Anda di halaman 1dari 21

Terbentuknya

Jaringan Nusantara
Melalui
Perdagangan
Pusat-pusat integrasi Nusantara berlangsung melalui
penguasaan laut. Jalur-jalur yang berkembang di Nusantara
ditentukan oleh kepentingan ekonomi dan perkembangan
rute perdagangan.
Wilayah Cina dan India adalah kekuatan besar yang telah
membawa perkembangan Hindu-Budha di Nusantara serta
memiliki pengaruh yang besar tehadap penduduk di
Kepulauan Nusantara.
Selat malaka merupakan jalur penting dalam pelayaran dan
perdagangan bagi pedagang yang melintasi bandar-bandar
penting di sekitar Samudra Indonesia dan Teluk Persia.
Selat malaka merupakan jalan laut yang menghubungkan
Arab dan India di sebelah barat laut Nusantara, yang
kemudian lebih dikenal sebagai Jalur Sutera.
• Penamaan jalur sutera digunakan sejak abad ke-1 M hingga
abad ke-16 M, dengan komoditas kain sutera yang dibawa
dari Cina untuk diperdagangkan di wilayah lain.
• Ramainya rute pelayaran ini mendorong timbulnya bandar-
bandar penting disekitar jalur, antara Samudra Pasai,
Malaka, dan Kota Cina ( Sumatera Utara Sekarang)
Dampak positif

Masyarakat menjadi
Penduduk di sepanjang
lebih terbuka secara
selat malaka lebih
sosial ekonomi
sejahtera

Terbuka dengan adanya Masuknya kebudayaan


pengaruh budaya luar India dan Cina
Komoditas penting yang
menjadi barang dagang

Kayu
Cengkih Pala
Manis
Peta politik Jawa dan Sumatera
pada abad ke-7M

D.G.E. Hall, bersumber dari catatan pengunjung Cina


yang datang ke Sumatera
Mo-lo-yeu (Melayu) di Jambi (muara sungai
Batanghari) terdapat Che-li-fo-che, pengucapan cara
Cina untuk bahasa Sansakerta, Sriwijaya. Di Jawa
terdapat tiga kerajaan utama, yaitu ujung barat Jawa
(Tarumanegara), di Jawa bagaian tengah (Kalingga) dan
Jawa bagian Timur (Singhasari dan Majapahit)
Akulturasi
Kebudayaan
Nusantara dan
Hindu Budha
Akulturasi kebudayaan adalah suatu proses
percampuran antara unsur-unsur kebudayaan
yang satu dengan kebudayaan yang lain,
sehingga membentuk kebudayaan baru tetapi
tidak meninggalkan kebudayaan aslinya.
Pengaruh Hindu – Budha

Seni Bangunan Kepercayaan

Seni Rupa/ Seni Pemerintahan


Ukir

Pertunjukan Arsitektur

Sastra
Seni Bangunan
Candi Borobudur Candi di India
Seni Rupa/ Seni Ukir

Naturalis Cerita Wayang


Seni Pertunjukan
Seni Sastra dan Aksara

Kitab Baratha Yuda : ditulis pada zaman jayabaya, gambaran tentang perang
saudara antara panjalu dan jenggala berdasarkann cerita perang antara
Kurawa dan Pandawa
Kitab Arjuna Wiwaha : ditulis pada zaman kerjaan Mataram Budha. Yang
ditulis oleh Mpu Kanwa
Kitab Gatotkaca : ditulis oleh Mpu Panuluh yang bercerita tentang
kepahlawanan gatot kaca
Sistem Kepercayaan
• Setelah masuknya pengaruh India, kepercayaan terhadap roh
halus tidak punah. Dapat dilihat pada fungsi Candi. Fungsi
Candi atau Kuil masih sama berfungsi sebagai tempat
pemujaan.
• Selain itu digunakan juga sebagai tempat menyimpan abu
jenazah raja yang telah meninggal. Tempat penyimpanan abu
itu kemudian didirikan patung raja dalam bentuk mirip dewa
yang dipujanya.
• Bentuk bangunan lingga dan yoni merupakan tempat
pemujaan terutama bagi para penganut Hindu Syiwaisme.
Lingga dilambangkan sebagai Dewa Syiwa.
• Lingga dan Yoni mempunyai filosofo sebagai lambang
kesuburan dan lambang kemakmuran. Lingga lambang laki-laki
dan Yoni adalah lambang perempuan.
Sistem Pemerintahan
• Rakyat mengangkat seorang
pemimpin/ kepala suku.
• Orang yang dipilih sebagai
pemimpin biasanya sudah tua,
arif dan dapat membimbing,
berwibawa serta memiliki
kelebihan-kelebihan tertentu.
• Memiliki kekuatan gaib,
sehingga dipandang dekat
dengan dewa.
• Raja kemudian di sembah-
sembah dan ketika sudah
meninggal rohnya di puja-
puja.
Arsitektur
Candi Prambanan Candi Jawi (Pasuruan, Jawa
Timur)
Candi yang ada di Jawa Tengah Candi yang ada di Jawa Timur
Candi Prambanan ( Jawa Tengah) Candi Bajang Ratu ( Mojokerto,
Jawa Timur)
Candi Kalasan (Jawa Candi Kidal (Jawa Timur)
Tengah)

Anda mungkin juga menyukai