M
as
al
ah
:
Be
sa
rn
ya
po
te
nsi
un
tu
k
te
rja
di
ny
a
KO
M
PL
IK
AS
I
da Silva et al (2009)
Benda Asing Telinga
Macam-macam Benda Asing Telinga :
Animate/Hidup Organik
Inanimate/Mati
Anorganik
Benda Asing Telinga
Gejala Khas : Merasa ada sesuatu di telinga, Nyeri iritasi
dan peradangan, Berdengung, Rasa penuh di telinga, Gatal,
Keluar cairan & darah, Penurunan pendengaran
Gawat Darurat ?
– Perforasi membran timpani infeksi
– Benda asing yang kaustik seperti baterai kerusakan mukosa
termasuk ulserasi & nekrosis
Benda Asing Telinga
Tatalaksana :
Evakuasi benda asing
Syarat :
- benda asing harus terlihat secara langsung
- Untuk benda asing hidup harus dimatikan terlebih dahulu
Gawat Darurat ?
Paling dikhawatirkan → ASPIRASI KE DALAM SALURAN NAFAS
Benda Asing Hidung
GEJALA KLINIS:
Unilateral nasal discharge → bau busuk
NYERI PX FISIK :
HIDUNG BERBAU RHINOSKOPI ANTERIO
HIDUNG TERSUMBAT POSTERIOR
MIMISAN
RHINORRHEA
PX PENUNJANG :
•RADIOLOGIS RADIOOPAK
•ENDOSKOPI
Benda Asing Hidung
Tatalaksana :
Evakuasi benda asing
GAWAT DARURAT ?
Benda asing yang tajam (jarum, peniti, dll) INFEKSI
komplikasi abses
Benda Asing Tenggorok
• Bila pemeriksaan radiologi + laringoskop indirek benda asing
tidak tampak namun pasien merasa tidak terganggu Terapi
simptomatik + antibiotik (bila ditemukan adanya ulserasi dan
abrasi)
– Rujuk pasien ke poliklinik THT 1-2 hari kemudian untuk
evaluasi
Coin
Benda Asing Eofagus
Pemeriksaan Penunjang :
Rö leher anteroposterior dan lateral, termasuk dada dan abdomen
benda asing yang radioopak
Esofagografi
GAWAT DARURAT ?
Ulserasi, Inflamasi , infeksi komplikasi yang fatal (35%)
(Abses parasofagus atau retroesofagus, mediastinitis,
empiema, perforasi ,fistula aortoesofageal KEMATIAN )
Benda Asing Eofagus
Tatalaksana Awal :
– CAB, intake, rehidrasi
– Komplikasi yang mengancam jiwa (Sumbatan nafas)
letak esofagus & trakea yang sangat dekat
pembengkakan sedikit saja esofagus dapat memberi
pengaruh yang sangat signifikan
– Rujuk Esofagoskopi
Ratcliff, 1991
Benda Asing Trakeo-Bronkial
GAWAT DARURAT ?
OBSTRUKSI SALURAN NAFAS atelektasis , emfisema, infeksi
(benda asing tajam), kematian
Benda Asing Trakeo-Bronkial
Pemeriksaan fisik :
– TANDA DAN GEJALA BERKURANG / MENGHILANG (FASE ASIMPTOMATIK)
– GEJALA DAN TANDA SESUAI DENGAN LOKASI TERSANGKUTNYA BENDA ASING (FASE KOMPLIKASI)
TRAKEA BRONKUS
• MENGI • MENGI
• TERDENGAR HENTAKAN DI TRAKEA • PERKUSI & AUSKULTASI : abnormal
• STRIDOR INSPIRASI
Benda Asing Trakeo-Bronkial
Pemeriksaan Radiologik
Benda asing radioopak (jarum pentul, peniti, dll)rontgen foto
akan tampak segera
Tatalaksana :
– CAB, kortikosteroid, Antibiotika
– Komplikasi yang mengancam jiwa Sumbatan nafas
– Rujuk Bronkoskopi
EPISTAKSIS
EPISTAKSIS
EPISTAKSIS perdarahan dari hidung sebagai akibat
dari berbagai macam sebab, baik trauma sampai
keganasan, dengan jumlah perdarahan yang bervariasi
dari ringan sampai berat
Gawat Darurat ?
• Epistaksis berat, dapat mengancam
keselamatan jiwa pasien, bahkan dapat
berakibat fatal, bila tidak segera ditolong
LOKAL SISTEMIK
• Idiopatik
• Vaskuler
• Infeksi
(mikrotrauma)pleksus • Gangguan vaskuler
Kiesselbach (Arteriosklerosis
• Inflamasi trauma ,HIPERTENSI)
kimia/termal, dryness, crusting • Penyakit darah & gangguan
• Pengaruh lingkungan / hormonal koagulasi
• Trauma
• Korpal / Rhinolith
• Uremia, gangguan fungsi hati
• Polip • Gangguan endokrin (mens,
• Tumor hidung & sinus hamil, pheochromocytoma)
• Tumor nasofaring • Teleangiaktasi hemoragika
• Post operatif herediter (Osler’s disease)
EPISTAKSIS
PX FISIK :
Rinoskopi anterior & posterior
Identifikasi fokus perdarahan
PX PENUNJANG :
- Lab darah lengkap, faktor pembekuan,
fungsi hati, ureum, creat, MDT
- Endoskopi
- CT Scan curiga tumor/keganasan
- Arteriografi
EPISTAKSIS
PRINSIP MANAJEMEN EPISTAKSIS :
MENGHENTIKAN PERDARAHAN, MENCEGAH
KOMPLIKASI, MENCEGAH REKURENSI
• CAB
• Identifikasi fokus perdarahan
• Tampon anterior/posterior (tergantung fokus
perdarahan)
• Antibiotik & Analgetik
• Atasi faktor pemicu/penyakit yang mendasari
• Rujuk untuk operasi jika perdarahan tidak tertangani
EPISTAKSIS
Tampon Anterior :
• Kasa yang sudah diolesi petroleum jelly / salep antibiotik
• Tampon harus dilepas dalam 3-4 hari
Tampon Posterior :
• Epistaksis tak terkontrol dengan tampon anterior
• Digunakan kasa gulung/spons tonsil/infaltable ballon
(kateter Foley 12F or 14F), atau kateter yang didesain
khusus seperti Storz and Xomed (eg, Storz Epistaxis
Catheter, Xomed Treace Nasal Post Pac)
EPISTAKSIS
EPISTAKSIS
Pemasangan Tampon Anterior
EPISTAKSIS
Pemasangan Tampon Poaterior
TULI MENDADAK
GAWAT
DARURAT
?
Mengejutk Pendengaran
TULI hilang terjadi
an & Penurunan
MENDADA secara cepat,
kualitas hidup
Meresahka dapat
K
n permanen
Datang
ke UGD
Definisi
Timpanometri: tipe A
Penatalaksanaan
• Terapi tuli mendadak Sebaiknya di cari faktor etiologi atau
predisposisi yang mungkin dan SEGERA DITERAPI
ETIOLOGI :
• Infeksi orofaring, biasanya mengikuti serangan
tonsilitis akut
Gawat darurat ?
– Abses pecah spontan – pus teraspirasi
– Obstruksi jalan nafas
– Dehidrasi
– Sepsis
GEJALA DAN TANDA KHAS
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
TATALAKSANA :
1. Konservatif : ANTIBIOTIK sistemik, Analgetik-Antiinflamasi-
Antipiretik dan tirah baring; perhatikan intake makanan,
perhatikan posisi tidur (trendelenberg)
Diagnosa
• Anamnesis Riwayat sakit ? Sumber infeksi ?
Faktor risiko ?
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang CT SCAN (Gold
Standar) , ruang leher dalam mana yang terlibat
PRINSIP MANAJEMEN ABSES LEHER DALAM :
• Amankan jalan nafas, Trakeostomi ?
• Atasi syok / Rehidrasi
• Antibiotik Intravena
• Analgetik-Antiinflamasi-Antipiretik
• Tirah baring, posisi tidur (trendelenberg)
Antibiotik Intravena
CT Scan
Teruskan AB
SUMBATAN LARING
Etiologi
• Radang akut dan kronis
• Tumor laring
• Kelainan kongenital laring
• Benda asing di laring
• Trauma Laring
• Kelumpuhan nervus rekuren bilateral (pasca tiroidektomi)
Gawat darurat ?
Sumbatan Jalan Nafas DARURAT Harus segera
diatasi
Gejala dan Tanda khas
• Sesak nafas
• Stridor
• Suara serak / parau
• Cekungan yang terdapat pada waktu inspirasi di suprasternal,
epigastrium, supraklavikula / interkostal
• Pucatsianosis
Diagnosa
• Anamnesis infeksi ? Keganasan ?, kongenital ? Benda asing
? Trauma ?
• Pemeriksaan Fisik Laringoskopi Indirek / Direk
• Pemeriksaan Penunjang Foto Ro Cervical, CT Scan laring
Derajat Obstruksi
(Kriteria Jackson’s)
• Stadium I
Cekungan di suprasternal, stridor inspirasi, Pasien masih
tenang
• Stadium II
Cekungan di daerah suprasternal + epigastrium,Stridor
inspirasi, Pasien mulai gelisah
• Stadium III
Cekungan di suprasternal + epigastrium + infraklavikula +
intercosta, Stridor inspirasi +ekspirasi, Pasien sangat gelisah
• Stadium IV
Cekunganpada stadium III bertambah jelas, pasien sangat
gelisah, sianosishiperkapneaasfiksia
TATALAKSANA
Menghilangkan penyebab & mengupayakan Jalan
nafas lancar kembali
- CAB , Oksigenasi
- Intubasi / Trakeostomi
- Konservatif
Dilakukan pada stadium I dengan etiologi
peradangan
Berupa : pemberian anti inflamasi, antibiotik, anti
alergi, dan pemberian oksigen intermitten
Trakeostomi
Definisi
Tindakan membuat lubang pada dinding depan / anterior trakea
Tujuan
Salah satu nya mengatasi obstruksi saluran nafas atas
Trakeostomi
Indikasi
Pasien-pasien dengan sumbatan saluran nafas atas
Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi absolut selama merupakan
prosedur yang dapat menyelamatkan pasien
Asfiksia
GAWAT DARURAT ?
DISFAGIA terjadinya malnutrisi, dehidrasi, infeksi saluran
napas, bahkan kematian
- Abses Peritonsil
- Abses Parafaring INSISI ABSES
ANTIBIOTIK
- Abses Retrofaring
- Abses Submandibula
Kelainan Esofagus
- Divertikulum Pembedahan
Esofagoskopi + Biopsi
- Tumor Esofagus
Dilatasi / Pembedahan
- Striktur Esofagus
Pasang NGT
- Kelainan Neurologi
Pasang NGT, Esofagoskopi, Dilatasi / Pembedahan
- Akalasia
Psikoterapi
- Psikis
Esofagoskopi
- Benda Asing Esofagus
TERIMA KASIH
Semoga Bermanfaat