Anda di halaman 1dari 17

Diagnosis Sefalgia

Algoritma evaluasi pasien nyeri


kepala
http://www.kalbemed.com/Portals/6/08_214Peranan%20CT%20Scan%20Kepala%20dalam%20Diagn
osis%20Nyeri%20Kepala%20Kronis.pdf
Tanda bahaya “bendera merah”
• Onset tiba-tiba sebagai nyeri kepala paling parah sepanjang hidup, dikenal juga sebagai nyeri kepala seperti
tersambar petir. Merupakan nyeri kepala yang sangat menyakitkan, mencapai intensitas maksimal dalam
hitungan detik; mengindikasikan perdarahan subaraknoid.
• Onset nyeri kepala yang baru atau berbeda dari yang biasanya dirasakan. Peningkatan frekuensi dan keparahan
nyeri kepala mengarah ke lesi desak ruang, hematoma subdural, atau penyalahgunaan obat.
• Mual atau muntah, menandakan adanya peningkatan intrakranial
• Gejala dan tanda neurologis fokal, termasuk perubahan penglihatan yang progresif, tanda iritasi meningeal,
paralisis, kelemahan, ataksia atau hilangnya koordinasi, respon pupil yang asimetris, hilangnya kemampuan
sensoris seperti baal, dan lain-lain.
• Perubahan status mental (mengantuk, kebingungan, gangguan memori, atau hilang kesadaran).
• Onset setelah usia 50 tahun, yang dapat mengindikasikan lesi massa intrakranial.
• Nyeri kepala setelah trauma kepala. Nyeri kepala pasca-trauma dapat mengarah ke perdarahan subaraknoid,
hematoma subdural, hematoma epidural, perdarahan intraserebral, diseksi arteri (karotis atau vertebra),
sindrom postconcussion.
• Papiledema, mengindikasikan peningkatan tekanan intrakranial, misalnya pada lesi massa inrakranial.
• Nyeri kepala saat aktivitas fisik, aktivitas seksual, atau batuk.
• Tanda atau gejala sistemik. Demam, infeksi, ruam, kaku kuduk; dapat mengindikasikan meningitis atau
ensefalitis.
• Onset nyeri kepala pada pasien penyakit tertentu sebelumnya, seperti infeksi HIV atau kanker, yang memiliki
risiko tinggi kelainan intrakranial.
Anamnesis
Spesifik
• Onset  akut / subakut / kronis
• Frekuensi  berulang  klaster, migren, neuralgia trigeminus, nyeri kepala tipe
tegang
• Lama serangan
• Lokasi 
unilateral  migren, klaster, neuralgia trigeminal, ggn lokal di mata / sinus
paranasal, neoplasia intrakranial
bilateral  migren, hidrosefalus (neoplasia intrakranial), tipe tegang
• Kulitas 
berdenyut  vaskuler  migren, hipertensi, demam
konstan  tipe tegang
ditusuk-tusuk  neuralgia trigeminal
• Kuantitas
• saat timbul 
siang / malam, 1-2 jam stlh tidur  klaster
pagi / dini hari  migren
• Gejala yang mendahului:
gangguan visus, lapangan pandang, skotoma / parestesi  migren klasik
• Faktor pencetus:
area wajah diusap, berbicara, mengunyah, menelan, tiupan angin 
neuralgia trigeminal.
cahaya silau, suara keras, makanan  tipe tegang & migren
• Gejala yang menyertai:
anoreksia, muntah, fotobobia  migren
gangguan vegetatif ipsilateral (keluar air mata, dll)  klaster
• Faktor memperberat  goncangan, gerakan kepala mendadak, batuk,
bersin, mengejan  vaskuler
• Faktor memperingan:
mematikan lampu, berada di ruang tenang  migren
gelisah dengan berjalan berkeliling  klaster
Umum
• Kesehatan umum ( kesadaran, status gizi)
• Tinjauan sistemik ( kelainan yg menyebabkan
keluhan)
• RPD (trauma, muntah, mabuk perjalanan)
• RPK (migren, tipe tegang)
• Latar belakang pasien (pekerjaan, masalah
pribadi / keluarga, kebiasaan, emosi)
Flow chart anamnesis bedasarkan
awitan 1. Infeksi intra kranial
2. Infeksi sistemik
3. hipertensi berat
4. Pendarahan otak
Mendadak 5. Keracunan
/akut 6.
7.
Oftalmoplegi
Neurosis
8. Trauma kapitis
9. Glaukoma
10. Hidrosefalus obstruktif
Sefalgia 11. Cluster headache
12. Migren klasik

1. Hipertensi
2. Tumor otak
3. Trauma kapitis
4. Penyakit mata
Bertahap / 5. Uremi
kronis 6.
7.
Anemi
Keganasan
8. Penyakit kronis lainnya
9. Migren umum
10. Neurosis
11. Hidrosefalus obstruktif
a. Meningitis
b. Otitis media akuata
Demam c. Demam tifoid
d. Influenza
e. Infeksi lain
a. Kontusio/kosmosio
b. Hematoma intrakranial
c. Hematoma subkutan
Trauma d. Nyeri pasca trauma
e. Fraktur tengkorak
a. Enselopati hipertensif
Sangat gelisah bingung b. Pendarahan otak
c. keracunan
a. Hipertensi berat
b. Keracunan
Mual muntah c. Perdarahan otak / GDPO
Sefalgia d.
a.
Tukak lambung
Hipertensi berta
mendadak Penglihatan kabur b. Glaukoma
c. keracunan
a. Oftalmoplegi idiopatik
Penglihatan ganda b. Tumor otak
c. Hidrosefalus obstruktif
a. Keracunan
Gangguan keseimbangan b. Gangguan telinga tengah
c. Pasca trauma kapitis
d. neurosis
a. Perdarahan subaraknoid /GDPO
b. Pascatrauma leher / kepala
Kaku kuduk c. Neurosis
d. Hipertensi berat
a. Perdarahan subdural
Trauma kapitis b. Nyeri pasca trauma
a. Hipertensi
b. Tension headache / neurosis
Nyeri / kaku leher c. Meningitis
d. Spondilosis servikalis
a. Tumor otak
b. Hipertensi berat
Penglihatan << / kabur c. Gangguan refraksi mata
a. Tumor otak
b. Hipertensi berat
c. Uremi
d. Neurosis
Mual/muntah e. Tukak lambung
f. Hidrosefalus obstruktif
Sefalgia a. Migren umum
b. Gangguan mata lain
bertahap/kumat- a. Perdarahan kronis / sistemik
kumatan/ kronis Mata nrocos b. Uremi
c. << gizi
d. Keganasan
e. Penyakit kronis lainn
Pucat a. Asma bronkiale
b. Penyakit jantung kongestif
c. Neurosis / konversi histeri
d. Penyakit paru menahun lain
Sesak nafas
a. Migren umum
b. Cluster headache
c. Neurosis
Tanpa gejala lain d. Epilepsi
e. Hidrosefalus obstruktis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Penunjang
• Spesimen darah  penyakit sistemik
• Spesimen LCS  perdarahan subarachnoid /
infeksi SSP
• Arteriografi  aneurisma, angioma,
perdarahan
• Rontgen vertebrae servikal  nyeri oksipital /
suboksipital
EEG

Anda mungkin juga menyukai