Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 2 - Ilmu Pengetahuan Alam

 Muhammad Daffa
 Adinda Nur Rizky
 Leila Sabrina Rahma Yunaf
 Nur Habibah
 Iranda Viransa
 Muhammad Alim
 Algi Dwiyan Alrasyid
A. Latar Belakang
Secara umum, negara yang beranda di benua Asia, terkenal sebagai negara dengan
keragaman kuliner, seperti Cina, Korea, dan lainnya tak terlepas pula di Indonesia. Di Indonesia sendiri
hampir disetiap daerah memiliki makanan dengan ciri khas tersendiri. Selain karena kekhasan dan
keunikan makanan tiap daerah, harga makanan yang murah juga membuat Indonesia sebagai negara
wisata kuliner yang tak jarang banyak sekali orang-orang yang melakukan wisata kuliner yang bahkan
pengunjunganya sampai pada warga mancanegara.
Salah satu makanan khas dari Indonesia yang dapat dikatakan telah menjadi makanan
pokok masyarakat adalah tempe. Tempe merupakan makanan tradisional yang sangat popular dan
digemari di masyarakat. Tidak hanya di Indonesia, tempe sudah terkenal bahkan ke Eropa. Hal ini tidak
lain karena rasanya yang nikmat, harga yang murah dan tentunya mengandung gizi yang baik. Bahan
pokok pembuatan tempe biasanya menggunakan kacang-kacangan, seperti kacang tanah kedelai dan
dapat pula menggunakan biji lamtoro. Akan tetapi yang paling sering digunakan adalah kacang
kedelai.
Jika ditinjau dari proses pembuatan, dapat diketahui bahwa tempe merupakan salah satu
produk bioteknologi berbasis konvensional. Hal ini karena melibatkan mikrobia eukariotik yaitu kapang
yang biasanya diperoleh dari ragi artinya di dalam ragi tersebut mengandung empat jenis kapang dari
kelompok Rhizopus, yaitu Rhyzopus ologosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan
Rhizopus oryzae. Hifa dari kapang iniliha yang terlihat berwarna putih pada tempe.
Melihat dari segi ekonomi konsumsi masyarakt yang begitu tinggi terhadap tempe, maka penting
diadakan praktikum ini, Selain karena daya konsumsi yang tinggi, tentunya kemampuan dasar dalam
wirausaha berbasis pengetahuan biologi salah satunya dalam membuat tempe sangat penting untuk
diketahui.
 Menurut Suprapti (2003) dalam Sukardi (2008) Tempe merupakan salah satu hasil fermentasi kedelai
yang sudah cukup dikenal sebagai makanan yang bermanfaat bagi kesehatan. Tempe mengandung
vitamin B12 yang biasanya terdapat dalam daging dan juga merupakan sumber protein nabati selain
sebagai sumber kalori, vitamin dan mineral (Suprapti, 2003 dalam Sukardi, 2008).
 Kata “tempe” diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada masyarakat Jawa Kuno terdapat makanan
berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi . Makanan bernama tumpi tersebut terlihat
memiliki kesamaan dengan tempe segar yang juga berwarna putih. Boleh jadi, ini menjadi asal muasal
dari mana kata “tempe” berasal (PUSIDO Badan Standardisasi Nasional, 2012).
 Tempe merupakan makanan yang terbuat biji kedelai atau beberapa bahan lain yang diproses melalui
fermentasi dari apa yang secara umum dikenal sebagai “ragi tempe”. Lewat proses fermentasi ini, biji
kedelai mengalami proses penguraian menjadi senyawa sederhana sehingga mudah dicerna (PUSIDO
Badan Standardisasi Nasional, 2012).
 Secara umum tahu dan tempe dibuat dari bahan baku kedelai. Sekitar 80% kedelai dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan industry tahu dan tempe sedangkan sisanya digunakan oleh berbagai macam
industry seperti kecap, susu kedelai, makanan ringan dan sebagainya. Dalam beberapa tahun terakhir
produksi kedelai di Indonesia terus berkurang dan tidak mampu memenehui kebutuhan (Haliza, 2007).
 Tempe merupakan olahan kedelai dengan fermentasi kapang Rhizopus. Kapang yang sering digunakan
dalam pembuatan tempe, adalah Rhizopus microsporus dan R. oryzae. Kedua kapang tersebut
mempunyai aktivitas enzim β-glukosidase berbeda. Aktivitas enzim β-glukosidase R. microsporus var.
chinensis lebih kuat daripada R. oryzae (Purwoko et al., 2001 dalam Purwoko, 2004).
 Proses pembuatan tempe dapat terbilang membutuhkan waktu yang cukup lama. Hingga diperoleh
hasil jadi tempe, waktu yang dibutuhkan yaitu minimal 24 jam dan maksimal 72 jam. Lamanya proses
pembuatan tempe karena proses fermentasi. Fermentasi akan berlangsung baik dan cepat bila dibantu
dengan kondisi suhu yang optimal, jumlah ragi yang tepat dan pH yang asam (±4-5) (Widayati, 2002
dalam Lumowa, 2014).
A. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis, 1 Desember 2016
Waktu : Pukul 15.00-16.40 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai 3 Barat FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Talang plastik
b. Baskom
c. Pengaduk kayu
d. Dandang
e. Kompor
f. Jarum pentul
g. Kardus
h. Kipas angin
2. Bahan
a. Kedelai
b. Kacang tanah
c. Kacang merah
d. Ragi tempe
e. Air secukupnya
f. Lilin
g. Kemasan plastik/daun pisang
C. Prosedur Kerja
1. Membersihkan kedelai, kacang tanah, dan kacang merah dari kotoran-kotoran kemudian direndam dengan air bersih selama 12-18 jam.
2. Melepaskan kulit biji kedelai, kacang tanah, dan kacang merah yang telah lunak, kemudian mencucinya dengan menggunakan air bersih.
3. Mengukus masing-masing kedelai, kacang tanah, dan kacang merah tersebut sampai empuk.
4. Setelah biji kedelai, kacang tanah, dan kacang merah terasa empuk, menuangkan masing-masing biji tersebut pada talang yang telah
dibersihkan, lalu diangin-anginkan dengan kipas sambil diaduk hingga biji tersebut menjadi hangat.
5. Menaburkan ragi tempe pada masing-masing kedelai, kacang tanah, dan kacang merah sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk supaya
merata.
6. Menyiapkan kantong plastik kemudian memberi lubang dengan menggunakan jarum

Anda mungkin juga menyukai