Anda di halaman 1dari 11

Pemeriksaan Fisik pada Ibu

Nifas
Kelompok 2
Fitri Windarti Ira Kania Agustine
Heli Eftika Kenia Dewi Merkuri
Hanipah Nurhayani Lidya Pantania
Hilda Khalimatussyadiah Lindu Dini Pratiwi
Imelda Mahdalena
Indah Pebriyanti Mona Anggraeni
Indah Permatasari Myta Intania Dewi J
Pemeriksaan tanda-tanda vital
• Pegukuran suhu
Suhu badan inpartu tidak lebih dari 37,2 ˚c,
sesudah partus dapat naik ± 0,5 ˚c dari keadaan
normal. Tetapi tidak melebihi 38˚c ,sesudah 12 jam
pertama melahirkan, umumnya suhu bdan lebih
dari 38 c ( mungkin ada infeksi) (wiknjosastro
dalam prawihardjo, 2005).
Pemeriksaan tanda-tanda vital
• Pengukuran Nadi
nadi berkisar antara 60 sampai dengan 80 kali
permenit segera setelah partus dapat terjadi
brikardi. Bila terdapat takikardi sedangkan badan
tidak panas, mungkin ada perdarahan berlebih.
pada masa nifas umumnya denyut nadi lebih labil
dibandingkan dengan suhu tubuh (wiknjosastro
dalam prawihardjo, 2005).
Nadi dihitung selama 1 menit penuh tempat
pemeriksaan Arteri radialis, brachialis, femoralis,
dorsalis pedis, karotis, temporalis.
Pemeriksaan tanda-tanda vital
• Menghitung pernapasan
Menghitung pernapasan pada ibu sangat penting
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
gangguan pada paru-paru ibu masa nifas karena
diketahui adanya perubahan baik bentuk maupun
besarnya paru-paru pada ibu selama kehamilan
sehingga pada masa nifas ada perubahan ke
bentuk semula sehingga harus dilakukan
pemeriksaan secara seksama.
Pemeriksaan tanda-tanda vital
• mengukur tekanan darah
sebelum pemeriksaan tekanan darah dilakukan
sebaiknya bidan mengetahui perbedaan bunyi yang
ada saat mendengarkan bunyi pada saat
mendengarkan dengan stetoskop :
a. bunyi-bunyi Korothkoff
KI : ada bunyi pertama yang terdengar lemah nada nya agak
tinggi (tek.... Tek.....)
KII : bunkakseperti KI yang disertai bising (tekssst, tekssst)
KIII : bunyi berubah jadi keras (deg.. Deg)
KIV : saat pertama kali bunyi jelas melemah (de;g..de;g..deg,
deg...)
KV : saat bunyi hilang
Nilai diastolik diambil dari korotkoffV I, nilai
diastolik diambil dari korotkoff .
Pemeriksaan tanda-tanda vital
1. Keadaan Umum
Penilaian yang di kaji antara lain : keadaan sakit
pasien di dapat dari hasil infeksi seperti, tampak,
sakit berat, sedang, ringan, tidak sakit, hasil
pengamatan seperti,: pasien menggunakan O2,
NGT, respiratori dll.
• Tingkat kesadaran
hubungan antara hemisperium serebri dengan
rekular ektipaing system (di bagian atas batang
kotak), kesadaran mempunyai 2 komponen : fungsi
mental keseluruhan serta drajat “awas waspada”
macam –macam tingkat kesadaran : komposmetis
apatis,samnole, spoor, soportomatus,.
Pemeriksaan tanda-tanda vital
• Penilain pada lasgow sekale • Respon Motorik
1. Komposmetis : sadar penuh 1. Nilai 6: mampu mengikuti
2. Apatis: perhatian berkurang printah sederhana
3. Samnolen: mudah bertidur 2. Nilai5 : mampu menunjuk
walaupun sedang di ajak bicara dengan tepat
4. Spoor: dengan rangsangan kuat 3. Nilai 4: pleksi menjauh dari
memberi respon gerakan rangsang nyeri yang di berikan
5. Spoor komatus: hanya tinggal 4. Nilai 3 : fleksi abnormal
reflex korena (sentuhan ujung
kapas pada ujung kornea akan 5. Nilai 2 : ekstentensi abnormal
menyentuh kornea mata 6. Nilai 1 : sam sekali tidak ada
6. Coma: tidak memberi repon respon
sama sekali
• Resfon Verbal/bicara Membuka Mata
1. Dhyphasia/aphasia 1. Periksalah rangsag minimum
2. Mengalami trauma mulut yang bisa membuka satu atau
kedua matanya
3. Dipasang ETT
2. Nilai 4 mata membuka
4. Nilai 5 orientasi penuh spontan
5. Nilai 4 “confuse” 3. Nilai 3 mata baru membuka
6. Nilai 3 bicara tidak jelas kalau di ajak bicara
7. Nilai 2 bisa bersuara tapi tidak 4. Nilai 2 mata membuka hanya
jelas kalau di rangsang kuat atau
8. Nilai 1 tidak bersuara apapun nyari
walau di beri rangsangan 5. Nilai 1 tidak membuka mata
walaupun di beri rangsang
nyeri
2. Kepala
Pemeriksaan sistematik : keadaan rambut dan higenis hidrasi
kulit daerah dahi, ada tidaknya palpabrae, bagaimana dengan
seklera dan konjungtiva, tekanan boala mata, pupil dan reflex
cahaya,visus dan ketajaman penglihatan,rongga hidung dari
depan,daun telinga liang telinga dan membrane tympani,fungsi
pendengaran, hygin rongga mulut, gigi geligi, lidah, tonsil dan
saring.
3. Payudara
Pada saat bidan melakukan emeriksaan payudara sebelumnya
lakukan pemeriksan pandang atau infeksi pada kedua payudara
dimana ibu dalam posisi duduk kedua tangan di belakang kepala
lihat simetris atau tidaknya , warna kulit, penonjolan putting
susu, warna sekitar areola mama.
4. Uterus
Pada pemeriksaan uterus sama halnya dengan pemeriksaan
payuda di lkaukan terlebih dahulu priksa pandang warna perut,
pembesaran pada perut, kemudian lakukan pemeriksaan raba
(palpasi yakni : priksa ada tidaknya rasa nyeri saat di raba, priksa
kontraksi uterus, kemudian raba tinggi fundus.
5. kandung kemih
Kondisi kandung kemih sangat berpengaruh terhadap
keadaan kontraksi uterus
6. Genetalia dan perineum
Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan genetalia
dan perineum pada pemeriksaan ini harus dilakukan
secara aseptik dan antiseptic
7. ekstremitas bawah
pada pemeriksaan ekstremitas Ibu masa nifas yang
dilakukan seperti halnya pemeriksaan ekstremitas pada
umumnya akan tetapi melakukan pemeriksaan Terutama
ada tidaknya edema tanda-tanda tromboflebitis nyeri
tungkai dengan melakukan pemeriksaan raba betis

Anda mungkin juga menyukai