Anda di halaman 1dari 60

Kegawatdaruratan Dalam Bidang

Telinga – Hidung – Tenggorok


Kepala - Leher
Oleh :
dr. Dika Amelinda I. Sp.T.H.T.K.L

Training dan Seminar Kegawat Daruratan Urology, Cardiology, dan THT-KL


RSU Rizki Amalia Medika
9 April 2018
BENDA ASING DI BIDANG THT
Benda as ing : salah
Benda
satu as ingutama
alasan : salahbagi
satu alasan
Pasien datangutama bagi
ke IGD
Pasien datang ke IGD

M
as
al
ah
:
Be
sa
rn
ya
po
te
nsi
un
tu
k
te
rja
di
ny
a
KO
M
PL
IK
AS
I

da Silva et al (2009)
Benda Asing Telinga
Macam-macam Benda Asing Telinga :
Animate/Hidup Organik

Inanimate/Mati
Anorganik
Benda Asing Telinga
Gejala Khas : Merasa ada sesuatu di telinga, Nyeri  iritasi
dan peradangan, Berdengung, Rasa penuh di telinga, Gatal,
Keluar cairan & darah, Penurunan pendengaran

• Px Telinga : OTOSKOPI  Evaluasi keadaan daun


telinga, liang telinga & membran timpani

Gawat Darurat ?
– Perforasi membran timpani  infeksi
– Benda asing yang kaustik seperti baterai  kerusakan mukosa
termasuk ulserasi & nekrosis
Benda Asing Telinga
Tatalaksana :
Evakuasi benda asing

Syarat :
- benda asing harus terlihat secara langsung
- Untuk benda asing hidup harus dimatikan terlebih dahulu

Teknik : bergantung dari jenis & lokasi benda tersebut serta


kemampuan pasien untuk bekerja sama

Alat : Sendok serumen (ear curetage), Hook serumen,


Spuit (irigasi), Forsep alligator, Suction
Benda Asing Telinga
Benda Asing Hidung
Organik : biji-bijian, hewan (lintah, cacing, belatung,dll)
Anorganik : logam, plastik, batu,kapas, manik-manik, dll

Benda asing di dalam hidung harus secepatnya dikeluarkan →


infeksi sekunder , nekrosis jaringan

Gawat Darurat ?
Paling dikhawatirkan → ASPIRASI KE DALAM SALURAN NAFAS
Benda Asing Hidung
GEJALA KLINIS:
Unilateral nasal discharge → bau busuk
NYERI PX FISIK :
HIDUNG BERBAU RHINOSKOPI ANTERIO
HIDUNG TERSUMBAT POSTERIOR
MIMISAN
RHINORRHEA

PX PENUNJANG :
•RADIOLOGIS  RADIOOPAK
•ENDOSKOPI
Benda Asing Hidung
Tatalaksana :
Evakuasi benda asing

Evakuasi melalui nares anterior , dengan alat dan tehnik


sesuai benda asing
• Benda permukaannya kasar → FORCEP yang ujungnya dapat
memegang dengan baik
• Benda bulat & licin (ex. manik-manik) → PENGAIT yang bengkok
• Benda organik (ex lintah) → air tembakau → evakuasi dengan pinset
ato cunam ; untuk serangga, larva lalat → kloroform / minyak
terpentin

• Anestesi Umum pada anak-anak → jika perlu


Benda Asing Hidung
Benda Asing Tenggorok
Gejala Khas : Riwayat makan sesuatu (tulang ikan, tulang ayam, duri
ikan, jarum), Nyeri tenggorok / leher, Terasa mengganjal, Rewel (pada
anak), Muntah (pada anak)

Px Fisik (spatula lidah, laringoskopi indirek / direk) :


OROFARING sampai Laring (bila memungkinkan
 Evaluasi tonsil, dasar lidah, daerah valekula epiglotika dan
fosa piriformis

GAWAT DARURAT ?
Benda asing yang tajam (jarum, peniti, dll)  INFEKSI
 komplikasi abses
Benda Asing Tenggorok
• Bila pemeriksaan radiologi + laringoskop indirek benda asing
tidak tampak namun pasien merasa tidak terganggu  Terapi
simptomatik + antibiotik (bila ditemukan adanya ulserasi dan
abrasi)
– Rujuk pasien ke poliklinik THT 1-2 hari kemudian untuk
evaluasi

• Bila pemeriksaan radiologi + laringoskop indirek benda asing


tidak tampak namun pasien merasakan gejala tidak berkurang
 hubungi dokter THT untuk evaluasi dan melakukan
pemeriksaan barium shallow (khususnya pada pasien dengan
keluhan nyeri leher dan dada) / pemeriksaan rigid esofagoskopi
Benda Asing Eofagus

Benda asing Situasi klinik yang urgent tetapi


esophagus bukan merupakan kondisi yang
mengancam jiwa

Benda asing esophagus tajam


(jarum, peniti, dan gigi palsu (kawat)

Perforasi esofagus  pneumomediastinum

Harus diambil segera


Ekim, 2010
Benda Asing Eofagus
Benda asing esofagus pada DEWASA :
Tulang / Daging 8-40%
Gigi palsu 4-18%

Benda asing esofagus pada ANAK :

Coin
Benda Asing Eofagus

Gejala Khas : Riwayat tertelan benda asing, odinofagi,


disfagia, regurgitasi, dan atau sensasi adanya benda asing.

Pemeriksaan fisik THT :


Biasanya normal pada 90% pasien

Pemeriksaan Penunjang :
Rö leher anteroposterior dan lateral, termasuk dada dan abdomen 
benda asing yang radioopak
Esofagografi

GAWAT DARURAT ?
Ulserasi, Inflamasi , infeksi  komplikasi yang fatal (35%)
(Abses parasofagus atau retroesofagus, mediastinitis,
empiema, perforasi ,fistula aortoesofageal  KEMATIAN )
Benda Asing Eofagus

Tatalaksana Awal :
– CAB, intake, rehidrasi
– Komplikasi yang mengancam jiwa (Sumbatan nafas) 
letak esofagus & trakea yang sangat dekat
pembengkakan sedikit saja esofagus dapat memberi
pengaruh yang sangat signifikan
– Rujuk  Esofagoskopi

ESOFAGOSKOPI merupakan satu-satunya alternatif untuk


pengambilan benda asing esophagus selain dengan intervensi
operasi

Ratcliff, 1991
Benda Asing Trakeo-Bronkial

• Dari semua kasus benda asing yang masuk ke


dalam saluran cerna dan pernapasan 1/3
tersangkut di saluran pernapasan

JENIS BENDA ASING paling sering:  Padat


Jarum pentul, Peniti, Makanan (kacang – kacangan )

GAWAT DARURAT ?
OBSTRUKSI SALURAN NAFAS atelektasis , emfisema, infeksi
(benda asing tajam), kematian
Benda Asing Trakeo-Bronkial

Gejala Khas (Fase Awal) : riwayat tersedak, batuk-batuk


hebat secara tiba-tiba , rasa tercekik, rasa tersumbat di
tenggorok, menahan nafas bicara gagap, dan sesak nafas

Pemeriksaan fisik :
– TANDA DAN GEJALA BERKURANG / MENGHILANG (FASE ASIMPTOMATIK)

– GEJALA DAN TANDA SESUAI DENGAN LOKASI TERSANGKUTNYA BENDA ASING (FASE KOMPLIKASI)

TRAKEA BRONKUS
• MENGI • MENGI
• TERDENGAR HENTAKAN DI TRAKEA • PERKUSI & AUSKULTASI : abnormal
• STRIDOR INSPIRASI
Benda Asing Trakeo-Bronkial
Pemeriksaan Radiologik
Benda asing radioopak (jarum pentul, peniti, dll)rontgen foto
akan tampak segera

Benda asing radiolusen (kacang, dll)  biasanya setelah 24 jam,


baru tampak tanda atelektasis atau emfisema)

Tatalaksana :
– CAB, kortikosteroid, Antibiotika
– Komplikasi yang mengancam jiwa  Sumbatan nafas
– Rujuk  Bronkoskopi
EPISTAKSIS
EPISTAKSIS
EPISTAKSIS  perdarahan dari hidung sebagai akibat
dari berbagai macam sebab, baik trauma sampai
keganasan, dengan jumlah perdarahan yang bervariasi
dari ringan sampai berat

Gawat Darurat ?
• Epistaksis berat, dapat mengancam
keselamatan jiwa pasien, bahkan dapat
berakibat fatal, bila tidak segera ditolong

• Epistaksis merupakan suatu keluhan / tanda,


bukan penyakit  dicari tau sebabnya
EPISTAKSIS

LOKAL SISTEMIK
• Idiopatik
• Vaskuler
• Infeksi
(mikrotrauma)pleksus • Gangguan vaskuler
Kiesselbach (Arteriosklerosis
• Inflamasi trauma ,HIPERTENSI)
kimia/termal, dryness, crusting • Penyakit darah & gangguan
• Pengaruh lingkungan / hormonal koagulasi
• Trauma
• Korpal / Rhinolith
• Uremia, gangguan fungsi hati
• Polip • Gangguan endokrin (mens,
• Tumor hidung & sinus hamil, pheochromocytoma)
• Tumor nasofaring • Teleangiaktasi hemoragika
• Post operatif herediter (Osler’s disease)
EPISTAKSIS

EPISTAKSIS ANTERIOR EPISTAKSIS POSTERIOR

ANAK & REMAJA DEWASA TUA


RINGAN PERDARAHAN HEBAT
JARANG BERHENTI SPONTAN
BERHENTI SPONTAN
MENGALIR KE MULUT
MUDAH DIATASI
Anemia, hipovolemi, dan syok
Dapat dikendalikan dengan tindakan Sering ditemukan pada pasien dengan
sederhana penyakit kardiovaskular
ANAMNESIS :
Ditekankan pada kelainan atau
penyakit yang mendasari

PX FISIK :
Rinoskopi anterior & posterior
Identifikasi fokus perdarahan

PX PENUNJANG :
- Lab darah lengkap, faktor pembekuan,
fungsi hati, ureum, creat, MDT
- Endoskopi
- CT Scan curiga tumor/keganasan
- Arteriografi
EPISTAKSIS
PRINSIP MANAJEMEN EPISTAKSIS :
MENGHENTIKAN PERDARAHAN, MENCEGAH
KOMPLIKASI, MENCEGAH REKURENSI
• CAB
• Identifikasi fokus perdarahan
• Tampon anterior/posterior (tergantung fokus
perdarahan)
• Antibiotik & Analgetik
• Atasi faktor pemicu/penyakit yang mendasari
• Rujuk untuk operasi jika perdarahan tidak tertangani
EPISTAKSIS

Tampon Anterior :
• Kasa yang sudah diolesi petroleum jelly / salep antibiotik
• Tampon harus dilepas dalam 3-4 hari

Tampon Posterior :
• Epistaksis tak terkontrol dengan tampon anterior
• Digunakan kasa gulung/spons tonsil/infaltable ballon
(kateter Foley 12F or 14F), atau kateter yang didesain
khusus seperti Storz and Xomed (eg, Storz Epistaxis
Catheter, Xomed Treace Nasal Post Pac)
EPISTAKSIS
EPISTAKSIS
Pemasangan Tampon Anterior
EPISTAKSIS
Pemasangan Tampon Poaterior
TULI MENDADAK
GAWAT
DARURAT
?

Mengejutk Pendengaran
TULI hilang terjadi
an & Penurunan
MENDADA secara cepat,
kualitas hidup
Meresahka dapat
K
n permanen

Datang
ke UGD
Definisi

Tuli yang terjadi secara


tiba-tiba, dimana
kehilangan pendengaran
Tuli mendadak / 30 dB atau lebih pada 3
sensorineural frekuensi audiometrik
yang berdekatan dan telah
berlangsung selama
kurang dari 3 hari.
Etiologi
71% Sulit diketahui (idiopatik) hanya 10%
yang diketahui penyebabnya

•Rata-rata usia 50-60 tahun


•Tidak ada preferensi pada jenis kelamin
•>> tuli Unilateral, Bilateral < 5%

Etiologi yang mungkin :


• Infeksi
• Kelainan vaskular
• Ruptur membran intrakoklea
• Autoimun
Diagnosis
Anamnesis, pemeriksaan fisik THT, audiologi,
pemeriksaan penunjang.

Gejala klinis: hilang pendengaran tiba-tiba pada 1 atau


kedua telinga, dapat disertai tinitus atau vertigo

Otoskopi: tidak ada kelainan

Audiometri: jenis tuli sensorineural

Timpanometri: tipe A
Penatalaksanaan
• Terapi tuli mendadak  Sebaiknya di cari faktor etiologi atau
predisposisi yang mungkin dan SEGERA DITERAPI

Tirah baring total

Kortikosteroid oral dosis tinggi


(prednisolone 1 mg / kgBB / hari maksimum
60mg/hari)  dalam jangka waktu pendek (10
hari) diikuti dengan tapering dosis
ABSES PERITONSIL (PTA)
ABSES PERITONSIL
DEFINISI:
• Abses antara kapsul tonsil dan perbatasan dinding lateral faring

ETIOLOGI :
• Infeksi orofaring, biasanya mengikuti serangan
tonsilitis akut

Gawat darurat ?
– Abses pecah spontan – pus teraspirasi
– Obstruksi jalan nafas
– Dehidrasi
– Sepsis
GEJALA DAN TANDA KHAS
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK

• Perubahan suara (hot • Deviasi uvula terdorong


potato voice) ke sisi kontralateral
• Trismus
Gold Standar Diagnosis
Pus (+) pada aspirasi jarum

TATALAKSANA :
1. Konservatif : ANTIBIOTIK sistemik, Analgetik-Antiinflamasi-
Antipiretik dan tirah baring; perhatikan intake makanan,
perhatikan posisi tidur (trendelenberg)

2. Bedah : (bila tidak berespon terhadap terapi konservatif


selama 48 jam)
INSISI DRAINASE + Tonsilektomi – untuk mengeluarkan
abses dengan cepat dan adekuat.
ABSES LEHER DALAM
PEMBAGIAN
 Parafaring
 Retrofaring
 Submandibula
 Sublingual Gawat darurat ?
 Submental – Obstruksi jalan nafas
 Parotis – Abses pecah spontan 
 Mastikator Aspirasi
 Prevertebral – Sepsis
– Dehidrasi
Gejala dan Tanda khas
• Disfagia
• Gejala dan tanda umum infeksi akut (demam, dll)
• Nyeri leher
• Pembengkakkan dan kemerahan pada leher

Diagnosa
• Anamnesis  Riwayat sakit ? Sumber infeksi ?
Faktor risiko ?
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang  CT SCAN (Gold
Standar) , ruang leher dalam mana yang terlibat
PRINSIP MANAJEMEN ABSES LEHER DALAM :
• Amankan jalan nafas, Trakeostomi ?
• Atasi syok / Rehidrasi
• Antibiotik Intravena
• Analgetik-Antiinflamasi-Antipiretik
• Tirah baring, posisi tidur (trendelenberg)

INSISI DRAINASE ABSES


Riwayat Penyakit

• Amankan jalan nafas


Pemeriksaan fisik
• Atasi syok

Antibiotik Intravena

CT Scan

Abses (-) Abses kecil Abses besar

Aspirasi jarum  kultur


Observasi 24-48 jam
Komplikasi(-) Komplikasi (+) Insisi Drainase

Membaik Tdk membaik

Teruskan AB
SUMBATAN LARING
Etiologi
• Radang akut dan kronis
• Tumor laring
• Kelainan kongenital laring
• Benda asing di laring
• Trauma Laring
• Kelumpuhan nervus rekuren bilateral (pasca tiroidektomi)

Gawat darurat ?
Sumbatan Jalan Nafas  DARURAT  Harus segera
diatasi
Gejala dan Tanda khas
• Sesak nafas
• Stridor
• Suara serak / parau
• Cekungan yang terdapat pada waktu inspirasi di suprasternal,
epigastrium, supraklavikula / interkostal
• Pucatsianosis

Diagnosa
• Anamnesis  infeksi ? Keganasan ?, kongenital ? Benda asing
? Trauma ?
• Pemeriksaan Fisik  Laringoskopi Indirek / Direk
• Pemeriksaan Penunjang  Foto Ro Cervical, CT Scan laring
Derajat Obstruksi
(Kriteria Jackson’s)
• Stadium I
Cekungan di suprasternal, stridor inspirasi, Pasien masih
tenang
• Stadium II
Cekungan di daerah suprasternal + epigastrium,Stridor
inspirasi, Pasien mulai gelisah
• Stadium III
Cekungan di suprasternal + epigastrium + infraklavikula +
intercosta, Stridor inspirasi +ekspirasi, Pasien sangat gelisah
• Stadium IV
Cekunganpada stadium III bertambah jelas, pasien sangat
gelisah, sianosishiperkapneaasfiksia
TATALAKSANA
Menghilangkan penyebab & mengupayakan Jalan
nafas lancar kembali
- CAB , Oksigenasi
- Intubasi / Trakeostomi

- Konservatif
Dilakukan pada stadium I dengan etiologi
peradangan
Berupa : pemberian anti inflamasi, antibiotik, anti
alergi, dan pemberian oksigen intermitten
Trakeostomi
Definisi
Tindakan membuat lubang pada dinding depan / anterior trakea

Tujuan
Salah satu nya  mengatasi obstruksi saluran nafas atas
Trakeostomi
Indikasi
Pasien-pasien dengan sumbatan saluran nafas atas

Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi absolut selama merupakan
prosedur yang dapat menyelamatkan pasien

Kontraindikasi relatif : Kelainan darah


Perawatan Pasca Trakeostomi Sekret
menyumbat
sangat penting !!

Asfiksia

PERAWATAN POST TRAKEOSTOMI

TEAM (dokter, perawat, pasien dan keluarga


pasien)

• Suction lendir / ganti inner berkala


• Ritual aseptik (GV) pada luka & perawatan kanul
• Pemberian antiseptik pada luka
• Antibiotik & Mukolitik
• Humidifikasi dengan saline 1-2ml/hari
DISFAGIA
• DISFAGIA  KESULITAN MENELAN , kesulitan dalam
menggerakan makanan dari mulut ke dalam lambung

• DISFAGIA  salah satu gejala adanya kelainan / penyakit di


FARING dan ESOFAGUS.

GAWAT DARURAT ?
DISFAGIA  terjadinya malnutrisi, dehidrasi, infeksi saluran
napas, bahkan kematian

• Diagnosis dan Penanganan Dini disfagia sangat penting


dilakukan
ANAMNESIS
Lama disfagia, Progresif ?, Regurgitasi makanan padat atau
cair ?, Nyeri ?, Sesak nafas ? Riwayat penyakit ?, Riwayat
Trauma ?
Px Fisik
Pemeriksaan THT secara umum (pemeriksaan faring + laring)
Px Penunjang
Foto Polos Esofagus
Esofagogram
Esofagoskopi, FEES
TINDAKAN SEGERA
- CAB
- Infus bila terdapat tanda dehidrasi
- Segera rencanakan pemeriksaan lebih lanjut
faring, laring dan esofagus  mengetahui
kira2 letak kelainan ada dimana
Kelainan Faring
- Faringitis Akut ANTIBIOTIK
ANALGETIK
- Tonsilofaringitis

- Abses Peritonsil
- Abses Parafaring INSISI ABSES
ANTIBIOTIK
- Abses Retrofaring
- Abses Submandibula
Kelainan Esofagus
- Divertikulum  Pembedahan
Esofagoskopi + Biopsi
- Tumor Esofagus 
Dilatasi / Pembedahan
- Striktur Esofagus 
Pasang NGT
- Kelainan Neurologi 
Pasang NGT, Esofagoskopi, Dilatasi / Pembedahan
- Akalasia 
Psikoterapi
- Psikis 
Esofagoskopi
- Benda Asing Esofagus 
TERIMA KASIH
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai