahkota pada telapak tangan.
Fungsinya memelihara dan mendarmakan (nggegem lan ndarmaaké)
apa yang telah dibekalkan dan dianugerahkan kepada setiap individu
manusia, untuk melaksanakan darma hidup selaras dengan garis kehi-
dupannya yang sesuai dengan kehendak-Nya.
v = Nya
Nya, berada di tengah putting susu kiri kanan
Jawa : ing tengah susu kiwa lan tengen
Maknanya : Nyawa, rinengga.
Artinya alat penghias yang menyebabkan hidup.
Nyawa disini bukan berarti Jiwa atau Ruh, tetapi hanya organ yang
mewarnai penyebab kehidupannya yang beraneka ragam.
Jadi yang dimaksud adalah penyebab adanya variasi hidup dalam
bentuk perwujudannya (ragawi dan kelamin) yang menjadi penyebab
timbulnya daya tarik.
Keberadaan Nya kalau ditarik kebelakang lurus tembus keberadaan
Wa sebagai walikatnya hidup. Kalau ditarik ketengah sedikit keatas
akan bertemu dengan Ca (cahaya hidup).
Kalau ditarik ketengah agak kebawah disitu terletak Ra, rasanya hidup
atau kesaksian hidup, dan dari Ra kebawah sedikit terletak Ka atau
Kala, batasan waktu dan gerak kehidupan manusia.
v = Nya (lanjutan)
Akhirnya kalau di teruskan kebawah bertemu Da, Datnya hidup yang
berjenis pria dan wanita.
Jadi tali rasa Nya memang mempunyai makna yang sangat berkaitan
sekali dengan kehidupan manusia di dunia ini, dengan berbagai variasi
nya (sangat berkaitan dengan makna Wa - Ca - Ra - Ka dan Da)
Fungsinya menunjukkan lambang kewibawaan manusia.
Bagi pria : keperwiraan, kejantanan, kekar, gagah sentosa.
Bagi wanita : keibuan, keindahan yang tampak pada payudaranya yang
menonjol, sebagai ciri khas kewibawaan wanita. Bagi wanita masih di
tambah untuk mengeluarkan ASI untuk putra-putrinya.
Fungsi ini merupakan kebanggaan tersendiri yang hanya dimiliki oleh
kaum ibu.
m = Ma
Ma, berada di tengah pangkal paha kiri kanan
Jawa : ing tengah slakangan kiwa tengen
Maknanya : Mawa.
Artinya membawa, memuat, memakai, telah terbekali alat dalam tugas
perjalanan hidup.
Fungsinya untuk melakukan tugas perjalanan hidup di dunia ini.
Kiri dan kanan mengandung arti bahwa lakunya harus seimbang,
selaras dengan kodratnya
Mempunyai hubungan erat dengan fungsi Ga - Ba dan Tha.
g = Ga
Ga, berada di belakang lutut kiri kanan
Jawa : ing tekukan dhengkul kiwa tengen
Maknanya : Gama, gamana.
Artinya jalannya, lakunya, sarana, ikhtiar/usaha, dalam hal ini merupa-
kan mata rantai fungsi Ma dalam pelaksanaannya.
Fungsinya sebagai siku laku fungsi Ma dalam mengarungi perjalanan
hidup di dunia ini.
Mempunyai hubungan yang erat dengan Ba dan Tha.
b = Ba
Ba, berada di belakang mata kaki (keting) kiri kanan
Jawa : ing kencèt sikil kiwa tengen
Maknanya : Bawa.
Artinya kahanan.
Fungsinya berperan untuk menyesuaikan dengan sifat dan keadaan
(kahanan) dengan laku kehidupan manusia pada fungsi Ma - Ga dan
Tha.
q = Tha
Tha, berada di tengah telapak kaki kiri kanan
Jawa : ing tengah dlamakan kiwa tengen
Maknanya : Thak-thakan.
Artinya agar segera (kesusu).
Merupakan refleksi Cakra Mahkota pada telapak kaki.
Fungsinya sebagai landasan laku agar segera sampai ke sasaran yang
dituju berkenaan dengan fungsi Ma Ga dan Ba.
Bila mana hal ini berfungsi sebagaimana mestinya akan memperlancar
proses laku dalam mencapai sasaran yang dituju.
z = Nga
Nga, berada di kening (tengah dahi)
Jawa : ing kening tengahé bathuk
Maknanya : Ngarti, ngerti.
Artinya mengerti tentang hidup dan kehidupannya, asas tujuan hidup
sesuai dengan kehendak Tuhan Yang Maha Menciptakannya.
Fungsinya untuk mengemban tugas hidup di dunia ini sesuai dengan
hukum kodrat/ketentuan yang tertera pada makna dan fungsi Bundelan
Tali Rasa Ha sampai Tha, sehingga dapat terwujudnya keharmonisan
maupun keselarasan kehidupan manusia ini, yang pada hakekatnya
terdiri dari dua unsur yang terpadu, sesuai dengan kehendak Allah yang
mutlak.