Anda di halaman 1dari 24

(Studi Kasus Kawah Ijen, Bondowoso, Jawa Timur)

PENDAHULUAN
Belerang (Sulfur) merupakan bahan galian yang memiliki potensi
sumberdaya yang besar di Indonesia.
Tetapi hingga saat ini pengusahaan bahan galian ini masih
dilakukan secara sederhana dan konvensional. Dan belum adanya
data-data yang lengkap tentang keberadaan potensi bahan
galian belerang ini menyebabkan pengelolaannya belum
optimalnya

Salah satu daerah penghasil


belerang adalah Gunung Ijen yang
terdapat di Kabupaten Bondowoso,
Jawa Timur. Mengingat kawasan
tersebut memiliki potensi belerang,
maka dilakukan suatu eksplorasi
bahan galian belerang sehingga
diketahui potensi dan metoda
penambangan yang tepat dan
efisien
KEGUNAAN

Bahan Baku beberapa industri seperti farmasi,


kosmetika, obat-obatan.
 Industri Elektronika, industri pupuk, kertas, cat,
plastik, bahan sintetis.
Pengolahan minyak bumi, Industri karet, accu, ban.
Industri gula pasir.
Industri kimia, bahan peledak, pertenunan, film dan
fotografi,
Industri logam dan besi baja.
KARATERISTIK
Komposisi
Berat Molekul : 256.53 gm BELERANG
Rumus Kimia : S 100%/ 100% S
Nama Asli : Sanskrit, Sulvere = Sulfur, Latin = Sulphurium
Kristalografi Sulfur di Lichtenberg Mine,
Axial Ratios: : a:b:c =0.8135:1:1.9042 Gera district, Thuringia
a = 10.45, b = 12.845, c = 24.46, Z = 16; V =
Cell Dimensions: :
3,283.27 Den(Calc)= 2.08
Sistem Kristal : Orthorhombic - Dipyramidal (2/m 2/m 2/m)
Sifat Fisik
Belahan : Imperfect
Kuning, Kuning Kecoklatan, Kuning Keabu-abuan,
Warna :
kemerahan, Kehijauan
Density : 2.05 - 2.09, Average = 2.06
Diaphaniety : Transparent to translucent
Fracture : Sectile - Curved
Hardness : 1.5-2.5 (Skala Mohs)
Luminescence : Non-fluorescent.
Luster : Resinous
Streak : white
Sifat Optis
Biaxial (+), a=1.9579, b=2.0377, g=2.2452,
Optical Data : bire=0.2873, 2V(Calc)=70, 2V(Meas)=68.967. Sulfur di
Dispersion relatively weak. Girgenti, Sicily,
Italy
Fermion Index : Fermion Index = 0.0075, Boson Index = 0.9925
PESulfur = 5.40 barns/electron
Photoelectric :
U=PESulfur x electron= 11.22 barns/cc. Sulfur di Steamboat
Radioactivity : Sulfur is Not Radioactive Springs, Washoe County,
Nevada, USA
Maksud Dan
Tujuan
Mengetahui Potensi Dan Metoda
Penambangan Bahan Galian
Belerang di Gunung Ijen,
Bondowoso, Jawa Timur.
LINGKUP
KEGIATAN
• Studi Literatur (desk study)
• Survey Lapangan
• Metoda Eksplorasi Yang
Dipakai Metoda Geokimia.
• Pembuatan Peta
Keterdapatan Potensi Bahan
Galian Belerang.
• Analisis Laboratorium
• Perhitungan Cadangan &
Produksi
• Perencanaan Sistem
Penambangan
• Laporan
METODOLOGI
PERSIAPAN

DESK STUDY
/INVENTARISASI DATA

SURVEY LAPANGAN
Sampling Air
Sampling Gas
Sampling Batuan
Pengukuran Tekanan Air Pada Kawah
Pengukuran Suhu Dan Proses Sublimasi
Dengan Pipa-Pipa Paralon

ANALISIS LABORATORIUM HASIL PENGUKURAN LAPANGAN

ANALISIS DAN AWAL

PERHITUNGAN CADANGAN

METODA PENAMBANGAN

PELAPORAN
WAKTU PELAKSANAAN
Rencana Kegiatan Potensi Dan Perencanaan Penambangan Bahan
Galian Belerang Kawah Ijen dilakukan selama 12 Bulan dari
Persiapan hingga Pelaporan, dengan schedule time sebagai
berikut :

NO KEGIATAN BULAN
1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12
1 Persiapan
2 Desk Study/Inventarisasi Data
3 Survey Lapangan
4 Analisis Laboratorium
5 Analisis Awal
6 Perhitungan Cadangan & Produksi
7 Perencanaan Sistem Penambangan
8 Analisis Akhir
9 Pelaporan
KONDISI UMUM
Kondisi Umum & Kesampaian Daerah :
Nama : G. Ijen
Nama Lain : Gunung Kawah Ijen
Nama Kawah : Kawah Ijen
Lokasi : Koordinat/ Geografi : 8°03,5'LS dan
114°14,5' BT. Secara administratif termasuk
: Kecamatan Licin, Sempol, Kabupaten
Banyuwangi, Bondowoso.
Ketinggian : Tepi kawah 2386 m dan Danau Kawah 2145
m
Kota Terdekat : 33 km dari Banyuwangi
Tipe Gunungapi : Strato
Pos Pengamatan : Terletak di Kampung Pangsungsari, Licin,
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi.
Geografi 08°08,812' LS dan 114°15,426' BT.
Elevasi di atas muka laut : 730 m
GEOLOGI DAERAH
PENELITIAN
Pegunungan Ijen terletak di bagian ujung timur Pulau Jawa
mulai dari selat Bali sampai daerah Bondowoso meliputi luas
500 km2, terdiri dari endapan vulkanik antara lain abu
gunungapi, lapili, bom gunungapi dan leleran lava. Letusan yang
menghancurkan puncak gunungapi di pegunungan Ijen adalah
Gunung Raung dan Kawah Ijen.

Batuan Gunungapi Ijen

Erupsi gunungapi Ijen mengeluarkan gas, material piroklastik yang


terdiri dari pasir, abu dan bom gunungapi yang semuanya bersifat
batuapungan. Jenis batuan gunungapi Ijen menurut Brouwer (dalam
Kemmerling,1921) terdiri dari andesit augit hipersten.
Bentuk dan Struktur Kawah Ijen

Kawah Ijen dan Gunung Merapi merupakan dua gunungapi kembar (Taverne,
1926), sedangkan Neuman Van Padang (1951) menulis bahwa Kawah Ijen
dibentuk oleh gunungapi kembar dengan gunung Merapi yang telah padam,
yang terdapat di tepi timur dari pinggir kaldera besar Ijen. Kawah Ijen
berbentuk elips karena perpindahan pipa kepundan. Dinding kawah yang
terendah terletak di sebelah barat dan merupakan hulu Kali Banyupait.
Sekarang kawah berukuran 1160 m x 1160 m pada ketinggian antara 2386
dan 2148 m diatas muka laut.
Danau kawah Ijen berukuran 910 m x 600 m pada ketinggian 2148 dan
kedalaman 200 m. Volume air danau sekitar 30 juta m3 (Takano,dkk, 1996).
Komplek Solfatara

Komplek solfatara Gunung Ijen terdapat


di sebelah tenggara dan merupakan
bagian dari dinding danau itu sendiri.
Batuan yang terdapat di areal solfatara
sudah teraltrasi secara intensif yang
didominasi warna putih sampai kuning.
Suhu gas solfatara yang diukur dengan
thermokopel pada bulan Agustus 2001
mencapai 200 – 202 °C.

Di komplek solfatara Gunung Ijen yang semula terdapat lima lubang


solfatara besar, yaitu solfatara I, II, III IV dan IV (Penomoran
Vulkanologi). Sekarang, jumlah solfatara bertambah menjadi delapan
buah, yang diberi nama solfatara menjadi solfatara Kodim, Tahar,
Goblog, Tugu dan Taham serta untuk satu solfatara baru diberi nama
Sarinem dan yang dua belum diberi nama.
MORFOLOGI
Daerah Ijen dan sekitarnya terdiri dari dataran tinggi, bukit-
bukit gunungapi dalam kaldera, lereng dan dataran yang
merupakan daerah pengendapan. Kemmerling (1921)
membagi morfologi Ijen menjadi lima satuan yaitu :

a. Runtuhan gunungapi Ijen tua, Gunung Kendeng dan Gunung


Ringgih (kira-kira 2000 m).
b. Kelompok gunungapi sebelah timur, termasuk Gunung Merapi,
Kawah Ijen, Gunung Papak, Widodaren dan Pawenan
c. Kelompok gunungapi sebelah selatan termasuk Gunung Rante,
Cilik (1600 m).
d. Kelompok gunungapi sebelah barat termasuk Gunung Jampit,
merupakan bendungan jebol dari Gunung Raung dan Suket.
e. Dataran tinggi Ijen dengan kelompok gunungapi parasit yang
terdiri dari kumpulan gunungapi yang terletak ditengah-tengah.
Dataran tinggi Ijen dan gunungapi kecil seperti Gunung Kukusan,
Deleman, Pendil dengan kawahnya sedalam 100 m; Gunung
Kenteng, Panduan, Anyar dan Gunung Lingker.
METODA EKSPLORASI
Metoda eksplorasi yang dilakukan adalah Metoda
Eksplorasi Geokimia yang memiliki prinsip pengenalan
pola dispersi kimiawi. Eksplorasi geokimia ini
diterapkan untuk mengetahui pembentukan atau
genesa belerang yang terdapat di Kawah Ijen. Metoda
ini didasari oleh proses pembentukan bahan galian
tidak hanya menghasilkan satu unsur saja namun
sering disertai oleh unsur yang lain yang juga dapat
dieksploitasi sebagai produk sampingan. Dan
selanjutnya melakukan analisa geokimia untuk
mengetahui daerah prospek yang mememiliki
kandungan bahan galian yang dicari.
HASIL EKSPLORASI GEOKIMIA

1. Gas sulfatara yang terdapat di Kawah Ijen memiliki kandungan


belerang
2. Endapan belerang yang terdapat di Kawah Ijen terdiri atas 2 (dua)
proses pembentukan yaitu :

• Proses sublimasi yaitu proses fisika yaitu yaitu perubahan fase dari
gas belerang menjadi belerang padat yang disebabkan oleh adanya
penurunan suhu. Khusus untuk senyawa belerang pada waktu terjadi
penurunan suhu selain terjadi proses fisika juga terjadi proses kimia
menurut reaksi :

2 H2S + SO2 ====== 2 H2O + 3S


Tingkat pembentukan S tergantung pada kinetika reaksi dan oleh
karena itu tergantung pada waktu tinggal (“residence time”) gas pada
suhu yang lebih rendah dan kemungkinan adanya katalisator atrau
unsur lain seperti uap air. Dan proses ini menghasilkan endapan
belereng yang dapat ditambang setiap saat.
• Proses Pendinginan Magma yaitu Elemen sulfur
ditransformasikan kedalam cairan selama terjadinya proses
pendinginan gas mgmatik, dengan reaksi :

SO2 + H2S ---- H2O + S

Karena kelarutan belerang sangat terbatas terutama dalam


kondisi asam dan dalam kondisi oksidasi pertengahan, maka
belerang akan mengendap dan sebagian terapung di
permukaan air sebagai belerang mrica.

3. Dari kedua proses tersebut terbentuk endapan belerang yang


memiliki sumberdaya yang tidak terbatas.
PERHITUNGAN CADANGAN
Berdasarkan hasil eksplorasi geokimia, diketahui bahwa
sumberdaya belerang tidak terbatas (sumberdaya terbarukan).
Sedangkan untuk cadangan = jumlah produksi yang
dihasilkan.

Perhitungan Cadangan & Produksi dilakukan dengan


mengetahui kecepatan sublimasi gas yang dialirkan melalui
pipa-pipa paralon
PENAMBANGAN

Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam


perencanaan penambangan adalah :

1. Aspek Teknis, yang meliputi :


• Jumlah Cadangan & Kemampuan Produksi
• Rencana Metoda Penambangan

2. Aspek Keekonomian
• Harga Belerang
• Biaya Produksi
• Kebutuhan Belerang Yang Diinginkan oleh Pasar
(Pemasaran)

3. Aspek Lingkungan
• AMDAL
• RPL & RKL
RENCANA PRODUKSI

Kapasitas saat ini 8 Ton/Hari (lama)


Rencana Produksi : 50 Ton/Hari
Harga : Rp. 500/Kg
Biaya Produksi : Rp. 180/Kg
RENCANA METODA PENAMBANGAN

Lokasi penambangan belerang


terdapat di dasar kawah seluas
5.466 hektar yang berisi air
membentuk danau berwarna
hijau tosca yang berda di
ketinggian 2.368 meter di atas
permukaan laut. Kawah itu
berdinding kaldera setinggi 300-
500m, memiliki kedalaman 200
meter. Dimana penambangan
belerang dilakukan dengan
membuat pipa-pipa besi untuk
mengalirkan gas sulfatara dan
karena penurunan suhu akan Lokasi Penambangan
menjadi belerang Belerang
Kegiatan Penambangan :
• Pembuatan Front Penambangan yang berada
di Kawah Ijen, dengan membangun pipa-pipa
untuk menyalurkan gas-gas sulfatara.
• Pembuatan jalan menuju STO I (sementara)
untuk mengangkut belerang.
• Pembuatan STO II (akhir)
• Pembuatan jalur pipa-pipa untuk mengalirkan
belerang dengan menggunakan perbedaan
topografi.
RENCANA SISTEM PENAMBANGAN

800 m 3 km

Lokasi Penambangan
Lokasi Lokasi
(Dasar Kawah)
Penampungan I Penampungan II

PROCESSING
PELABUHAN/
PEMASARAN
INVESTASI

 Pembuatan Pipa-pipa untuk mengalirkan gas sulfatara.


Pembuatan Stockyard I (sementara)
Pembuatan Stockyard II (Penampungan)
Pembuatan Jalan Dari Lokasi Penambangan ke STO I
sepanjang 800 meter.
Pembuatan Jalur Pipa dan Jalan ke STO II Sepanjang 3
km.
Pembuatan Lokasi Processing dan Pengangkutan ke lokasi
Akhir
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai