Kelompok 1 (kelas K)
Rita A • Leha Q.
Febriana • Ni Nyoman
Metasari Hutapea • M. Fathi
• Rizka Azizah
Sara Yunita • Indra Ressy
Monaliza S. • Pony Mulyasri
Oktarina
Asiyah
Yos
Farakh
HORMON STEROID
2. Konfigurasi gugusan:
- konfigurasi beta (β) digambarkan dengan garis tebal
- konfigurasi alfa (α) digambarkan dengan garis putus
CH3 β -metil
CH3 α- metil
3. Dasar penamaan
Penamaan didasarkan atas senyawa asalnya (cholistan, androstan,
pregnan dan estran ): OH
C
C
C
C
ANDROSTAN TESTOSTERON
( 17-ß-HIDROKSI 4-ANDROSTEN 3-ON)
CH2OH
CH3
C O
CH2
C OH
C
O
C
C
PREGNAN
KORTISON (17α,21-DIHIDROKSI 4-PREGNEN-3,11,20-TRION)
II. KLASIFIKASI
Secara garis besar dibagi : A. Hormon Kortikosteroid
B. Hormon Kelamin (Seksogen)
A. Hormon Kortikosteroid : Adrenokortikal dan Adrenokortikoid
- Secara alamiah dihasilkan oleh bagian korteks kelenjar anak ginjal
(terutama aldosteron dan hidrokortison )
- Sekarang banyak dibuat secara sintetik atau semisintetik.
1. KLASIFIKASI:
Sesuai fungsi utamanya dibagi menjadi 2 golongan:
- Glukokortikoid, yg berfungsi mengendalikan produksi glukogen dari
protein (mis: kortison)
- Mineralkortikoid, yg berfungsi mengendalikan ekskresi Na,K,dan air
oleh ginjal ( mis: Aldosteron)
Atas dasar sifat retensi terhadap garam , dikelompokkan:
(a) Mineralkortikoid ( retensi garam tinggi); cont: Aldosteron,
Desoksikortikosteron, Fludrokortison
(b) Glukokortikoid retensi garam sedang ; cont: Kortison,Hidrokortison,
Prednison, Prednisolon.
(c) Glukokortikoid retensi garam rendah; cont : Deksametason,
Triamsinolon, Betametason.
(a) Mineralokortikoid:
(1) Desoksi kortikosteron asetat (DOCA)
(2) Fludrokortison
(3) Aldosteron
STRUKTUR :
C
H2 C O C CH 3
H 2C O C C C
C O O Senyawa ester,
C
dibuat scr C O O C
sintetik ;
C preparat : tablet, Ester lain:
PIVALAT
injeksi dlm minyak
O CH 2OH
DESOKSI KORTIKOSTERON ASETAT /DOCA O
H2C O C CH 3 C O
CH
C O O
C HO
OH C
HO
C
F O
ALDOSTERON
O
ergosterol, sapogenin C O
C
- Gugus 11-keto tiodak bentuk oksim dg hidroksilamin O
OH
C O
C
OH
(4) Prednison O
PREDNISON
CH 2OH
glukokortikoid.
- Dalam perdagangan dikenal garam Na ester
suksinat. O
METIL PREDNISOLON
CH 3
CH 2OH
(2) Triamsinolon
C O
C
- Gugus 16 α – hidroksi menghilangkan sifat
retensi garam yg tidak diinginkan, meskipun F
diikuti penurunan sifat antiinflamasi
O
- Sifat antiinflamasi dtingkatkan dg TRIAMSINOLON
pembentukan senyawa ketol, misal; O
CH 3
C
Triamsinolon asetonat (topikal) CH 3
O
ASETONAT
CH 2OH
(3) Fluosinolon
C O
-Adanya 6 α – Fluoro meningkatkan sifat C
OH
antiinflamasi HO
OH
- Untuk penggunaan topikal digunakan C
bentuk asetonat
F
FLUOSINOLON F
BETAMETASON
(5) Deksametason
- Merupakan 16 epimer dari Betametason (16 α - metil )
- Dalam bentuk ester asetat, Na fosfat
CH 2OH
C O
C
OH
HO
CH 3
C
DEKSAMETASON
HORMON KELAMIN
Testosteron
Hubungan struktur aktivitas :
a. Pemasukan gugus 3-keto dan 3-hidroksi dapat meningkatkan aktivitas
androgenik.
b. Gugus 17-hidroksi penting dalam hubungannya dengan pengikatan reseptor;
oleh karena lebih aktif dibandingkan 17-hidroksi.
c. 17-metiltestosteron lebih aktif dibanding 17-etiltestosteron
d. Substitusi atom halogen menurunkan aktivitas androgenik; kecuali
substitusipada atom C4 dan C9. Contoh : Fluoksimesteron (aktivitas androgenik
5-10 kali > testosteron. Analog testosteron : mesterolon dan
metandrostenolon. Metandrostenolon mempunyai aktivitas androgenik ± sama
dengan testosteron.
e. Hilangnya gugus metil pada C19 (19-norandrogen) meningkatkan aktivitas
metabolik. Contoh : nandrolon (nortestosteron) dan etilestrenol.
b. Turunan testosteron
1. Turunan testosteron; contoh : dimetisteron dan etisteron
2. Turunan 19-nortestosteron; contoh : alilestrenol; etinidiol diasetat;
levonorgestrel; linestrenol; noretindron; noretinodrel; norgestrel dan
kuingestanol asetat.
Hormon progestin yang sering digunakan sebagai oral
kontrasepsi dalam bentuk kombinasi dengan H. estrogen adalah :
noretindron; levo-norgestrel; etinodiol diasetat dan
linestrenol.
Contoh :
1. Noretindron (noretisteron = Primolut N)
2. Norgestrel; mempunyai aktivitas penghambatan ovulasi >
noretindron dan juga mempunyai efek androgenik. Digunakan
untuk kontrasepsi oral dalam bentuk tunggal atau dikombinasi
dengan etinilestradiol; untuk mengontrol kelainan menstruasi atau
pengobatan endometriosis. Levo-norgestrel (1-Norgestrel) adalah
(-)-enantiomer; aktivitasnya 2 kali > campuran rasematnya
(norgestrel).
3. Etinodiol diasetat; terutama digunakan untuk kontrasepsi oral
dikombinasi dengan etinilestradiol.
4. Linestrenol (endometril)
5. Alilestrenol (Gestanon); digunakan untuk mencegah keguguran dan
memelihara kehamilan.
6. Gestrinon (Dimetriose)
4. Obat Kontrasepsi
Mekanisme kerja : Siklus menstruasi dikontrol oleh Luteinizing Hormone (LH)
dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) berasal dari berasal dari
adenohipofisis; 2 hormon hipotalamus; FSH Released Factor (FRF) dan
gonadorelin (GnRH) ovarium dan saluran reproduksi.
FRF dan GnRH dapat merangsang pengeluaran LH dan FSH dari
adenohipofisis; sedangkan LH dan FSH merangsang ovarium
memproduksi H.estrogen dan progestin.
Hubungan antara hipotalamus; kelenjar pititari; ovarium dan saluran
reproduksi pada siklus menstruasi.
Hari pertama menstruasi kadar estrogen dan progestin
dalam plasma rendah. FH dan FSH meransang beberapa folikel
ovarium berkembang lebih cepat dibanding yang lain.
Sesudah beberapa hari hanya satu folikel yang berkembang
terus. Folikel tersebut mulai memproduksi estrogen yang dapat
menyebabkan penebalan endometrium uterus.
Setelah 14 hari kadar LH; FSH dan estrogen dalam plasma
mencapai maksimum. Peningkatan kadar LH folikel pecah;
melepaskan ovum yang masak dan folikel berubah menjadi
korpus luteum mengeluarkan progesteron dan estrogen.
Peningkatan kadar progesteron dan estrogen menghambat
kerja hipotalamus dan adenohipofisis melalui mekanisme
proses penghambatan kembali (Feed back mechanism) dan
merangsang pembentukan endometrium uterus.
Hari ke-25 bila tidak terjadi fertilisasi; produksi hormon
menurun terjadi menstruasi.
Cara kerja H. progestin dan estrogen
sebagai kontrasepsi :
Mencegah proses ovulasi dengan cara menekan
produksi LH dan FSH melalui mekanisme
proses penghambatan kembali.
Bentuk sediaan obat kontrasepsi :
1. Tablet kombinasi H.progestin dan estrogen
2. Tablet hormon progestin
3. Injeksi H. progestin
4. Implant H.progestin dan
5. spermisida pada vagina
1. Digunakan secara oral selama 21-22 hari; diikuti dengan 6-7 hari tablet
plasebo. Tablet diberikan pada hari ke-5 sp hari ke-25 dari siklus
menstruasi.
Contoh kombinasi H.progestin dan estrogen pada kontrasepsi oral (Tabel):
2. Tablet tunggal H. progestin (pil mini)
Digunakan secara oral; setiap hari satu tablet.
Contoh :
1. Linestrenol 0.5 mg (Exluton)
2. Noretindron 0.35 mg (Micronor)
3. Norgestrel 0.075 (Ovrette)
‘
3. Injeksi H.progestin
Diberikan secara IM dan efektif selama 3-6 bulan
Contoh :
1. suspensi medroksiprogesteron asetat 150 mg (Depo-Provera)
2. Noretindron enantat 200 mg dalam larutan minyak (Noristerat)
4. Implant H. progestin
Digunakan secara subdermal dan efektif selama 5-7 tahun.
Contoh : Levo-norgestrel 36 mg (Norplant)
5 . Spermisida pada vagina
Digunakan secara setempat dengan cara dimasukkan ke
vagina.Spermisida dapat membunuh spermatozoa
sehingga mencegah pembuahan ovum.
Dipasarkan dalam bentuk sediaan krim; jeli; supositoria.
Ada tiga kelompok spermisida vagina :
1. Senyawa asam; contoh : turunan fenol; asam borat
dan asam tartrat
2. Bakterisida; contoh : amonium kuartener dan fenil
merkuri nitrat
3. Surfaktan; contoh : lauret; nonoksinol dan
oktoksinol