Anda di halaman 1dari 22

Kelompok 3

ALBERTUS ADITYA
CHERLY ARPITA
DIDI KURNIADI
FITRI DEWI
HERSON BANDARWAN
KOMANG RASMI
NIA PURWATI
RAHMAT OKTIWANSYAH
ROMMY TANZIL
SURYANI ROHMAH
THOMAS SAPTO
• Pemeriksaan Os. cruris dengan teknik anode heel effect bertujuan
untuk mendapatkan kriteria gambaran yang memenuhi syarat dari
suatu pemeriksaan,yaitu terlihatnya keseluruhan os. Cruris dengan
jelas dan densitas yang merata,untuk itu harus diketahui dahulu
alasan-alasan yang mendorong untuk melekukan pemeriksaan
tersebut,dengan begitu akan gambaran dengan kualitas
optimal.apabila dengan memanfaatkan prinsip rutin optimalisasi
gambar belum tercapai maka bisa digunakkan teknik anode heel
effect.
• Anode heel effect dilakukan dengan cara meletakkan bagian tubuh
atau objek yang lebih tebal tepat di bawah katoda,karena intensitas
sinar-x bertambah besar dari anoda ke katoda,sehingga di dapatkan
gambar rongent dengan densitas yang merata.Pemeriksaan os pedis
dengan teknik anode heel effect bertujuan untuk mendapatkan
gambaran Os. Cruris secara keseluruhan.
PERBANDINGAN KUALITAS GAMBAR OS.CRURIS DENGAN
MEMANFAATKAN PRINSIP ANODE HEEL EFFECT

– Anode Heel Effect


• Adalah perbedaan intensitas radiasi antara sisi katoda
dan anoda, intensitas radiasi cenderung lebih besar
pada sisi katoda dibanding sisi anoda.
• Heel effect bisa terjadi karena beberapa hal
diantaranya adalah pengaruh sudut anoda. Perbedaan
intensitas radiasi pada sisi katoda dan sisi anoda adalah
mencapai 25%, dan hal ini bisa menguntungkan saat
digunakan dengan meletakkan bagian tubuh yang
tebal dibawah katoda dan bagian yang lebih tipis
dibawah sisi anoda. Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar dibawah ini.
– Kualitas Gambar Radiografi
• Dalam pemanfaatan prinsip anode heel effect, kualitas gambar yang
dihasilkan selalu mengalami keseragaman densitas dibandingkan dengan
tidak memanfaatkan prinsip anode heel effect, karena faktor-faktor diatas,
kualitas gambar radiografi menurut Terri L. Fauber,2000 adalah:
• Densitas radiografi:
Adalah keseluruhan nilai kehitaman yang dihasilkan pada film yang
mengalami proses pencucian
• Kontras radiografi:
Adalah perbedaan densitas pada dua titik yang berdekatan pada gambar
radiografi
• Recorder detail:
Adalah ketajaman yang dapat memperlihatkan struktur objek hingga pada
bagian yang kecil
• Ketajaman:
Adalah perbedaan densitas yang diperlihatkan dengan batas-batas yang
jelas dan tegas
 Analisa gambar hasil pemeriksaan
dilakukan dengan mengukur densitas
optik pada proyeksi AP projection yang
memanfaatkan prinsip heel effect pada
tiga titik, kemudian dibandingkan
hasilnya antara gambaran pada sisi
anoda dan katoda.
• Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil gambar radiologi

• 1. Pengaruh Jarak
• Dalam proses pemotretan sinar x,terdapat pengaturan jarak pemotretan
yang meliputi :
• A). Jarak antara fokus – film (Focus Film Distance FFD)
• B). Jarak antara film – objek (Film Objek Distance FOD)
• C). Jarak antara objek – fokus (Objek Focus Distance OFD)
• Pada pengaturan jarak ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu apabila
salah satu jarak pemotretan ini dirubah, maka gambaran akan berubah, makan
kondisi kV dan mAs harus berubah.
• Perubahan FFD juga akan mempengaruhi hasil gambaran. Apabila FFD diperbesar,
OFD tetap, maka gambaran akan mendekati bentuk aslinya, bila OFD diperjauh,
FOD tetap, maka gambaran akan mengalami pembesaran. Apabila FOD sama
dengan OFD, maka terjadi pembesaran sebanyak dua kali, dalam hal ini bila objek
tidak sejajar dengan film, maka gambaran akan mengalami distorsi. (Rasad,2005)
• 2. Pengaruh Kilovolt (kV)
• Kilovolt merupakan suatu beda potensial
antara katoda dan anoda dalam tabung rontgen,
kV juga akan menentukan kualitas sinar – x.
Besaran kV pada umumnya dikaitkan dengan
daya tembus sinar, makin tinggi besaran kV yang
digunakan makin besar pula daya tembus sinar,
demikina pula sebaliknya. Umumnya jumlah kV
menunjukan kualitas radiasi, bila kV dinaikan,
makan densitas foto meningkat, kontras rendah
dan sinar hambur meningkat. (Rasad, 2005)
• 3. Pengaruh Milliampere (mA)
• Peningkatan mA akan menambah intensitas
sinar–x, dan penurunan mA akan mengurangi
intensitas. Sehingga semua intensitas sinar–x
akan bertambah sesuai dengan peningkatan
intensitas radiasi sinar-x di titik fokus. Oleh
sebab itu, derajat terang dapat diatur dengan
merubah mA.
– Teknik Radiografi Os. Cruris

• Teknik pemeriksaan yang digunakan pada foto cruris ini menggunakan
proyeksi AP (Anterior Posterior)
• 1. Posisi AP
• Posisi pasien : pasien duduk supine diatas meja pemeriksaan
• Posisi obyek : Atur kaki sehingga condyles femoralis searah dengan kaset
atau film dan vertical terhadap kaki.
• FFD : 90 cm
• CR : Vertikal
• CP : Pertengahan Os Cruris dengan batas atas knee joint dan
batas bawah angkle joint
• Stuktur gambaran :
• Gambaran memperlihatkan kedua persendian dalam satu film. (batas atas
knee joint dan batas bawah angkle joint).
• Lokasi dan Waktu Penelitian

• Lokasi Penelitian di laksanakan di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit A. Dadi Djokrodipo pada
tanggal 31 Desember 2013.

• 3.2.1 Alat dan Bahan
• a. Pesawat Rontgen
• Merk : villa
• Kapasitas : 500 mA
• b. Kaset
• Merk : Fuji Film
• Ukuran : 30X40cm
• Jenis : High Speed



• c. Film Rontgen
• Merk :Fuji Film
• Ukuran : 30X40 cm
• Jenis :Green Sensitive double emulsi



• d. Marker
• Terbuat dari : Timbal
• Berbentuk : Huruf dan Angka
• Fungsi : Sebagai Pemberi tanda yang di periksa dan untuk
• HASIL DAN PEMBAHASAN


• 4.1 Hasil penelitian

• Teknik Pemeriksaan os. cruris dengan prinsip heel effect.
• Film : 24 x 30 cm
• Posisi pasien : Posisi AP
• Posisi pasien : pasien duduk supine diatas meja pemeriksaan
• Posisi obyek : Atur kaki sehingga condyles femoralis searah dengan kaset atau film dan vertical
terhadap kaki.
• FFD : 90 cm
• CR : Vertikal
• CP : Pertengahan Os Cruris dengan batas atas knee joint dan batas bawah angkle joint
• Stuktur gambaran :
• Gambaran memperlihatkan kedua persendian dalam satu film. (batas atas knee joint dan batas
bawah angkle joint)

– Nilai Perbandingan Densitas Pada Hasil Gambaran Os.
cruris Dengan Memanfaatkan Anoda Heel efffect

• Serangkaian penelitian telah dilakukan, dan didapatkan
dua gambar radiografi os cruris dengan menggunakan
perinsip anode heel effect .Hasil yang didapatkan
kemudian di ukur nilai densitasnya dengan
menggunakan densitometer dan dengan 2(dua) titik
referensi pada masing-masing gambar radiografi yaitu
pada ossa fibula dan tibia.nilai densitas pada 2(dua)
titik referensi trsebut dapat seperti di bawah ini:
anoda
• Anoda

• Udara Bebas jaringan Tulang


• 3,21 2,15 0,93
3,32 2,67 1,10


katoda
• katoda

• Udara Bebas jaringan Tulang


• 3,22 1,79 0,70
• 3,38 2,47 1,01
• Dari tabel diatas diketahui bahwa densitas os.
Cruris pada kutub katoda lebih besar
daripada densitas pada kutub anoda

Kesimpulan

• Dari hasil penelitian dan pembahasan


diperoleh kesimpulan yaitu :
• Hasil gambaran radiografi menggunakan
prinsip anoda hells effect memiliki nilai
densitas yang lebih tinggi daripada yang tidak
menggunkan prinsip anoda hells effect
• TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai