Anda di halaman 1dari 20

Alternative Dispute Resolution (Alternatif

Penyelesaian Sengketa) di Indonesia

MIko Kamal

'Alternative Dispute Resolution'


Program Studi Magister Hukum UNIVERSITAS BUNG HATTA

Miko Kamal (APS) 1


Sengketa (dispute)
• Teori-teori tentang sebab-sebab terjadinya sengketa:
– teori hubungan masyarakat: konflik terjadi karena adanya
ketidakpercayaan dan rivalitas kelompok dalam masyarakat.
– teori negosiasi prinsip: konflik terjadi karena posisi-posisi para pihak
yang tidak selaras dan adanya perbedaan-perbedaan diantara para
pihak.
– teori identitas: konflik terjadi karena suatu kelompok merasa
identitasnya teracam oleh pihak lain.
– teori kesalahpahaman: konflik terjadi karena terjadinya
ketidakcocokan komunikasi diantara para pihak karena datang dari
budaya yang berbeda.
– teori transformasi: konflik terjadi karena adanya masalah-masalah
ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang mewujud dalam bidang sosial,
ekonomi dan politik.
– teori kebutuhan manusia: konflik terjadi karena kebutuhan satu pihak
merasa dihalangi oleh pihak lainnya.
(Takdir Rahmadi (2010), 7-9)

Miko Kamal (APS) 2


Menyelesaikan Sengketa

• Melalui pengadilan:
– Litigasi

• Diluar pengadilan:
– Non-litigasi (Alternatif Penyelesaian Sengketa,
APS).

Miko Kamal (APS) 3


2 Pandangan tentang APS
• semua cara penyelesaian sengketa selain
melalui proses peradilan. Arbitrase termasuk
APS;
• cara penyelesaian sengketa berdasarkan
konsensus atau mufakat. Penyelesaian
sengketa yang sifatnya memutus (ajudicative)
tidak termasuk ke dalam APS. Arbitrase tidak
termasuk APS.
(Takdir Rahmadi, Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan
Mufakat (2010), 11)

Miko Kamal (APS) 4


Sejarah APS
• Lahir di Amerika Serikat pada tahun 1970-an;
• Tahun 1976, Prof. Frank Sander (Harvard
University):
– Perkara terlalu banyak masuk ke Pengadilan. Dua
solusinya adalah:
• Mencegah terjadinya sengketa;
• Mengeksplor alternatif penyelesaian sengketa di luar
pengadilan.
(Nurnaningsih Amriani, ‘Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa
Perdata di Pengadilan’, 2001, 14)

Miko Kamal (APS) 5


APS dan Antitesa Terhadap
Lembaga Peradilan
• Waktu: persidangan yang berlarut-larut.
• Adversary: saling menyerang dalam
pengadilan (bermusuhan).
• Biaya mahal
• Prosedur yang ketat
• Lawyer oriented: karena proses yang rumit,
hanya pihak yang punya keahlian yang bisa
bersidang di pengadilan.
Miko Kamal (APS) 6
APS…cont.
• Ungkapan mengenai citra pengadilan:
– Hilang kerbau untuk mendapatkan kambing kembali.
– Menang jadi arang, kalah jadi abu.
• Win-Lose Situation: menghasilkan loser and
winner.
• Kurangnya kemampuan hakim: hakim tidak
mampu mengimbangi kemajuan zaman.
• Hubungan putus
• Memicu konflik baru.

Miko Kamal (APS) 7


APS Menurut Hukum Indonesia
• Diatur di dalam UU No. 30/1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa;
– UU mengatur dua hal:
• Arbitrase, dan
• APS.
• APS adalah alternatif jalan yang dapat ditempuh
sebelum masuk ke jalur arbitrase.
• Cara-cara yang bisa ditempuh dalam APS:
– Konsultasi
– Negosiasi
– Mediasi
– Konsiliasi atau penilaian ahli

Miko Kamal (APS) 8


Pengertian APS
‘Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah
lembaga penyelesaian sengketa atau beda
pendapat melalui prosedur yang disepakati para
pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan
dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi,
konsiliasi, atau penilaian ahli’ (Pasal 1 angka 10
UU No. 30/1999).

Miko Kamal (APS) 9


APS Mengenyampingkan Litigasi

‘Sengketa atau beda pendapat perdata dapat


diselesaikan oleh para pihak melalui alternatif
penyelesaian sengketa yang didasarkan pada
itikad baik dengan mengesampingkan
penyelesaian secara litigasi di Pengadilan
Negeri’ (Pasal 6 ayat (1) UU No. 30/1999)

Miko Kamal (APS) 10


Konsultasi
(dalam waktu 14 hari)
‘Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui
alternatif penyelesaian sengketa sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) diselesaikan dalam
pertemuan langsung oleh para pihak dalam waktu
paling lama 14 (empat belas) hari dan hasilnya
dituangkan dalam suatu kesepakatan tertulis’ (Pasal 6
ayat (2) UU No. 30/1999).
- Pertemuan langsung;
- Waktu 14 hari;
- Dituangkan dalam kesepakatan tertulis.

Miko Kamal (APS) 11


Penasehat Ahli dan Mediator
(non-lembaga)
‘Dalam hal sengketa atau beda pendapat sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) tidak dapat diselesaikan,
maka atas kesepakatan tertulis para pihak, sengketa
atau beda pendapat diselesaikan melalui bantuan
seorang atau lebih penasehat ahli maupun melalui
seorang mediator’ (Pasal 6 ayat (3) UU No. 30/1999).
- Kesepakatan tertulis para pihak;
- Bantuan penasehat ahli;
- Bantuan mediator.

Miko Kamal (APS) 12


Mediator Lembaga
(setelah 14 hari)
‘Apabila para pihak tersebut dalam waktu paling lama 14 (empat
belas) hari dengan bantuan seorang atau lebih penasehat ahli
maupun melalui seorang mediator tidak berhasil mencapai kata
sepakat, atau mediator tidak berhasil mempertemukan kedua
belah pihak, maka para pihak dapat menghubungi sebuah
lembaga arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian
sengketa untuk menunjuk seorang mediator’ (Pasal 6 ayat (4)
UU No. 30/1999).
- 14 hari bantuan panasehat ahli atau mediator non-lembaga
tidak berhasil;
- Menghubungi lembaga arbitrase atau lembaga APS untuk
menunjuk seorang mediator.

Miko Kamal (APS) 13


Dalam 7 hari Mediasi dimulai
‘Setelah penunjukan mediator oleh lembaga
arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian
sengketa, dalam waktu paling lama 7 (tujuh)
hari usaha mediasi harus sudah dapat dimulai’
(Pasal 6 ayat (5) UU No. 30/1999).
- Penunjukan mediator;
- Dalam 7 hari mediasi dimulai.

Miko Kamal (APS) 14


Kesepakatan dalam 30 hari
‘Usaha penyelesaian sengketa atau beda pendapat
melalui mediator sebagaimana dimaksud dalam ayat
(5) dengan memegang teguh kerahasiaan, dalam waktu
paling lama 30 ( tiga puluh ) hari harus tercapai
kesepakatan dalam bentuk tertulis yang ditandatangani
oleh semua pihak yang terkait’ (Pasal 6 ayat (6) UU No.
30/1999).
- Kesepakatan harus dicapai dalam 30 hari;
- Kesepakatan tertulis;
- Ditandatangani oleh semua pihak yang terkait.

Miko Kamal (APS) 15


Final dan Mengikat dan wajib daftar
dalam 30 hari
‘Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda
pendapat secara tertulis adalah final dan
mengikat para pihak untuk dilaksanakan dengan
itikad baik serta wajib didaftarkan di Pengadilan
Negeri dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh)
hari sejak penandatanganan’ (Pasal 6 ayat (7)
UU No. 30/1999).
- Keputusan final dan mengikat;
- Wajib didaftarkan di Pengadilan Negeri;
- 30 hari sejak penandatanganan.

Miko Kamal (APS) 16


Menyelesaikan kesepakatan dalam
30 hari
‘Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda
pendapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (7)
wajib selesai dilaksanakan dalam waktu paling
lama 30 ( tiga puluh) hari sejak pendaftaran’
(Pasal 6 ayat (8) UU No. 30/1999).

Miko Kamal (APS) 17


Mengajukan ke lembaga arbitrase
atau arbitrase ad-hoc
‘Apabila usaha perdamaian sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) sampai dengan ayat (6)
tidak dapat dicapai, maka para pihak
berdasarkan kesepakatan secara tertulis dapat
mengajukan usaha penyelesaiannya melalui
lembaga arbitrase atau arbitrase ad–hoc’ (Pasal
6 ayat (9) UU No. 30/1999).

Miko Kamal (APS) 18


Alur APS
(UU No. 30/1999)
Konsultasi
↓ tidak ada kesepakatan
Penasehat Ahli -Mediator (Non-lembaga)
↓ tidak ada kesepakatan
Mendiator (Lembaga)
↓ tidak ada kesepakatan
Lembaga Arbitrase atau Arbitrase ad-hoc.

Miko Kamal (APS) 19


Daftar Pustaka
• Gunawan Wijaya, Alternatif Penyelesaian Sengketa, 2001, PT
Raja Grafindo Persada.
• M Yahya Harahap, Beberapa Tinjuan Mengenai Sistem
Peradilan dan Penyelesaian Sengketa, 1997, PT Citra Aditya
Bhakti.
• Nurnaningsih Amriani, Mediasi Alternatif Penyelesaian
Sengketa Perdata di Pengadilan, 2011, PT Raja Grafindo
Persada.
• Suyud Margono, Alternative Dispute Resolutin dan Arbitrase,
2000, PT Ghalia Indonesia.
• Takdir Rahmadi, Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui
Pendekatan Mufakat, 2010, PT Raja Grafindo Persada.

Miko Kamal (APS) 20

Anda mungkin juga menyukai