Anda di halaman 1dari 11

Hematemesis Melena

Oleh :

Fatimah Az-Zahrah 121611101054


Dini Roswati Sya’bani 141611101015
Arina Nur Rahmah 141611101032
Kasus
 Pasien laki-laki 58 tahun datang ke RSD Balung setelah
mengalami muntah darah, kemudian pasien dirawat inap di
Ruang Melati. Pasien mengaku ini adalah pertama kalinya ia
mengalami muntah darah
 Pasien merasa lemas, dan sesak nafas
Definisi Hematemesis Melena

 Hematemesis melena merupakan keadaan yang diakibatkan oleh


perdarahan saluran cerna bagian atas (upper gastrointestinal tract).
 Hematemesis adalah dimuntahkannya darah dari mulut, darah bisa
dalam bentuk segar (bekuan/ gumpalan/ cairan warna merah cerah)
atau berubah karena enzim dan asam lambung menjadi kecoklatan
dan berbentuk seperti butiran kopi.
 Melena yaitu keluarnya tinja yang lengket dan hitam seperti aspal
(ter) dengan bau khas, yang menunjukkan perdarahan SCBA serta
dicernanya darah pada usus halus. Dimana penyebab kelainan
diatas dapat berasal dari kelainan esofagus, kelainan lambung, dan
kelainan duodenum
Etiologi

 Lebih dari 60% dari UGIB disebabkan oleh ulkus peptikum


 6% varises esofagus
 Sedangkan penyebab lainnya adalah karena malformasi
arteriovenosa, gastritis, dan duodenitis.
 Di Indonesia, penyebab paling umum dari perdarahan saluran
cerna bagian atas adalah karena ruptur varises esofagus. Penderita
hematemesis melena sering mengalami anemia. Anemia pada
pasien dengan penyakit ini disebabkan oleh penurunan volume
darah karena muntah darah atau feses darah
Tanda dan Gejala
 Muntah darah segar adalah tanda terpercaya pasien
sedang mengalami perdarahan aktif. Dikatakan
hematemesis jika muntah darah merah segar dengan
jumlah yang signifikan (> 200 ml).
 Muntah seperti kopi menunjukkan perdarahan yang
kurang parah, ini terjadi karena komponen darah (zat
besi) teroksidasi dalam asam lambung
 Melena terjadi karena hemoglobin diubah menjadi
hematin / hemokrom lain dengan degradasi bakteri.
Manifestasi Oral Hematemesis Melena

(a) (b)
(a) Atrophic Glossitis (b) Chronic Atrophic Candidiasis (Denture Stomatitis)
Atrophic Glossitis
 Atropik glositis merupakan kondisi lidah
dimana lidah kehilangan taste bud
karena adanya atropi dari papila filiform
dan papila fungiform sehingga lidah
terlihat lebih merah. Kondisi ini biasa
terjadi pada pasien lanjut usia. Pada
pasien dengan hematemesis melena
akan mengalami anemia karena
banyaknya darah yang dikeluarkan.
Anemia terutama anemia defisiensi besi
dapat menyebabkan atropi mukosa
rongga mulut karena besi merupakan
zat penting dalam fungsi normal sel
epitel rongga mulut. Apabila terjadi
kekurangan zat besi maka sel epitel
rongga mulut akan mengalami atropi
atau immature mukosa.
Chronic Atrophic Candidiasis (Denture
Stomatitis)
 Denture stomatitis adalah
kondisi mukosa pada gigi
tiruan. Hal ini ditandai dengan
inflamasi dan eritema dari
mukosa pada permukaan
bantalan gigi tiruan. Etiologi
dari denture stomatitis ini
adalah multifactorial
meskipun Candida Albicans
merupakan penyebab
utamanya. Candida dapat
berkembang dengan baik
saat kondisi xerostomia.
Xerostomia merupakan salah
satu manifestasi dari anemia
Instruksi yang dapat diberikan
Atrophic glositis
 Pola makan yang sehat
 Instruksi untuk menjaga kebersihan mulut, seperti :
1.Membersihkan lidah dengan pembersih lidah atau
sikat gigi,
2.Menyikat gigi, tetapi karena gigi pasien telah hilang,
maka pasien dapat membersihkan rongga mulut
dengan obat kumur.
 menghindari iritasi, seperti makanan pedas, rokok, dan
makanan asam
Chronic Atrophic Candidiasis (Denture Stomatitis)
 Instruksi untuk menjaga kebersihan prostesa, seperti:
1. Menyikat prostesis dalam air yang mengalir menggunakan
pasta gigi dan sabun biasa
2. Direndam dalam natrium hipoklorit (0.10-0.20%), baking soda,
alkali peroksida, atau obat kumur
3. Melepaskan protesa pada saat tidur
4. Pengplikasia antijamur topikal
5. Apabila protesa sudah tidak layak dapat membuat prostesa
baru
Daftar Pustaka
 Almi, DU. 2013. Hematemesis Melena Et Causa Gastritis Erosif dengan Riwayat
penggunaan Obat NSAID pada Pasien Laki-laki Lanjut Usia. Medula. Vol. 1(1).
 Che-Wu, Y., Wang, Y., Chang, J.Y., Cheng, S.J., Chen, H. and Sun, A. 2013. Oral
Manifestation and Blood Profile in Patient with Iron Deficiency Anemia. Journal of the
Formosan Medical Association. Vol. 2014(113).
 Fadila, M.N. 2015. Hematemesis Melena dikarenakan Gastritis Erosif dengan Anemia
dan Riwayat Gout Atritis. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung.
 Hasan. S. and Singh, K. 2015. Denture Stomatitis : A Literature Review. Journal of
Orofacial and Health Sciences. Vol. 6(2).
 Martins, K. V. and Gontijo, S. M. L. 2017. Treatment of Denture Stomatitis: Literature
Review. Rev Bras Odontol. Vol. 74(3).
 Montes, G.R., Vilella, K.D., Bonotto, D.V., Martins, M.C., and de Lima, A.D.S. 2014.
Atrophic Glossitis as a Clinical Sign of Severe Anemia – Report of Two Cases.
Departement of Stomatology Universidade Federal do Parama Brazil. Vol 3(4).
 Nugraha, D.A. 2017. Diagnosis dan Tatalaksana Perdarahan Saluran Cerna Bagian
Atas Non-Variseal. CDK. Vol 44(5).
 Singla, S., Verma, A., Goyal, S., and Singla, I. 2014. Oral Manifestation of
Hematological Disorders-RBC Disorders. IJRID. Vol 4(4).

Anda mungkin juga menyukai