Anda di halaman 1dari 38

dr.

Nadia Chairunnisa
TIM TDBRS 2018
BENCANA EKSTERNAL
TIM Tanggap Darurat Bencana RS
1. Komunikasi

• Mengkoordinir pengaktifan Sirine tanda


bahaya
• Segera melaporkan kepada Direktur &
jajaran manajemen, serta memberikan
informasi kejadian kepada seluruh karyawan,
baik yg sedang berdinas maupun tidak
• Menghubungi Petugas terkait (cth: Petugas
Pemadam Kebakaran, Kepolisian,dll)
• Menghubungi Rumah Sakit terdekat
sebagai rumah sakit rujukan
TIM Tanggap Darurat Bencana RS

2. Triase

• Segera melakukan klasifikasi


jenis korban yang harus
dievakuasi (labelisasi: merah
kuning,hijau, atau hitam)
• Membantu tim evakuasi
• Membantu tim perawatan di titik
kumpul
• melakukan tindakan Life Saving
TIM Tanggap Darurat Bencana RS
3. Evakuasi

• Mengkoordinir 4 Petugas Khusus untuk


melakukan evakuasi (RED CODE). Ditandai
dengan 4 jenis helm:
• Helm Merah : Koordinator Api
• Helm Biru : Koordinator Pasien
• Helm Putih : Koordinator Dokumen
• Helm Kuning : Koordinator alat medis
• Bekerja sama dengan tim Triase untuk
melakukan evakuasi korban menuju Titik
Kumpul
• Melakukan tindakan Life Saving
TIM Tanggap Darurat Bencana RS

4 .Transportasi

• Bekerjasama dengan tim evakuasi untuk


melakukan tindakan evakuasi
• Menyiapkan sarana transportasi untuk
pengiriman korban ke Rumah Sakit
terdekat
• Mengkoordinir pengamanan lokasi
bencana (seluruh lingkungan RSIA Bunda)
Komunikasi
 Bila terjadi bencana digunakan pemberitahuan dengan
kode warna / khusus yang diketahui seluruh petugas
rumah sakit.
 Kode MERAH  kebakaran/api
 Kode BIRU  Kegawatan medis/henti jantung
 Kode HITAM Ancaman Bom
 Kode PINK  Penculikan bayi
 Kode ORANGE  Kegawatan eksternal RS
 Kode KUNING  Kegawatan internal di RS
 Kode HIJAU  evakuasi, gempa bumi
KODE KEGAWATAN
TRIASE
  usaha pemilahan korban sebelum ditangani,
berdasarkan tingkat kegawatdaruratan trauma
atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas
penangnanan dan sumber daya yang ada.
TRIASE
 Prinsip-prinsip triage :
“Time Saving is Life Saving (respon time diusahakan
sependek mungkin), The Right Patient, to The
Right Place at The Right Time serta melakukan
yang terbaik untuk jumlah terbanyak” dengan seleksi
korban berdasarkan :
 Ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit
 Dapat mati dalam hitungan jam
 Trauma ringan
 Sudah meninggal
TRIASE
 Kategori  Setelah melakukan penilaian dlm 2-3 menit,
korban dikategorikan sesuasi dengan kondisinya dan diberi
tag warna, sebagai berikut:

 MERAH (Immediate) Setiap korban dengan kondisi yang


mengancam jiwanya dan dapat mematikan dalam ukuran
menit, harus ditangani dengan segera.
 KUNING (Delay) Setiap korban dengan kondisi cedera
berat namun penganannya dapat ditunda.
 HIJAU (Walking Wounded) Korban dengan kondisi yang
cukup ringan, korban dapat berjalan
 HITAM (Dead and Dying) Korban meninggal atau dalam
kondisi yang sangat sulit untuk diberi pertolongan.
TRIASE
TRIASE
Evakuasi Koordinator Pasien

 Pergerakan Evakuasi
Koordinator Lapangan menentukan jenis
evakuasi, berdasarkan laporan dari Koordinator Api/Koordinator Pasien di
tempat kejadian pada situasi terakhir kebakaran, koordinator Lapangan
menentukan jenis pengungsian apa yang diperlukan:
 Horizontalmodel utama evakuasi, ini melibatkan pasien bergerak meng
hindari bahaya, tetapi mereka tetap pada lantainya, hanya pindah dari
gedung/bagian satu kebagian lainnya.
 Vertical  Ini biasanya pada evakuasi total, yang melibatkan semua
elemen rumah sakit. Pasien dan staf akan dievakuasi
seluruhnya dari rumah sakit dikarenakan kebakaran sudah tidak dapat
dikendalikan.
 Bersiap evakuasi, pasien dan staf mungkin diminta tetap di tempat,
yaitu tetap di unit mereka dan bersiap, sambil menunggu petunjuk lebih
lanjut.

 Jenis gerakan ini (menentukan titik kumpul) tergantung pada jenis bahaya
sebagai contoh mungkin ancaman tsunami,
di mana kasus urutan evakuasinya akan bergerak ke atas.
Evakuasi Koordinator Pasien

 Level Evakuasi
Evakuasi total & Evakuasi sebagian
 Dalam kebanyakan keadaan darurat, evakuasi total jarang di
gunakan. Karena kebutuhan yang kompleks dan kondisi yang
tidak stabil yaitu banyak pasien di rumah sakit. evakuasi total
umumnya dianggap sebagai pilihan terakhir.
 Evakuasi total mutlak diperlukan ketika potensi ancaman pada
keselamatan staf dan pasien terancam, misalnya :
 Api, asap, dan/atau beracun asap
 Merusak struktural fasilitas
 Potensi paparan bahan berbahaya
 Terorisme atau kekerasan, pengunjung bersenjata
 Ancaman bom
Evakuasi Koordinator Pasien

 Pasien Rawat Jalan


Akan diminta untuk membuat rantai tangan
dan menuju ke tempat yang aman di luar pintu
kebakaran (menuju Titik kumpul). Satu orang
ditugaskan memimpin rantai dan satu orang
berada di belakangnya.
Evakuasi Koordinator Pasien

Prioritas pasien dalam skenario evakuasi


Evakuasi Koordinator Pasien

Prioritas pasien dalam skenario evakuasi


Pembagian pasien
 Pasien-pasien dalam bahaya langsung
 Pasien-pasien Ambulatori (bisa berjalan sendiri)
 Pasien-pasien dalam unit perawatan umum
yang memerlukan bantuan dalam berpindah
 Pasien di unit perawatan intensif (ICU).
 Pasien di ruang operasi (penting untuk dicatat bahwa prosedur
bedah yang telah di mulai harus diselesaikan sampai
titik aman, sebelum pasien dipindahkan dari
tempat bahaya, lakukan evakuasi secara
horizontal ke daerah yang aman untuk menyelesaikan operasi
sehingga sampai pada titik aman untuk dipindah.
Evakuasi
Koordinator evakuasi adalah penghubung utama antar
a koordinator lapangan dan pasien yg berada di
bangsal rawat inap selama evakuasi.
Tanggung jawab utamanya adalah untuk memonitor
dan mengkomunikasikan setiap perkembangan serta
untuk memastikan bahwa semua pasien telah
dievakuasi.
ANCAMAN BOM 23
ANCAMAN BOM
“Jangan anggap enteng bila ada ancaman bom!”

PETUNJUK BILA MENERIMA TELPON ANCAMAN BOM

o Dapatkan sebanyak mungkin


informasi dari si penelepon.

o Biarkan si penelpon bicara secara bebas dan


tanyakan untuk mengulangi pesan pesan yang
diberikan, terutama dapatkan informasi tentang lokasi
bom diletakkan, saat diledakkan dsb.

24
ANCAMAN BOM

o Semua pesan dicatat,


bila mungkin gunakan
kata-kata yang tepat
seperti yang dikatakan
oleh penelpon.

o Dengarkan dengan cermat suara-suara latar


belakang si penelpon (airport, jalan raya / toll /
shopping center / stasiun / pasar/ bioskop dll)
yang mungkin dapat memberi petunjuk
keberadaan si penelpon.

25
ANCAMAN BOM
o Perhatikan dengan seksama suara dari penelpon,
dengan demikian Anda dapat menandainya.
Dengarkan aksen bicaranya, dialek, kecepatan. berat
ringan dan tinggi rendah nada bicaranya.

o Segera laporkan dan hubungi :


- Pengawas / Atasan langsung
- Satpam
- Pihak berwajib POLRI
(Jihandak)
- Dll.

26
Barang mencurigakan

o Waspada dengan barang / tas / bungkusan yang


diletakkan di sebarang tempat tanpa kejelasan
pemiliknya.
o Jika Anda curiga, jangan
disentuh dan hubungi
pihak Sekuriti setempat
dimana kemudian dilapor-
kan kepada pihak ber-
wajib POLRI (Jihandak)

28
Kiriman paket mencurigakan

o Waspada terhadap kiriman paket yang mencurigakan,


dimana di dalam amplop ternyata berisi bahan peledak,
yang secara sengaja
dimaksudkan saat di
buka akan membuat
celaka si penerima atau
pihak lain sebagai target
dari pengirim

29
KIRIMAN PAKET MENCURIGAKAN

CIRI-CIRI:

 Amplop / paket ada tanda bekas dipegang tangan yang


berminyak.
 Bau oli mesin
 Terlihat kawat atau pembungkus, aluminium foil.
 Amplop / paket lebih berat dari isinya atau ukurannya tidak
seimbang.
 Terasa satu sisinya lebih berat dari sisi lain, dan bagian itu
dibungkus lebih tebal.
 Paket diikat dengan kawat.
 Dikirim melalui tangan langsung atau di poskan dari tempat yang
yang tidak biasa diketahui.
 Mungkin datang dari suatu tempat yang tidak bisa diduga.

30
KIRIMAN PAKET MENCURIGAKAN

TULISAN DI AMPLOP / PAKET:

 Tulisan tangan yang buruk, salah ejaan atau salah


ketik;
 Alamat atau label perusahaan yang tidak dikenal;
 Terlalu banyak perangko dibanding beratnya
kiriman;
 Ada tulisan :“RAHASIA”; “Untuk dibuka oleh”
 Tanpa nama dan alamat pengirim.

31
KIRIMAN PAKET MENCURIGAKAN

YANG HARUS DILAKUKAN:

 Tetap tenang!
 Waspada terhadap berbagai kemungkinan;
 Letakkan benda yang mencurigakan ini di ruang tertutup;
 Jangan diletaklan di atas sesuatu atau ditindih oleh sesuatu;
 Jika diperlukan lakukan evakuasi;
 Hubungi orang yang dituju surat/paket itu;
 Periksalah sipengirim jika diketahui.

32
KIRIMAN PAKET MENCURIGAKAN

YANG HARUS DILAKUKAN:

 Segera laporkan dan hubungi :


- Pengawas / Atasan langsung
- Satpam
- Pihak berwajib POLRI (Jihandak)
- Dll.

33
Penculikan
Bayi
(KODE PINK)
PENANGANAN PENCULIKAN BAYI DI RS
 Jika diketahui atau dicurigai adanya pasien bayi yang hilang SEGERA teriakkan
code pink
 Petugas lain yang mendengar adanya code pink segera menghubungi nomor
telepon operator sentral RS (counter depan/belakang) dan melaporkan tempat
kejadian serta kejadian code pink.
 Batasi akses ke area kejadian
 Petugas satpam dan PJ yang bertugas di ruangan/ gedung tempat kejadian
segera menutup akses keluar masuk ruangan/ gedung. Periksa semua
pengunjung (termasuk staf RS) yang akan keluar gedung terutama pengunjung
yang membawa tas besar atau menggunakan jaket/ mantel.
 Petugas ruangan akan mengecek semua area di ruangan tersebut dan
mengidentifikasi identitas pasien bayi/ anak yang hilang.
 Petugas Counter melaporkan kejadian kepada kepolisian atas izin Direktur
Rumah Sakit
 Tim TDB segera menuju kelokasi dan mengidentifikasi kejadian
 Keluarga diberikan ruangan yang tenang dan senantias aditemani staf
 Tim TDB menyerahkan penanganan kasus segera setelah polisi datang
 Polisi mengambil alih penanganan kejadian
ALUR TDB KODE PINK
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai