Anda di halaman 1dari 18

1

LAPORAN HOSPITAL SAFETY INDEKS


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
MAKASSAR

2020
2
KEPOLISIAN DAERAH SULAWESI SELATAN
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT BHAYANGAKARA MAKASSAR

LAPORAN HOSPITAL SAFETY INDEKS


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR

A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Indeks Keamanan Rumah Sakit menempati tempat utama dalam upaya lokal,
nasional dan global untuk memperbaiki fungsi rumah sakit dalam keadaan
darurat dan bencana. Ini merupakan area yang telah dipromosikan dan
didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selama lebih dari 25 tahun.
Setelah Pan American Health Organization (PAHO) dan WHO merilis versi
pertama dari Indeks Keamanan Rumah Sakit pada tahun 2008, kementerian
kesehatan dan entitas kesehatan lainnya, kementerian dan lembaga pemerintah
lainnya, dan rumah sakit umum dan swasta di enam wilayah WHO, telah
bergabung dengan mitra mereka di Amerika dalam menerapkan dan
menyesuaikan Indeks Keamanan Rumah Sakit. Meningkatnya kepentingan
akan rumah sakit yang aman mengakibatkan seruan untuk merevisi Keamanan
Rumah Sakit dari negara-negara dan pemangku kepentingan lainnya, untuk
menjadi alat penilaian global yang benar-benar dapat digunakan di semua
konteks di seluruh dunia.
Dalam keadaan darurat, bencana dan krisis lainnya, masyarakat harus dapat
melindungi kehidupan dan kesejahteraan penduduk yang terkena dampaknya,
terutama dalam hitungan menit dan jam segera setelah dampak atau
keterpaparan tersebut. Kemampuan pelayanan kesehatan untuk berfungsi
tanpa gangguan dalam situasi ini adalah masalah antara hidup dan mati.
Kelanjutan fungsi layanan kesehatan bergantung pada sejumlah faktor kunci,
yaitu: bahwa layanan ditempatkan di struktur (seperti rumah sakit atau fasilitas)
yang dapat menahan paparan dan kekuatan dari semua jenis bahaya; Peralatan
medis dalam keadaan baik dan terlindung dari kerusakan, infrastruktur
masyarakat dan layanan penting (seperti air, listrik, dll.) tersedia bagi layanan
kesehatan; dan petugas kesehatan dapat memberikan bantuan medis dalam
situasi aman saat mereka sangat dibutuhkan.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
a. Maksud
Untuk mengetahui kemungkinanan terjadinya bencana di lingkungan
Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

b. Tujuan
1. Untuk melindungi masyarakat dari dampak bencana;
2. Untuk mempersiapkan kemampuan pelayanan kesehatan dapat
berfungsi tanpa gangguan saat bencana;
3. Tersedia sarana dan prasarana untuk mendukung layanan kesehatan
saat terjadi bencana;
4. Untuk menilai kemampuan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
dalam menghadapi bencana;

3. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup laporan ini meliputi Pendahuluan, Pelaksanaan, dan Hasil
kegiatan.
B. HASIL PELAKSANAAN
.
1. Hasil :
Safe hospital adalah fasilitas kesehatan yang dapat tetap ter-akses dan
berfungsi pada kapasitas maksimum, dan dalam infrastruktur yang sama,
selama dan segera setelah terkena hazard .Safe hospital bertujuan untuk
melindungi hidup pasien, pengunjung dan staf, melindungi investasi berupa
perlengkapan dan alat kesehatan dan melindungi performa fasilitas kesehatan.
Maksud strategi rumah sakit yang selamat dari bencana ini adalah untuk
memastikan bahwa rumah sakit tidak hanya akan tetap berdiri bila ada bencana,
tapi juga akan berfungsi secara efektif tanpa gangguan apapun.
Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Di dalam proses disaster
management yang direpresentasikan sebagai model siklus, peningkatan
kesiapsiagaan merupakan bagian dari proses pengelolaan risiko bencana.
Dalam peningkatan kesiapsiagaan, proses mitigasi masuk dalam proses
tersebut. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,
baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana .Mitigasi bertujuan untuk
meminimalkan efek bencana. Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam mitigasi
ini antara lain pembuatan zona rawan bencana, manajemen penggunaan lahan,
analisis kerentanan dan edukasi masyarakat
Dalam rangka peningkatan kesiapsiagaan rumah sakit menghadapi
bencana/ hazard terdapat sebuah assessment yang dapat digunakan yaitu
Hospital Safety Index. Hospital Safety Index yang dibuat oleh Pan American
Health Organization tahun 2008 ini digunakan untuk mengukur tingkat
keselamatan rumah sakit dalam menghadapi bencana.Formulir ini berfungsi
untuk menilai kemungkinan suatu rumah sakit atau fasilitas kesehatan tetap
beroperasi dalam situasi darurat. Indeks ini dikembangkan melalui proses dialog
para ahli di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia, pengujian dan revisi selama 2
tahun oleh Pan American Health Organization’s Disaster Mitigation Advisory
Group (DIMAG
Hospital Safety Index terdiri dari empat bagian yaitu
a. Modul 1: bahaya yang mempengaruhi keamanan rumah sakit dalam
penanganan darurat dan penanggulangan bencana;
b. Modul 2: Keamanan structural;
c. Modul 3: Keamanan nonstructural;
d. Modul 4: Penanganan darurat dan bencana;
Hal yang perlu diingat saat menggunakan daftar periksa adalah sebagai
berikut:
Isi dari daftar periksa dan unsur yang dievaluasi diformulasikan untuk
aplikasi di rumah sakit kompleks yang besar. Yang juga dapat digambarkan
sebagai rumah sakit umum rumah sakit universitas, rujukan tersier atau
rumah sakit khusus. Modul 1 digunakan untuk menentukan bahaya yang
secara langsung dapat mempengaruhi keamanan rumah sakit dan rumah
sakit mana yang diharapkan dapat memberikan layanan kesehatan sebagai
tanggapan terhadap keadaan darurat dan bencana. Modul 1 dan bahaya
yang diidentifikasi tidak termasuk dalam perhitungan indeks keamanan
rumah sakit. Tim evaluasi harus mengevaluasi rumah sakit berdasarkan butir
dalam modul 2, 3 dan 4, dengan mengacu pada kedua bahaya yang
diidentifikasi dalam Modul 1 dan kapasitas maksimum rumah sakit untuk
keadaan darurat dan bencana yang diidentifikasi dalam Formulir I (Informasi
Umum tentang Rumah Sakit

A. Metode safety hospital indeks


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif. Jenis
penelitian ini menggunakan metode kombinasi(campuran kualitatif dan
kuantitatif) dengan rancangan studi kasus. Instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data pada penelitian ini dibagi atas 2 jenis data,
yaitu: Jenis data kuantitatif menggunakan 2 checklist yaitu checklist
hospital safety index PAHO/WHO Jenis data kualitatif (data primer)
menggunakan pedoman wawancara, observasi dan telaah dokumen, Data
kualitatif dianalisis dengan transkrip wawancara, reduksi data, menyajikan
data dan menarik kesimpulan dan verifikasi, Data kuantitatif dianalisis
dengan menghitung indeks kesiapsiagaan. Level kesiapsiagaan dibagi
menjadi tiga yaitu rendah, sedang dan tinggi. Kesiapsiagaan rendah dinilai
dengan 0, sedang=1, dan tinggi=2.

Indeks kesiapsiagaan = {(jumlah item checklist dengan hasil rendah x 0 ) + ( jumlah item
checklist dengan hasil sedang x 1) + (jumlah item checklist dengan hasil tinggi x 2)} : jumlah
total nilai item checklist
Setelah indeks kesiapsiagaan didapatkan, selanjutnya berdasarkan
nilai Indeks kesiapsiagaan rumah sakit diklasifikasikan menjadi 3, yaitu level
A, B dan C seperti dijelaskan pada tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi Indeks Kesiapsiagaan Rumah Sakit
indeks klasifikasi Apa yang harus dilakukan
kesiapsiagaan
0 - 0,35 C Tindakan perbaikan sangat dibutuhkan.
Status kesiapsiagaan rumah sakit belum
memadai untuk melindungi pasien dan staf
RS selama dan sesudah terjadi bencana
0,36 - 0,65 B Tindakan perbaikan diperlukan dalam jangka
pendek. Status kesiapsiagaan cukup
memadai, tetapi masih berpotensi gagalnya
fungsi rumah sakit dalam merespon bencana
0,65 - 1 A Kemungkinan rumah sakit dapat berfungsi
jika bencana terjadi, bagaimanapun tetap
direkomendasikan meningkatkan kapasitas
rumah sakit
Sumber: Indeks kesiapsiagaan PAHO

B. Hasil hospital safety indeks

kesiapsiagaan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar adalah 0.28, yang berarti pada
level kesiapsigaan level C atau pada level kesiapsiagaan kurang. Hal ini berarti
Tindakan perbaikan sangat dibutuhkan. Status kesiapsiagaan rumah sakit belum
memadai untuk melindungi pasien dan staf RS selama dan sesudah terjadi
bencana. Rumah sakit memiliki rencana kontijensi untuk menghadapi bencana.
C. KESMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
a. Berdasarkan hasil penelitian proses identifikasi dan penilaian resiko serta upaya
pengendaliannya dapat disimpukan bahwa Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
siap dalam menghadapi bencana;
b. Dalam klasifikasi safety indeks Rumah Sakit Bhayangkara Makassar masuk
dalam klasifikasi C yaitu Tindakan perbaikan diperlukan dalam jangka pendek.
Status kesiapsiagaan belum memadai, dan masih berpotensi gagalnya fungsi
rumah sakit dalam merespon bencana;
2. Saran
a. Rumah Sakit Bhayangara Makassar meningkatkan fasilitas yang ada sehingga
siap dalam merespon keadaan darurat;
b. Meingkatkan SDM ;
c. Memberikan pelatihan tentang management bencana

D. PENUTUP
Demikian laporan pelaksanaan simulasi kedaruratan yang telah diikuti oleh seluruh
karyawan RS Bhayangara Makassar ini dibuat, sebagai pertanggung jawaban dan
bahan masukan bagi Pimpinan dalam menentukan kebijaksanaan lebih lanjut.

Makassar Maret 2020


KETUA KOMITE K3RS

SUBIYANTO,AMK
AKBP NRP 66050667
Modul 1 . Bahaya yang berdampak pada keamanan rumah sakit dan peranan
rumah sakit dalam pengelolaan darurat dan bencana
1.1 Bahaya No. Tingkat Bahaya Apakah rumah sakit Observasi
Bahaya Rendah Sedan Tinggi siap untuk (komentar
g merespon bahaya evaluator)
ini?
Jika ya, tandai di
kotak
1.1.1 Geologi
Gempa bumi √
Aktivitas dan letusan gunung √
berapi
Pergerakan massa kering – √
tanah longsor
Tsunami √
Bahaya geologi lain (misalnya √
rockfall, penurunan
permukaan tanah/subsidence,
puing-puing dan lumpur)
1.1.2 Bahaya Hidrometeorologi
1.1.2.1 Bahaya Meteorologi √
Siklon / badai / topan √
Tornado √
Badai local √
Bahaya meteorology lainnya √
(misalnya badai pasir,
hembusan angin)
1.1.2.2 Bahaya Hidrologi
Banjir sungai √
Banjir bandang √
Gelombang badai √
Pergerakan massa basah – √
tanah longsor
Bahaya hidrologi lain √
(misalnya pasang, longsor,
banjir pesisir
1.1.2.3 Bahaya klimatologi
Suhu ekstrim (misalnya √
gelombang panas, dingin,
kondisi musim dingin yang
ekstrim – dzud)
Kebakaran liar (misalnya √
hutan, lahan pertanian, area
tempet tinggal masyarakat)
Kekeringan √
Perubahan iklim (misalnya √
naiknya level air laut)
1.1.3 Bahaya Biologi
Epidemi, pandemic, dan √
penyakit yang bermunculan
Wabah dari makanan √
Serangan hama √
Bahaya biologi lainnya √
(sebutkan)
Bahaya yang disebabkan oleh √
manusia
1.1.4 Bahaya Teknologi
Bahaya indistri (misalnya √
kimia, radiologi)
Kebakaran (misalnya gedung) √
Bahan berbahaya (kimia, √
biologi, radiologi)
Pemadaman listrik √
Gangguan pasokan air √
Kecelakaan transportasi √
(misalnya transportasi udara,
laut, darat, kereta, air)
Bahaya teknologi lainnya √
(misalnya polusi udara,
reruntuhan, kontaminasi
makanan/minuman, nuklir)
1.1.5 Bahaya Sosial
Tindakan keamanan untuk √
bangunan dan staf rumah
sakit
Konflik bersenjata √
Kerusuhan sipil (termasuk √
demonstrasi)
Peristiwa perkumpulan massa √
Populasi pengungsi √
Bahaya social lainnya √
(misalnya ledakan, terorisme)
1.2 Sifat Geoteknik Tanah
Pencairan √
Tanah liat √
Lereng yang tidak stabil √
2.1 Peristiwa Sebelumnya yang Mempengaruhi Keamanan Rumah Sakit
1. Kerusakan struktural utama √
sebelumnya atau kegagalan
bangunan rumah sakit
2. Rumah sakit dibangun √
dan/atau diperbaiki
menggunakan standar saat ini
3. Efek dari renovasi atau √
modifikasi pada tampilan
struktur rumah sakit
2.2 Integritas Bangunan
4. Struktur sistem desain √
5. Kondisi bangunan √
6. Kondisi bahan konstruksi √
7. Interaksi elemen √
nonstructural dengan struktur
8. Kedekatan bangunan √
(untuk gempa deteksi getaran)
9. Kedekatan bangunan (efek √
terowongan angin dan api)
10. Redudansi struktural √
11. Rincian dari struktur, √
termasuk penghubung
12. Rasio kekuatan kolom √
terhadap kekuatan balok
13. Keamanan fondasi √
14. Penyimpangan dalam √
membangun rencana struktur
(kekakuan, massa, resistensi)
15. Penyimpangan di √
ketinggian bangunan
16. Penyimpangan di √
ketinggian lantai
17. Integritas struktural atap √
18. Ketahanan strukural √
terhadap bahaya selain
gempa bumi dan angin
kencang

Modul 3. Keamanan Non Struktural


1.1 Bahaya No. Tingkat Bahaya Apakah rumah sakit Observasi
Bahaya Rendah Sedang Tinggi siap untuk (komentar
merespom bahaya evaluator)
ini?
Jika ya, tandai di
kotak
3.1 Keamanan Arsitektur
19. Kerusakan besar dan √
perbaikan dari unsur-unsur
nonstructural
20. Kondisi dan keamanan √
dari pintu, pintu keluar, dan
pintu masuk
21. Kondisi dan keamanan √
jendela dan shutter
22. Kondisi dan kemanan √
unsur-unsur lain dari building
envelope (misalnya dinding
luar, facing)
23. Kondisi dan keamanan √
atap
24. Kondisi dan keamanan √
pagar dan parapets
25. Kondisi dan keamanan √
dinding perimeter dan pagar
26. Kondisi dan keamanan √
dari unsur arsitektur lain
(misalnya cornice, ornament,
cerobong asap, tanda)
27. Kondisi yang aman untuk √
pergerakan di luar gedung
rumah sakit
28. Kondisi yang aman untuk √
pergerakan di dalam gedung
(misalnya koridor, tangga)
29. Kondisi dan keamanan √
dinding dan partisi internal
30. Kondisi dan keamanan √
langit-langit palsu atau
ditangguhkan
31. Kondisi dan keamanan √
sistem lift
32. Kondisi dan keamanan √
tangga dan landau
33. Kondisi dan keamanan √
penutup lantai
3.2 Perlindungan infrastruktur , √
akses, dan keamanan fisik
34. Lokasi pelayanan kritis √
rumah sakit dan peralatan di
rumah sakit sehubungan
dengan bahaya setempat
35. Jalur akses rumah sakit √
36. Pintu darurat dan jalur √
evakuasi
37. Keamanan fisik bangunan, √
peralatan, staf dan pasien
3.3 Sistem Kritis √
3.3.1 Sistem listrik
38. Kapasitas alternative √
sumber listrik (misalnya
generator)
39. Tes regular alternative √
sumber listrik di area kritis
40. Kondisi dan keamanan √
alternative sumber listrik
41. Kondisi dan keamanan √
peralatan listrik , kabel dan
saluran kabel
42. Sistem yang berlebihan √
untuk pasokan listrik local
43. Kondisi dan keamanan √
control panel, overload
breaker switch dan kabel
44. Sistem pencahayaan √
untuk daerah-daerah kritis di
rumah sakit
45. Kondisi dan keamanan √
pencahayaan internal dan
eksternal
46. Sistem listrik eksternal √
yang dipasang untuk
penggunaan rumah sakit
47. Pemeliharaan darurat dan √
pemulihan pasokan listrik dan
sumber alternative
3.3.2 Sistem Telekomunikasi
48. Kondisi dan keamanan √
antena
49. Kondisi dan keamanan √
sistem yang bertegangan
rendah dan ekstra –rendah
(internet dan telepon)
50. Sistem komunikasi √
alternative
51. Kondisi dan keamanan √
peralatan dan kabel
telekomunikasi
52. Efek dari sistem √
telekomunikasi eksternal pada
komunikasi rumah sakit
53. Keamanan situs untuk √
sistem telekomunikasi
54. Kondisi dan keamanan √
sistem komunikasi internal
55. Pemeliharaan pada √
kondisi darurat dan pemulihan
standard an alternative sistem
telekomunikasi
3.3.3 Sistem Penyediaan Air √
56. Cadangan air untuk √
layanan dan fungsi rumah
sakit
57. Lokasi tangki √
penyimpanan air
58. Keamanan sistem √
distribusi air
59. Alternatif pasokan air ke √
pasokan air biasa
60. Tambahan sistem pompa √
61. Pemeliharaan darurat dan √
pemulihan sistem pasokan air
3.3.4 Sistem Perlindungan √
Terhadap Kebakaran
62. Kondisi dan keamanan √
dari sistem perlindungan
(pasif) kebakaran
63. Sistem deteksi api / asap √
64. Sistem pemadaman api √
(otomatis dan manual)
65. Pasokan air untuk √
pemadaman api
66. Pemeliharaan kondisi √
darurat dan pemulihan sistem
proteksi kebakaran
3.3.5 Sistem Pengelolaan √
Limbah
67. Keamanan dari sistem air √
limbah yang tidak berbahaya
68. Keamanan dari sistem √
pembuangan air limbah yang
berbahaya
69. Keamanan dari sistem √
limbah padat yang tidak
berbahaya
70. Keamanan dari sistem √
limbah padat yang berbahaya
71. Pemeliharaan darurat dan √
pemulihan dari semua jenis
sistem manajemen limbah
rumah sakit
3.3.6 Sistem Penyimpanan √
Bahan Bakar ( misalnya gas,
bensin, dan diesel)
72. Bahan bakar cadangan √
73. Kondisi dan keamanan √
tangki bahan bakar di atas
tanah dan / atau silinder
74. Lokasi aman untuk √
penyimpanan bahan bakar
yang jauh dari bangunan
rumah sakit
75. Kondisi dan keamanan √
sistem distribusi bahan bakar
(katup, selang, penghubung)
76. Pemeliharaan kondisi √
darurat dan pemulihan
cadangan bahan bakar
3.3.7 Sistem gas medis √
77. Lokasi tempat √
penyimpanan gas medis
78. Keamanan tempat √
penyimpan untuk tangki gas
dan/atau silinder
79. Kondisi dan keamanan √
sistem distribusi gas medis
(misalnya katup, pipa,
penghubung)
80. Kondisi dan keamanan √
silinder gas medis dan
peralatan terkait di rumah sakit
81. Ketersediaan sumber- √
sumber alternative gas medis
82. Pemeliharaan keadaan √
darurat dan pemulihan sistem
gas medis
3.3.8 Pemanas, ventilasi, dan √
pendingin (HVAC)
83. Lokasi yang memadai √
untuk peralatan HVAC
84. Keamanan lingkungan √
sekitar untuk peralatan HVAC
85. Keamanan dan kondisi √
operasi peralatan HVAC
(misalnya boiler, knalpot)
86. Dukungan yang memadai √
untuk saluran dan review
fleksibilitas dari saluran dan
pipa yang melintasi ekspansi
sendi
87. Kondisi dan keamanan √
pipa, penghubung dan katup
88. Kondisi dan keamanan √
peralatan AC
89. Pengoperasian sistem AC √
(termasuk area tekanan
negatif)
90. Pemeliharaan kondisi √
darurat dan pemulihan sistem
HVAC
3.4 Peralatan dan √
Perlengkapan
3.4.1 Peralatan dan √
perlengkapan kantor dan
gudang
91. Keamanan rak beserta √
isinya
92. Kemanan komputer dan √
printer
93. Keamanan peralatan √
94. Kondisi dan kemananan √
peralatan radiologi dan
imaging
95. Kondisi dan keamanan √
peralatan dan persediaan
laboratorium
96. Kondisi dan keamanan √
peralatan medis di unit
perawatan darurat
97. Kondisi dan keamanan √
peralatan medis di unit
perawatan intensif atau
menengah
98. Kondisi dan keamanan √
peralatan dan perabotan di
apotek
99. Kondisi dan keamanan √
peralatan dan perlengkapan
dalam jasa sterilisasi
100. Kondisi dan keamanan √
peralatan medis untuk
keadaan darurat kebidanan
dan perawatan bayi
101. Kondisi dan keamanan √
peralatan medis dan
persediaan untuk perawatan
darurat untuk luka bakar
102. Kondisi dan keamanan √
medis peralatan kedokteran
nuklir dan terapi radiasi
103. Kondisi dan keamanan √
peralatan medis di layanan
lain
104. Obat-obatan dan √
persediaan
105. Disterilkan instrumen dan √
bahan lainnya
106. Peralatan medis yang √
khusus digunakan dalam
keadaan darurat dan bencana
107. Pasokan gas medis √
108. Mekanik volume √
ventilator
109. Peralatan electromedical √
110. Peralatan dukungan √
hidup
111. Persediaan, peralatan √
atau kecelakaan chart untuk
berhentinya kardiopulmoner
Modul 4. Pengelolaan Darurat dan Bencana
1.1 Bahaya No. Tingkat Bahaya Apakah rumah sakit Observasi
Bahaya Rendah Sedang Tinggi siap untuk (komentar
merespom bahaya evaluator)
ini?
Jika ya, tandai di
kotak
4.1 Koordinasi Manajemen pada Saat Keadaan Darurat dan Bencana
112. Komite keadaan √
darurat/bencana rumah sakit
113. Tanggungjawab dan √
pelatih an angota Komite
114. Koordinatir manajemen √
yang ditunjuk untuk mengatur
keadaan darurat dan bencana
115. Program kesiapsiagaan √
untuk menguatkan respond an
pemulihan keadaan darurat
dan bencana
116. Sisem manajemen √
insiden rumah sakit
117. Pusat Operasi Darurat √
118. Mekanisme koordinasi √
dan pengaturan kerjasama
dengan lembaga manajemen
darurat / bencana local
119. Mekanisme koordinasi √
dan pengaturan kerjasama
dengan jaringan peduli
kesehatan
4.2 Respon dan rencana pemulihan rumah sakit untuk keadaan darurat bencana
120. Rencana respon rumah √
sakit untuk keadaan darurat /
bencana
121. Sub rencana khusus √
bahaya rumah sakit
122. Prosedur untuk √
mengaktifkan dan
menonaktifkan rencana
123. Pelaksanaan, evaluasi, √
dan tindakan perbaikam atas
rencan respon rumah sakit
terhadap keadaan darurat
bencana
124. Rencana pemulihan √
rumah sakit
4.3 Manajemen Komunikasi dan Informasi
125. Komunikasi eksternal dan √
internal dalam keadaan
darurat
126. Direktori pemegang √
saham eksternal
127. Prosedur untuk √
komunikasi dengan publik dan
media
128. Manajemen informasi √
pasien
4.4 Sumber Daya Manusia
129. Daftar kontak staff √
130. Ketersediaan staff √
131. Mobilisasi dan perekrutan √
personil selama keadaan
darurat atau bencana
132. Tugas-tugas yang √
diberikan kepada personil
untuk respond an pemulihan
dalam keadaan darurat atau
bencana
133. Kesejahteraan personil √
rumah sakit selama keadaan
darurat atau bencana
4.5 Logistik dan Keuangan
134. Perjanjian dengan √
pemasok local dan vendor
untuk keadaan darurat dan
bencana
135. Transportasi selama √
keadaan darurat
136. Makanan dan minuman √
selama keadaan darurat
137. Sumber daya keuangan √
selama keadaan darurat dan
bencana
4.6 Layanan dan Dukungan Pasien
138. Kesinambungan layanan √
perawatan dalam keadaan
darurat dan kritis
139. Kesinambungan layanan √
dukungan klinis yang penting
140. Ekspansi ruang yang √
dapat digunakan untuk insiden
korban masal
141. Triase untuk keadaan √
darurat dan bencana
142. Triase Tag dan √
perlengkapan logistic lain
untuk insiden korban masal
143. Sistem untuk arahan, √
transfer, dan penerimaan
pasien
144. Infeksi pengawasan, √
pencegahan, dan
pengendalian prosedur
145. Layanan psikososial √
146. Prosedur post-mortem √
bagi insiden kematian masal
4.7 Evakuasi, Dekontaminasi, dan Keamanan
147. Rencana evakuasi √
148. Dekontaminasi untuk √
bahaya bahan kimia dan
radiologis
149. Peralatan perlindungan √
diri dan isolasi untuk penyakit
menular dan epidemic
150. Prosedur keamanan √
dalam keadaan darurat
151. Keamanan jaringan √
sistem computer

Indeks kesiapsiagaan = {(jumlah item checklist dengan hasil rendah x 0 ) + ( jumlah item checklist
dengan hasil sedang x 1) + (jumlah item checklist dengan hasil tinggi x 2)} : jumlah total nilai item
checklist

KETERANGAN:
(jumlah item checklist dengan hasil rendah x 0 ) 90 X 0 = 0
( jumlah item checklist dengan hasil sedang x 1) 81 X 1 = 1
indeks
(jumlah item checklistklasifikasi
dengan hasil tinggi x 2)Apa 28
yang
X 2harus
= 56 dilakukan
kesiapsiagaan
jumlah total nilai item checklist 198
0 - 0,35 C (0 + 1 + 56sangat
Tindakan perbaikan : 198 = 0,28)
dibutuhkan.
Status kesiapsiagaan rumah sakit belum
memadai untuk melindungi pasien dan
staf RS selama dan sesudah terjadi
bencana
0,36 - 0,65 B Tindakan perbaikan diperlukan dalam jangka
pendek. Status kesiapsiagaan cukup
memadai, tetapi masih berpotensi gagalnya
fungsi rumah sakit dalam merespon bencana
0,65 - 1 A Kemungkinan rumah sakit dapat berfungsi
jika bencana terjadi, bagaimanapun tetap
direkomendasikan meningkatkan kapasitas
rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai