Dasar Dasar Anestesi
Dasar Dasar Anestesi
ANESTESI
Hipnotik
Analgesi
Relaksasi otot
CARA PEMBERIAN ANESTESI UMUM :
Parenteral
Sec. im/iv
Digunakan utk tindakan singkat & induksi
anestesi
Utk tindakan yang lama dikombinasi dgn cara
lain.
Perektal
Biasa dipakai pada anak utk induksi anestesi /
tindakan singkat
Anestasi Inhalasi
Anestesi menggunakan gas / cairan anestesi
yang mudah menguap (volatie agent)
OBAT PREMEDIKASI
Premedikasi : Pemberian obat 1-2 jam
sebelum induksi anestesi.
Tujuan:
Meredakan kecemasan dan ketakutan
Midazolam ; (preferrable)
Dosis 50% dari diazepam
Onset > cepat & lama kerja > pendek
H2RA
mengurangkan keasaman lambung
Simetidin;
Dosis dewasa 600mg p.o
Ranitidin;
Dosis dewasa 150mg p.o
ANTIEMETIK
Mengurangi mual muntah pasca operasi
Droperidol;
2,5 -5,0 mg (im)
Ondansetron;
2-4 mg (im)
STADIUM ANESTESI
1.Plana 1
Ditandai dengan pernafasan teratur, pernafasan torakal
sama kuat dgn pernafasan abdominal, pergerakan bola
mata terhenti, kadang-kadang letaknya eksentrik,
pupil mengecil lagi dan refleks cahaya (+),
lakrimasi akan meningkat, refleks farings
dan muntah menghilang, tonus otot menurun.
2.Plana 2
Ditandai dengan pernafasan yang teratur,
volume tidal menurun dan
frekwensi pernafasan naik.
Mulai terjadi depresi pernafasan torakal,
bola mata terfiksir ditengah,
pupil mulai midriasis dengan refleks
cahaya menurun dan refleks kornea menghilang.
3. Plana 3
Ditandai dgn pernafasan abdominal yang lebih
dominan daripada torakal karena paralisis
otot interkostal yang makin bertambah
sehingga pada akhir plana 3 terjadi paralisis
total otot interkostal, juga mulai terjadi
paralisis otot-otot diafragma, pupil melebar dan
refleks cahaya akan menghilang pada
akhir plana 3 ini, lakrimasi refleks farings &
peritoneal menghilang, tonus otot-otot
makin menurun.
4. Plana 4
Pernafasan tidak adekuat, irreguler, ‘jerky’
karena paralisis otot, diafragma yg makin nyata,
pada akhir plana 4, paralisis total diafragma,
tonus otot makin menurun dan akhirnya
flaccid, pupil melebar dan refleks cahaya (-) ,
refleks sfingter ani menghilang.
STADIUM IV
(ST. PARALISIS)
INDUKSI INTRAMUSKULAR
- Sampai sekarang hanya ketamin yang dapat
diberikan secara im dengan dosis 5-7mg/kgBB
setelah 3-5 menit pasien tidur.
INDUKSI INHALASI
Fungsi :
Mengurangi cedera tindakan laringoskopi dan
intubasi trakea
Memberikan relaksasi otot sepanjang
pembedahan
Rokuronium
Analog vekuronium dgn onset lebih cepat
Keuntungan : tidak mengganggu fungsi ginjal
Kerugian : mengganggu fungsi hati dan efek
kerja lebih lama
Dosis intubasi :0,3 – 0,6 mg/kgBB
Dosis rumatan 0,1- 2 mg/kgBB
Suksametonium (suksinil kolin)
mula kerja 1-2 menit, lama kerja 3-5 menit
Halotan
Kekuatannya 4-5 kali eter atau 2 kali kloroform
Keuntungan : induksi cepa dan lancar, tidak
mengiritasi jalan napas, bronkodilatasi, jrg
sebabkan mual muntah, tidak mudah meledak.
Kerugian : mudah overdosis, analgesi dan
relaksasi berkurang, harga mahal, timbulkan
hipotensi, aritmia, hepatotoksik
Overdosis - dpt sebabkan gejala gagal napas
dan kematian
Dosis induksi : 2-4%, rumatan 0,5-2%
Eter
Obat anestetik yg sgt kuat krn dpt memasuki
setiap ingkat anestesi
Dosis induksi : 10-20% volume uap eter dlm O2
dan N20
Keuntungan : murah, mudah di dapat, tidak
perlu digunakan bersama obat lain, cukup
aman,
Kerugian : mudah terbakar,bau tidak enak,
menyebabkan mual muntah, hiperglikemia
Enfluran (ethran)
Induksi dgn enfluran cepat dan lancar
Keuntungan : jrg timbulkan mual muntah,
pemulihannya cepat.
Dosis induksi: 2-4,5 % dikombinasi dgn O2 atau
campuran N2-O2
Dosis rumatan : 0,5 -3 % volume
Sevofluran
Turunan eter berhalogen yang paling disukai utk
induksi inhalasi krn enak, cepat t’utama anak.
Dosis induksi 6-8 vol%, rumatan 1-2 vol%
OBAT ANESTESI INTRAVENA
Natrium Tiopental (tiopental,pentotal)
Dosis induksi 3-6mg/kgBB
Indikasi pemberian
Anemia
Disfungsi hepar
Miastenia gravis
Porfiria
Dispnue berat
Kuntungan:
Induksi mudah & cepat
Ketamin (ketalar)
Dosis induksi :1-2 mg/kgBB (iv), 3-10mg/kgBB
im
Lama kerja 15-20menit
Indikasi
Asma , tindakan ortopedi, pasien dgn risiko
tinggi, pengendalian jalan napas sulit
Kontraindikasi
Tek sistolik > 160/100
Riwayat peny serebrovaskular dan peny
jantung
Penggunaan:
Sering digunkan dalam kedokteran gigi,
tindakan pada mata, telinga hidung &
tenggorokan, tindakan pada kulit.
TEKNIK PEMBERIAN ANESTESI LOKAL :
Anestesi permukaan
Pengolesan / penyemprotan analgetik lokal
di selaput mukosa (mata,hidung dan faring)
Anestesi infiltrasi
Penyuntikan larutan analgetik lokal
langsung diarahkan ke sekitar tmpt
lesi,luka atau insisi
Dilakukan sec intradermal dan subkutan
Anestesi blok
Penyuktikan analgetik langsung ke saraf
utama/ pleksus saraf
Analgesi regional intravena
Penyuntikan larutan analgetik lokal intravena
Ekstremitas dieksanguinasi dan diisolasi
bagian proksimalnya dr sirkulasi sistemik dgn
torniket pneumatik
OBAT ANESTETIK LOKAL
Kokain
dlm bentuk topikal semprot 4% utk mukosa
jalan napas atas. Lama kerja 2-30 menit
Prokain
untuk infiltrasi : larutan 0,25-0,5%
Dosis 15mg/kgBB, lama kerja 30-60 menit
Kloroprokain
Derivat prokain tp dg masa kerja >pendek
Lidokain
Konsentrasi efektif minimal 0,25%
Mula kerja 10 menit, relaksasi otot cukup baik
Lama kerja 60-90 menit
Bupivakain
Konsentrasi efektif minimal 0,125%
Mula kerja > lambat dari lidokain tetapi
lama kerja sampai 8 jam
Ropivakain dan levbupivakain
Efek samping > ringan dari bupivakain
Konsentrasi efektif minimal 0,25%
ANESTESI SPINAL
ANESTESI SPINAL
Bedah obstetri-ginekologi
Bedah urologi
Hipovolemia berat/syok
Koagulopati
Kelainan neurologis
Kelainan psikis
Bedah lama
Hipovolemia ringan
PERALATAN ANESTESI SPINAL
1) Peralatan monitor
(nadi, tek darah,pulse oximeter,EKG)
3) Jarum spinal
Ujung bambu runcing (Quinke-Babcock/
Greene/
Ujung pensil (Whitacre)- sering digunakan
krn jrg menimbulkan nyeri pasca suntikan
TEKNIK ANESTESI SPINAL
Setelah dimonitor ditidurkan dlm posisi
dekubitus lateral beri bantal supaya
enak & tulang blkg stabil buat pasien
membnungkuk maksimal prosus
spinosus mudah teraba
Posisi tusukan ditentukan garis yang
menghubungkan kedua krista iliaca dgn tlg
punggung adalah melalui L4 atau L4-L5.
boleh juga di lokasi L3-L4
Sterilkn tempat tusukan alkohol /
betadine
Lakukan penyuntikan jarum spinal dgn
sudut 10-30 derajat terhadap bidang
horizaontal ke arah kranial.
Jarum akan menembus lig. Supraspinosum,
lig interspinosum, lig flavum, lap duramter,
lap subaraknoid.
Cabut stilet lalu cairan serebrospinal akan
keluarsuntikkan obat anestetik lokal ke
dlm ruang subaraknoid.
POSISI ANESTESI SPINAL
OBAT ANESTETIK UTK ANESTESI
SPINAL
Anestetik lokal dgn berat jenis sama isobarik
Anestetik lokal dgn berat jenis >besar
hiperbarik
Anestetik lokal dgn berat jenis >kecil
hipobarik
LIDOKAIN
(Xylobain,lign
okain)
2% plain 1.006 Isobarik 20-100mg
(2-5ml)
BUPIVAKAIN
(MARKAIN)
Hipoventilasi
Trauma saraf
Mual muntah
Gg pendengarn