2020
2
KEPOLISIAN DAERAH SULAWESI SELATAN
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT BHAYANGAKARA MAKASSAR
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Indeks Keamanan Rumah Sakit menempati tempat utama dalam upaya lokal,
nasional dan global untuk memperbaiki fungsi rumah sakit dalam keadaan
darurat dan bencana. Ini merupakan area yang telah dipromosikan dan
didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selama lebih dari 25 tahun.
Setelah Pan American Health Organization (PAHO) dan WHO merilis versi
pertama dari Indeks Keamanan Rumah Sakit pada tahun 2008, kementerian
kesehatan dan entitas kesehatan lainnya, kementerian dan lembaga pemerintah
lainnya, dan rumah sakit umum dan swasta di enam wilayah WHO, telah
bergabung dengan mitra mereka di Amerika dalam menerapkan dan
menyesuaikan Indeks Keamanan Rumah Sakit. Meningkatnya kepentingan
akan rumah sakit yang aman mengakibatkan seruan untuk merevisi Keamanan
Rumah Sakit dari negara-negara dan pemangku kepentingan lainnya, untuk
menjadi alat penilaian global yang benar-benar dapat digunakan di semua
konteks di seluruh dunia.
Dalam keadaan darurat, bencana dan krisis lainnya, masyarakat harus dapat
melindungi kehidupan dan kesejahteraan penduduk yang terkena dampaknya,
terutama dalam hitungan menit dan jam segera setelah dampak atau
keterpaparan tersebut. Kemampuan pelayanan kesehatan untuk berfungsi
tanpa gangguan dalam situasi ini adalah masalah antara hidup dan mati.
Kelanjutan fungsi layanan kesehatan bergantung pada sejumlah faktor kunci,
yaitu: bahwa layanan ditempatkan di struktur (seperti rumah sakit atau fasilitas)
yang dapat menahan paparan dan kekuatan dari semua jenis bahaya; Peralatan
medis dalam keadaan baik dan terlindung dari kerusakan, infrastruktur
masyarakat dan layanan penting (seperti air, listrik, dll.) tersedia bagi layanan
kesehatan; dan petugas kesehatan dapat memberikan bantuan medis dalam
situasi aman saat mereka sangat dibutuhkan.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
a. Maksud
Untuk mengetahui kemungkinanan terjadinya bencana di lingkungan
Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
b. Tujuan
1. Untuk melindungi masyarakat dari dampak bencana;
2. Untuk mempersiapkan kemampuan pelayanan kesehatan dapat
berfungsi tanpa gangguan saat bencana;
3. Tersedia sarana dan prasarana untuk mendukung layanan kesehatan
saat terjadi bencana;
4. Untuk menilai kemampuan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
dalam menghadapi bencana;
3. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup laporan ini meliputi Pendahuluan, Pelaksanaan, dan Hasil
kegiatan.
B. HASIL PELAKSANAAN
.
1. Hasil :
Safe hospital adalah fasilitas kesehatan yang dapat tetap ter-akses dan
berfungsi pada kapasitas maksimum, dan dalam infrastruktur yang sama,
selama dan segera setelah terkena hazard .Safe hospital bertujuan untuk
melindungi hidup pasien, pengunjung dan staf, melindungi investasi berupa
perlengkapan dan alat kesehatan dan melindungi performa fasilitas kesehatan.
Maksud strategi rumah sakit yang selamat dari bencana ini adalah untuk
memastikan bahwa rumah sakit tidak hanya akan tetap berdiri bila ada bencana,
tapi juga akan berfungsi secara efektif tanpa gangguan apapun.
Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Di dalam proses disaster
management yang direpresentasikan sebagai model siklus, peningkatan
kesiapsiagaan merupakan bagian dari proses pengelolaan risiko bencana.
Dalam peningkatan kesiapsiagaan, proses mitigasi masuk dalam proses
tersebut. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,
baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana .Mitigasi bertujuan untuk
meminimalkan efek bencana. Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam mitigasi
ini antara lain pembuatan zona rawan bencana, manajemen penggunaan lahan,
analisis kerentanan dan edukasi masyarakat
Dalam rangka peningkatan kesiapsiagaan rumah sakit menghadapi
bencana/ hazard terdapat sebuah assessment yang dapat digunakan yaitu
Hospital Safety Index. Hospital Safety Index yang dibuat oleh Pan American
Health Organization tahun 2008 ini digunakan untuk mengukur tingkat
keselamatan rumah sakit dalam menghadapi bencana.Formulir ini berfungsi
untuk menilai kemungkinan suatu rumah sakit atau fasilitas kesehatan tetap
beroperasi dalam situasi darurat. Indeks ini dikembangkan melalui proses dialog
para ahli di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia, pengujian dan revisi selama 2
tahun oleh Pan American Health Organization’s Disaster Mitigation Advisory
Group (DIMAG
Hospital Safety Index terdiri dari empat bagian yaitu
a. Modul 1: bahaya yang mempengaruhi keamanan rumah sakit dalam
penanganan darurat dan penanggulangan bencana;
b. Modul 2: Keamanan structural;
c. Modul 3: Keamanan nonstructural;
d. Modul 4: Penanganan darurat dan bencana;
Hal yang perlu diingat saat menggunakan daftar periksa adalah sebagai
berikut:
Isi dari daftar periksa dan unsur yang dievaluasi diformulasikan untuk
aplikasi di rumah sakit kompleks yang besar. Yang juga dapat digambarkan
sebagai rumah sakit umum rumah sakit universitas, rujukan tersier atau
rumah sakit khusus. Modul 1 digunakan untuk menentukan bahaya yang
secara langsung dapat mempengaruhi keamanan rumah sakit dan rumah
sakit mana yang diharapkan dapat memberikan layanan kesehatan sebagai
tanggapan terhadap keadaan darurat dan bencana. Modul 1 dan bahaya
yang diidentifikasi tidak termasuk dalam perhitungan indeks keamanan
rumah sakit. Tim evaluasi harus mengevaluasi rumah sakit berdasarkan butir
dalam modul 2, 3 dan 4, dengan mengacu pada kedua bahaya yang
diidentifikasi dalam Modul 1 dan kapasitas maksimum rumah sakit untuk
keadaan darurat dan bencana yang diidentifikasi dalam Formulir I (Informasi
Umum tentang Rumah Sakit
Indeks kesiapsiagaan = {(jumlah item checklist dengan hasil rendah x 0 ) + ( jumlah item
checklist dengan hasil sedang x 1) + (jumlah item checklist dengan hasil tinggi x 2)} : jumlah
total nilai item checklist
Setelah indeks kesiapsiagaan didapatkan, selanjutnya berdasarkan
nilai Indeks kesiapsiagaan rumah sakit diklasifikasikan menjadi 3, yaitu level
A, B dan C seperti dijelaskan pada tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi Indeks Kesiapsiagaan Rumah Sakit
indeks klasifikasi Apa yang harus dilakukan
kesiapsiagaan
0 - 0,35 C Tindakan perbaikan sangat dibutuhkan.
Status kesiapsiagaan rumah sakit belum
memadai untuk melindungi pasien dan staf
RS selama dan sesudah terjadi bencana
0,36 - 0,65 B Tindakan perbaikan diperlukan dalam jangka
pendek. Status kesiapsiagaan cukup
memadai, tetapi masih berpotensi gagalnya
fungsi rumah sakit dalam merespon bencana
0,65 - 1 A Kemungkinan rumah sakit dapat berfungsi
jika bencana terjadi, bagaimanapun tetap
direkomendasikan meningkatkan kapasitas
rumah sakit
Sumber: Indeks kesiapsiagaan PAHO
kesiapsiagaan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar adalah 0.28, yang berarti pada
level kesiapsigaan level C atau pada level kesiapsiagaan kurang. Hal ini berarti
Tindakan perbaikan sangat dibutuhkan. Status kesiapsiagaan rumah sakit belum
memadai untuk melindungi pasien dan staf RS selama dan sesudah terjadi
bencana. Rumah sakit memiliki rencana kontijensi untuk menghadapi bencana.
C. KESMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Berdasarkan hasil penelitian proses identifikasi dan penilaian resiko serta upaya
pengendaliannya dapat disimpukan bahwa Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
siap dalam menghadapi bencana;
b. Dalam klasifikasi safety indeks Rumah Sakit Bhayangkara Makassar masuk
dalam klasifikasi C yaitu Tindakan perbaikan diperlukan dalam jangka pendek.
Status kesiapsiagaan belum memadai, dan masih berpotensi gagalnya fungsi
rumah sakit dalam merespon bencana;
2. Saran
a. Rumah Sakit Bhayangara Makassar meningkatkan fasilitas yang ada sehingga
siap dalam merespon keadaan darurat;
b. Meingkatkan SDM ;
c. Memberikan pelatihan tentang management bencana
D. PENUTUP
Demikian laporan pelaksanaan simulasi kedaruratan yang telah diikuti oleh seluruh
karyawan RS Bhayangara Makassar ini dibuat, sebagai pertanggung jawaban dan
bahan masukan bagi Pimpinan dalam menentukan kebijaksanaan lebih lanjut.
SUBIYANTO,AMK
AKBP NRP 66050667
Modul 1 . Bahaya yang berdampak pada keamanan rumah sakit dan peranan
rumah sakit dalam pengelolaan darurat dan bencana
1.1 Bahaya No. Tingkat Bahaya Apakah rumah sakit Observasi
Bahaya Rendah Sedan Tinggi siap untuk (komentar
g merespon bahaya evaluator)
ini?
Jika ya, tandai di
kotak
1.1.1 Geologi
Gempa bumi √
Aktivitas dan letusan gunung √
berapi
Pergerakan massa kering – √
tanah longsor
Tsunami √
Bahaya geologi lain (misalnya √
rockfall, penurunan
permukaan tanah/subsidence,
puing-puing dan lumpur)
1.1.2 Bahaya Hidrometeorologi
1.1.2.1 Bahaya Meteorologi √
Siklon / badai / topan √
Tornado √
Badai local √
Bahaya meteorology lainnya √
(misalnya badai pasir,
hembusan angin)
1.1.2.2 Bahaya Hidrologi
Banjir sungai √
Banjir bandang √
Gelombang badai √
Pergerakan massa basah – √
tanah longsor
Bahaya hidrologi lain √
(misalnya pasang, longsor,
banjir pesisir
1.1.2.3 Bahaya klimatologi
Suhu ekstrim (misalnya √
gelombang panas, dingin,
kondisi musim dingin yang
ekstrim – dzud)
Kebakaran liar (misalnya √
hutan, lahan pertanian, area
tempet tinggal masyarakat)
Kekeringan √
Perubahan iklim (misalnya √
naiknya level air laut)
1.1.3 Bahaya Biologi
Epidemi, pandemic, dan √
penyakit yang bermunculan
Wabah dari makanan √
Serangan hama √
Bahaya biologi lainnya √
(sebutkan)
Bahaya yang disebabkan oleh √
manusia
1.1.4 Bahaya Teknologi
Bahaya indistri (misalnya √
kimia, radiologi)
Kebakaran (misalnya gedung) √
Bahan berbahaya (kimia, √
biologi, radiologi)
Pemadaman listrik √
Gangguan pasokan air √
Kecelakaan transportasi √
(misalnya transportasi udara,
laut, darat, kereta, air)
Bahaya teknologi lainnya √
(misalnya polusi udara,
reruntuhan, kontaminasi
makanan/minuman, nuklir)
1.1.5 Bahaya Sosial
Tindakan keamanan untuk √
bangunan dan staf rumah
sakit
Konflik bersenjata √
Kerusuhan sipil (termasuk √
demonstrasi)
Peristiwa perkumpulan massa √
Populasi pengungsi √
Bahaya social lainnya √
(misalnya ledakan, terorisme)
1.2 Sifat Geoteknik Tanah
Pencairan √
Tanah liat √
Lereng yang tidak stabil √
2.1 Peristiwa Sebelumnya yang Mempengaruhi Keamanan Rumah Sakit
1. Kerusakan struktural utama √
sebelumnya atau kegagalan
bangunan rumah sakit
2. Rumah sakit dibangun √
dan/atau diperbaiki
menggunakan standar saat ini
3. Efek dari renovasi atau √
modifikasi pada tampilan
struktur rumah sakit
2.2 Integritas Bangunan
4. Struktur sistem desain √
5. Kondisi bangunan √
6. Kondisi bahan konstruksi √
7. Interaksi elemen √
nonstructural dengan struktur
8. Kedekatan bangunan √
(untuk gempa deteksi getaran)
9. Kedekatan bangunan (efek √
terowongan angin dan api)
10. Redudansi struktural √
11. Rincian dari struktur, √
termasuk penghubung
12. Rasio kekuatan kolom √
terhadap kekuatan balok
13. Keamanan fondasi √
14. Penyimpangan dalam √
membangun rencana struktur
(kekakuan, massa, resistensi)
15. Penyimpangan di √
ketinggian bangunan
16. Penyimpangan di √
ketinggian lantai
17. Integritas struktural atap √
18. Ketahanan strukural √
terhadap bahaya selain
gempa bumi dan angin
kencang
Indeks kesiapsiagaan = {(jumlah item checklist dengan hasil rendah x 0 ) + ( jumlah item checklist
dengan hasil sedang x 1) + (jumlah item checklist dengan hasil tinggi x 2)} : jumlah total nilai item
checklist
KETERANGAN:
(jumlah item checklist dengan hasil rendah x 0 ) 90 X 0 = 0
( jumlah item checklist dengan hasil sedang x 1) 81 X 1 = 1
indeks
(jumlah item checklistklasifikasi
dengan hasil tinggi x 2)Apa 28
yang
X 2harus
= 56 dilakukan
kesiapsiagaan
jumlah total nilai item checklist 198
0 - 0,35 C (0 + 1 + 56sangat
Tindakan perbaikan : 198 = 0,28)
dibutuhkan.
Status kesiapsiagaan rumah sakit belum
memadai untuk melindungi pasien dan
staf RS selama dan sesudah terjadi
bencana
0,36 - 0,65 B Tindakan perbaikan diperlukan dalam jangka
pendek. Status kesiapsiagaan cukup
memadai, tetapi masih berpotensi gagalnya
fungsi rumah sakit dalam merespon bencana
0,65 - 1 A Kemungkinan rumah sakit dapat berfungsi
jika bencana terjadi, bagaimanapun tetap
direkomendasikan meningkatkan kapasitas
rumah sakit