Anda di halaman 1dari 30

Kebijakan Sistem Informasi dalam

Komunikasi Data
dan
Profil Kesehatan

Disampaikan pada pertemuan Koordinasi Evaluasi


Pelaksanaan Program dan Kegiatan Bersumber APBN Lingkup
Kemenkes Tahun 2015
Bandung, 24 Maret 2015
Pokok Bahasan
NSPK
Kedudukan SIK
Data Prioritas
Profil
UU nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

-Pasal 168 ayat (1) Untuk menyelenggarakan upaya


kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi
kesehatan
-Ayat (2) Informasi kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan melalui sistem informasi dan melalui
lintas sektor.
D  UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang

a Pemerintahan Daerah

s  Pasal 9 ayat (3) Urusan pemerintahan ... adalah Urusan


Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah
a provinsi dan Daerah kabupaten/kota.

r  Pasal 11 ayat (1) Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana di


maksud dalam Pasal 9 ayat (3) yang menjadi kewenangan Daerah
terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan
H Pilihan.

u  Pasal 12 ayat (1) Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan

k dengan Pelayanan Dasar ... meliputi:


a. … ;
u b. kesehatan;

m
 Pasal 16

D (1) Pemerintah Pusat dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan


a konkuren sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) berwenang
untuk:
s a. menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam rangka
a penyelenggaraan Urusan Pemerintahan; dan
b. melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap
r penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah.
(2) Norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud
H pada ayat (1) huruf a berupa ketentuan peraturan perundang-
undangan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sebagai pedoman
u dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan konkuren yang
k menjadi kewenangan Pemerintah Pusat dan yang menjadi
kewenangan Daerah.
u (3) Kewenangan Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan oleh kementerian dan lembaga pemerintah non
m kementerian.
 Pasal 17
D
a (2) Daerah dalam menetapkan kebijakan Daerah
s sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib
berpedoman pada norma, standar, prosedur, dan kriteria
a yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
r
(3) Dalam hal kebijakan Daerah yang dibuat dalam rangka
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
H kewenangan Daerah tidak mempedomani norma,
u standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Pemerintah Pusat membatalkan kebijakan
k Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
u
m
PP No 46 Tahun 2014 ttg SIK

UU 36/2009 ttg Kesehatan, Pasal 168:


(1) Untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan yang efektif dan
efisien diperlukan informasi
kesehatan.
(2) Informasi kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui sistem informasi
dan melalui lintas sektor.
(3) Ketentuan lebih lanjut
mengenai sistem informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.

7
RoadMap 2015-2019
Melanjutkan, mempertahankan /
memelihara dan menyempurnakan
pengintegrasian dan penguatan SIK yang
VISI mampu menyediakan data yang berkualitas
Terwujudnya dengan merujuk pada kebijakan kesehatan
Sistem Informasi yang berlaku
Kesehatan
terintegrasi pada 2015-2019
2014 -Melanjutkan
tahun 2014 yang -Melanjutkan
mampu pembenahan,
pembenahan,
mendukung proses pengembang pengembangan
2013 , penguatan
pembangunan an,
-Melanjutkan penguatan -Melanjutkan
kesehatan dalam pembenahan,
menuju masyarakat -Melanjutkan pemeliharaan
pengembanga pemeliharaan
sehat yang mandiri 2011-2012 n, penguatan
dan berkeadilan -Pembangunan -Pemeliharaan
-Pembenahan
-Pengembangan
-Penguatan

8
Pembagian Urusan Penyelenggaraan SIK
Urusan Penyelenggaraan SIK Pemerintah Provinsi Kabupaten/ Fasyankes
Kota
RS PKM

SIK Standarisasi SIK Pengaturan lebih lanjut 

Data, Informasi, Indikator 

Standar Sistem 
Tata Kelola SIK 
Pengelolaan SIK Pengelolaan Data/Informasi     

Manajemen SIK    
Sumber Daya SIK Sarana/Prasarana    
SDM    
Pendanaan    
Pengembangan SIK Pengembangan    
Penyebarluasan & Penggunaan     

Monev dan Binwas Pemantauan, Evaluasi, dan    


Pelaporan

Pembinaan dan Pengawasan   

Sanksi Administratif   
PETA STRATEGI KEMENTERIAN KESEHATAN 2015-2019
T2. MENINGKATNYA RESPONSIVENESS & PERLIN-
T1. MENINGKATNYA STATUS KESEHATAN
VISI PRESIDEN DUNGAN MASY THD RISIKO SOSIAL & FINANSIAL DI
MASYARAKAT BIDANG KESEHATAN

AKI, AKB, % BBLR, % RMH TANGGA PHBS, Out of pocket peserta JKN, responsiveness
MISI PRESIDEN

ARAH SASARAN STRATEGIS KERANGKA


KEBIJAKAN & REGULASI:
STRATEGI
PROGRAM GENERIK & TEKNIS KEMENTERIAN

(10) (11) (12)


NASIONAL Meningkatnya Meningkatnya Akses • Percepatan
(RPJMN 2015- Kesehatan masyarakat & Mutu Fasyankes Regulasi
2019) • Penyempur-
Meningkatnya Kemandirian, (9) naan Sistem
Meningkatnya Jumlah, Jenis,(8) JKN
Akses & Mutu Sediaan Farmasi
Kualitas, dan Pemerataan
ARAH (Obat, Vaksin, Biosimilar) & KERANGKA
Tenaga Kesehatan PENDANAAN:
KEBIJAKAN Alkes
KEMENKES: • Peningkatan
•Penguatan Pendanaan
primary health Meningkatnya Dayaguna (5) Preventif &
(7)
care (UKP dan Meningkatnya(4) Kemitraan (DN & LN) Promotif
Meningkatnya • Peningkatan
UKM) Sinergitas Antar
Efektivitas Efektivitas
•Continum of K/L Pusat &
Meningkatnya Integrasi (6) Litbangkes Pembiayaan
Daerah
care thru life Perencanaan, Bimtek & Monev Kesehatan
cycle
KERANGKA
•Intervensi
KELEMBAGAAN:
berbasis health Meningkatnya tata (1) Meningkatnya (3)
Meningkatnya Kom-(2) Peningkatan
risk kelola
kepemerintahan yang
petensi & Kinerja Sistem Informasi Efektivitas
Aparatur Kemenkes Organisasi
baik dan bersih Kes. Terintegrasi

LINGKUNGAN STRATEGIS: GLOBAL, REGIONAL, NASIONAL


Fokus Penguatan SIK
Penggunaan Informasi
Meningkatkan kualitas dan
Meningkatkan ketersediaan dan
kecepatan proses kerja
kualitas data dan informasi
pelayanan kesehatan

Optimalisasi Aliran Data


Penataan Data Transaksi
dan Pengembangan
di Fasyankes
Bank Data

Aspek Dasar:
Kebijakan/Regulasi, Sumber Daya, Standarisasi, dll
11
SASARAN STRATEGIS
Kedudukan SIK dalam Sistem Kesehatan

SISTEM SISTEM KESEHATAN


INFORMASI KES & MANAJEMEN KES
NASIONAL NASIONAL

SISTEM SISTEM KESEHATAN


INFORMASI KES & MANAJEMEN KES
PROVINSI PROVINSI

SISTEM SISTEM KESEHATAN


INFORMASI KES & MANAJEMEN KES
KAB/KOTA KABUPATEN/KOTA

MANAJEMEN FASYANKES:
SISTEM INFORMASI • MANAJEMEN KLIEN/PASIEN
DI FASYANKES
• MANAJEMEN INSTITUSI
• MANAJEMEN WILAYAH /PROGRAM
Masalah SIK di Fasyankes & Kendala
Aliran Data
 Tidak termanfaatkannya  Adanya kesimpangsiuran sistem
SIMPUS (berdasar SP2TP/SP3) pencatatan dan pelaporan, a.l:
 masing-masing program ◦ beberapa daerah mencoba
mengembangkan Sistem menyederhanakan laporan, ada
Informasi sendiri. yang menambahkan laporan
 Format baru pelaporan ◦ Beberapa daerah mencoba
mengembangkan sistem secara
cenderung terus bermunculan
terpadu di Puskesmas dengan
 laporan yang terlalu banyak komputerisasi
 membebani Puskesmas.  Timbul permasalahan agregasi
 Format pelaporan dan data di tingkat kabupaten,
pencatatan tak standar  provinsi, dan nasional  masalah
timbul masalah dalam integrasi
penggabungan data (belum  Beberapa program kesehatan
terintegrasi)  masalah mengembangkan pencatatan
ketersediaan data di Kemenkes. pelaporan sendiri
 Sistem Informasi RS dan Sistem  Penyampaian laporan ke
Informasi lainnya masih kabupaten/kota, provinsi, dan
terpisah (terfragmentasi). pusat tidak berjalan lancar  krisis
informasi

14
D  Permenkes Nomor 92 Tahun 2014 tentang
a Penyelenggaraan Komunikasi Data dalam
Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi
s
a  Pasal 10 ayat (2) Pengisian dan pengajuan Data Kesehatan prioritas
ke dalam Aplikasi Komunikasi Data dilakukan oleh dinas kesehatan
r kabupaten/kota.

Pasal 11 ayat (2) Validasi Data Kesehatan prioritas ... dilakukan oleh
H 
dinas kesehatan provinsi untuk melihat kualitas muatan data
u dalam rangka menyetujui atau tidak menyetujui.

k  Pasal 12 ayat (1) verifikasi data kesehatan prioritas dilakukan oleh


u pengelola program kesehatan di Kementerian.

m
Data Prioritas
 Dataset prioritas merupakan kebutuhan informasi di
level Pusat (Kemkes)  bagian dari dataset provinsi 
bagian dari dataset kab/kota

 Data terkait indikator kesehatan nasional diperoleh


dari sistem pencatatan dan pelaporan di Fasyankes

 Data terkait indikator kesehatan nasional akan


dilaporkan oleh Dinkes Kab/Kota dengan
menggunakan jaringan VPN (Jaringan SIKNAS) yang
telah difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan di setiap
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui Aplikasi
Komunikasi Data

 Dinas Kesehatan Provinsi berfungsi sebagai pembina


dan verifikator data yang dikirimkan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota di wilayahnya.
Data
Prioritas
ABSENSI
DATA PRIORITAS TAHUN 2014
Indikator Penilaian

• Persentase kabupaten/kota melapor


• Persentase keterisian variabel
berdasarkan periode pelaporan
(bulanan, triwulan dan tahunan)
• Persentase kabupaten/kota melapor

tepat waktu
Ranking Provinsi Dalam
Menyampaikan Laporan Data
Prioritas Tahun 2014
Ranking Provinsi Data Prioritas
Tahun 2014
10 Urutan Teratas
Kabupaten/Kota yang Menyampaikan Laporan Data Prioritas
Tahun 2014
ABSENSI
PROFIL KESEHATAN
PROVINSI TAHUN 2011-2013
2013 2012 2011
No. Provinsi
Status Ket Status Ket Status Ket
1 Aceh Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy Final Soft Copy, Buku
2 Sumatera Utara Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku
3 Sumatera Barat Final Soft Copy Final Buku Final Soft Copy
4 Riau Final Buku Final Buku, Soft Copy Final Soft Copy, Buku
5 Jambi Final Soft Copy Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku
6 Sumatera Selatan Final Soft Copy Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy
7 Bengkulu Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku
8 Lampung Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku
9 Kepulauan Bangka Belitung Final Buku Final Soft Copy, Buku Final Buku, Soft Copy
10 Kepulauan Riau Final Soft Copy Final Buku Final Soft Copy, Buku (FC)
11 DKI Jakarta Draft Soft Copy Final Soft Copy, Buku Final Buku, Soft Copy
12 Jawa Barat Final Soft Copy Final Soft Copy Final Buku, Soft Copy
13 Jawa Tengah Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy
14 DI Yogyakarta Final Soft Copy Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy
15 Jawa Timur Final Soft Copy Final Soft Copy, Buku Final Buku, Soft Copy
16 Banten - - Final Soft Copy Final Soft Copy
17 Bali Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku
18 Nusa Tenggara Barat Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku
19 Nusa Tenggara Timur Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku
20 Kalimantan Barat Final Soft Copy Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku
21 Kalimantan Tengah Final Soft Copy Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku
22 Kalimantan Selatan Draft Soft Copy Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy
23 Kalimantan Timur Final Buku Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku
24 Kalimantan Utara Draft Soft Copy Provinsi Baru, Disahkan pada tanggal 25 Oktober 2012
25 Sulawesi Utara Draft Soft Copy Draft Soft Copy Final Soft Copy, Buku
26 Sulawesi Tengah Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku
27 Sulawesi Selatan Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku
28 Sulawesi Tenggara Final Tabel, Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku
29 Gorontalo Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy
30 Sulawesi Barat Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku
31 Maluku Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku
32 Maluku Utara Final Soft Copy Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy, Buku
33 Papua Barat -
34 Papua Final Soft Copy, Buku Final Soft Copy
Jumlah Total 31 32 32
Persentase Total (%) 91,2 97,0 97,0
ABSENSI PROFIL KESEHATAN
KAB/KOTA PER PROVINSI
TAHUN 2011-2013
2011
No. Provinsi Jumlah
Jumlah Final dan Draft Persentase Persentase Final
Final
1 Aceh 23 100,0 23 100,0
2 Sumatera Utara 33 100,0 33 100,0
3 Sumatera Barat 9 47,4 6 31,6
4 Riau 12 100,0 12 100,0
5 Jambi 10 90,9 8 72,7
6 Sumatera Selatan 15 100,0 2 13,3
7 Bengkulu 10 100,0 5 50,0
8 Lampung 14 100,0 14 100,0
9 Kepulauan Bangka Belitung 7 100,0 7 100,0
10 Kepulauan Riau 7 100,0 5 71,4
11 DKI Jakarta 6 100,0 6 100,0
12 Jawa Barat 25 96,2 25 96,2
13 Jawa Tengah 34 97,1 32 91,4
14 DI Yogyakarta 5 100,0 0 0,0
15 Jawa Timur 38 100,0 35 92,1
16 Banten 8 100,0 8 100,0
17 Bali 9 100,0 9 100,0
18 Nusa Tenggara Barat 10 100,0 10 100,0
19 Nusa Tenggara Timur 13 61,9 10 47,6
20 Kalimantan Barat 13 92,9 13 92,9
21 Kalimantan Tengah 13 92,9 13 92,9
22 Kalimantan Selatan 13 100,0 13 100,0
23 Kalimantan Timur 9 90,0 9 90,0
24 Sulawesi Utara 15 100,0 15 100,0
25 Sulawesi Tengah 11 100,0 10 90,9
26 Sulawesi Selatan 23 95,8 23 95,8
27 Sulawesi Tenggara 12 100,0 12 100,0
28 Gorontalo 6 100,0 6 100,0
29 Sulawesi Barat 5 100,0 5 100,0
30 Maluku 6 54,5 5 45,5
31 Maluku Utara 7 77,8 7 77,8
32 Papua Barat 3 27,3 2 18,2
33 Papua 15 51,7 15 51,7
Total 439 88,3 398 80,1
2012
No. Provinsi Jumlah
Jumlah Final dan Draft Persentase Persentase Final
Final
1 Aceh 23 100,0 23 100,0
2 Sumatera Utara 32 97,0 32 97,0
3 Sumatera Barat 9 47,4 7 36,8
4 Riau 9 75,0 9 75,0
5 Jambi 3 27,3 3 27,3
6 Sumatera Selatan 15 100,0 15 100,0
7 Bengkulu 10 100,0 10 100,0
8 Lampung 14 100,0 14 100,0
9 Kepulauan Bangka Belitung 1 14,3 1 14,3
10 Kepulauan Riau 7 100,0 5 71,4
11 DKI Jakarta 5 83,3 4 66,7
12 Jawa Barat 25 96,2 25 96,2
13 Jawa Tengah 31 88,6 25 71,4
14 DI Yogyakarta 5 100,0 5 100,0
15 Jawa Timur 38 100,0 14 36,8
16 Banten 8 100,0 8 100,0
17 Bali 9 100,0 0 0,0
18 Nusa Tenggara Barat 10 100,0 10 100,0
19 Nusa Tenggara Timur 20 95,2 5 23,8
20 Kalimantan Barat 14 100,0 14 100,0
21 Kalimantan Tengah 8 100,0 8 100,0
22 Kalimantan Selatan 10 76,9 8 61,5
23 Kalimantan Timur 7 70,0 7 70,0
24 Sulawesi Utara 14 93,3 11 73,3
25 Sulawesi Tengah 11 100,0 11 100,0
26 Sulawesi Selatan 24 100,0 24 100,0
27 Sulawesi Tenggara 12 100,0 12 100,0
28 Gorontalo 6 100,0 6 100,0
29 Sulawesi Barat 5 100,0 5 100,0
30 Maluku 8 72,7 1 9,1
31 Maluku Utara 5 55,6 5 55,6
32 Papua Barat 0 0,0 0 0,0
33 Papua 10 34,5 10 34,5
Total 408 82,1 337 67,8
2013
No. Provinsi Jumlah
Jumlah Final dan Draft Persentase Persentase Final
Final
1 Aceh 23 100,0 23 100,0
2 Sumatera Utara 33 100,0 33 100,0
3 Sumatera Barat 19 100,0 11 57,9
4 Riau 9 75,0 9 75,0
5 Jambi 1 9,1 1 9,1
6 Sumatera Selatan 3 20,0 3 20,0
7 Bengkulu 10 100,0 10 100,0
8 Lampung 15 100,0 15 100,0
9 Kepulauan Bangka Belitung 3 42,9 3 42,9
10 Kepulauan Riau 3 42,9 3 42,9
11 DKI Jakarta 4 66,7 3 50,0
12 Jawa Barat 24 88,9 22 81,5
13 Jawa Tengah 34 97,1 30 85,7
14 DI Yogyakarta 5 100,0 5 100,0
15 Jawa Timur 38 100,0 38 100,0
16 Banten 0 0,0 0 0,0
17 Bali 9 100,0 9 100,0
18 Nusa Tenggara Barat 10 100,0 10 100,0
19 Nusa Tenggara Timur 20 95,2 20 95,2
20 Kalimantan Barat 14 100,0 13 92,9
21 Kalimantan Tengah 9 64,3 9 64,3
22 Kalimantan Selatan 13 100,0 7 53,8
23 Kalimantan Timur 10 100,0 10 100,0
24 Kalimantan Utara 0 0,0 0 0
25 Sulawesi Utara 12 80,0 9 60,0
26 Sulawesi Tengah 9 81,8 9 81,8
27 Sulawesi Selatan 23 95,8 23 95,8
28 Sulawesi Tenggara 12 100,0 12 100,0
29 Gorontalo 6 100,0 6 100,0
30 Sulawesi Barat 5 100,0 5 100,0
31 Maluku 9 81,8 9 81,8
32 Maluku Utara 6 66,7 1 11,1
33 Papua Barat 1 9,1 1 9,1
34 Papua 5 17,2 5 17,2
Total 397 77,7 367 71,8
Kebijakan saat ini dan ke
depan
Saat ini :
Keterisian data prioritas menjadi
syarat mendapatkan DAK

Ke depan:
Keterisian data prioritas dan data
Profil menjadi syarat mendapatkan DAK
Keterisian data dasar Puskesmas
menjadi syarat mendapatkan dana BOK
dan DAK

Anda mungkin juga menyukai