Anda di halaman 1dari 10

Model PTK Kemis dan Mc

Taggrat
Model PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart adalah merupakan
model pengembangan dari model Kurt Lewin. Dikatakan demikian, karena di dalam
suatu siklus terdiri atas empat komponen, keempat komponen tersebut, meliputi: (1)
perencanaan, (2) aksi/tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.Keempat komponen
tersebut dianggap sebagi siklus. Banyaknya siklus daalam penelitian tindak kelas
tergantung dari permasalahan yang perlu di pecahkan, semakin banyak permasalahan
yang ingin dipecahkan semakin banyak pula siklus yang akan dilalui.
Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Rafi′uddin, 1996) penelitian tindakan
dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan
siklus spiral berikutnya. Dalam pelaksanaannya ada kemungkinan peneliti telah
mempunyai seperangkat rencana tindakan (yang didasarkan pada pengalaman) sehingga
dapat langsung memulai tahap tindakan. Ada juga peneliti yang telah memiliki
seperangkat data, sehingga mereka memulai kegiatan pertamanya dengan kegiatan
refleksi.
Langkah langkah dlam PTK kemmis dan taggart
• Perencanaan
• Pelaksanaa Tindakan
• Observasi (pengamatan)
• Refleksi
Siklus dalam PTK
Kelebihan dan Kekurangan Model
Kemmis and Taggrat

Kelebiha
n
• Kerjasama dalam penelitian tindakan menimbulkan adanya rasa
memiliki.
• Kerjasama dalam PTK mendorong kreatifitas dan pemikiran kritis.
• Kerjasama meningkatkan kemungkinan kemungkinan untuk berubah.
• Kerjasama dalam penelitian meningkatkan kesepakatan.
kekurangan
• Kekurangan pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian pada pihak
peneliti.
• Penelitian tindakan memerlukan komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya,
faktor waktu ini dapat menjadi kendala besar.
• Kelemahan tentang konsepsi proses kelompok. Proses kelompok dapat berjalan dengan
baik sangat tergantung pada pemimpin kelompok yang demokratis, yaitu seseorang yang
memungkinkan para anggota mengandalkan jalannya diskusi.
• Kesulitan mengajak orang untuk mengadakan perubahan. Banyak orang berpandangan
bahwa perubahan adalah kerja keras. Berubah dari kemapanan yang telah dinikmatinya,
dan perubahan melalui penelitian tindakan kelas menuntut penyediaan tenaga,
pemikiran, dan waktu serta sikap baru. Selama orang sudah mapan dengan situasi
kerjanya, selama itu pula mereka sulit diajak untuk berubah, padahal tindakan menuntut
kondisi yang memungkinkan pelaksanaan penelitian tindakan. Kondisi-kondisi tersebut
sebagai berikut:
Kesediaan untuk mengakui kekurangan diri
Kesempatan yang memadai untuk melakukan sesuatu yang baru
Dorongan untuk mengemukakan gagasan baru
Waktu yang tersedia untuk melakukan percobaan
Kepercayaan timbal balik antara orang-orang yang terlibat
Pengetahuan tentang dasar-dasar proses kelompok oleh peserta-peserta penelitian.
Aplikasi
Jurnal
Jurnal “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan model Think
Pair Share (TPS) dipadukan dengan Eksperimen pada Siswa kelas V SD
Jurnal berjudul “Peningkatan Kemandirian dan Hasil Belajar
Matematika Siswa dengan Metode STAD”
Jurnal
Peningkatan
Aktivitas Belajar
Siswa Dengan
Metode Diskusi
Pada Materi
Kebebasan
Berorganisasi
Dalm Pelajaran
PKN

Anda mungkin juga menyukai