Industri Petrokimia
ACRYLONITRILE (ACN) PLANT
10
Perbandingan spesifikasi diesel GTL
dan diesel konvensional
Spesifikasi Unit Diesel Sasol GTL Shell GTL
Konvensional Diesel Diesel
(Minyak Bumi)
MassaJenis,
g/cm3 0.83 0.78 0.78
15°C
Viskositas cSt 2.0 – 4.1 2.0 2.8
Sulfur ppm > 350 <5 <3
Aromatik % volume > 10 <3 < 0.1
Cetane
45 – 50 73 80
Number
Sumber: Yuji Morita, IEEJ, November 2001 11
SINTESA ETILEN GLIKOL
12
PROSES SINTESA ETILEN GLIKOL
• Etilen Glikol dapat disintesa dengan cara :
Hidrasi Etilen Oksida
Sintesa dari Etilen
Sintesa dari Gas Sintesa
Sintesa dengan hidrogenasi n-butil oksalat
• Sebagai bahan baku pembuatan Etilen glikol
atau Glikol dapat digunakan
– Etilen
– Gas sintesa
– Butanol
13
Etilen Glikol
• Etilen glikol adalah cairan jenuh, tidak berwarna,
tidak berbau, berasa manis dan larut sempurna
dalam air.
• Secara komersial, etilen glikol di Indonesia
digunakan sebagai bahan baku industri polyester
( tekstil ) sebesar 97,34%.
• Sedangkan sisanya sebesar 2,66% digunakan
sebagai bahan baku tambahan pada pembuatan
cat, cairan rem, solven, alkyl resin, tinta cetak,
tinta ballpoint, foam stabilizer, kosmetik, dan
bahan anti beku (anti freeze) dalam radiator
mobil di daerah beriklim dingin..
14
Aplikasi etilen glikol dalam industri
• Etilen glikol, khususnya di Indonesia, sebagian besar
digunakan sebagai bahan baku industri poliester.
• Poliester merupakan senyawa polimer jenis
thermoplastik ,digunakan sebagai bahan baku
industri tekstil dan plastik.
• Disamping dapat dibuat serat yang kemudian dipintal
menjadi benang, juga bisa dibuat langsung menjadi
benang filament untuk produk tekstil.
• Selain itu, poliester ini dapat juga dibentuk (dicetak)
sebagai bahan molding seperti pada pembuatan
botol plastik. 15
Sifat Fisis Etilen Glikol
19
Produksi Etilen Glikol dengan Hidrasi Etilen Oksida
20
• Larutan encer crude glikol yang dihasilkan
selanjutnya dipekatkan dalam empat tahap
evaporator yang beroperasi pada tekanan 0,6 –
0,01 . 106 Pa abs.
• Campuran glikol keluaran evaporator didehidrasi
menggunakan distilasi vakum (10 kPa, tray
sebanyak 10 – 15), diikuti dengan fraksionasi yang
terdiri dari 3 kolom.
– Pada kolom pertama diperoleh produk atas berupa
etilen glikol (3 – 4 kPa, 15 – 20 tray),
– produk atas kolom kedua diperoleh dietilen glikol (3
kPa, 15 – 20 tray) dan
– trietilen glikol diperoleh pada produk atas kolom
ketiga (1 kPa, 12 – 15 tray).
21
Proses Hidrasi Etilen Oksida
a. Proses nonkatalitik
• etilen oksida murni atau campuran air dengan etilen
oksida digabungkan dengan air recycle dengan
perbandingan mol air dengan etilen oksida = 20 : 1
• air dalam jumlah yang sangat ekses digunakan untuk
mencapai selektivitas monoetilen glikol yang tinggi
• Campuran dipanaskan sampai kondisi reaksi, pada
reaktor tubular untuk diubah menjadi monoetilen
glikol dengan hasil samping berupa dietilen glikol dan
trietilen glikol.
22
C2H4O + H2O C2H4(OH)2
Monoetilen glikol
C2H4O + C2H4(OH)2 C4H8 (OH)2
Dietilen glikol
C2H4O + C4H8 (OH)2 C6H12O2(OH)2
Trietilen glikol
• Dengan menggunakan proses ini dihasilkan
konversi sebersar 99,8 % dengan selektivitas
terbentuknya etilen glikol sebesar 88,5 %.
• Beberapa pabrik yang menggunakan proses ini
antara lain : Shell Company, PPG Industries Co.,
Scientific Design & Halcon Group.
23
b. Proses Katalitik dalam reaktor
adiabatik katalitik
• Etilen oksida murni atau campuran air dengan etilen
oksida (keduanya dalam fasa cair), digabungkan dengan
air recycle dengan perbandingan mol air dengan etilen
oksida 5 : 1,
• Dikondisikan hingga mencapai kondisi yang
disyaratkan dalam reaktor katalitik.
• Pada proses katalitik ,digunakan katalis untuk
memperbesar selektivitas terhadap monoetilen glikol
• Hal ini juga untuk mengurangi jumlah ekses air yang
ditambahkan sehingga akan mengurangi kebutuhan
energi dalam proses pemisahan antara monoetilen
glikol dengan air yang tidak bereaksi.
24
C2H4O + H2O C2H4(OH)2
Monoetilen glikol
C2H4O + C2H4(OH)2 C4H8 (OH)2
Dietilen glikol
C2H4O + C4H8 (OH)2 C6H12O2(OH)2
Trietilen glikol
• Dengan menggunakan proses ini dihasilkan
konversi sebesar 99,98 % dengan selektivitas
terbentuknya etilen glikol sebesar 98,7 %.
• Beberapa pabrik yang menggunakan proses ini
antara lain : Nippon Shokubai Toyaku, Dow
Chemical dan Union Carbide Co.
25
2. Sintesa Etilen Glikol dari Etilen
a. Hidrolisa klorohidrin
• Pada proses ini digunakan natrium bikarbonat
untuk menghidrolisa klorohidrin yang dihasilkan
akibat aksi asam hipoklorida terhadap etilen.
– CH2 = CH2 + HClO → HOCH2-CH2Cl
– HOCH2-CH2Cl + NaHCO3 + H2O → HOCH2-CH2OH +
H2O + NaCl
26
b. Asetoksilasi Etilen
• Asetoksilasi etilen → glikol dan asetat.
– H2C=CH2 + 2 CH3COOH + ½ O2 → CH3COOCH2-
CH2COOCH3 + H2O
– CH3COOCH2-CH2COOCH3 + 2 H2O → HOCH2-CH2OH +
2 CH3COOH
• Reaksi ini menggunakan katalis homogen
berbasis tellurium dan bromine atau campuran
mangan asetat dan kalium iodide.
27
c. Sintesa glikol menggunakan etilen dengan
reaksi satu tahap.
28
3. Sintesa Etilen Glikol dari Gas Sintesa
• Reaksi sintesa etilen glikol dari gas sintesa :
2 CO + 3 H2 → HOCH2-CH2OH
• Proses ini berlangsung pada tekanan tinggi
(140 – 340 . 106 Pa abs) dan temperatur 125 –
130oC.
• Molar yield mencapai 65% dengan produk
samping :
– metil format,
– metanol,
– air.
29
4. Sintesa dengan hidrogenasi n-butil oksalat
• Butil oksalat diperoleh dengan oksidasi karbonilasi n-
butanol dalam fasa cair dengan katalis palladium dan
akselerator (asam nitrat, n-butil nitrit) pada temperatur
70oC dan tekanan 6.106 Pa absolut.
30
Terima Kasih
31
AKRILONITRIL
• Akrilonitril (prop-2-en nitril) dengan rumus
molekul C3H3N, mempunyai berat molekul :
53,06, ttd : 77,3 oC
• Sintesa akrilonitril di industri dilakukan :
– Reaksi etena dengan HCN
– Amoksidasi katalitik terhadap propena
• Sintesa secara laboratorium :
– Reaksi alil halogen dengan KCN
32
33
• Akrilonitril merupakan monomer untuk
pembentukan poliakrilonitril (PAN), atau
polistirenakrilonitril (SAN).
34
PROSES SINTESA AKRILONITRIL
• Proses sintesa akrilonitril dapat dilakukan
dengan berbagai cara :
Sintesa Akrilonitril dengan Amoksidasi
Propilen
Sintesa Akrilonitril Melalui Pembentukan
Etilen Cyanohidrin
Sintesa Akrilonitril dari Hidrogen Sianida dan
Asetilen
Sintesa Akrilonitril Melalui Laktonitril
Sintesa Akrilonitril dari Oksida Nitrat dan
Propilen
35
A. Sintesa Akrilonitril dengan
Amoksidasi Propilen
• Produksi Acrylonitrile didasarkan pada reaksi
oksidasi secara katalitik terhadap propylene
dan ammonia, pada phase uap, dikenal dengan
ammoxidation.
• Dengan perbandingan stoichiometric tertentu,
propylene, ammonia, dan oxygen sebagai udara
direaksikan dalam fluidized bed reactor (Sohio
Process ).
• Asam Hydrocyanida dihasilkan sebagai by-
product.
36
• Reaksi amoksidasi bersifat eksotermis
37
Amoksidasi Propilen
38
Amoksidasi Propilen
39
Amoksidasi Propilen
a) Reaksi
• Umpan (ammonia, propilen dan udara )
dipreheating sampai 220oC, kemudian dialirkan
ke reaktor multi tube (katalis terdapat dalam tube
dengan diameter dalam 25-30 mm, tinggi 3 – 3,5
m dan bagian shell berisi sirkulasi molten salt)
b) Pendinginan
• Gas keluaran reaktor di quench pada suhu 380 –
400oC. Quencing dilakukan dengan menggunakan
quench boiler , kemudian diumpankan ke tower
yang berisi air pada bagian atas dan asam sulfat
pada bagian bawah yang bertujuan untuk
menetralisasi ammonia sisa.
40
Amoksidasi Propilen
c) Pemisahan
• Recovery produk dilakukan dengan pendinginan
pada 40oC, kondensasi parsial, absorpsi nitril dan
heavy compound dengan air pendingin (5oC) dan
incinerasi gas-gas sisa. Kemudian di distilasi
azeotropik
d) Pemurnian
• Untuk mengeliminasi produk samping (acrolein),
pemurnian dilakukan pada 20oC dalam reaktor
berpengaduk dengan katalis tembaga (proses
kontinu) atau semi kontinu dengan reaksi pada
medium basa (kaustik soda), diikuti dengan
netralisasi (penambahan asam sulfat).
41
Amoksidasi Propilen
a) REAKSI
• Umpan (campuran udara dan ammonia)
dipreheating pada 150 – 200oC.
• Propilen diumpankan secara terpisah setelah
dipreheating sampai 200oC.
• Tinggi fluidisasi mencapai 7 – 8 m.
• Boiler feed water dimasukkan dalam tube agar
temperatur reaksi dapat dipertahankan pada 420
– 480oC.
• Pada bagian atas reactor dipasang siklon
separator untuk mencegah ikutnya katalis
bersama gas keluaran reactor
45
Amoksidasi Propilen
b) QUENCHING PRODUCT
• Untuk mencegah banyaknya terbentuk reaksi
samping, gas-gas keluaran reactor segera
didinginkan (awalnya pakai quench boiler dan
kemudian dengan direct contact cooling water).
• Bagian bawah tower air pendingin diumpankan
asam sulfat.
• Sisa asam discrubbing dengan air
• Ammonium sulfat distripping dengan senyawa
organik
c) RECOVERY PRODUCT
d) PEMURNIAN AKRILONITRIL
46
Amoksidasi Propilen
48
B. Sintesa Akrilonitril Melalui Pembentukan
Etilen Cyanohidrin
• Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
CH2-O-CH2 + HCN → CH2OH-CH2-CN
CH2OH-CH2-CN → CH2=CH-CN + H2O
• Reaksi dehidrasi ini dilangsungkan dalam fasa cair
pada 200oC
• Katalis yang berbasis magnesium format atau
karbonat larut dalam campuran reaksi.
• Reaksi juga dapat dilangsungkan pada fase uap
pada temperatur 250 – 350oC dengan katalis
alumina.
• Yield yang dihasilkan sekitar 90% .
49
C. Sintesa Akrilonitril dari
HCN dan Asetilen
• Reaksi sintesa ini bersifat eksotermis :
HC = CH + HCN → CH2=CH-CN
• Reaksi dilangsungkan dalam fase cair dengan
katalis yang mengandung tembaga klorida dan
ammonium klorida yang dilarutkan dalam
asam hidroklorida.
• Asetilen yang digunakan sangat berlebih yaitu
6 – 15 mol/mol HCN pada tekanan > 0,1 . 106
Pa abs dan temperatur 80 - 90oC.
50
HCN dan Asetilen
51
D. Sintesa Akrilonitril Melalui Laktonitril
Proses ini, menggunakan asetaldehid sebagai
bahan baku yang dikonversi dalam dua tahap
1. Laktonitril dibentuk dari reaksi HCN dengan
asetaldehid
CH3-CHO + HCN → CH3-CHOH-CN
52
Melalui Laktonitril
55