Anda di halaman 1dari 75

PEMBEBANAN UNTUK JEMBATAN

(Berdasarkan RSNI T-02-2005)

.................................................................

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

30/9/2013 ..............................................................
PENDAHULUAN
1

 Standar perencanaan jembatan jalan raya


digunakan dalam perjanjian kerja antara pihak-
pihak yang bersangkutan dengan bidang
konstruksi dan pihak yang berwenang/aparatur
pemerintah, sehingga merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari anggaran biaya yang
mengikat.
 Para Pelaksana dalam pekerjaan pembangunan
jembatan tidak akan terlepas dari kewajiban
untuk melaksanakan berbagai upaya analisa,
cara, atau perhitungan yang dapat menjamin
bahwa jembatan yang dibangunnya akan
sanggup memikul beban-beban yang
Pengelompokan Beban/Aksi
2

Menurut sumbernya:
1. Aksi tetap

2. Beban lalu lintas

3. Aksi lingkungan

4. Aksi-aksi lainnya

Menurut kepada lamanya aksi tersebut


bekerja:
5. Aksi tetap

6. Aksi transien/sementara
KOMBINASI PEMBEBANAN
3

Kombinasi beban rencana juga


dikelompokkan ke dalam kelompok-
kelompok, yaitu:
1. Kombinasi dalam batas daya layan

2. Kombinasi dalam batas ultimit

3. Kombinasi dalam perencanaan

berdasarkan tegangan kerja yang


terjadi saat proses
kontruksi/pembangunan
YANG PERLU DIPERHATIKAN
4

 Semua aksi yang mungkin akan mempengaruhi


jembatan selama umur rencana terlebih dahulu
harus diketahui.
 Suatu kombinasi mungkin hanya berlaku untuk
bagian dari jembatan saja, dan beberapa aksi
mungkin tidak akan cocok apabila terjadi secara
bersamaan. Hal semacam ini harus bisa
diputuskan oleh Perencana
 Aksi nominal diubah menjadi aksi rencana
dengan cara mengalikan dengan faktor beban
yang cukup memadai
 Beberapa aksi dapat mengurangi pengaruh dari
aksi-aksi lainnya. Dalam keadaan ini maka faktor
5

Bagan
Alir Perencanaan
Beban Jembatan

5/6/2013
1. Aksi/Beban Tetap
6

Beban Tetap terdiri dari:


a. Berat sendiri

b. Beban mati tambahan/utilitas

c. Pengaruh susutan dan rangkak

d. Pengaruh prategang

e. Tekanan tanah

f. Pengaruh tetap pelaksanaan


a. Berat sendiri
7

Berat sendiri dari bagian bangunan adalah


berat dari bagian tersebut dan elemen-elemen
struktural lain yang dipikulnya. Termasuk dalam
hal ini adalah berat bahan dan bagian
jembatan yang merupakan elemen struktural,
ditambah dengan elemen non struktural yang
dianggap tetap.
b. Beban mati tambahan
8

Beban mati tambahan adalah berat seluruh


bahan yang membentuk suatu beban pada
jembatan yang merupakan elemen non
struktural, dan besarnya dapat berubah selama
umur jembatan.
9

Tabel berat satuan untuk


berat sendiri dan
beban mati tambahan
2. Beban lalu lintas
10

Beban lalu lintas terdiri dari:


a. Beban lajur “D”

b. Beban truk “T”

c. Gaya rem

d. Beban pejalan kaki

e. Gaya sentrifugal

f. Beban tumbukan pada penyangga


jembatan
a. Beban lajur “D”
11

Beban lajur "D" terdiri dari beban tersebar


merata (BTR) yang digabung dengan
beban garis (BGT).
a. Beban lajur “D”
12
a. Beban lajur “D”
13

 Beban garis (BGT) dengan intensitas p kN/m


harus ditempatkan tegak lurus terhadap arah lalu
lintas pada jembatan. Besarnya intensitas p
adalah 49,0 kN/m
 Beban terbagi rata (BTR) mempunyai
intensitas q kPa, besarnya q tergantung pada
panjang total yang dibebani L seperti berikut:

q = intensitas beban terbagi rata (BTR) dalam


arah memanjang jembatan
a. Beban lajur “D”
14

 Beban lajur “D” perlu dikalikan dengan faktor


beban dinamis (FBD).
 Faktor beban dinamis (FBD) merupakan hasil
interaksi antara kendaraan yang bergerak
dengan jembatan.
 Untuk pembebanan "D": FBD merupakan fungsi
dari panjang bentang ekuivalen.
b. Beban truk “T”
15

Pembebanan truk "T" terdiri dari kendaraan


truk semi-trailer. Berat dari masing-masing as
disebarkan menjadi 2 beban merata sama
besar yang merupakan bidang kontak antara
roda dengan permukaan lantai. Jarak antara 2
as tersebut bisa diubah-ubah antara 4,0 m
sampai 9,0 m untuk mendapatkan pengaruh
terbesar pada arah memanjang jembatan.
b. Beban truk “T”
16

10/11/18
b. Beban truk “T”
17

 Beban truk “T” perlu dikalikan dengan


faktor beban dinamis (FBD) dan faktor
distribusi
 Besarnya faktor distribusi beban truk “T”
dapat dilihat pada point 6.4.3 RSNI T-02-
2005
 Untuk pembebanan “T": FBD diambil
sebesar 30%
c. Beban rem
18

Bekerjanya gaya-gaya di arah memanjang


jembatan, akibat gaya rem dan traksi, harus
ditinjau untuk kedua jurusan lalu lintas.
Pengaruh ini diperhitungkan senilai dengan
gaya rem sebesar 5% dari beban lajur D yang
dianggap ada pada semua jalur lalu lintas,
tanpa dikalikan dengan faktor beban dinamis
dan dalam satu jurusan. Gaya rem tersebut
dianggap bekerja horisontal dalam arah sumbu
jembatan dengan titik tangkap setinggi 1,8 m
di atas permukaan lantai kendaraan.
c. Beban rem
19
d. Beban pejalan kaki
20

 Semua elemen dari trotoar atau jembatan


penyeberangan yang langsung memikul
pejalan kaki harus direncanakan untuk beban
nominal 5 kPa.
 Apabila trotoar memungkinkan digunakan
untuk kendaraan ringan atau ternak, maka
trotoar harus direncanakan untuk bisa
memikul beban hidup terpusat sebesar 20
kN.
a. Beban angin
21

 Tanpa kendaraan di atas jembatan

 Ada kendaraan di atas jembatan


b. Beban gempa
22
Kombinasi pembebanan
23

X = beban selalu aktif O = beban tidak selalu


Contoh Perhitungan
Jembatan Komposit Baja-
24 Beton
 Data Jembatan
Sketsa memanjang
25
jembatan

22,85 m 30,85 m 30,85 m 30,85 m 22,85 m


Sketsa melintang jembatan
(dimensi dalam cm)
26

95 770
100

22
47
125

137,5 300 300 137,5


Data gelagar baja jembatan
27

 Data Jembatan
Data utilitas jembatan
28

 Data jembatan
 Trotoar
Lebar : 950 mm
Tebal : 220 mm
 Perkerasan lentur
Lebar : 7700 mm
Tebal : 50 mm
 Hand railling
Panjang : 30,85 m
Menghitung lebar efektif
29
“bE”
 Lebar efektif untuk gelagar interior (bE )
merupakan nilai terkecil dari
bE ≤ 1/5 L = 1/5 x 30850 = 6170 mm
bE ≤ S = 3000 mm
bE ≤ 12 ts = 12 x 250 = 3000 mm

Berdasarkan perhitungan di atas didapatkan nilai


terkecil dari bentang efektif slab beton sebesar
3000 mm, sehingga lebar efektif slab beton (bE)
yang digunakan dalam struktur gelagar komposit
ini sebesar 3000 mm.
Penyelesaian
30

BEBAN MATI (QMS)


Berat slab beton (QMS1)
Berat slab beton per meter dihitung dengan rumus:
QMS1= c ts bE
dengan:
c = berat jenis beton (kN/m3)
ts = tebal slab beton (m)
bE = lebar efektif pelat lantai (m)
 
QMS1= 25 x 250 x 3000 x 10-6
= 18,75 kN/m
Penyelesaian
31

Berat gelagar baja (QMS2)


Gelagar baja yang digunakan adalah tampang I
1250x450x20x15 dengan berat per meter dapat
dihitung dengan rumus:
QMS2 = s As
dengan:
s = berat jenis baja (kN/m3)
As = luas tampang baja (m2)
 
QMS2 = 77 x 36150 x 10-6
= 2,78 kN/m
Penyelesaian
32

Berat ikatan angin/bracing (QMS3)


Ikatan angin diasumsikan menggunakan Profil L
ganda 100x100x10 dengan berat per meter dapat
dihitung dengan rumus berikut.

dengan:
γs = berat jenis baja (kN/m3)
vb = volume bracing (m3)
n = jumlah bracing dalam satu bentang (buah)
L = panjang bentang jembatan (m)
Penyelesaian
33

QMS3 = 0,18 kN/m

Besarnya beban mati total (QMS) yaitu sebesar:


QMS = QMS1 + QMS2 + QMS3
= 18,75 + 2,78 + 0,18
= 21,71 kN/m
Penyelesaian
34

Gaya geser yang terjadi (VMS )


VMS = ½ QMS L
= 0,5 x 21,71 x 30,85
= 334,93 kN
Momen yang terjadi (MMS )
MMS =1/8 QMS L2
=1/8 x 21,71 x 30,852
=2583,18 kNm
Penyelesaian
35

BEBAN MATI TAMBAHAN (QMA)


Perkerasan aspal (QMA1)
Tebal perkerasan aspal (tb) adalah 50 mm dan berat
jenis aspal (b) sebesar 22 kN/m3. Bentang efektif
slab beton (bE) sebesar 3000 mm, maka besarnya
beban akibat perkerasan aspal sebesar:
QMA1= b tb bE
dengan:
b = berat jenis aspal (kN/m3)
tb = tebal aspal (m)
bE = lebar efektif pelat lantai (m)
Penyelesaian
36

QMA1= 22 x 50.10-3 x 3000.10-3


= 3,3 kN/m

Genangan air (QMA2)


Tinggi genangan air (ta) dianggap sebesar 50 mm
dan berat jenis air (w) sebesar 9,81 kN/m3. Bentang
efektif slab beton (bE) sebesar 3000 mm, maka
besarnya beban akibat genangan air adalah:
QMA2= w ta bE
Penyelesaian
37

QMA2= w ta bE
dengan:
w = berat jenis air (kN/m3)
ta = tinggi genangan air (m)
bE = lebar efektif pelat lantai (m)
 
QMA2= 9,81 x 50.10-3 x 3000.10-3
= 1,47 kN/m
Penyelesaian
38

Trotoar (QMA3)
Beban trotoar dimodelkan sebagai beban merata
yang membebani gelagar jembatan. Lapisan
trotoar dianggap lapisan beton penuh dengan berat
satuan 24 kN/m3. Besar dari beban trotoar adalah
sebagai berikut:

= 1,67 kN/m
Penyelesaian
39

Berat mati tambahan lainnya seperti berat lampu


dan pipa (QMA4)
Besar beban mati tambahan lainnya ditetapkan
sebesar
0,48 kN/m.
 
Besarnya beban mati tambahan total (QMA) yaitu
sebesar:
QMA = QMA1 + QMA2 + QMA3 + QMA4
= 3,3 + 1,47 + 1,67 + 0,48
= 6,92 kN/m
Penyelesaian
40

Gaya geser yang terjadi (VMA )


VMA = ½ QMA L
= 0,5 x 6,92 x 30,85
= 106,755 kN
Momen yang terjadi (MMA)
MMA = 1/8 QMA L2
= 0,125 x 6,92 x 30,852
= 823,36 kNm
Penyelesaian
41

BEBAN LAJUR “D”


Peraturan pembebanan RSNI T-02-2005
menetapkan bahwa untuk jembatan dengan

bentang L > 30 m, maka digunakan 15 
q  9 x  0 ,5  
 L
beban terbagi rata sebesar
kPa,
sedangkan untuk beban garis P ditetapkan sebesar
49 kN/m. Gelagar komposit memiliki lebar efektif
sebesar 3000 mm. Lebar efektif gelagar lebih kecil
dari 5500 mm. Penempatan beban lajur D pada
jembatan dengan lebar efektif lebih kecil dari 5500
mm ditunjukkan dalam gambar berikut.
Penyelesaian
42

 Besarnya beban D yang diterima oleh 1 buah


gelagar ditunjukkan dalam gambar berikut

3000
\\\\

vvvvv
vvvvv
vvvvv
vvv
3000
3000 3000
----- ll

Beban lajur “D” ditempatkan selebar bentang efektif


“bE”
Penyelesaian
43

Besarnya beban terbagi rata q yang diterima satu


buah gelagar adalah:
 15   15 
5  8,876 kPa
qTD =9 ,0 x  0 ,5   = 9 ,0 x  0 ,=
 L  30,85 
Pada arah memanjang besarnya adalah:
qTD’ = qTD bE /2,75 = 8,876 x 3000 x 10-3/2,75 =
9,682 kN/m

Beban beban garis P yang bekerja terhadap arah


memanjang jembatan adalah sebesar:
pTD’ = pTD bE /2,75 = 49 x 3000 x 10-3/2,75 =
53,454 kN
45

 Beban lajur D harus memperhitungkan


pengaruh beban dinamis sebesar 40%,
sehingga qTD’ dan PTD’ menjadi :

 qTD’= 9,682+40%x9,682= 13,56 kN/m


 PTD’= 53,454+40%x53,454=74,84 kN

10/11/18
Penyelesaian
44

Momen yang terjadi akibat interaksi dari beban


lajur D sebesar:
MTD = (1/8 qTD’ L2) + (1/4 pTD’ L)
= (1/8 x 13,56 x 30,852) + (1/4 x 74,84 x
30,85)
= 2189,88 kNm
Gaya geser yang terjadi sebesar:
VTD = (1/2 qTD’ L) + (1/2 pTD’)
= (1/2 x 13,56 x 30,85) + (1/2 x 74,84)
= 246,525 kN
Penyelesaian
45

BEBAN TRUK “T”


Beban truk tersebut dihitung dengan menggunakan
garis pengaruh untuk memperoleh nilai momen
dan gaya geser terbesar arah memanjang
jembatan. 5 m 4 m

25 kN 112,5 kN 112,5 kN

B 30,85 m
A

x
Penyelesaian
46

Berdasarkan hasil perhitungan garis pengaruh,


dapat diketahui bahwa momen terbesar di tengah
bentang yang dihasilkan dari pembebanan truk ini
ialah 1640,625 kNm. Penempatan beban yang
menghasilkan momen di tengah bentang terbesar
dapat dilihat pada gambar
5 m
berikut.
4 m

25 kN 112,5 kN 112,5 kN

B 30,85 m
A

x = 11,425 m
Penyelesaian
47

Berdasarkan hasil perhitungan garis pengaruh,


dapat diketahui bahwa gaya geser terbesar yang
dihasilkan oleh pembebanan truk ini ialah 228,1199
kN. Penempatan beban yang menghasilkan gaya
geser terbesar dapat dilihat pada gambar
5 m
berikut
4 m

25 kN 112,5 kN 112,5 kN

B 30,85 m
A

x=0m
Penyelesaian
48

Beban truk harus memperhitungkan pengaruh


beban dinamis sebesar 30% dan faktor distribusi
beban. Pada RSNI T-02-2005 disebutkan bahwa
faktor distribusi (FD) beban truk untuk jembatan
dengan jalur majemuk adalah:
S
FD = 3,4, dengan S adalah jarak antar gelagar
dalam meter.
3
FD = 3,4= 0,88
Penyelesaian
49

Momen dan gaya geser sebesar yang terjadi


akibat beban truk dengan memperhitungkan
faktor beban dinamis dan faktor distribusi
beban adalah:
MTT = 130% x 1640,625 x 0,88 = 1876,875
kNm
VTT = 130% x 228,1199 x 0,88 = 260,969 kN
Penyelesaian
50

Momen dan gaya geser rencana akibat beban


hidup lalu lintas pada jembatan diperoleh dengan
membandingkan nilai terbesar antara momen dan
gaya geser yang disebabkan oleh beban lajur D
dengan momen dan gaya geser yang disebabkan
oleh beban truk T.
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa
nilai terbesar diberikan oleh pengaruh beban lajur
D, sehingga momen dan gaya geser beban hidup
lalu lintas yang digunakan sebesar:
MTD = 2189,88 kNm
VTD= 246,52 kN
Penyelesaian
51

GAYA REM
Gaya rem yang bekerja pada jembatan sebesar 5%
dari beban lajur D tanpa dikalikan faktor beban
dinamis. Beban ini bekerja dalam arah horisontal
dan dengan titik tangkap gaya setinggi 1,8 m dari
permukaan lantai kendaraan. Gaya rem hanya akan
menimbulkan momen, sedangkan gaya geser
akibat beban rem tidak akan terjadi. Besarnya
momen yang terjadi akibat gaya rem memiliki nilai
yang sama pada tiap titik sepanjang bentang
jembatan.
Berdasarkan ketentuan diatas maka besarnya gaya
rem adalah:
Penyelesaian
52

Momen yang terjadi akibat gaya rem dihitung


dengan cara mengalikan besarnya gaya rem arah
horizontal (FTB) dengan tinggi titik tangkap gaya
rem tersebut (e), yaitu setinggi 1,8 m ditambah
dengan tebal lapisan aspal, tebal pelat lantai dan
tinggi profil.
e = 1,8 + 0,05 + 0,25 + 1,25
= 3,35 m
MTB = FTB e
= 17,61 x 3,35
= 58,98 kNm
Penyelesaian
53

GAYA PEJALAN KAKI

Trotoar pada jembatan jalan raya harus


direncanakan untuk memikul beban 5 kN/m2 dari
luas yang dibebani.
qTP = 5 kPa
Besar beban pejalan kaki dalam arah memanjang
jembatan.
qTP’ = qTP x lebar trotoar
= 5 x 0,95
= 4,75 kN/m
Penyelesaian
54

Momen yang terjadi akibat interaksi dari beban


pejalan kaki sebesar:
MTP = (1/8 qTP’ L2)
= (1/8 x 4,75 x 30,852)
= 565,085 kNm
Gaya geser yang terjadi sebesar:
VTP = (1/2 qTP’ L)
= (1/2 x 4,75 x 30,85)
= 73,268 kN
Penyelesaian
55

 
Jembatan memiliki tiga buah gelagar, sehingga
momen dan gaya geser ini dibagi merata ke
masing-masing gelagar.
MTP = 565,085/3 = 188,361 kNm
VTP = 73,268/3 = 24,422 kN
Penyelesaian
56

BEBAN ANGIN
Perhitungan beban angin pada jembatan dilakukan
pada dua keadaan, yaitu keadaan ultimit dan batas
daya layan. Beban ini juga memperhitungkan
apabila terdapat kendaraan yang berada pada
jembatan, sehingga mengakibatkan tambahan
beban.
d = 1250 + 470 + 1000 = 2720 mm
b = 7700 + 950 + 200 = 8850 mm
Untuk b/d =1,25
1,5 
- 1,5
8850/2720 ( 3,253 -=
2) 3,253
 1,42
6-2
Cw =
Luas bagian samping jembatan adalah:
Penyelesaian
57

Kecepatan angin rencana untuk keadaan batas


ultimit.
VWu = 30 m/det
TEWu1 = 0,0006 Cw (Vwu)2 Ab
= 0,0006 x 1,42 x 302 x 83,912
= 64,343 kN
Jika suatu kendaraan sedang berada di atas
jembatan, maka:
Cw = 1,2
TEWu2 = 0,0012 CW (Vwu)2Ab
= 0,0012 x 1,2 x 302 x 83,912
Penyelesaian
58

Lengan momen beban angin terhadap gelagar


terluar:
l = H + ts + tp + 2
= 1,25 + 0,25 + 0,05 +2
= 3,55 m
 

u
Beban angin
a1 Tpada
EW 2 gelagar terluar:
qew  2
l
2 (a1 ) L 2

a1 = jarak gelagar ke center line jembatan


L = bentang jembatan
TEWu2 = beban angin
Penyelesaian
59

u 3 108,749
qew  2
x x 3,55
2 x (3 ) x 30,85 2

= 1,042 kN/m

MEWu = 1/8 qewu L2


= 1/8 x 1,042 x 30,852
= 123,961 kNm
 

VEWu = 1/2 qewu L


= 0,5 x 1,042 x 30,85
= 16,072 kN
Penyelesaian
60

Kecepatan angin rencana untuk keadaan batas


daya layan.
VWS = 25 m/det
TEW1S = 0,0006 CW (VWS)2 Ab
= 0,0006 x 1,42 x 252 x 83,912
= 44,683 kN
Jika suatu kendaraan sedang berada di atas
jembatan, maka:
CW = 1,2
TEW2S = 0,0012 CW (VWU)2 Ab
= 0,0012 x 1,2 x 252 x 83,912
Penyelesaian
61

Lengan momen beban angin terhadap gelagar


terluar:
l = H + ts + tp + 2
= 1,25 + 0,25 + 0,05 +2
= 3,55 m
s
Beban
s angin
a1 pada gelagar
TEW 2 terluar:
3 75,52
qew  2
l  2
x x 3,55
2 (a1 ) L 2 2 x (3 ) x 30 ,85 2

= 0,724 kN/m
 
Penyelesaian
62

MEWS = 1/8 qews L2


= 1/8 x 0,724 x 30,852
= 86,13 kNm
VEWS = 1/2 qews L
= 0,5 x 0,724 x 30,85
= 11,167 kN
Penyelesaian
63

BEBAN GEMPA
Koefisien beban gempa horisontal:
Kh = C S = 0,21 x 3,0 = 0,63
Momen akibat berat sendiri dan berat mati
tambahan:
MT = MMS + MMA
= 2583,18 + 823,53
= 3406,71 kNm
Momen yang terjadi akibat beban gempa adalah:
MEQ = Kh I MT
= 0,63 x 1,2 x 3406,71
Penyelesaian
64

Gaya geser akibat berat sendiri dan berat mati


tambahan:
VT = VMS + VMA
= 334,93 + 106,779
= 441,709 kNm
Gaya geser yang terjadi akibat beban gempa
adalah:
VEQ = Kh I VT
= 0,63 x 1,2 x 441,709
= 333,94 kN
Beban-beban yang telah dihitung dikalikan dengan
faktor beban untuk memperoleh beban pada kondisi
ultimit dan kondisi layan.
67

Jenis Beban V (kN) Faktor Beban VU (kN)


Berat sendiri (MS) 334,93 1,3 435,409

Mati tambahan
106,755 2,0 213,51
(MA)
Lalu lintas (TD)
246,52 1,8 443,736
Rem (TB)
- 1,8 -
Gaya pejalan kaki
24,422 1,8 43,9596
(TP)
Angin (EW) 16,072 1,2 19,2864

Gempa (EQ)
333,94 1,010/11/18 333,94
Jenis Beban M (kNm) Faktor Beban MU (kNm)
Berat sendiri (MS) 2583,18 1,3 3358,134
68

Mati tambahan (MA)


823,36 2,0 1646,72
Lalu lintas (TD)
2189,88 1,8 3941,784
Rem (TB)
58,98 1,8 106,164
Gaya pejalan kaki
(TP) 188,361 1,8 339,0498

Angin (EW) 123,961 1,2 148,7532

Gempa (EQ)
2575,48 1,010/11/18 2575,48
Jenis Beban V (kN) Faktor Beban VS (kN)
Berat sendiri (MS) 334,93 1,0 334,93
69

Mati tambahan (MA)


106,755 1,0 106,755
Lalu lintas (TD)
246,52 1,0 246,52
Rem (TB)
- 1,0 -
Gaya pejalan kaki
(TP) 24,422 1,0 24,422

Angin (EW) 16,072 1,0 16,072

Gempa (EQ)
333,94 - 10/11/18 -
Jenis Beban M (kNm) Faktor Beban MS (kNm)
Berat sendiri (MS) 2583,18 1,0 2583,18
70

Mati tambahan (MA)


823,36 1,0 823,36
Lalu lintas (TD)
2189,88 1,0 2189,88
Rem (TB)
58,98 1,0 58,98
Gaya pejalan kaki
(TP) 188,361 1,0 188,361

Angin (EW) 123,961 1,0 123,961

Gempa (EQ)
2575,48 - 10/11/18 -
Kombinasi momen ultimit
Kombinasi
Aksi
1 2 3 4
71
MMS * 3358,134 3358,134 3358,134 3358,134
x x x x
MMA * 1646,72 1646,72 1646,72 1646,72
x x x x
MTD * 3941,784
x
MTB * 106,164
x
MTP * 339,0498
x
MEW * 148,7532
x
MEQ * 2575,48
10/11/18 x
Jumlah (kNm) 9052,802 5343,9038 5153,6072 7580,335
Kombinasi gaya geser ultimit
Kombinasi
Aksi
1 2 3 4
72
VMS * 435,409 435,409 435,409 435,409
x x x x
VMA * 213,51 213,51 213,51 213,51
x x x x
VTD * 443,736
x
VTB * -
x
VTP * 43,9596
x
VEW * 19,2864
x
VEQ * 333,94
10/11/18 x
Jumlah (kN) 1092,655 692,8786 668,2054 982,859
Kombinasi momen layan
Kombinasi
Aksi
1 2 3 4
73
MMS * 2583,18 2583,18 2583,18 2583,18
x x x x
MMA * 823,36 823,36 823,36 823,36
x x x x
MTD * 2189,88
x
MTB * 58,98
x
MTP * 188,361
x
MEW * 123,961
x
MEQ * -
10/11/18 x
Jumlah (kNm) 5655,4 3594,901 3530,501 3406,54
Kombinasi gaya geser layan
Kombinasi
Aksi
1 2 3 4
74
VMS * 334,93 334,93 334,93 334,93
x x x x
VMA * 106,755 106,755 106,755 106,755
x x x x
VTD * 246,52
x
VTB * -
x
VTP * 24,422
x
VEW * 16,072
x
VEQ * -
10/11/18 x
Jumlah (kN) 688,205 466,107 457,757 441,685
Penyelesaian
73

Hasil kombinasi inilah nantinya yang


dibandingkan dengan kapasitas nominal
struktur untuk mengetahui apakah struktur
masih aman atau tidak

Anda mungkin juga menyukai