Anda di halaman 1dari 82

STANDARISASI

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN

Dr. dr. Slamet R Yuwono,DTM&H.,MARS


KETUA ASOSIASI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN INDONESIA
( ARSPI )

• Disampaikan dalam dalam rangka Lokakarya II Pemantapan Penerapan


Standar RS Pendidikan Dokter
• Surabaya ,8 – 9 April 2010
ARSPI
(ASOSIASI Rumah Sakit Pendidikan
Indonesia)
• Satu – satunya asosiasi rumah sakit pendidikan yang ada di
Indonesia yang menghimpun rumah sakit yang telah memenuhi
persyaratan sbg RS Pendidikan dan memiliki sertifikat sebagai
RS Pendidikan dari MenKes
• Mitra AIPKI dalam meningkatkan mutu pendidikan kedokteran
di Indonesia
Pengurus ARSPI
(2009 – 2011)

Ketua : Dr.dr.Slamet R Yuwono.,DTM&H., MARS


Ketua I : dr. Supriyantoro,Sp.P.,MARS
Ketua II : dr.Budi Riyanto,Sp.PD.,Msc.,KPTI
Sekretaris Jendral: dr.Untung Suseno, MKes
Wk.sekjen I : Dr.drg.Tri Erri Astoeti.,M.Kes
Wk.sekjen II : dr.Tri Hesty Widiastoeti,Sp.M
Bendahara : dr Sri Hartini SpPK(K),MARS
Wk Bendahara: dr.Rr.Hermin Widjajati,Sp.A
R.S PENDIDIKAN
• Fungsi RS sebagai tempat penyelenggaraan pelayanan
medis, penunjang medis, administrasi dan manajemen juga
dapat digunakan sebagai tempat pendidikan/pelatihan dan
pengembangan

• RS yang digunakan sebagai tempat pendidikan profesi


kedokteran disebut RS Pendidikan (Teaching Hospital)

• Menjadikan RS sebagai RSP mutlak harus memenuhi


standar dan kriteria yang telah ditetapkan

• Bila RSP berkualitas diharapkan produksi dokternya


berkualitas pula
Kriteria Persyaratan Menjadi Rumah
Sakit Pendidikan
1. Memungkinkan tercapainya tujuan program pendidikan
klinik (SDM, organisasi, sarana, fasilitas, kegiatan
pelayanan dan pendidikan)

2. Terdapat pelaksanaan pelayanan/asuhan medis dan


berbagai medis spesialistik yang dilaksanakan dengan
benar dan baik, dan diperlukan untuk pengalaman
belajar klinik peserta didik dengan jenis pasien dan
aliran jumlah pasien cukup (patient flow)

3. Terdapat komunitas profesional kedokteran (professional


community) dengan tradisi dan budaya professional
(professional tradition and culture)
4. Terdapat kemampuan melaksanakan
transformasi perilaku pada peserta didik
(behavior transformation)

5. Lingkungan dan suasana yang


mendukung peserta didik belajar sendiri
dan mandiri, serta lingkungan dan
suasana kerja dan belajar yang nyaman
dan mendorong

6. Rasio staff dan pasien yang cukup


7. Staff rumah sakit dapat berperan sebagai
fasilitator yang positif dan mendukung

8. Dimungkinkan dilaksanakannya penelitian

9. Mempunyai kelengkapan perpustakaan


profesional

10. Sudah terakreditasi 12 pelayanan plus


FUNGSI RS PENDIDIKAN
(Standar RS Pendidikan, 2005)

Sebagai tempat penyelenggaraan pelayanan


medis, penunjang medis, administrasi,
manajemen, juga dapat digunakan sebagai
tempat pendidikan/ pelatihan dan
pengembangan.
RS PENDIDIKAN
 RS PENDIDIKAN YANG BAIK SEHARUSNYA MEMILIKI SISTEM
PELAYANAN YANG BAIK PULA
 SALAH SATU INDIKATOR PELAYANAN ADALAH AKREDITSI RS
 OLEH KARENA ITU RS PENDIDIKAN DISYARATKAN MINIMAL
TELAH LULUS AKREDITASI 12 PELAYANAN YANG MELIPUTI :
1. Aministrasi dan manajemen
2. Pelayanan Medis
3. Pelayanan gawat darurat
4. Pelayanan Keperawatan
5. Pelayanan Rekam Medik
6. Pelayanan Farmasi
7. Pelayanan K3
8. Pelayanan Radiologi
9. Pelayanan Laboratorium
10. Pelayanan Kamar Operasi
11. Pelayanan Pengendalian infeksi di RS
12. Pelayanan Perinatal resiko tinggi
RS Pendidikan diharapkan memiliki
kemampuan pelayanan yang lebih dari
RS non Pendidikan terutama meliputi :

a.Penjaminan mutu pelayanan dan


keselamatan pasien serta kedokteran
berbasis bukti (Evidence Based Medicine).
b.Penerapan Metode Penatalaksanaan Terapi
terbaru.
c.Teknologi Kedokteran yang bertepat guna.
Lanjutan……..
d.Hari rawat yang lebih pendek untuk
penyakit yang sama.
e.Hasil pengobatan dan survival rate yang
lebih baik.
f.Tersedianya konsultasi dari Staf Medis
Pendidikan, selama 24 jam.
ANALISIS SITUASI ARSPI
97 RS SBG
RS PENDIDIKAN 69 IPK – 10 IPKG

60
BLM SERTIFIKAT

37 RS
BERSETIFIKAT

43 ANGGOTA
AIPKI

36 BLM ANGGOTA
MENCETAK AIPKI
DOKTER-DOKTER GIGI
POLA HUBUNGAN YANG DIHARAPKAN :
1. SINERGITAS
RENSTRA 2. KOMPLEMENTER
KEMENDIKNAS 3. KEMITRAAN / PARTNERSHIP
(2010 - 2014

Di RENSTRA Di S.A.P. BHPP


DOSEN/
RENSTRA Jabar BHPP Jabar DEPARTEMEN C.I.
kan kan
BHPP FK. UNAIR ANAK
UNAIR
 PENGABDIAN Peserta
MASYARAKAT Didik

DISIN  PENELITIAN
RENSTRA ERGI- PASIEN
 PENDIDIKAN
KEMENKES KAN
(2010 - 2014  PELAYANAN
DPJP

RENSTRA/RSB SAP SMF &


Di
Di BLUD RSUD. Jabarkan INSTALASI SUPER-
RPJMD VISOR
Jabarkan Dr. SOETOMO KES. ANAK
JATIM

21/10/2018 13
FK TEACHING HOSPITAL KOLEGIUM
1. PEMILIK
BAN-PT 2. DIREKSI
3. PROFESIONAL
4.KARYAWAN
1. KURIKULUM
2. BUKU PANDUAN AKR-KOL 1. KATALOG
PARS 2. BUKU PANDUAN
3. SUMBERDAYA
- SDM 3. MODUL
- SARANA 1. SARANA PRASARANA
- DANA
4. SUMBERDAYA
4. TRAMPIL DASAR 2. PDT,FORMULARIUM - SDM
(SKILL LAB ) 3. PANDUAN PELAYANAN
4. HOSP BYLAWS-CSBL’S CERTIFICATE
NURSE
FARM Of
DM stdS PPDS COMPETENCE
etc DOKTER NURSE NUTR
ETC

SMF-DEPT-INST SAFETY
QUALITY
PROSES YAN – DIK LIT EQUITY
SATISFACTION
PASIEN
SINKRONISAS
TERAKREDITASI RSDS-FKUA-KOLEGIUM
PENDIDIKAN KLINIK DIRUMAH SAKIT
PERAN RS PENDIDIKAN (UTK PDDKN PROFESI DOKTER-
DOKTER SPESIALIS)
SINKRONISASI :
PELAYANAN, PENDIDIKAN & PENELITIAN
MODEL INTEGRASI
“ Pendidikan Dokter” yang baik (good teaching), adalah
pendidikan yang akan menghasilkan Dokter yang dapat
melayani pasien dengan baik (good patient care)
(The goal of teaching is good patient care)
Good patient care is a fundamental condition for good
teaching

RESEARCH IS AN EFFORT TO IMPROVE PATIENT CARE

Catatan:
RS PENDIDIKAN BUKAN LAHAN PRAKTEK TTP WAHANA PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia
• Permenkes RI no 512/Menkes/Per/IV/2007 yang
merupakan salah satu peraturan pelaksanaan Undang
undang nomor 29 tentang Praktik Kedokteran :

• Penetapan RS menjadi RS Pendidikan, standar RS


Pendidikan
• Standar RS atau sarana pelayanan kesehatan lainnya
• Sebagai jejaring pendidikan

Ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan


berdasarkan standar RS sebagai RS Pendidikan.
(KEPMENKES NO 1069/MENKES/SK/XI/2008-TTG
PEDOMAN DAN STANDAR RS PENDIDIKAN)
• Tujuan Penetapan Standar Rumah Sakit
Pendidikan

• Meningkatnya mutu pelayanan di RS


Pendidikan;
• Meningkatnya mutu pendidikan sesuai dengan
standar pendidikan profesi kedokteran;
• Meningkatnya penelitian dan pengembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran di
RS Pendidikan.
• STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
Mengacu pada standar pendidikan kedokteran yang
ditetapkan oleh World Federation of Medical Education
(WFME). Format ini juga digunakan dalam penyusunan
Standar Pendidikan Profesi Dokter dan Standar
Pendidikan Profesi Dokter Spesialis.

1.Kedudukan dan Peran Rumah Sakit Pendidikan


• Dalam pelaksanaan program pendidikan dokter dan dokter
spesialis, yang perlu diperhatikan adalah keterlibatan tiga komponen
utama yang memegang peranan penting dan saling mendukung,
yaitu institusi pendidikan kedokteran, kolegium ilmu kedokteran
dan RS Pendidikan.

• Kedudukan RS Pendidikan sebagai salah komponen yang sangat


menentukan keberhasilan proses pembelajaran klinik yang
meliputi pengetahuan (knowledge), kemampuan psikomotor (skill),
dan perilaku (attitude) sesuai kompetensi sebagaimana ditetapkan
dalam modul pendidikan berdasarkan Standar Pendidikan Profesi
Kedokteran.
2.Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan
• Peningkatan jumlah peserta didik,
pengembangan kapasitas, keterbatasan
fasilitas serta keterbatasan jumlah dan variasi
kasus di RS Pendidikan Utama

Menjadi masalah bagi Institusi Pendidikan


Kedokteran dalam menghasilkan tenaga
medik yang berkualitas.
Konsep dasar
Tiap Institusi Pendidikan Kedokteran:
• Harus memenuhi kecukupan tenaga pengajar,
• Jumlah dan jenis variasi kasus.

Setiap Institusi Pendidikan Kedokteran harus mempunyai


minimal satu RS Pendidikan Utama.

Selain itu Institusi Pendidikan Kedokteran dapat memiliki


satu atau beberapa jejaring RS Afiliasi (Eksilensi) atau RS
Umum dengan unggulan tertentu sebagai wahana
pembelajaran klinik peserta didiknya.
Rumah Sakit Khusus (Afiliasi/Eksilensi)

Dapat mempunyai Rumah Sakit Satelit


berupa Rumah Sakit Khusus lainnya dan
Rumah Sakit Umum yang mempunyai
pelayanan unggulan tertentu sebagai
jejaringnya.
• Berdasarkan hal tersebut maka disusun
standar RS Pendidikan menjadi :

1. Standar RS Pendidikan Utama.


2. Standar RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi).
3. Standar RS Pendidikan Satelit.
STANDAR
RUMAH SAKIT PENDIDIKAN

1. VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN RUMAH SAKIT


( 6 kriteria )
2. MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI ( 21 kriteria )
3. SDM UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK (7 kriteria)
4. PENUNJANG PENDIDIKAN ( 5 kriteria )
5. PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN
KLINIK YANG BERKUALITAS ( 14 kriteria )

Total 5 Standar dan 53 kriteria


• Standar dan parameter penilaiannya ini lebih
merupakan standar input, yang harus dipenuhi
sebagai dasar penilaian kepatuhan institusi
terhadap standar yang telah ditetapkan dalam
rangka penetapan sebagai RS Pendidikan, setelah
melalui persaratan akreditasi RS dari Departemen
Kesehatan.
• Untuk akreditasi dan reakreditasi penetapan
parameter penilaian sebaiknya merupakan bagian
dari instrumen penilaian akreditasi pendidikan
kedokteran yang disusun bersama oleh para
pemangku kepentingan pendidikan profesi
kedokteran.
• Menteri Kesehatan dapat menetapkan,
membatalkan, mencabut atau menunda
pemberian Surat Keputusan Status RS Pendidikan
tergantung dari hasil akreditasi tersebut.
Lanjutan…….
• Untuk pendidikan profesi dokter spesialis, RS
yang akan digunakan harus masuk dalam
salah satu klasifikasi RS Pendidikan dan
sesuai dengan kebutuhan untuk
pembelajaran klinik dalam rangka
pencapaian kompetensi berdasarkan standar
pendidikan profesi dokter spesialis yang
disusun oleh Kolegium Ilmu Kedokteran
Spesialis.
PENYELENGGARAAN DAN PENGORGANISASIAN

A.Penyelenggaraan.
Departemen Kesehatan RI merupakan instansi
yang berwenang menetapkan standar RS yang
digunakan sebagai wahana pembelajaran
Pendidikan Kedokteran sebagaimana Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 512 (pasal 6 ayat (2).
RS yang akan atau telah difungsikan sebagai RS
Pendidikan baik yang diselenggarakan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD,
TNI/POLRI, maupun Swasta lainnya wajib
memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan.
Lanjutan……….
• Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
bertanggung jawab melaksanakan penetapan,
pembinaan dan pengawasan RS Pendidikan
kepada Menteri Kesehatan RI. Untuk
pelaksanaan penetapan, pengawasan dan
pembinaan RS Pendidikan

• Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik dibantu


Tim Akreditasi RS Pendidikan yang melibatkan
pemangku kepentingan yang terkait yaitu ARSPI,
AIPKI, MKKI, dan KKI.
Pengorganisasian
• Penetapan RS Pendidikan, pengawasan
dan pembinaan teknis dilaksanakan oleh
Tim Akreditasi RS Pendidikan meliputi:

• Tim Pengarah Akreditasi RS Pendidikan


dan
• Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan.
Tim Pengarah
• Penanggung Jawab : Menteri Kesehatan
• Ketua I : Sekretaris Jenderal
• Ketua II : Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik
• Sekretaris I : Kepala Biro Hukum dan Organisasi
• Sekretaris II : Sekretaris Ditjen Bina Pelayanan
Medik
• Anggota : Direktur Bina Pelayanan Medik
Spesialistik
• Konsil Kedokteran Indonesia
• Ketua ARSPI
• Ketua AIPKI
• Ketua MKKI
• Ketua KKI
Tugas Tim Pengarah Akreditasi RS
Pendidikan :

• Melaksanakan koordinasi lintas sektor


penyelenggaraan Penilaian dan Pembinaan
RS Pendidikan
• Menetapkan kebijakan strategis dalam
rangka peningkatan mutu pelayanan RS
Pendidikan.
Lanjutan………
• Melaporkan hasil kegiatan penetapan,
pembinaan dan pengawasan RS
Pendidikan kepada Menteri Kesehatan.
• Menetapkan besaran satuan biaya
akreditasi, reakreditasi dan visitasi RS
Pendidikan
• Memberikan dukungan pelaksanaan
tugas-tugas Tim Pelaksana Akreditasi
RS Pendidikan
Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan.
• Ketua : Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik
• Sekretaris I : Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Medik Spesialistik di RSU
Pendidikan
• Sekretaris II : Kepala Bagian Hukormas Ditjen Bina Yanmedik
• Anggota :
1. Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Medik Spesialistik non Pendidikan
2. Kepala Sub Dit Bina Akreditasi RS
3. Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Spesialistik di RS Khusus
4. Kepala Sub Dit Bina Penapisan Teknologi Medik Spesialistik
5. Unsur ARSPI
6. Unsur AIPKI
7. Unsur MKKI
8. Unsur KKI
9. Sekretariat : 1 .Kepala Seksi Standarisasi 2. Kepala Seksi Bimbingan dan
Evaluasi 3. Staf Sub Bag TU Direktorat Bina Yanmedik Spesialistik 4. Staf
Sub Direktorat Bina Yanmedik di RSU Pendidikan
Tugas Tim Pelaksana Akreditasi RS
Pendidikan:

• Melaksanakan advokasi dan sosialisasi


Pedoman Standar dan Pelaksanaan
Penilaian RS Pendidikan;
• Menyusun rencana kerja penetapan,
pembinaan dan pengawasan RS
Pendidikan;
• Melaksanakan koordinasi dengan berbagai
pihak terkait dalam pelaksanaan
penetapan, pembinaan dan pengawasan
RS Pendidikan;
Lanjutan……….
• Melaksanakan penetapan,
pembinaan dan pengawasan RS
Pendidikan;
• Melaksanakan kajian pengembangan
standar RS Pendidikan;
• Melaporkan pelaksanaan penetapan,
pembinaan dan pengawasan RS
Pendidikan kepada Menteri
Kesehatan melalui Direktur Jenderal
Bina Pelayanan Medik.
TATA CARA PENETAPAN RUMAH SAKIT
PENDIDIKAN

Penetapan RS Pendidikan adalah proses penilaian


kelayakan RS yang akan dijadikan wahana
pembelajaran klinis peserta didik Institusi
Pendidikan Kedokteran guna menjamin
terselenggaranya pelayanan medik yang berkualitas
sesuai kebutuhan modul untuk mencapai kompetensi
berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
A. Persyaratan :
1. RS telah mempunyai ijin pendirian yang dikeluarkan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau ijin
operasional yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan
Provinsi dan/atau ijin penyelenggaraan RS yang masih
berlaku.
2. Surat penetapan kelas (tipe) RS yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan RI.
3. Pernyataan kesediaan Pemilik RS untuk menjadikan
RS menjadi RS Pendidikan dan sanggup menyediakan
anggaran, sarana dan prasarana pendukung untuk
penyelenggaraan fungsi pendidikan.
4. Surat Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi
setempat.
5. Naskah Perjanjian Kerja Sama RS dengan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
6. Telah terakreditasi sesuai dengan klasifikasi RS.
7. Profil RS 3 (tiga) tahun terakhir.
B.Prosedur Pengajuan

1. Pemilik RS/Pimpinan RS mengajukan Surat Permohonan


untuk ditetapkan sebagai RS Pendidikan, ditujukan kepada
Menteri Kesehatan RI cq Direktur Jenderal Bina Pelayanan
Medik Departemen Kesehatan RI dengan dilampirkan
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam huruf A.

2. Surat Permohonan sebagaimana huruf B.1, tembusannya


disampaikan kepada :
a. Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik
b. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat
c. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat
C.Penilaian Kelayakan
1. Pra Visitasi
a. Berkas Surat Permohonan yang telah diterima oleh Direktur Bina
Pelayanan Medik Spesialistik diserahkan kepada Sekretariat Tim Pelaksana
Akreditasi RS Pendidikan untuk diperiksa kelengkapan administrasi
persyaratan administrasi.
b. Berkas Surat Permohonan yang telah lengkap persyaratan administrasinya
dilaporkan kepada Sekretaris Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan
untuk kemudian dibuat rancangan surat balasan kepada RS.
c. Surat balasan yang ditandatangani oleh Direktur Bina Pelayanan Medik
Spesialistik selaku Ketua Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan
dikirimkan kepada Pemilik RS/Pimpinan RS disertai Borang Penilaian RS
Pendidikan (Instrumen Self Assesment) RS Pendidikan sesuai dengan
klasifikasi.
d. Setelah menerima surat balasan Direktur RS setempat membentuk Tim
Persiapan Penilaian RS Pendidikan yang terdiri dari unsur-unsur
pemangku kepentingan RS dan melakukan pengisian Borang Penilaian RS
Pendidikan.
Lanjutan………
e. Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan menelaah hasil
Borang Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh RS.
f. Borang Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh RS
dikirimkan kembali ke Tim Pelaksana Akreditasi RS
Pendidikan.
g. Hasil telaahan Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan
dapat berupa ”rekomendasi layak atau belum layak
visitasi” dan rekomendasi tersebut di umpan balikan
kepada RS dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan
Provinsi setempat dan/atau Dinas Kesehatan setempat.
h. Apabila umpan balik dari Tim Pelaksana Akreditasi RS
Pendidikan direkomendasikan ”dipertimbangkan belum
layak visitasi” maka RS dapat mengajukan permohonan
fasilitasi atau pembinaan kepada Tim Pelaksana
Akreditasi RS Pendidikan.
2. Visitasi
a. Apabila hasil telaahan Tim Pelaksana Akreditasi RS
Pendidikan direkomendasikan ”layak visitasi” maka
kepada RS dijadwalkan waktu kunjungan Tim Visitasi
b. Sesuai jadwal yang ditentukan Tim Visitasi
melaksanakan kunjungan ke RS
c. Tim Visitasi dalam melaksanakan kunjungan ke RS
melakukan pemeriksaan ulang dan pemeriksaan silang
serta wawancara dengan pihak terkait atas Borang
Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh RS,
selanjutnya hasil penilaian diisi ke dalam Instrumen
Penilaian masing-masing Standar dan Parameter
d. Hasil penilaian masing-masing Standar, Indikator dan
Parameter kemudian direkapitulasi dalam Instrumen
Rekapitulasi Hasil Penilaian untuk menentukan nilai
akhir penilaian
e. Hasil penilaian dapat menggambarkan hasil akhir
katagori penilaian : A, B atau C.
3. Penetapan
a. Apabila dari hasil penilaian Tim Visitasi dan kesimpulan
sementara masih terdapat hal-hal yang perlu
disempurnakan dan/atau diperbaiki oleh pihak RS, maka
pihak RS wajib menyempurnakan/ memperbaikinya
dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari
sejak dilakukan Visitasi.
b. Hasil penilaian akhir (sementara) berikut catatan-catatan
mengenai hal-hal yang perlu disempurnakan/diperbaiki
disampaikan oleh Tim Visitasi kepada pihak RS dan
dibuatkan Berita Acara Hasil Visitasi yang ditanda tangani
oleh Tim Visitasi dan pihak RS.
c. Tim Visitasi melaporkan Berita Acara Hasil Visitasi
kepada Ketua Tim Pelaksana Akreditasi.
d. Berdasarkan Berita Acara Hasil Visitasi dan laporan
perbaikan/penyempurnaan dari RS Tim Visitasi
melaporkan kepada Tim Pelaksana Akreditasi RS
Pendidikan untuk kemudian dilakukan proses penetapan.
Lanjutan………..
e. Tim Akreditasi RS Pendidikan melaksanakan
rapat penentuan kelayakan RS sebagai RS
Pendidikan berdasarkan hasil visitasi.
f. Ketua Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan
menyampaikan rekomendasi penetapan RS
Pendidikan kepada Direktur Jenderal Bina
Pelayanan Medik untuk selanjutnya dilakukan
proses Penetapan sebagai RS Pendidikan.
g. Atas nama Menteri Kesehatan RI Direktur
Jenderal Bina Pelayanan Medik menetapkan RS
pemohon sebagai RS Pendidikan.
D. Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan (Sertifikasi)

1. Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan diterbitkan dengan


ketentuan sebagai berikut :
a. Terakreditasi A dengan masa berlaku 5 (tahun), ditanda
tangani oleh Menteri Kesehatan;
b. Terakreditasi B dengan masa berlaku 3 (tahun), ditanda
tangani oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik atas
nama Menteri Kesehatan;
c. Terakreditasi C dengan masa berlaku 1 (satu) tahun, ditanda
tangani oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik.
2. Surat Keputusan dan Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan
selanjutnya diserahkan kepada Pemilik RS/Pimpinan RS.
TATA CARA PENETAPAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN

Penilaian Kelayakan
PRA VISITASI

VISITASI
MELENGKAPI
PERSYARANATAN PENGAJUAN

PENETAPAN

SERTIFIKASI
STANDAR
RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UTAMA

A.STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN


PERSYARATAN
Untuk menunjang proses pembelajaran dan pelatihan yang
sesuai dengan kebutuhan maka komitmen RS perlu ditunjukkan
secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan
sesuai aturan perundangan yang berlaku.
Kriteria :
1. Terdapat visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis yang
menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
2. Terdapat dokumen Perjanjian Kerja Sama antara Direktur RS
Pendidikan dengan Rektor atau Pimpinan Instusi Pendidikan
Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya
manusia, pembiayaan, sarana prasarana, manajemen
pendidikan dan daya tampung peserta didik.
3. Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling
mengikat dalam hal pada seluruh proses pendidikan
kedokteran di RS tersebut.
4. RS kelas A atau B atau setara yang telah terakreditasi
minimal 12 pelayanan.
5. RS yang telah menjalankan fungsi pendidikan dan telah
memiliki SK penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS
Pendidikan.
6. RS Pendidikan utama minimal mempunyai 4 pelayanan
spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan
dan kandungan) dan 7 pelayanan spesialis lainnya.
B.STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI
Manajemen dan administrasi merupakan bagian
dari operasionalisasi RS Pendidikan, mencakup
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proses
pendidikan yang meliputi; koordinasi, kebijakan
penyelenggaraan, administrasi, pembiayaan,
evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan
profesi kedokteran.
1. Koordinasi pendidikan profesi kedokteran
Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi
pendidikan harus mempunyai badan koordinasi pendidikan,
yang terdiri atas unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan
Kedokteran yang memiliki uraian tugas dan fungsi yang jelas.
Kriteria :
1. Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran beranggotakan
unsur RS dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini
akan diwakili oleh suatu sekretariat bersama yang berkedudukan
di RS.
2. Uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa
tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS
Pendidikan dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran.
2. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan :
RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis
mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya
pendidikan yang berkualitas tinggi.
3. Administrasi Pendidikan :
RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang
berkaitan dengan penjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan
surat menyurat.
4. Pembiayaan Pendidikan :
RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola
sistem pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas,
efisiensi dan mutu pendidikan.
5. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan
Administrasi Pendidikan :
Badan koordinasi pendidikan melakukan evaluasi secara
menyeluruh terhadap semua proses manajemen dan administrasi
pendidikan sesuai dengan system penjaminan mutu yang telah
ditetapkan sebelumnya.
C.STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK
PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK :
Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatih
dan program pembelajaran Klinik sesuai
dengan konteks pelayanan medis di RS
menjadi tanggung jawab bersama antara RS
Pendidikan dan Institusi pendidikan
Kedokteran.
1. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidikan dan Monitoring
untuk Pembelajaran Klinik
Adanya kebijakan mengenai penugasan staf medis dan/atau non
medis yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan
kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak,
paruh / purna waktu dari staf medis dan/atau non medis tersebut.
2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik
Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk
menilai prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: kompetensi,
komitmen, disiplin dan proses pengembangan diri.
D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN

RS Pendidikan harus menyediakan


sarana, prasarana dan peralatan yang
memadai untuk pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan modul
pendidikan termasuk ketersediaan
jumlah dan variasi kasus atau pasien
yang berinteraksi dengan peserta didik.
Kriteria :
1.Terdapat dokumen kesepakatan mengenai
penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik
antara Direktur RS, kepala bagian, dan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya.
2.Sarana ruang belajar, ruang diskusi, dan sistem
informasi RS.
3.Akomodasi untuk peserta didik memadai.
4.Terdapat kesesuaian antara data jumlah dan jenis
kasus-kasus terbanyak di unit rawat inap dan
rawat jalan dengan daftar kompetensi kurikulum
nasional dokter umum.5.Terdapat sarana proses
pembelajaran
E. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN
PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS

Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar


klinik memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi.
RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan
Kedokteran perlu merencanakan program pembelajaran klinik
yang telah disesuaikan dengan konteks pelayanan medis.
Program pendidikan klinik akan berhasil bila semua unsur
dibagian yang bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen
terhadap pendidikan, memiliki target pembelajaran yang jelas,
memiliki kegiatan yang terstruktur dan berimbang serta
memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif.
1. Perhatian RS terhadap Pembelajaran :
Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka
perlu adanya wujud perhatian dari RS dalam penyelenggaraan
pembelajaran kilinik.
2. Program Pendidikan Klinik :
Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian
pembelajaran yang jelas sesuai modul pendidikan, sehingga
mahasiswa dan pembimbing dapat memahami proses pembelajaran
klinik dan pencapaian kompetens sesuai standar pendidikan profesi
kedokteran
3. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis :
Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan
dengan memperhatikan proses pembelajaran klinik yang efektif dan
efisien sehingga dapat dicapai kompetensi sesuai standar
pendidikan profesi kedokteran
4. Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran
RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan
Kedokteran terkait harus melakukan evaluasi pencapaian
peserta didik secara bersama- sama. Efektifitas dan
perbaikan program direncanakan dalam proses evaluasi
program yang dilakukan bersama oleh RS Pendidikan dan
Institusi Pendidikan Kedokteran
STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN AFILIASI (EKSILENSI)

RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) adalah RS


Khusus atau RS Umum dengan unggulan
tertentu yang menjadi pusat rujukan pelayanan
medik tertentu yang merupakan jejaring Institusi
Pendidikan Kedokteran dan digunakan sebagai
wahana pembelajaran klinik untuk memenuhi
modul pendidikan tertentu secara utuh dalam
rangka mencapai kompetensi berdasarkan
Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN
Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS
Pendidikan afiiliasi harus memiliki visi dan misi yang jelas, yang
menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran yang
didasarkan atas proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai.
Komitmen RS perlu ditunjukkan secara jelas (administratif dan
pelaksanaan pendidikan) dan sesuai aturan perundangan yang
berlaku.
B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI
Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi
RS Pendidikan, mencakup efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proses
pendidikan. Meliputi koordinasi, kebijakan penyelenggaraan,
administrasi, pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan
profesi kedokteran.
1. Koordinasi pendidikan profesi kedokteran
Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan
harus mempunyai badan koordinasi pendidikan, yang terdiri atas
unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang
memiliki uraian tugas dan fungsi yang jelas

2. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan


RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis
mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya
pendidikan yang berkualitas tinggi.
3. Administrasi Pendidikan
RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang
berkaitan dengan penjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan
surat menyurat.
4. Pembiayaan Pendidikan
RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem
pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu
pendidikan.
5. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan
Administrasi Pendidikan
Badan koordinasi pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh
terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai
dengan system penjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya.
C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM
PENDIDIKAN KLINIK
Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatih dan program pembelajaran
Klinik sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi
tanggung jawab bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
pendidikan Kedokteran.

1. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidikan dan Monitoring


untuk Pembelajaran Klinik
Kebijakan mengenai penugasan staf medis dan / atau non medis
yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan
tentang kualifikasi, tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna
waktu dari staf medis dan / atau non medis tersebut, harus tercantum
dalam ikatan kerjasama atau lampirannya
2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik
Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan
bertujuan untuk menilai prestasi atau kinerja tenaga
pendidik antara lain: komitmen, disiplin dan proses
pengembangan diri.

D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN


RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan
peralatan yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran
sesuai dengan modul pendidikan termasuk ketersediaan
jumlah dan variasi kasus atau pasien yang berinteraksi
dengan peserta didik.
Kriteria
1.Terdapat dokumen kesepakatan mengenai
penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik
antara Direktur RS, kepala bagian, dan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya.
2.Sarana ruang belajar, ruang diskusi, dan sistem
informasi RS.3.Akomodasi untuk peserta didik
memadai.
4.Terdapat kesesuaian antara data jumlah dan jenis
kasus-kasus terbanyak di unit rawat inap dan rawat
jalan dengan daftar kompetensi kurikulum nasional
dokter umum.
5.Terdapat sarana proses pembelajaran
E. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN
PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG
BERKUALITAS

Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar


klinik memegang peran penting dalam pencapaian
kompetensi. RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi
Pendidikan Kedokteran perlu merencanakan program
pembelajaran klinik yang telah disesuaikan dengan konteks
pelayanan medis.
Program pendidikan klinik akan berhasil bila semua unsur
dibagian yang bersangkutan memiliki perhatian dan
komitmen terhadap pendidikan, memiliki target pembelajaran
yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur dan berimbang
serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif
1. Perhatian RS (Bagian atau SMF terhadap pembelajaran) :
Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka perlu
adanya wujud perhatian dari RS (Bagian atau SMF) di dalam pendidikan.
2. Program Pendidikan Klinik :
Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian
pembelajaran yang jelas yang ditugaskan dalam panduan, pembelajaran,
sehingga mahasiswa dan pembimbing dapat selalu memantau
pencapaian pembelajarannya
3. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis
Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan
memperhatikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga
mampu mencapai tujuan/ kualitas yang ditetapkan
4. Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran
RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi
Pendidikan Kedokteran terkait harus melakukan
evaluasi pencapaian peserta didik secara
bersama- sama. Efektifitas dan perbaikan
program direncanakan dalam proses evaluasi
program yang dilakukan bersama oleh RS
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN SATELIT

STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN SATELIT


RS Pendidikan Satelit adalah RS jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan
jejaring RS Pendidikan Utama yang digunakan sebagai wahana pembelajaran
klinik peserta didik untuk memenuhi sebagian modul pendidikan dalam
rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi
Kedokteran.

A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN


Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan
harus memiliki visi dan misi yang jelas dan menunjang tercapainya tujuan
pendidikan profesi kedokteran yang didasarkan pada proses pembelajaran
dan pelatihan yang sesuai dengan modul pendidikan. Komitmen RS harus
dinyatkan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesuai
peraturan dan perundangan yang berlaku
B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI
Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari
operasionalisasi RS Pendidikan, mencakup efektifitas
dan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan. Meliputi
koordinasi, kebijakan penyelenggaraan, administrasi,
pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu
pendidikan profesi kedokteran
C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM
PENDIDIKAN KLINIK
• Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatih dan program
pembelajaran Klinik sesuai dengan konteks pelayanan medis
di RS menjadi tanggung jawab bersama antara RS
Pendidikan dan Institusi pendidikan Kedokteran.
• 1. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidikan dan
Monitoring untuk Pembelajaran Klinik
• Adanya kebijakan mengenai penugasan staf medis dan atau
non medis yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik
merupakan kebijakan tentang kategori, tanggung jawab,
kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf medis dan
atau non medis.
• Tugas, tanggung jawab dan kewenangan staf RS Pendidikan
Utama dan staf institusi pendidikan yang ditempatkan di RS
Pendidikan satelit harus tercantum dalam ikatan kerjasama
atau lampiranny
2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik
Sistem monitoring dan evaluasi tenaga
pendidikan bertujuan untuk menilai prestasi
atau kinerja tenaga pendidik antara lain:
komitmen, disiplin dan proses pengembangan
diri
D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN
RS Pendidikan harus menyediakan sarana,
prasarana dan peralatan yang memadai untuk
pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
modul pendidikan termasuk ketersediaan
jumlah dan variasi kasus atau pasien yang
berinteraksi dengan peserta didik.
E.STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN
PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS

• Peran RS Pendidikan dalam


menyediakan pengalaman belajar klinik
memegang peran penting dalam
pencapaian kompetensi. RS Pendidikan
bersama-sama dengan Institusi
Pendidikan Kedokteran perlu
merencanakan program pembelajaran
klinik yang telah disesuaikan dengan
konteks pelayanan medis.
Lanjutan………
• Program pendidikan klinik akan berhasil
bila semua unsur dibagian yang
bersangkutan memiliki perhatian dan
komitmen terhadap pendidikan, memiliki
target pembelajaran yang jelas, memiliki
kegiatan yang terstruktur dan
berimbang serta memiliki sistem
evaluasi yang jelas dan objektif.
PERHATIAN KHUSUS
RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
Perhatian RS (Bagian atau SMF terhadap pembelajaran):
Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan
baik maka perlu adanya wujud perhatian dari RS (Bagian
atau SMF) di dalam pendidikan.
Program Pendidikan Klinik
Program pendidikan klinik harus memiliki target
pencapaian pembelajaran yang jelas yang ditugaskan
dalam panduan, pembelajaran, sehingga mahasiswa dan
pembimbing dapat selalu memantau pencapaian
pembelajarannya.
Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis
Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan
perencanaan dengan memperhatikan proses pembelajaran
yang efektif dan efisien sehingga mampu mencapai tujuan/
kualitas yang ditetapkan
Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran
• RS Pendidikan bersama- sama dengan
Institusi Pendidikan Kedokteran terkait harus
melakukan evaluasi pencapaian peserta didik
secara bersama- sama. Efektifitas dan
perbaiakn program direncanakan dalam
proses evaluasi program yang dilakukan
bersama oleh RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran
PARAMETER DAN INDIKATOR PENILAIAN
RUMAHSAKIT PENDIDIKAN

• Dalam rangka mengukur suatu RS telah


memenuhi Standar RS Pendidikan,
maka diperlukan tolok ukur setiap
Standar RS Pendidikan Kedokteran
sesuai dengan klasifikasinya.

• Indikator obyektif perlu ditetapkan.


Lanjutan ………….
• Indikator ini digunakan oleh
surveyor dalam melakukan visitasi
dalam rangka akreditasi maupun
reakreditasi RS Pendidikan.
• Berdasarkan Indikator ini dilakukan
pengukuran setiap Standar dengan
indikator skor nilai dan akan
menghasilkan suatu nilai yang akan
dimasukan dalam Borang
Penilaian.
PARAMETER DAN INDIKATOR

1. VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN RUMAH SAKIT


( 6 kriteria )
2. MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI ( 21 kriteria )
3. SDM UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK (7 kriteria)
4. PENUNJANG PENDIDIKAN ( 5 kriteria )
5. PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN
KLINIK YANG BERKUALITAS ( 14 kriteria )

Total 5 Standar dan 53 kriteria,masing-masing ditetapkan


PARAMETER-SKOR-INDIKATOR PENILAIAN

Anda mungkin juga menyukai