Anda di halaman 1dari 4

Neurooftalmologi

Dr Prima

1. 3 hal penting dalam NO: lintasan visual, lintasan pupil, gerakan bola mata
2. Kelainan lintasan visual
A. Etiologi: kelainan vaskuler (stroke, aneurisma pembuluh darah yg bisa spontan pecah),
tumor, radang, trauma, kongenital, degenerasi
B. Gejala umum: penurunan visus, kelainan lapang pandang, buta warna akuisita (pada org2 yg
neuritis optic. Pengecekan mata 1 per 1), berkurangnya kecerahan
C. Gejala lain: TIK ↑ pd kasus tumor (sakit kepala, mual, muntah); diplopia; strabismus; gejala
endokrinoogi (pada tumor di chiasma yaitu adenohipofisis)
D. Px kelaiann lintasan visual
a. Px visus, lapang pandang, peprsepsi warna (dengan senter), refleks pupil (refleks cahaya
langsung & tak langsung. Penting dilakukan), px kecerahan, px kontras
b. Px visus:
Snellen chart, kindergarten chart (utk anak2 yg tdk bisa membaca), HVOT (pd anak2 usia
3 tahun yg tau huruf tapi baru sedikit), symbol, E chart utk dewasa yg buta huruf
3. Ggn saraf optic dibagi atas 3 topik: prekiasma, kiasma, post kiasma
A. Jaras mata: cahaya masuk lewat media refraksi retina (diolah di fotoreseptor) rangsang
cahaya diubah jd impuls listrik & diteruskan ke n opticus korpus genikulatum radiasi
optic lobus oksipital (area brodman 17 & 19) melihat persepsi1
B. Ggn prekiasma:
AAION, neuritis optika (papillitis/radangan pupil: pupil radang; neuritis retrobulbar: di
belakang pupil radang); edema papil; atrofi saraf optic (komplikasi peny mata)
C. Gangguan kiasma: tumor kel hipofisis (adinohipofisis suprasellar yg menekan kiasma);
aneurisma pemb darah; peradangan (meningitis, araknoiditis); hidrosefalus
D. Ggn post kiasma:
lesi mulai dr tractus optikus tp rusak korteks kalkarina+ggn fx korteks otak. Biasanya karena
stroke, kelainan vaskuler, tumor occipital yg mengenai tractus opticus ke belakang
4. AAION/NOIA (Acute Anterior Ischemic Optic Neuropathy/Neuritis Optik Ischemic Anterior)
A. Keadaan iskemik yg akut (spt infark) pd area prekiasma yaitu di saraf optic bag depan
(daerah prelaminar & laminar)
B. Keluhan: penurunan visus mendadak. Demografi laki2=wanita
C. Pemeriksaan:
a. funduskopi posterior: batas tdk tegas, ada edema, hiperemis/tdk
b. lapang pandang dg perimetri goldmann/scr kasar pakai tes konfrontasi: tdpt
penyempitang lapang pandang bag inferior
c. cek lab utk cari underlying disease
D. Etiologi dr vaskuler
a. Thrombus, emboli: >40th krn non arteritik, >60th krn arteritis
b. Hiperkoagulasi: kelainan jantung aritmia, bradikardia
c. Hipertensi, arteriosklerois, DM
E. Keluhan: mata kabur mendadak, usia tua. Harus curiga ada AAION dan cek funduskopi & cek
lab utk cek underlying disease
F. Gejala subjektif
a. Lapang pandang hilang mendadak, visus normal/kurang (jika keluhan berat, bisa hilang
penglihatan), sering tjd pd bangun tidur krn pengaruh nocturnal hipotensi
b. Scotoma:
a) Ada bagian penglihatan hilang karena iskemik bisa mengenai pemb darah sentral
(jaras papulomakular), arkuata besar, arkuata kecil, hemianopsia altitudinal inferior
b) Normal lapang pandang: temporal 90o, nasal 60o, inferior 60-70o, superior 50-60o
c. Amoaurosis fugax:
Visus ↓ sementara biasanya krn nocturnal hipotensi krn spasme/iskemik sebentar
d. Arteritis: didahului demam, sakit kepala hebat. Ditermukan di usia sangat tua >60 th dg
kelainan sistemik lain
G. Gejala objektif:
a. Pupil marcus gunn: reflek direct lebih lambat drpd reflek indirect dengan swing light
test (Tujuan utk deteksi RAPD (Relative Afferent Pupillary Defect). Cara px: menggeser
cahaya senter pd kedua mata. + pd peny mata unilateral, kelainan retina, peny saraf
optic di depan kiasma optic)1
b. Edema papil: sebagian (di bag iskemik sectoral)/bisa menyeluruh (peny Horton/arteritis)
c. Perdarahan peripapiler; px Ffa, fase koroid di sekitar papil
d. Tdk ada eksudat (Jika ada eksudat berarti ada kelaiann lain spt hipotensi/diabetic)
e. Biasanya unilateral & jarang bilateral/menyusul mata kedua setelah beberapa hari/thn
f. Dpt dijumpai sindrom foster kenneddy (1 papil atrofi primer, 1 papil edema)
H. Pengobatan AAION: jika nonarteritik sembuhkan underlying disease; arteritik dg demam
sebelumnya diberi kortikosteroid dosis tinggi (masih kontroversi)
I. Prognosis: kelainan scotoma yg telah tjd biasanya menetap tp visus dpt nomal
5. Neuritis optic: peradangan pd saraf optic
A. Etiologi: demielinisasi, degenerasi, radang, intoksikasi
B. Berdasarkan lokasinya dibagi 2:
a. Papillitis: bag papil edema, bisa dicek dg funduskopi
b. Neuritis retrobulbar: tdk ada kelainan pd funduskopi, px dg CT Scan dmn didapatkan
penebalan bulbus oculi & sklerotik di otak
C. Klinis
a. Biasanya mengenai 1 mata; orang muda (20-50 th); wanita>laki2
b. Etiologi
a) Infeksi virus: terjadi pada anak2 & bisa bilateral. Cth: morbilli, varicella, ISPA,
demam nonspesifik
b) Penyebaran dr sekitarnya. Cth: sinusitis, meningitis, radangan regio orbita
c) Awal penyakit multiple sclerosis; kelainan herediter (peny Leber)
d) Krn peny sistemik: sifilik, kelainan darah (cth: leukemia), DM, keganasan, intoksikasi
D. Gejala subjektif
a. Visus turun mendadak (DD: AAION); scotoma sentral; kadang2 +/pre demam pd anak2
b. Rasa sakit di belakang bola mata terutama jika bola mata digerakkan (melirik)/ditekan
E. Gejala objektif
a. 1 mata, usia muda, nyeri periokuler/blkg mata (tjd di 80% kasus), pupil marcus gunn
b. Funduskopi:
a) Neuritis retrobulbar: tdk ada kelaianan krn kelainan di belakang papil, pd stad lanjut
diskus pucat krn atropi
b) Papillitis:
a> Papil edema; batas kabur; hiperemis; vena melebar; perdarahan peri papiler
b> Flame shaped splinter (perdarahan spt api); elevasi <3 Dioptri (ketika edema
akan ada elevasi); infiltrate di belakang corpus vitreus
c> Neuroretinitis (keterlibatan retina): biasa tjd pd kelainan berat yg disertai
peradangan fiber layer shg retina jg ikut meradang, ada eksudat macula star
figure (AAION tdk ada eksudat), edema retina parapapiler, macula elevasi
F. DD:
a. Neuritis retrobulbar
a) Keracunan/intoksikasi etambutol, alkohol, tembakau (pd intoksikasi etambutol &
rokok kelainan ada di macula shg menyebabkan kelaianan sentral. Alkohol kelainan
pd nervus & disertai riwayat alkohol. Mengenai mata bilateral
b) Kompresi: fraktur tulang, orbita, tumor, arachnoiditis
b. Papillitis: AAION (tdk ada eksudat), papil atrofi sekunder, thrombosis V retina sentral
G. Pengobatan
a. Obati peny penyebab krn jika tdk diketahui hasil terapi tdk memuaskan
b. Umumnya diberikan kortikosteroid dosis tinggi (tp masih dilemma):
a) Diberikan 1000 mg selama 3 hari dan ditethering off 1mg/kgBB/hari. Harus konsul
ke SpPD bisa/tdk diberisteroid krn akan memperparah kondisi DM, hipertensi
b) Kortikosteroid utk mengurangi inflamasi dan edema. KI kortikosteroid: papil atrofi
c. Antiradang non steroid, neurotropik, dll. Jika infeksi berikan antibiotic
H. Prognosis: baik jika penanganan baik dan cepat (kalau udh 2 minggu prognosis buruk
karena papil udh atrofi)
6. Edema papil
A. Merupakan gejala dmn ada kongesti tanpa peradangan pd papil N II yg berhub dg TIK ↑
B. Obstruksi V sentral retina setelah keluar dr N II yg melalui rongga subarachnoid & subdural
C. Grade:
1 tdpt edema di sebagian & tepi temporal batas tegas; grade 4 ada eksudat (bercak2 kuning)
D. Etiologi:
a. Kelainan intraokuler: hipotoni (TIO ↓: krn trauma, operasi glaucoma), glaucoma akut
b. Kelainan intraorbital: tumor saraf optic, oftalmopati tiroid (hipertrofi m. ekstraokuler)
c. Kelaiann sistemik: hipertensi maligna, kelainan darah/anemia, hipovolemia
E. Gejala:
a. Fx saraf optic awalnya normal, visus normal, lapang pandang normal, tp pembesaran
bintik buta (cek dg perimetri goldmenn)
b. Bila ≥2 minggu menyebabkan atrofi saraf optic ditandai kontraksi/defek lapang pandang
F. Pengobatan: Tergantung dr penyebab dasarnya. Prognosis baik jika tatlak cpt
7. Atrofi saraf optic
A. Kematian serabut saraf optic, papil pucat; menghilangnya perdarahan kapiler, akson &
selubung myelin; stadium aktif pd ggn serabut saraf optic d retina, papil retrobulbar
B. Klasifikasi
a. Atrofi papil primer:
a) Gambaran: papil pucat, batas tegas, eksavasasi lebih luas tp dangkal, gambaran
lamina kribrosa lebih jelas. kelaianan tjd pada mata (cth: papillitis, glaucoma)
b) Dianggap: tanda penekanan N II (tumor, fraktur, araknoiditis), radang N II
retrobulbar, kelainan retina yg luas (korioretinitis, retinitis pigmentosa, oklusi a.
central retina
b. Atrofi papil sekunder: papil pucat, batas kabur, eksavasasi menghilang, lamina kribrosa
tdk tampak. Cth: tumor, kenaikan TIO
8. Kerusakan n optikus di retrobulbar

No Letak defek Gangguan penglihatan


2 N. opticus dextra Right amourosis: 1 sisi mata hilang penglihatan
3 Pangkal kiasma Bitemporal hemianopia: tdk bisa lihat temporal pd 2 mata
4 Optic nerve dextra Ipsilateral gabisa lihat nasal
5 Optic tract sinistra Ipsilateral gabisa lihat nasal, kontralateral tdk bisa lihat temporal
6 Optik radiation Quandrontopia: ipsilateral buta ¼ bag nasal atas, kontralateral
sinistra proksimal buta 1/8 temporal atas
7 Optic radiation Kuadrianopsia superior: Ipsilateral buta ¼ nasal bag bawah,
sinistra tengah kontralateral buta ¼ temporal bawah
8 Optic radiation Kuadrianopsia inferior: ipsilateral & kontralateral bag ¼ nasal bag
sinistra profunda bawah
Sumber: Medical Mini Notes Ophtalmology

Anda mungkin juga menyukai