Anda di halaman 1dari 19

KEBIJAKAN BISNIS

DEFINISI
• Langkah dan tindakan untuk mencapai
keinginan masa depan yang dituangkan
KEBIJAKAN dalam bentuk ketetapan atau keputusan
sebagai pedoman dari kegiatan yang
dilaksanakan

KEBIJAKAN
• Ketetapan atau keputusan manajemen
untuk mencapai tujuan masa depan
perusahaan yang merupakan pedoman

BISNIS dalam melakukan aktivitas bisnis


KEBIJAKAN PRODUKSI
◦ Merupakan ketetapan atau keputusan Manajemen dalam berproduksi untuk
mencapai tujuan perusahaan

◦ 3 kebijakan dasar dalam produksi :


1. Kapan harus berproduksi
2. Kapan meningkatkan, menghentikan peningkatan volume produksi
3. Kapan menghentikan produksi (shut down)
o Parameter kebijakan produksi adalah “informasi mengenai biaya”
TFC, TVC, AVC, ATC. AFC, MC beserta infformasi mengenai harga jual (P)
serta Marginal Revenue (MR)
Kebijakan
Produksi/Operasi

Peningkatan
Break Even Penghentian
atau penurunan
Point produksi Produksi

Tingkat Produksi
minimal agar Agar dapat meningkatkan Agar perusahaan
perusahaan tdk keuntung an atau menekan dapat menekan
mengalami kerugian kerugian perusahaan kerugian
•Pada tingkat output berapa perusahaan harus berproduksi
Berproduksi •Dasar kebijakan BEP

•Penambahan produksi dilakukan selama masih


memberikan keuntungan bagi perusahaan MR>MC
Meningkatkan/menghentikan •Penghentian peningkatan dilakukan bila MR =MC
•Penurunan dilakukan bila MR<MC

• Jika harga jual per unit sudah berada dibawan


biaya variabel rata rata : P < AVC
• Selama P>AVC, walaupun operasi masih rugi,
Shut Down karena harga jual dibawah biaya rata rata per unit
P<ATC, operasi tetap dilanjutkan untuk
mengurangi kerugian. Hal ini dilakukan karena
kelebihan harga jual dari biaya variabel (P-AVC)
KEBIAKAN HARGA

Harga merupakan TR = P.Q


unsur penting dalam Tinggi rendahnya
menentukan harga mempengaruhi
pendapatan jumlah barang yang
perusahaan terjual
KEBIAKAN HARGA PRODUK LAMA

Biaya tambahan margin Diskriminasi Harga (Price Penyesuaian Harga


(Cost Plus Pricing) Discrimination) (Incremental Pricing)

Pemindahan/Pembenanan
harga (Transfer Pricing)
Cost Plus Pricing
a. Harga jual adalah jurnal dari biaya ditambah keuntungan (Cost Plus Pricing) adalah
kebijakan dasar dari bisnis secara keseluruhan
◦ Harga didasarkan kepada : Biaya + Keuntungan = C + M
1) Harga jual = Biaya + Keuntungan Price = COGS + Margin Price = C + Mark up
2) Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variable TC = Direct Cost + Indirect Cost
Total Cost = Direct Cost (1 + (Indirect)/Direct))
Dari Persamaan 1 dan 2 di atas didapat :
3) Harga jula = Biaya + Margin
Mark Up On Price = (Mark Up on Cost)/(1 + Mark up on Cost)
Mark up on Cost = (Mark Up on Cost)/(1 - Mark up on Cost)
Cost Plus Pricing = Profit Margin didapat dengan menambahkan (Mark up) Cost
b. Kelemahan biaya sebagai dasar perkiraan harga jual

Biaya biasanya
didasarkan pada
catatan akuntansi Sulit disesuaikan dengan
(historical) yg tidak perkembangan
menggambarkan biaya
ekonomis (Ec Cost)

Oleh karena itu menghasilkan informasi yang


tifdak optimal
c. Marginal Analisis = MR = MC

◦ A P
◦ P MC A
Mark Up
◦ C B B
◦ AVC C

◦ MC = MR MR P=Cost +Mark Up

◦ Q Q
◦ TR = PQ δ TR = δPQ MR = P + (δP)/ (δQ) Q Turunan berantai
◦ MR = P + (QP)/(P) (δP)/ (δQ) MR = P (1+ (Q/P) (δP)/(δQ) MR = P(1+1/e)
◦ Agar perusahaan endapatkan profit maksimum, maka MR =MC
◦ MC = P(1+1/e) P = (MC)/ (1+1/e)
◦ P = (MC)/ (1+1/e) P = (MC)(e/e +1/e) P = MC((e)/(e+1)) ......... (1)
◦ MC = δTC = δ (TFC + TVC) MC = δ/(δQ)(TFC) + δ/ (δQ) (TVC)
◦ = 0 + δ/(δQ) (Q)(AVC)
◦ MC = 0 + AVC MC = AVC ...............................................(2)
◦ (1) dan (2) P = MC((e)/(e+1)) PC = MC (e)/(e+1)) P = AVC (e)/(e+1))
◦ δP = AVC + (-1/(e+1)) AVP ......... PROFIT MAKSIMUM
Tingkat Mark up Menurut Elastisitas
Tingkat Mark up (Cost Plus) untuk mencapai Profit Maksimum

Elastisitas Tingkat Mark Up Elastisitas Tingkat Mark up


-1 Tidak terhingga -6 20%
-2 100% -7 16,7%
-3 50% -8 14,3%
-4 33,3% -9 12,5%
-5 25% -10 11,1%
d. Diskriminasi Harga
• Pembeli memang berbeda karaktristiknya, dan
kelompok tsb memang berbeda atau berjarak satu
Segmentasi pasar cukup jelas sama lain, sehingga peluang kelompok pembeli
dan tegas derngan harga murah menjual lai produknya ke
kelompok pembeli dengan harga yang lebih
mahal adalah kecil

Elastisitas permintaan pada pasar • Elastisitas permintaan dari masing masing


(konsumen) yang berbeda kelompok pembeli atasu pasar sangat berbeda
• Karakteristis pembeli memang berbeda

Persaingan di pasar lebih • Dilakukan oleh produsen yang Monopolo, atau


cenderung dalam bentuk Oligopoli dalam bentuk kartel
Non Price Competition
Contoh Diskriminasi Harga

◦ Penerapan harga jual listrik


◦ Penetapan harga jual tiket untuk alat transportasi
◦ Iuran keanggotaan berbagai kelompok bisnis
Jenis Diskriminasi Harga

Derajat • Kondisi dimana pembeli dihadapkan pada


satu pilihan untuk membeli barang dan
Pertama jasa pada harga maksimum sesuai dengan
kemampuan dan keinginannya
1st degree • Contoh : Lelang

• Kondisi dimana konsumen dikelompokkan


Derajat Kedua menjadi beberapa kelompok berdasarkan
waktu pembelian (time basis), atau tingkat

2nd degree kemendesakan pembeli (urgency basis)


• Contoh : produk tekhnologi baru
Cont.....

• Kondisi dimana perusahaan


dapat mengganti harga
Derajat dan mendiskriminasi harga
barang dan jasa yang
ketiga ditawarkan kepada pembeli
pada wkt yang sama
3rd degree • Contoh : Tarif telpon, listrik
yang berbeda
Untuk melaksanakan harga diskriminasi 3rd Degree, perusahaan harus
menetapkan :
1. berapa besarnya total output (Q) yang harus diproduksi
2. Bagaimana pendistribusiannya menurut kelompok konsumen
3. Berapa harga jual untuk setiap pasar
4. Harga pada laba perusahaan maksimum
5. Analisis Margina (produksi optimal pada saat MR =MC) dapat
digunakan untuk optimasi laba.
Diskriminasi Harga

P0 Pasar A Pasar B Perusahaan


P1

P2

Σ MRB
DA DB
P3 MRA MRB

Q1 Q2 Q3 Q2+ Q3
Keterangan
◦ Ada 2 (dua) pasar yang dihadapi oleh produsen, yaitu Pasar A dan B
◦ Pasar B lebih elasis dibandingkan pasar A, sehingga terlihat potensial pasar khususnya
daya beli dari pasar A lebih tinggi dibanding pasar B.
◦ Bila perusahaan ingin menjual produk pertama kepasar dengan harga Po, maka tentu
akan dipilih pasar A, dibandingkan pasar B, karena MRA > MRB
◦ Bila perusahaan menjualunit produksi selanjutnya dengan harga yang lebih rendah,
misalnya P1, maka yang akan dipilih adalah tetap pasar A, karena MRA > MRB.
◦ Namun apabila harga sudah turun sampai P2, maka pasar A dan B akan
menghasilkan Marginal Revenue yang sama, atau pada P2, MRA = MRB
◦ Denggan demikian, maka saat harga mencapai P2, perusahaan perlu mengatur
alokasi produknya untuk pasar A dan B, dengan kriteria agar secara keseluruhan (total
penjualan di kedua pasar, menghasilkan maksimum Revenue)
◦ Hal ini tergambar pada kurva ∑MR pada perusahaan, yang menunjukkan jumlah dari
Marginal Revenue yang didapat perusahaan, bila dilakukan distribusi produk ke pasar
A dan B, yang paling menguntungkan

Anda mungkin juga menyukai