Anda di halaman 1dari 71

INSTRUMENTASI

GEOFISIKA
Metode Seismik

Kelompok 7

• Aditya Prawira N
• Erika Divani Ajeng P
• Leila Dwi R
• Millah Izzatul A
• Ni Wayan Shanti SP
• Saifillah
• Viola Fidi Hasyah
Pengertian,
Hukum Metode
Seismik
Erika Divani Ajeng P.
Metode Seismik
Metode seismik merupakan metode geofisika yang
sering digunakan dalam menceritakan kondisi
bawah permukaan bumi, terutama dalam tahap
eksplorasi hidrokarbon dengan menggunakan
prinsip perambatan gelombang mekanik.
Hukum Fisika
Gelombang Seismik
Hukum Snellius
Perambatan gelombang seismik dari
satu medium ke medium lain yang
mempunyai sifat fisik yang berbeda
seperti kecepatan dan densitas akan
mengalami perubahan arah ketika
melewati bidang batas antar medium.
Prinsip Fermat
Prinsip Fermat menyatakan bahwa, jika sebuah gelombang merambat
dari satu titik ke titik yang lain, maka gelombang tersebut akan
memilih jejak yang tercepat. Jika gelombang melewati sebuah
medium yang memiliki variasi kecepatan gelombang seismik, maka
gelombang tersebut akan cenderung melalui zona-zona kecepatan
tinggi dan menghindari zona-zona kecepatan rendah.
Prinsip Huygens
Huygens mengatakan bahwa
gelombang menyebar dari sebuah
titik sumber gelombang ke segala
arah dengan bentuk bola.
Macam-Macam
Gelombang Seismik

Viola Fidi Hasyah


Metode seismik terbagi menjadi dua macam yaitu seismik
refleksi (pantul) dan seismik refraksi (bias) namun untuk
eksplorasi minyak dan gas metode seismik yang sering
digunakan seismik refleksi karena dapat mengetahui kondisi
permukaan hingga dalam. Metode seismik refraksi merupakan
salah satu metode geofisika untuk mengetahui penampang
struktur bawah permukaan, dan menentukan kecepatan
gelombang seismik yang menjalar di bawah permukaan.
Seismik Refraksi
Seismik Refraksi
Metode seismik refraksi memanfaatkan sifat penjalaran
gelombang yang mengalami refraksi dengan sudut kritis
tertentu yaitu bila dalam perambatannya, gelombang tersebut
melalui bidang batas yang memisahkan suatu lapisan dengan
lapisan yang di bawahnya yang mempunyai kecepatan
gelombang lebih besar. Parameter yang diamati adalah
karakteristik waktu tiba gelombang pada masing-
masing geophone.
Gelombang yang dihitung adalah berdasarkan waktu yang dibutuhkan
oleh gelombang untuk menjalar pada batuan dari posisi sumber
seismik (seismic source) menuju penerima (receiver) pada berbagai
jarak tertentu. Gelombang yang terjadi setelah gelombang pertama
(first break) itu diabaikan, sehingga data yang dibutuhkan hanya
data first break saja karena gelombang seismik refraksi merambat
paling cepat dibandingkan dengan gelombang lainnya kecuali pada
jarak offset yang relatif dekat sehingga yang dibutuhkan adalah waktu
pertama kali gelombang diterima oleh setiap geophone.
Kaitannya dengan prinsip-prinsip dalam metode seismik,
Metode seismik refraksi menerapkan waktu tiba pertama
gelombangdalam perhitungannya. Gelombang P memiliki
kecepatan lebih besar dibandingkan dengan kecepatan
gelombang S sehingga waktu datang gelombang P yang
digunakan dalam perhitungan. Gelombang seismik refraksi
yang dapat terekam oleh receiver pada permukaan bumi
hanyalah gelombang seismik refraksi yang merambat pada
batas antar lapisan batuan.
Seismik Refleksi
Seismik Refleksi
Metode seismik refleksi merupakan salah satu metode
geofisika yang menggunakan gelombang akustik untuk
mengetahui keadaan bawah permukaan bumi. Gelombang
seismik yang digunakan berasal dari sumber getaran ( berupa
dinamit,vibrator,palu hammer) yang melewati bawah
permukaan kemudian di pantulkan oleh bidang batas batuan
sehingga dapat diterima oleh receiver (geophone dan
hydrophone
Seismik Refleksi
Secara Umum prinsip metode seismik refleksi yaitu mengukur
waktu yang diperlukan suatu impuls suara untuk melaju dari
sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan
kembali ke permukaan tanah pada suatu geophone. Refleksi dari
suatu horison geologi mirip dengan gema pada suatu muka
tebing atau jurang.Metode seismik refleksi banyak dimanfaatkan
untuk keperluan Explorasi perminyakan, penentuan sumber
gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah.
Seismik refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang
datang dari batas-batas formasi geologi. Gelombang pantul ini
dapat dibagi atas beberapa jenis gelombang yakni: Gelombang-
P, Gelombang-S, Gelombang Stoneley, dan Gelombang Love.

Pada umumnya metode seismik refleksi terbagi atas tiga


tahapan utama, yaitu pengumpulan data seismik, pengolahan
data seismik, interpretasi data seismik
Perkembangan
Instrumen Seismik
Millah Izzatul A
Secara Umum metode seismik digunakan untuk penelitian
struktur dalam bumi, pencatatan gempabumi, juga digunakan
untuk eksplorasi minyak dan gas bumi. Hal ini dikarenakan
penjalaran gelombang seismik sangatlah dalam sehingga
mampu menembus daerah bawah permukaan bumi termasuk
inti bumi. Pada masing - masing tujuan digunakannya
metode seismik, instrument yang di gunakan juga akan
berbeda.
Instrumen Gempa
Bumi
Seismograf
Seorang ilmuwan yang pertama kali menemukan seismometer
adalah Zhang Heng. Ia hidup pada zaman Dinasti Han bagian
Timur Cina. Seorang matematikawan dan astronom yang
diklaim pertama kali menemukan seismometer itu terfikir
untuk membuat alat pendeteksi gempa karena wilayah
Luoyang sering mengalami gempa bumi. Setidaknya pernah
terjadi 30 kali gempa bumi dalam 50 tahun.
Pada zaman dahulu, fenomena gempa tentu sangat
membuat masyarakat ketakutan. Zhang Heng kemudian
meneliti kejadian tersebut dan membuat alat yang dapat
mengira- ngira kapan akan terjadi gempa. Bentuk
seismometer saat itu seperti sebuah guci dengan
ornamen naga yang terhubung pada batang tembaga
yang menghadap ke delapan arah mata angin.
Berikut adalah cara kerjanya :

• Ketika terjadi getaran gempa, batang tembaga akan menggerakan ornamen


naga.
• Setelah itu, butiran tembaga yang berada pada mulut naga akan dikeluarkan.
• Butiran tembaga tersebut akan menuju ke ornamen katak yang berada di
bawah ornamen naga.
• Butiran tembaga yang ditangkap oleh ornamen katak itulah yang menjadi
penanda dimana lokasi titik gempa. Misalnya, butiran tembaga menuju ke
ornamen katak yang condong ke arah barat, maka titik pusat gempa berada di
bagian barat dari seismometer tersebut.
Berabad- abad setelah ditemukan seismometer pertama tersebut, seorang ilmuwan
berkebangsaan Italia bernama Luigi Palmieri membuat seismometer menggunakan
merkuri. Ia membuat tabung berbentuk huruf U dan kemudian menuangkan merkuri
ke dalamnya. Tabung- tabung itu lalu di susun di delapan arah mata angin.

Beberapa puluh tahun setelah itu, seorang ahli geologi dari Inggris yang bernama
John Milne menemukan seismometer modern. Seismometer ini bisa mencatat gempa
horizontal yang terjadi di sepanjang lempeng tektonik. John juga memprakarsai
dibangunnya stasiun seismologi. Pada pertengahan abad 19, seismometer modern
tersebut dikembangkan lagi di Amerika sehungga menjadi seismometer Press Ewing.
Seismometer inilah yang kemudian digunakan di berbagai belahan benua di dunia
Instrumen Eksplorasi
Metode Seismik
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun
1845 oleh Robert Mallet, yang oleh kebanyakan orang dikenal
sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur
waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal sebagai
gelombang permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah
ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi
merkuri pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan
mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak.
Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari
sumber gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan
bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai
Moho. Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi minyak dan
mineral dimulai pada tahun 1920an. Teknik seismik refraksi digunakan
secara intensif di Iran untuk membatasi struktur yang mengandung
minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi merupakan metode terbaik yang
digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi. Metode ini pertama kali
didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun 1921.
Instrumen Seismik
ABEM Terraloc Pro
Aditya Prawira N
ABEM Terraloc Pro standar
mencakup hal berikut :
• 1 unit Terraloc Pro dengan sejumlah saluran
• 1 kabel daya eksternal dengan konektor dan crocodile clips,
• 1 paket baterai internal
• 1 unit power supply
• 1 kabel untuk power supply
• 1 paket USB-Keyboard-Mouse Eksternal
• 1 kabel pemicu 250 m pada reel (dikemas dalam kotak
sendiri)
• 1 paket aksesoris dan peralatan Terraloc Pro, terdiri dari:
- 2 kabel sambungan 2 m (untuk koil pemicu)
- 1 Gulungan pita isolasi
- 1 Engineer pliers
- 1 pasang tang pemotong
- 1 kunci Torx T-20
- 1 kunci Torx T-25
- 1 obeng Philips No.1
- 1 Trigger coil
- 1 konektor RJ45 kabel LAN 5 m (untuk ethernet)
• 1 Paket Dokumentasi Terraloc Pro terdiri dari :
-1 Buku Panduan Terraloc Pro
-1 USB memory stick untuk pemulihan perangkat lunak
-1 kartu pendaftaran Garansi
• Gambar Sistem Standar Peralatan ABEM
Terraloc Pro
Fitur - Fitur

•Terdapat Built-in komputer


•Mempunyai 12, 24 atau 48 saluran pengukuran
•Terdapat konektivitas WiFi, Ethernet, USB dan VGA
•Mempunyai unit penyimpanan 100 GB
•Pengukuran bisa secara 2D maupun 3D
•LCD anti silau dengan grafis antarmuka
•Mempunyai pilihan sampel mulai 256, 512, 1024, 2048, 4096, 8192, 16384, 32768,
65536, 131072, 262144 hingga 480000 dan panjang rekaman hingga 80 menit
•Konektor kelas militer
•Kabel serta asesoris berkualitas tinggi
Spesifikasi Teknik Alat
UMUM

• Daya: 10 - 34 V DC daya eksternal, baterai internal


12 V
• Konsumsi daya: 30/60 W (man / acq)
• Konektor: NK-27 / KPT 55
• GPS: ya
• Temperatur (operasi): -20 ° C sampai + 55 ° C
• Ambient temp (penyimpanan): -30 ° C sampai
+70 ° C
• Casing : Paduan Al kasar, bertemu IEC IP 66
• Berat, 24 saluran: 10 kg
• Berat, 48 saluran: 11 kg
• Dimensi (W x L x H): 39 x 21 x 32 cm
Spesifikasi Teknik Alat
• Masukan pemicu: Trigger coil, make / break,
geophone, TTL
• A / D converter resolution: 24 bit
• Rentang dinamis: (teoritis / terukur) 144 dB /> 120
dB
• Sinyal input maksimal : 0,5 Vpp/3 kΩ, 5 Vpp/20
kΩ, 12,5 Vpp/3 kΩ
• Gain input (dapat dipilih): 0 dB, 12 dB, 24 dB, 36
dB, 48 dB
• Impedansi masukan (dipilih): 3 kΩ, 20 kΩ, 20

• Rentang frekuensi: DC sampai 20 kHz
• Total distorsi harmonik: 0,0005 %
• Crosstalk: -120 dB
• Noise monitor: Amplitudo
FITUR PEREKAMAN POST
• Filter digital: band-, low-, high-pass band-
reject, hapus offset DC
• Analisis spektrum: Setiap trace tunggal,
analisis FFT
• Analisis Kecepatan: Analisis kecepatan
refraktor di layar
• Korelasi Pre-Stack : ada, korelasi dengan
referensi atau saluran lainnya.

PROSESOR, RAM DAN HARD DISK


• Prosesor: Low power Intel Atom, 1,6 GHz
• Sistem Operasi: Windows XP Pro
• RAM internal: 2 GB (modul DDR SO-DIMM)
• Kapasitas hard disk: 100 GB atau lebih
• Display: 8.4 "TFT LCD aktif, warna penuh,
terlihat, saat siang hari, dan resolusi 800 x 600.
• Port tampilan eksternal: VGA output
• Port I / O: 3 x port USB 2.0
• Antarmuka jaringan: 1x Gigabit Ethernet di
RJ-45, 2x TP-10/100 di KPT08, Wi-Fi
PENERIMAAN DATA

• Jumlah saluran: 12, 24 dan 48


• Saluran tambahan: Dapat diperoleh dengan
menghubungkan dua atau lebih unit secara
bersamaan
• Saluran lubang atas: Ada, terdapat 2
tambahan independen
• Tingkat pengambilan sampel (dapat dipilih):
100 sps - 50 ksps (20 μs - 10 ms)
• Panjang rekam (dapat dipilih): Hingga 480 k
sampel / ch. setara dengan: 5,1 ms - 80 min
• Rekaman pra-trigonometri (dapat dipilih): 0 -
100% panjang rekaman
• Waktu tunda: Sampai 2 menit
• Penumpukan: 32 bit, hingga 999 impacts
Instrumen Seismik
OYO McSeis-SX
Saifillah
McSEIS-SX
McSEIS-SX adalah seismograf 24 saluran portabel dan
hemat biaya untuk eksplorasi refraksi, pembongkaran PS
dan seismik seismik crosshole untuk rekayasa dan
konstruksi. Ini juga digunakan sebagai sistem akuisisi data
untuk analisis gelombang permukaan multi-channel.
Sistemnya kompak, ringan untuk transportasi dan
melakukan pekerjaan dengan baterai 12VDC yang lebih
kecil di manapun. Ini berbasis pada profesional Windows
XP SP2 dengan layar warna XGA / TFT, Hard disk drive,
port USB2.0 dengan kualitas lapangan yang lebih tinggi
dan handal.
Fitur- Fitur Alat
● Menu dual operation yang dapat dipilih: eksplorasi
seismik refraksi konvensional dan downhole PS logging
● Sangat ringkas, ringan dan konsumsi daya rendah
● Pemantauan kebisingan real time untuk pemicu dan filter
digital real time
● Rentang dinamis 24 bit dengan tingkat sampling
kecepatan tinggi : 33.3μs tercepat
● Respons frekuensi yang cukup untuk Analisis Gelombang
Permukaan dengan geophones 4.5Hz
● Download data yang mudah ke memory stick USB
Spesifikasi
Akuisisi Data
• Jumlah Saluran: 1, 3, 6, 12 atau 24 + 1 AUX
• Impedansi Masukan : Differential 20KΩ / 0.005μF
• Gain Preamp : 12, 30, 48dB
• Respons Frekuensi: 2-4600Hz
• Resolusi A / D : 24 bit
• Sampling Interval: 33,3, 50, 100, 200, 500, 1000,
2000, 4000μsec
• Pre-Trigger: 0, 128 sampel
• Panjang Data: 1K, 2K, 4K, 8K, 16K, 32K / ch
• Input Pemicu: Switch Hammer (Kontak Penutupan),
Geophone
• Data Storage: SEG1 (OYO SEG1) dan SEG2
Sistem
• CPU: Prosesor Intel Celeron ULV:,
• Tampilan: 10.4 “, XGA / TFT color LCD
• Hard Disk : 80GB
• Antarmuka : Port USB2.0 x 3 Port keyboard
eksternal
• Kebutuhan Daya: 12VDC (10,5 sampai 13,5VDC)
2.5A (standby), 3.0A (max)
• Suhu Operasional: 0 - 45 ℃
• Dimensi Fisik: 330 (W) x280 (D) x220 (H) mm
• Berat: 8kg
Sistem Lainnya
• Real Time Noise Monitor
• Digital Low-Pass Filter
• Notch Filter (akuisisi pasca)
• Penempatan Switching
• Data Stacking
• AGC (TVG)
• Menu akuisisi data untuk logging PS
Pilihan
• Printer
• Seismic Starter
• Geophone 28Hz, 4.5Hz
• Seismic Takeout Cable
• Data Processing Software: SeisImager / 2D
• Borehole Pick Model-3315
Prinsip Kerja
Setelah alat dirangkai seperti di samping, proses
pengambilan data lapangan dilakukan dengan memberi
sumber gelombang, yaitu memukul bantalan baja
menggunakan palu. Sebagian gelombang yang dibiaskan
ditangkap oleh geophone dan waktu tempuh yang
diperlukan dari sumber gelombang ke masing-masing
geophone direkam oleh seismograph OYO McSeis-SX 3
chanel. Berdasarkan alat seismograph OYO McSeis-SX 3
chanel, pengambilan data lapangan harus dilakukan secara
manual. Artinya data pengukuran tidak tersimpan secara
otomatis di alat.
Pada proses pengukuran, terdapat beberapa
data terekam yang dipengaruhi noise. Noise
yang terekam dalam proses pengukuran dapat
dipengaruhi oleh getaran yang berasal dari
gerakan peneliti sendiri atau getaran dari alam,
yakni angin ataupun getaran-getaran
mikroseismik dalam Bumi.
Perbandingan
Instrumen Seismik
Leila Dwi R
KELEBIHAN OYO McSEIS-SX

• Sederhana dan mudah digunakan


• Dapat menentukan kedalaman suatu lapisan
• Dapat mempercepat akusisi data
• Harga cukup murah dibandingkan dengan
MT
• Sangat ringkas ,ringan dan konsumsi daya
rendah
• Download data yang mudah ke memory
stick USB
• Tabung karet bisa diganti dengan mudah
bila perlu, tanpa pembongkaran mainframe
• Instrumen bisa diaplikasikan lubang
bor yang memiliki diameter yang relatif
kecil (56mmφ)
• Respon frekuensi yang cukup untuk
Analisis Gelombang Permukaan
dengan geophones 4.5Hz
• Penentuan First Break mudah
KEKURANGAN OYO McSEIS-SX

• Alat ini rentan rusak


• Kurang akurat dalam menentukan jenis
batuan
• Hasil dari alat ini harus dibandingkan
dengan GPR
• Jumlah geophone dan chanel yang
terlalu sedikit
• Kedalaman penetrasi rendah
• Kurang baik dalam surei skala besar
KELEBIHAN ABEM TERRALOC
PRO 2

• Pengukuran secara 2D dan 3D


• LCD anti silau dengan grafis antar muka
• Kabel dan asesoris berkualitas tinggi
• Konektivitas WiFi,USB,Ethernet dan VGA
• Dapat melakukan segala jenis metode seismik
• Dirancang untuk kualitas data yang bagus
• Kontrol kualistas sebelum dan selama
pengukuran
KEKURANGAN ABEM TERRALOC
PRO 2

• Alatnya lebih kompleks


• Tidak seringkas alat OYO McSEIS-SX
• Download data tidak semudah alat OYO
McSEIS-SX
Studi Kasus
Ni Wayan Shanti SP
Abstrak
Penelitian mengenai penentuan tingkat kekerasan batuan dengan menggunakan metode seismik
refraksi di Jatikuwung, Karanganyar. Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat
Seismograph PASI 16S24-P dengan panjang lintasan 48 meter, jarak antar geophone 2 meter,
dan menggunakan 5 shot dalam 1 bentangan serta terdapat 4 lintasan survai. Pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan software SeisImager dengan program Pickwin95 dan Plotrefa.
Metode pengolahan data dengan intercept time. Penentuan kekerasan batuan menggunakan
rumus empiris Gardner's relationship. Hasil interpretasinya didapatkan struktur litologi tiga
lapis dengan kecepatan rambat gelombang P adalah 200-1800 m/s dan densitasnya 1,17–1,93
gr/cc. Pengelompokan lapisan berdasarkan kecepatan rambat gelombang P adalah lapisan
pertama 200-700 m/s, lapisan kedua 700-1500 m/s, dan lapisan ketiga 1500-1800 m/s
Pendahuluan
Daerah perkotaan yang semakin padat, membuat banyak pengembang perumahan memilih
membuat bangunan secara vertikal yang mana diperlukan pondasi yang kuat dan kokoh agar efek
dari bencana dapat diminimalisir. Mengingat fungsi pondasi yang sangat penting sehingga
diperlukan pengujian tingkat kekerasan batuan untuk mendapatkan daya dukung terhadap bangunan
yang ada diatasnya.

Metode seismik refraksi merupakan teknik umum yang digunakan dalam survai geofisika untuk
menentukan kedalaman batuan dasar, litologi batuan dasar (bed rock), sesar, dan kekerasan batuan.
Berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa besarnya cepat rambat gelombang P (longitudinal)
dalam lapisan batuan dipengaruhi oleh elastisitas dan densitas batuan, sehingga dengan mengetahui
cepat rambat gelombang P pada lapisan batuan maka akan diketahui tingkat kekerasan lapisan atau
densitas batuan tersebut
Metodologi

Lokasi Pengukuran :
Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar.
Titik koordinat survai terletak 7⁰ 31’142”
LS dan 110 ⁰ 50’776” BT. Data
Jatikuwung terdiri dari 4 lintasan dengan
panjang bentangan 48 meter dan jarak
antar geophone 2 meter.
Peralatan utama yang digunakan dalam survai dapat dilihat pada Gambar 3 yang
terdiri dari Seismograph PASI 16S24-P, geophone cable, trigger cable, power
supply 12 Volt, palu dan landasan, geophone 24 buah, dan untuk peralatan lainnya
antara lain meteran, Handy Talk, Global Positioning System (GPS), software
SeisImager (Processing Data), sarung tangan, payung, peta geologi, peta topografi,
flasdisk, dan log book.
Langkah Penelitian
Mulai

Pengukuran
Interpretasi Data

Merekam Pengolahan Data

Data Waktu Tempuh


Hasil dan Pembahasan Line A-
B
Untuk nilai kecepatan batuan yang
didapatkan dari 500 m/s hingga 1500 m/s
dengan kedalaman sampai 20 meter. Untuk
lapisan pertama dengan nilai kecepatan (v1)
= 500 m/s dengan ketebalan lapisan 3-4
meter, lapisan kedua dengan nilai kecepatan
(v2) = 800 m/s dengan ketebalan lapisan
9,5–10 meter, dan untuk lapisan ketiga
didapatkan nilai kecepatan (v3) = 1500 m/s
dengan ketebalan lapisan 6 meter.
Hasil dan Pembahasan Line C-
D
Untuk lapisan pertama didapatkan nilai
kecepatan (v1) = 400 m/s dengan ketebalan
lapisan 3 meter dan untuk lapisan kedua
didapatkan nilai kecepatan (v2) = 800 m/s
dengan ketebalan lapisan 10,5 meter.
Sedangkan untuk lapisan yang ketiga
mempunyai nilai kecepatan (v3) = 1800 m/s
dengan ketebalan 6 meter.
Hasil dan Pembahasan Line
E-F
Dari hasil interpretasi yang didapatkan
bahwa lapisan pertama didapatkan nilai
kecepatan (v1) = 200 m/s dengan ketebalan
2-3,5 meter dan untuk nilai kecepatan
lapisan kedua dengan kecepatan (v2) = 700
m/s dengan ketebalan 10,5 meter. Sedangkan
untuk lapisan ketiga didapatkan nilai
kecepatan (v3) = 1800 m/s dengan ketebalan
6 meter.
Hasil dan Pembahasan Line
G-H
Hasil yang didapatkan untuk lapisan pertama
dengan kecepatan (v1) = 400 m/s dengan
ketebalan 2-3 meter dan untuk lapisan kedua
didapatkan nilai kecepatan (v2) = 800 m/s
dengan ketebalan 10,5-11,25 meter.
Sedangkan untuk lapisan ketiga didapatkan
kecepatan (v3) = 1700 m/s dengan ketebalan
lapisan 6 meter.
Interpretasi Litologi
Secara umum dari hasil interpretasi seismik
refraksi diatas diketahui bahwa lintasan A-B,
CD, E-F, dan G-H memiliki struktur litologi
tiga lapis.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan interpretasi dapat diambil kesimpulan bahwa nilai kecepatan
litologi batuan pada interpretasi seismik refraksi di Jatikuwung adalah 200-1800 m/s dan
densitasnya 1,17–2,02 gr/cc. Pengelompokkan lapisan berdasarkan nilai kecepatannya terdiri
atas lapisan pertama dengan kecepatan sebesar 200-700 m/s, lapisan kedua sebesar 700-1500
m/s, dan lapisan ketiga sebesar 1500-1800 m/s. Jika dikelompokkan berdasarkan jenis litologi
batuan bawah permukaan untuk lapisan pertama terdiri dari top soil, pasir dan kerikil tak jenuh
(1,17–1,59 gr/cc) dengan ketebalan 2-4 meter, lapisan kedua terdiri dari pasir jenuh, kerikil
jenuh dan alluvium (1,59–1,93 gr/cc) dengan ketebalan 9,5–11,5 meter, dan lapisan ketiga
terdiri dari lempung dan pasir (1,93–2,02 gr/cc) dengan ketebalan 6 meter. Hasil tingkat
kekerasan batuan (density) yang didapatkan semakin bertambah kedalamannya maka batuan
tersebut semakin kompak. Untuk batuan keras terdapat pada kedalaman 12 meter hingga
kedalaman 20 meter.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai