Anda di halaman 1dari 9

Leiomyoma

Neoplasma jinak pada otot polos yang muncul dari lapisan myometrium
uterus
klasifikasi

1. Leiomyoma subserosa:
-Pedunculated serosal
2. Leiomyoma intramural
3. Leiomyoma submukosa
-Protruding submucosal
-Penduculated submucosal
4. Leiomyoma intraligamentary
epidemiologi

 20-25% pd wanita usia reproduktif


 40% pada usia >35thn
Etiologi & factor risiko

Etiologi blm pasti


faktor risiko:
 Usia Usia reproduktif
 Menarche dini pengaruh estrogen
 Ras amerika-afrika  genetik
 Obesitas konversi androgen  peningkatan estrogen
 Diet
patofisiologi

 Mioma uteri yang berasal dari sel otot polos miometrium, menurut teori onkogenik maka
patogenesa mioma uteri dibagi menjadi 2 faktor yaitu inisiator dan promotor. Faktor-faktor
yang menginisiasi pertumbuhan mioma masih belum diketahui pasti. Dari penelitian
menggunakan glucose-6-phosphatase dihydrogenase diketahui bahwa mioma berasal dari
jaringan uniseluler. Transformasi neoplastik dari miometrium menjadi mioma melibatkan
mutasi somatik dari miometrium normal dan interaksi kompleks dari hormon steroid seks
dan growth factor lokal. Mutasi somatik ini merupakan peristiwa awal dalam proses
pertumbuhan tumor
 estrogen berpengaruh dalam pertumbuhan mioma. Mioma terdiri dari reseptor estrogen
dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibanding dari miometrium sekitarnya namun
konsentrasinya lebih rendah dibanding endometrium. Hormon progesteron meningkatkan
aktifitas mitotik dari mioma pada wanita muda namun mekanisme dan faktor pertumbuhan
yang terlibat tidak diketahui secara pasti. Progesteron memungkinkan pembesaran tumor
dengan cara down-regulation apoptosis dari tumor. Estrogen berperan dalam pembesaran
tumor dengan meningkatkan produksi matriks ekstraseluler
Gejala klinis

 Perdarahan abnormal
 Nyeri pelvis dan disminore
 Gejala dan tanda penekanan
 infertilitas
Prinsip diagnosis

 Anamnesis: rasa berat dan adanya benjolan pada perut bagian bawah, kadang
mempunyai gangguan haid dan ada nyeri.
 Pemeriksaan fisik  pemeriksaan bimanual
 Pemeriksaan Penunjang
- Ultra Sonografi (USG) : USG abdominal dan transvaginal dapat membantu dan menegakkan
dugaan klinis
- SIS (Saline-infusion sonography), hysteorscopy dan hysterosalpingography (HSG) untuk melihat
kavum endometrium jika ditemukan keluhan menoragia, dismenorea atau infertilitas yang
dicurigai karena tumor.
- Doppler imaging untuk membedakan mioma uteri dengan polip endometrium atau
adenomiosis.
- Magnetic Resonance Imagine (MRI) : untuk meningkatkan akurasi, beberapa dokter
manganjurkan bahwa MRI menggantikan, atau paling tidak berfungsi sebagai pemeriksaan
tambahan bagi ultrasonografi
penatalaksanaan

 Observasi : untuk kasus asimptomatik


 Terapi dengan obat: anti inflamasi non steorid (NSAID), obat kombinasi
kontrasepsi oral (COC), dan agonis GnRH. GnRH agonis biasanya juga
digunakan untuk obat preoperatif sebelum pembedahan untuk mengecilkan
ukuran tumor.
 Disemenorea : NSAID, COC dan GnRH agonis
 Menorrhagia: COC dan GnRH agonis
 Dyspareunia: GnRH agonis
 Tekanan di pelvis: GnRH agonis
 Infertilitas: GnRH agonis
 Terapi pembedahan: meliputi histerektomi, miomektomi dan miolisis.

Anda mungkin juga menyukai