Anda di halaman 1dari 56

Dr.

Luwiharsih,MSc

luwi 17 april 2017


dr Luwiharsih, MSc

luwi 17 april 2017


JABATAN SEKARANG :
Ka Bidang Diklat KARS
Ka Kompartemen Mutu PERSI 2015 – 2018

PENDIDIKAN
• SI Fakultas Kedokteran Unair
• SII Pasca Sarjana UI, Manajemen Rumah Sakit

luwi 17 april 2017


PENGALAMAN KERJA

o Surveior & Pembimbing Akreditasi RS


(1995 – sekarang )
o Direktur RSK Sitanala Tangerang ( 2007 – 2010 )
o Ka Sub Dit RS Pendidikan, Kemkes ( 2005 – 2007 )
o Ka Sub Dit RS Swasta, Kemkes ( 2001 – 2005 )
o Ka Sub Dit Akreditasi RS, Kemkes (1995 – 2001)

luwi 17 april 2017


luwi 17 april 2017
Standar MFK 4

• RS merencanakan &
melaksanakan
PROGRAM
program utk KESELAMATAN DAN
KEAMANAN
memberikan
keselamatan dan
keamanan lingkungan
fisik
luwi 17 april 2017
Elemen Penilaian MFK 4

1. RS mempunyai program utk memberikan


keselamatan & keamanan bagi fasilitas fisik,
termasuk memonitor & mengamankan area yg
diidentifikasi sbg risiko keamanan.

2. Program tersebut memastikan bahwa semua staf,


pengunjung dan pedagang/vendor dapat
diidentifikasi, dan semua area yang berisiko
keamanannya dimonitor dan dijaga keamanannya
(lihat juga AP.5.1, EP 2, dan AP.6.2, EP 1)
luwi 17 april 2017
3. Program tersebut efektif untuk mencegah cidera dan
mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf dan
pengunjung. (lihat juga SKP.6, EP 1)

4. Program meliputi keselamatan dan keamanan selama masa


pembangunan dan renovasi

5. Pimpinan memanfaatkan sumber daya sesuai rencana yang


disetujui

6. Bila terdapat badan independen dalam fasilitas pelayanan


pasien akan disurvei, rumah sakit memastikan bahwa badan
tersebut mematuhi program keselamatan.

luwi 17 april 2017


luwi 17 april 2017
• Kontruksi/pembangunan baru di sebuah rumah sakit dapat
berdampak pada setiap orang di rumah sakit dan pasien
dengan kerentanan tubuhnya dapat menderita dampak
terbesar. Kebisingan dan getaran yang terkait dengan
kontruksi dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan pasien
dan istirahat/tidur pasien dapat pula terganggu. Debu
konstruksi dan bau dapat mengubah kualitas udara yang
dapat menimbulkan ancaman khususnya bagi pasien
dengan ganggungan pernapasan.

luwi 17 april 2017


• Karena itu, rumah sakit perlu melakukan asemen risiko setiap
ada kegiatan kontruksi, renovasi maupun
demolisi/pembongkaran bangunan. Asesmen risiko harus
sudah dilakukan pada waktu perencanan atau sebelum
pekerjaan kontruksi, renovasi, demolisi dilakukan, sehingga
pada waktu pelaksanaan, sudah ada upaya pengurangan
risiko terhadap dampak dari kontruksi, renovasi, demolis
tersebut.

luwi 17 april 2017


• Dalam rangka melakukan asesmen risiko yang terkait
dengan proyek konstruksi baru, rumah sakit perlu
melibatkan semua departemen/unit/instalasi pelayanan
klinis yang terkena dampak dari kontruksi baru tersebut,
konsultan perencana atau manajer desain proyek, Komite
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K-3 RS),
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Bagian
Rumah Tangga/Bagian Umum, Bagian Teknologi Informasi,
Bagian Sarana Prasarana/IPSRS dan unit atau bagian
lainnya yang diperlukan.

luwi 17 april 2017


• Risiko terhadap pasien, keluarga, staf, pengunjung, vendor,
pekerja kontrak, dan entitas diluar pelayanan dapat bervariasi
tergantung pada sejauh mana kegiatan konstruksi dan
dampaknya terhadap infrastruktur dan utilitas. Sebagai
tambahan, kedekatan pembangunan ke area pelayanan
pasien dapat berdampak pada meningkatnya tingkat risiko

• Misalnya, jika konstruksi melibatkan gedung baru yang


terletak terpisah dari bangunan yang menyediakan
pelayanan saat ini, maka risiko untuk pasien dan pengunjung
cenderung menjadi minimal.

luwi 17 april 2017


• Risiko dievaluasi dengan melakukan asesmen risiko pra-
konstruksi, juga dikenal sebagai PCRA (Pra-Contruction Risk
Assessment). Asesmen risiko pra konstruksi secara
komprehensif dan proaktif digunakan untuk mengevaluasi
risiko dan kemudian mengembangkan rencana agar dapat
meminimalkan dampak kontruksi, renovasi atau
penghancuran (demolish) sehingga pelayanan pasien tetap
terjaga kualitas dan keamanannya

luwi 17 april 2017


Asesmen Risiko Pra Kontruksi (PCRA) meliputi area – area sebagai
berikut:
a) kualitas udara;
b) pengendalian infeksi; --> ICRA
c) utilitas;
d) kebisingan;
e) getaran;
f) bahan berbahaya;
g) layanan darurat, seperti respon terhadap kode; dan
h) bahaya lain yang mempengaruhi perawatan, pengobatan,
dan layanan.

luwi 17 april 2017


• Selain itu, rumah sakit memastikan bahwa kepatuhan
kontraktor dipantau, ditegakkan, dan didokumentasikan.
Sebagai bagian dari penilaian risiko, risiko pasien infeksi dari
konstruksi dievaluasi melalui asesmen risiko pengendalian
infeksi yang juga dikenal sebagai ICRA (infection control risk
assessment)

• PCRA --> ICRA plus

luwi 17 april 2017


• Pelaksanaan tidak lengkap atau tidak efektif dari
PCRA dapat meningkatkan biaya konstruksi untuk
rumah sakit dan menempatkan pasien, anggota
staf dan pengunjung beresiko. Maka lebih baik
untuk merencanakan kemungkinan apapun dan
mengelola proses dari awal sampai akhir

luwi 17 april 2017


• Telah diketahui bahwa renovasi, konstruksi, dan
beberapa kegiatan pemeliharaan & perbaikan
memiliki potensi untuk mempengaruhi proses
perawatan pasien dalam lingkungan pelayanan .
Tujuan dari proses penilaian risiko Pra-Konstruksi ini
adalah untuk mengidentifikasi potensi risiko yang
bisa timbul dari kegiatan ini dan untuk
mengembangkan strategi mitigasi risiko untuk
meminimalkan risiko ini.

luwi 17 april 2017


• Pada akhir proses penilaian risiko seperangkat
rekomendasi mitigasi risiko (RMR) akan dihasilkan.
RMR ini akan ditinjau oleh individu atau pihak
yang menyelesaikan pekerjaan dan akan
menjadi bagian dari dokumentasi proyek.

luwi 17 april 2017


• How Do We Provide The Appropriate Air
Quality During The Project?
• Temperature
• Humidity
• Pressure Relationships
• Cleanliness
• Protection Of Systems
• Comfort
luwi 17 april 2017
luwi icra 12062013 21
TYPE KRITERIA
A Inspeksi dan Kegiatan Non-Invasive.
Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
•Mengganti ubin langit-2 (plafon) untuk inspeksi visual saja. Misalnya :
terbatas pada 1 genting/plafon per 50 meter persegi.
•Pengecatan (tetapi tidak pengamplasan)
•wallcovering, pekerjaan listrik, pipa kecil, dan kegiatan yang tidak
menghasilkan debu atau memerlukan pemotongan dinding atau

akses ke langit-langit selain untuk pemeriksaan yg kelihatan


luwi icra 12062013 22
TYPE KRITERIA

B Skala kecil, kegiatan durasi pendek yang menciptakan


debu minimal.
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
•Instalasi telepon dan perkabelan komputer.
•Akses ke ruang terbuka.
•Pemotongan dinding atau langit-2 dimana migrasi
debu dapat di kontrol

luwi icra 12062013 23


TYPE KRITERIA
C Pekerjaan yang menghasilkan debu tingkat sedang hingga tinggi
atau memerlukan pembongkaran atau pemindahan/penghapusan/
pembersihan komponen bangunan tetap atau rakitan.
Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
•Pengampalasan dinding untuk pengecatan atau penutup dinding
•pemindahan/penghapusan/pembersihan penutup lantai, plafon
langit-2 dan pekerjaan khusus.
•Kontruksi dinding baru.
•Pekerjaan saluran kecil atau pekerjaan listrik di atas langit-langit
•Kegiatan kabel utama
•Keg. apapun yg tdk dpt diselesaikan dlm shift kerja tunggal.

luwi icra 12062013 24


TYPE KRITERIA

D
Pembongkaran dan kontruksi proyek-2 besar.
Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
•Kegiatan yg membutuhkan shift kerja berturut-turut
•Memerlukan pembongkaran berat atau
pemindahan/penghapusan sistem perkabelan lengkap.
•Kontruksi baru..

luwi icra 12062013 25


Low Risk Medium Risk High Risk Highest Risk
Office • Cardiology • CCU • Any area caring for
areas • Echocardiography • Emergency Room immunocompromised
• Endoscopy • Labor & Delivery patients
• Nuclear Medicine • Laboratories • Burn Unit
• Physical Therapy (specimen) • Cardiac Cath Lab
• Radiology/MRI • Medical Units • Central Sterile Supply
• Respiratory • Newborn Nursery • Intensive Care Units
Therapy • Outpatient • Negative pressure
Surgery isolation rooms
• Pediatrics • Oncology
• Pharmacy • Operating rooms
• Post Anesthesia including C-section
Care Unit rooms
• Surgical Units

luwi icra 12062013


Patient Risk Group Construction Project Type

Type A Type B Type C Type D

Low Risk Group I II II III/IV

Medium Risk Group I II III IV

High Risk Group I II III/IV IV

Highest Risk Group II III/IV III/V IV

Catatan : Persetujuan IC diperlukan bila kegiatan kontruksi dan


tingkat risiko menunjukkan kelas III atau IV, maka prosedur
pengendalian diperlukan
luwi icra 12062013 27
CLASS Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek

1. Laksanakan pekerjaan 1. Bersihkan area kerja setelah


I
dengan metode menyelesaikan tugas.
meminimalisasi timbulnya
debu dari pelaksanaan
kegiatan kontruksi.
2. Segera meletakan kembali
ketempat semula plafon atap
yg diganti untuk pemeriksaan
yg kelihatan . luwi icra 12062013
CLASS Selama pembangunan Setelah penyelesaian proyek
proyek
II 1. Menyediakan sarana aktif utk 1. Lap permukaan kerja dengan
mencegah debu udara dari pembersih/desinfektan.
penyebaran ke atmosfer. 2. Wadah yg berisi limbah
2. Air kabut permukaan kerja utk kontruksi sebelum di
mengendalikan debu pada transportasi harus tertutup
waktu pemotongan.. rapat.
3. Seal pintu yang tidak terpakai 3. Pel basah dan/atau vakum
dengan lakban. dengan HEPA filter, vakum
4. Blokir dan tutup ventilasi sebelum meninggalkan area
udara. kerja.
5. Tempatkan tirai debu di pintu 4. Setelah selesai, mengembalikan
masuk dan keluar area kerja. sistem HVAC di mana
6. Hilangkan atau isolasi sistem pekerjaan dilakukan.
HVAC ("heating, ventilation,
dan air-conditioning) yang
sedang dilaksanakan.

luwi icra 12062013


CLASS Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek
III 1. Untuk mencegah kontaminasi 1. Jangan menghilangkan barier
dari sistem saluran maka dari area kerja sampai proyek
hilangkan/lepaskan atau selesai diperiksa oleh
isolasi sistem HVAC di area, Komite/Panitia PIRS.
dimana pekerjaan sedang Dibersihkan oleh bagin
dilakukan.. kebersihan RS..
2. Lengkapi semua barier 2. Hilangkan barier material
penting yaitu sheetrock, dengan hati-2 untuk
plywood, plastic untuk meminimalisasi penyebaran
menutup area dari area yg tdk dari kotoran dan puing-2 yg
untuk kerja atau menerapkan terkait dng kontruksi.
metode pengendalian kubus
(gerobak dng penutup plastik
& koneksi disegel ke tempat
bekerja dng HEPA vakum utk
menyedot debu sebelum
keluar) sebelum kontruksi
dimulai.
luwi icra 12062013
CLASS Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek
3. Menjaga tekanan udara 3. Vacuum area kerja area dng
III
negatif di dalam tempat kerja HEPA filtered vacuums.
dengan menggunakan HEPA 4. Area untuk lap basah dng
unit yang dilengkapi dengan pembersih/disinfeksi/cleaner
penyaringan udara. 5. Setelah selesai, mengembalikan
4. Wadah tempat limbah sistem HVAC)..
kontruksi sebelum di
transportasi harus tertutup
rapat.
5. Tutup wadah transportasi atau
gerobak. Pita penutup jika
tidak tutup yang kuat..
luwi icra 12062013
CLASS Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek
IV 1. Untuk mencegah kontaminasi 1. Jangan menghilangkan barier
sistem saluran maka isolasi dari area kerja sampai proyek
sistem HVAC di area, dimana selesai diperiksa oleh
pekerjaan sedang dilakukan.. Komite/Panitia PPIRS.
2. Lengkapi semua barier Dibersihkan oleh bagin
penting yaitu sheetrock, kebersihan RS..
plywood, plastic untuk 2. Hilangkan barier material
menutup area dari area yg tdk dengan hati-2 untuk
untuk kerja atau menerapkan meminimalisasi penyebaran
metode pengendalian kubus dari kotoran dan puing-2 yg
(gerobak dng penutup plastik terkait dng kontruksi.
& koneksi disegel ke tempat
bekerja dng HEPA vakum utk
menyedot debu sebelum
keluar) sebelum kontruksi
dimulai.

luwi icra 12062013


CLASS Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek
IV
3. Menjaga tekanan udara 3. Wadah untuk limbah
negatif di dalam tempat kontruksi harus ditutup
kerja dengan rapat sebelum kontruksi.
menggunakan HEPA unit 4. Wadah transportasi atau
yang dilengkapi dengan gerobak agar ditutup
penyaringan udara. rapat.
4. Segel lubang, pipa,
saluran & lubang-2 kecil
yg bisa menyebabkan
kebocoran
luwi icra 12062013
CLASS Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek
IV 5. Membangun 5. Vakum area kerja dengan
serambi/ruangan dan semua
personil melewati ruangan ini vakum HEPA filter.
sehingga dapat disedot 6. Area di pel dengan pel basah
debunya dengan vakum
cleaner HEPA sebelum dengan
meninggalkan tempat kerja pembersih/desinfektan.
atau mereka bisa memakai
kain atau baju kertas yg di 7. Setelah selesai
lepas setiap kali mereka mengembalikan sistem HVAC
meninggalkan tempat kerja
6. Semua personil memasuki dimana pekerjaan dilakukan.
tempat kerja diwajibkan untuk
mengenakan penutup sepatu.
Penutup sepatu harus diganti
setiap kali pekerja keluar dari
area kerja

luwi icra 12062013


Unit Unit Lateral Lateral Behind Front
Below Above

Risk Risk Risk Risk Risk Risk


Group Group Group Group Group Group

luwi icra 12062013


LANGKAH KE 5. Identifikasi kegiatan di tempat khusus misalnya ruang
perawatan, ruang farmasi/obat dst
__________________________________________________________
________
LANGKAH KE 6. Identifikasi masalah yg berkaitan dengan : ventilasi,
pipa ledeng, listrik dalam hal terjadinya kemungkinan pemadaman.
__________________________________________________________
________
LANGKAH KE 7. IdentifIkasi langkah-2 pencegahan , menggunakan
penilaian sebelumnya, apa jenis bariernya (misalnya bariernya
dinding yang tertutup rapat). Apakah HEPA filter diperlukan.?
__________________________________________________________
_______
(Catatan : Selama dilakukan kontruksi maka Area yang di
renovasi/kontruksi seharusnya diisolasi dari area yang dipergunakan
dan merupakan area negatif terhadap daerah sekitarnya.)
LANGKAH KE 8. Pertimbangkan potensial risiko dari kerusakan air.
Apakah ada risiko akibat merusak kesatuan struktur (misal : dinding,
atap, plafon)
LANGKAH KE 9. Jam Kerja : dapat atau pekerjaan akan dilakukan
selama bukan jam pelayanan luwipasien.
icra 12062013
•LANGKAH KE 10. Buat rencana yang
memungkinkan untuk jumlah ruang isolasi/ruang
aliran udara negatif yang memadai
•LANGKAH KE 11. Buat rencana yang
memungkinkan untuk jumlah dan tipe tempat/bak
cuci tangan.
•LANGKAH KE 12. Apakah PPIRS/IPCN setuju
dengan jumlah minimum bak/tempat cuci tangan
tersebut.
•LANGKAH KE 13. Apakah PPIRS/IPCN setuju
dengan rencana relatif terhadap utilitas ruangan
bersih dan kotor
•LANGKAH KE 14. Rencanakan untuk membahas
masalah pencegahanluwitersebut dengan tim proyek
(misalnya arus lalu lintas, rumah tangga,
icra 12062013
• Untuk mengetahui keselamatan kebakaran maka
agar dinilai setiap kategori berikut dan
menunjukkan apakah berlaku untuk lingkup
pekerjaan yang direncanakan.

• Setiap jawaban “Ya” mensyaratkan bahwa


langkah sementara perlu dikembangkan untuk
menjamin keselamatan

luwi 17 april 2017


1. Jalur Keluar (Exit) - Apakah proyek mempunyai
potensi mempengaruhi jalur keluar yang
diperlukan atau perlu jalan keluar dengan cara
lain ?

- Ya

- Tidak ada

Jika “Ya” maka RS perlu mengidentifikasi


langkah-langkah sementara yang harus diambil:
………………….

luwi 17 april 2017


• Jalur Keluar (Exit) - Apakah jalur keluar yang
terkena tidak dapat digunakan oleh orang lain
selain staf konstruksi?
• Ya
• Tidak ada
• Jika “Ya” mengidentifikasi langkah-langkah
sementara yang harus diambil: ………..

luwi 17 april 2017


• Apakah proyek memiliki potensi untuk menghalangi akses?
• Ya
• Tidak ada
• Jika “Ya” mengidentifikasi langkah-langkah sementara
yang harus diambil : ………………………

• Apakah Proyek memiliki potensi untuk menghalangi akses


bila terjadi keadaan darurat
• Ya
• Tidak ada
• Jika “Ya” mengidentifikasi langkah-langkah sementara
yang harus diambil: ……………………….

luwi 17 april 2017


• Apakah kegiatan proyek mempengaruhi sistem deteksi
kebakaran?

• Ya

• Tidak ada

• Jika “Ya” mengidentifikasi langkah-langkah sementara yang


harus diiambil:

• Apakah kegiatan proyek mempengaruhi sistem pencegah


kebakaran?

• Ya

• Tidak ada

• Jika “Ya” mengidentifikasi langkah-langkah sementara


yang harus diambil: ……………………
luwi 17 april 2017
• Apakah kegiatan proyek mempengaruhi sistem deteksi kebakaran?

• Ya

• Tidak ada

• Jika “Ya” mengidentifikasi langkah-langkah sementara yang harus


diiambil: ……………….

• Apakah kegiatan proyek mempengaruhi sistem pencegah


kebakaran?

• Ya

• Tidak ada

• Jika “Ya” mengidentifikasi langkah-langkah sementara yang harus


diambil: ……………………

luwi 17 april 2017


• Apakah kegiatan proyek memerlukan APAR
• Ya
• Tidak
• Bila Ya, langkah yang dilakukan :
• Apakah kegiatan proyek memerlukan staf dilatih
terhadap respon kebakaran
• Ya
• Tidak
• Bila Ya, langkah yang dilakukan :
luwi 17 april 2017
• PARTISI SEMENTARA - Apakah proyek
membutuhkan partisi sementara?
• Ya
• Tidak
• Jika “Ya” mengidentifikasi langkah-langkah
sementara yang harus diambil:
• LATIHAN KEBAKARAN latihan - Apakah surat
perintah proyek ada tambahan latihan
kebakaran?
• Ya
• Tidak ada
• Jika “Ya” mengidentifikasi langkah-langkah
sementara yang harus diambil:
luwi 17 april 2017
• DAMPAK TERHADAP STRUKTUR - Akankah rencana
proyek / kegiatan mempengaruhi fitur struktural
• Ya
• Tidak ada proteksi kebakaran berdampak seperti
pintu dinilai atau dinding?
• Jika “Ya” mengidentifikasi langkah-langkah
sementara yang harus diambil:

• BAHAYA SURVEILLANCE - Apakah proyek memerlukan


peningkatan inspeksi pengawasan bahaya?
• Ya
• Tidak ada
• Jika “Ya” mengidentifikasi langkah-langkah
sementara yang harus diambil:
luwi 17 april 2017
• Apakah ada penggunaan api (mengelas) dalam
mendukung proyek?
• Ya
• Tidak ada
• Jika “Ya” mengidentifikasi langkah-langkah
sementara yang harus diambil:
• Apakah perlu poster dipasang ditempat
pekerjaan
• Ya
• Tidak ada
• Jika “Ya” mengidentifikasi langkah-langkah
sementara yang harus diambil:

luwi 17 april 2017


• Selama kegiatan proyek yang salah satu dari berikut
mungkin terganggu atau terpengaruh di daerah
manapun di luar area kerja?
• Ya
• Tidak ada
--> Pasokan Air, drainase, daya listrik, sistem
ventilasi, oksigen, vacum, katup sprinkle, dll
Untuk salah satu sistem di mana gangguan yang
diramalkan tolong jelaskan langkah-langkah yang
harus diambil untuk mengurangi dampak.

luwi 17 april 2017


• Kebisingan dan Getaran Assessment,
Sebutkan kegiatan yang akan menghasilkan
kebisingan dan / atau getaran mungkin
mengganggu:Aktivitas
• Waktu & Durasi:
___________________________________
• Strategi Mitigasi

luwi 17 april 2017


• Siapa yang bertanggung jawab untuk membersihkan sehari-hari di
dalam area kerja? __________
• Apakah membersihkan lokasi diperlukan pada akhir setiap hari
kerja? ______________
• Jika Ya, siapa yang bertanggung jawab untuk membersihkan Lokasi
?
• Apakah ada kebutuhan khusus yang diperlukan untuk membersihkan
lokasi pada akhir proyek?
• • Jika Ya, Daftar kebutuhan khusus:

luwi 17 april 2017


• Harap memberikan daftar setiap Bahan
Berbahaya digunakan atau disimpan di dalam
wilayah proyek
• Apakah pekerjaan cenderung menghasilkan
setiap bau berbahaya atau tidak biasa?
• Jika Ya, langkah-langkah apa yang harus
diambil untuk meminimalkan dampak?
• Apakah ada kontaminan dikenal?
• Ya
• Tidak ada
• Langkah-langkah apa yang harus diambil
untuk meminimalkan dampak?

luwi 17 april 2017


• Apakah pekerjaan yang direncanakan meliputi
hal-hal berikut?
• Memasuki Ruang Sempit
• Penggalian
• Cranes atau mengangkat peralatan
• Gangguan pejalan kaki atau kendaraan lalu
lintas
• Pekerjaan membutuhkan Perlindungan Jatuh
• Pekerjaan listrik
• Rekomendasi tambahan untuk mengurangi /
mengurangi risiko untuk pekerjaan ini:
luwi 17 april 2017
• Rumah Sakit Mengelola itu Lingkungan selama
Demolition, Renovasi, atau Konstruksi Baru
untuk Mengurangi Risiko ... -

luwi 17 april 2017


• Sarana dan Metode IssueSebuah istilah yang digunakan
dalam konstruksi untuk menggambarkan aktivitas sehari-
hari kontraktor mempekerjakan untuk menyelesaikan
pembangunan. Dalam beberapa kasus, kegiatan ini
mungkin memerlukan desain atau rekayasa elemen
insidental; tali-temali perancah untuk tujuan tertentu atau
modifikasi kecil dari rencana untuk memecahkan on-the-
spot kesulitan konstruksi (misalnya, bergerak pintu
beberapa inci untuk menghindari gangguan dengan pintu
lain) adalah hanya beberapa contoh seperti "cara dan
metode ." Cara dan metode konstruksi yang biasanya
dipahami tercakup dalam kebijakan kewajiban umum,
daripada kebijakan kewajiban profesional.

luwi 17 april 2017


 Harus ada kebijakan renovasi dan kontruksi di RS.

 Setiap RS yang melakukan renovasi maka harus membuat


PCRA (ICRA plus)

 PCRA merupakan penilaian risiko terkait dengan :


a) kualitas udara;
b) pengendalian infeksi; --> ICRA
c) utilitas;
d) kebisingan;
e) getaran;
f) bahan berbahaya;
g) layanan darurat, seperti respon terhadap kode; dan
h) bahaya lain yang mempengaruhi perawatan, pengobatan,
dan layanan.

Anda mungkin juga menyukai