Anda di halaman 1dari 55

Proses-Proses

Industri Petrokimia
ACRYLONITRILE (ACN) PLANT

Disusun oleh : Drastinawati. 1


PERTEMUA KE. 10
Gas-To-Liquid (GTL) dan Etilen Glikol
TUJUAN :
Untuk mendapatkan produk-produk :
 Naphtha, middle distillates, dan lilin (waxes)
 Produk dimetil eter (DME), dan metanol.
 Produk samping yaitu hidrokarbon ringan (tail
gas) dan gas Hidrogen.
 Etilen glikol, sebagian besar digunakan sebagai
bahan baku industri poliester. (industri tekstil dan
plastik).
2
Teknologi Gas-To-Liquid (GTL)

• Teknologi Gas-To-Liquid (GTL) merupakan salah


satu teknologi yang saat ini tengah berkembang
di dunia
• Teknologi ini mampu mengolah gas alam untuk
menghasilkan sintetis bahan bakar cair yang mirip
dengan produk-produk turunan minyak bumi,
bahkan memiliki kualitas yang lebih baik.
• Beberapa pemegang paten utuk GTL seperti :
Sasol Ltd., Shell, ExxonMobil, Rentech Inc.,
Syntroleum Corp., JNOC.
3
Teknologi Gas-To-Liquid (GTL)

• Produk yang dihasilkan dari teknologi GTL ini meliputi:


naphtha, middle distillates, dan lilin (waxes)
• Juga dapat memproduksi dimetil eter (DME), dan
metanol.
• Produk GTL middle distillates (diesel dan bahan bakar
jet) dapat mengganti langsung diesel berbasis minyak
bumi yang digunakan selama ini dalam mesin diesel
(compression ignition engines).
• Produk samping yang dihasilkan berupa hidrokarbon
ringan (tail gas) ,dapat dimanfaatkan sebagai
pembangkit tenaga (power generation),
• Sedangkan hidrogen dapat diolah lanjut menjadi
pupuk/urea atau dimanfaatkan sebagai sumber energi
dalam merancang kilang GTL terintegrasi
4
Teknologi Gas-To-Liquid (GTL)

Skema Teknologi Gas-To-Liquid (GTL) terintegrasi. (Sumber: Sasol, Ltd)


5
Tahapan proses teknologi GTL
Tahapan proses dari
teknologi GTL :
1. Tahap pemurnian gas (gas
purification),
2. Proses pembuatan gas
sintesis (synthesis gas
process),
3. Proses Fischer-Tropsch
(Fischer-Tropsch process),
4. Tahap peningkatan
kualitas produk (product
upgrading).
6
Tahapan proses teknologi GTL
1. Tahapan Pemurnian Gas (Gas Purification)
gas alam dibersihkan dari senyawa yang
dapat mengganggu jalannya proses
 Senyawa-senyawa tersebut diantaranya : H2S,
CO2, H2O, dll.
 Teknologi komersial yang dapat digunakan proses
absorpsi
 Absorber yang digunakan misalnya pelarut : MEA
(monoetanolamin), DEA (dietanolamin), dan TEG
(trietilen glikol).
7
Tahapan proses teknologi GTL

2. Tahapan Pembuatan Gas Sintesis (Synthesis


Gas Process)
– Gas alam yang telah dibersihkan, direaksikan
sehingga menghasilkan gas sintesis.
– Gas sintesis atau SynGas adalah istilah diberikan
untuk campuran gas CO dengan H2
– SynGas digunakan untuk mensintesis berbagai
macam zat seperti metanol dan ammonia.
– Proses pembuatan gas sintesis yang telah
komersial adalah:
• proses steam reforming,
• oksidasi parsial
• CO2 reforming.
8
Tahapan proses teknologi GTL

3. Tahapan Reaksi Fischer-Tropsch (Fischer-Tropsch


Process)
Tahapan reaksi paling penting dalam teknologi GTL.
– Gas sintesis dikonversi → hidrokarbon rantai panjang
– Jenis katalis, reaktor, rasio H2/CO, kondisi operasi → faktor
utama yang menentukan jenis produk yang dihasilkan.
– Reaksi FT keseluruhan secara umum :
(1): nCO + mH2 -> C1 – C40- (alkana) + H2O
(2): nCO + mH2 -> C1 – C40- (alkena) + ½n CO2
– Jenis katalis umumnya berbasis Co dan Fe .
– Jenis reaktor misalnya reaktor slurry, fixed bed, fluidized.
– Reaktor-reaktor ioperasikan pada rentang suhu 149°C-
371°C , tekanan 0.7-41 bar.
9
Tahapan proses teknologi GTL

4. Tahapan Peningkatan Kualitas Produk


(Product Upgrading)
• Merupakan tahap untuk mendapatkan produk
sesuai jenis dan spesifikasi yang diinginkan.
• Proses yang digunakan merupakan proses yang
telah digunakan secara komersial pada kilang-
kilang minyak umumnya, seperti:
– proses catalytic reforming,
– fluid catalytic cracking,
– isomerisasi,
– alkilasi, dll.

10
Perbandingan spesifikasi diesel GTL
dan diesel konvensional
Spesifikasi Unit Diesel Sasol GTL Shell GTL
Konvensional Diesel Diesel
(Minyak Bumi)
MassaJenis,
g/cm3 0.83 0.78 0.78
15°C
Viskositas cSt 2.0 – 4.1 2.0 2.8
Sulfur ppm > 350 <5 <3
Aromatik % volume > 10 <3 < 0.1
Cetane
45 – 50 73 80
Number
Sumber: Yuji Morita, IEEJ, November 2001 11
SINTESA ETILEN GLIKOL

12
PROSES SINTESA ETILEN GLIKOL
• Etilen Glikol dapat disintesa dengan cara :
Hidrasi Etilen Oksida
 Sintesa dari Etilen
 Sintesa dari Gas Sintesa
 Sintesa dengan hidrogenasi n-butil oksalat
• Sebagai bahan baku pembuatan Etilen glikol
atau Glikol dapat digunakan
– Etilen
– Gas sintesa
– Butanol

13
Etilen Glikol
• Etilen glikol adalah cairan jenuh, tidak berwarna,
tidak berbau, berasa manis dan larut sempurna
dalam air.
• Secara komersial, etilen glikol di Indonesia
digunakan sebagai bahan baku industri polyester
( tekstil ) sebesar 97,34%.
• Sedangkan sisanya sebesar 2,66% digunakan
sebagai bahan baku tambahan pada pembuatan
cat, cairan rem, solven, alkyl resin, tinta cetak,
tinta ballpoint, foam stabilizer, kosmetik, dan
bahan anti beku (anti freeze) dalam radiator
mobil di daerah beriklim dingin..
14
Aplikasi etilen glikol dalam industri
• Etilen glikol, khususnya di Indonesia, sebagian besar
digunakan sebagai bahan baku industri poliester.
• Poliester merupakan senyawa polimer jenis
thermoplastik ,digunakan sebagai bahan baku
industri tekstil dan plastik.
• Disamping dapat dibuat serat yang kemudian dipintal
menjadi benang, juga bisa dibuat langsung menjadi
benang filament untuk produk tekstil.
• Selain itu, poliester ini dapat juga dibentuk (dicetak)
sebagai bahan molding seperti pada pembuatan
botol plastik. 15
Sifat Fisis Etilen Glikol

• BM : 62,07 • Panas penguapan ( 760


• Titik didih (1atm): 197,6 0C mmHg): 202 kkal/mol
• Panas pembakaran :
• Titik beku : – 13 0C
-283,1 kkal/mol
• Density : 1,11336 gr/ml
• Panas pembentukan :
• Temperatur kritis: 645,2 0C -108,1 kkal/mol
• Tekanan kritis : 74,295 0C • Tegangan permukaan,
• Density kritis : 0,333 gr/ml 20 0C : 48,4 dyne/cm
• Viskositas, 20 0C : 19,83
cp
16
1. Sintesa melalui hidrasi
Etilen Oksida

Reaksi umum pembentukan Etilen glikol

CH2 = CH2 + O2 CH2 - CH2


O
Etilen Oksigen Etilen oksida

CH2 - CH2 + H2O CH2 - CH2


O OH OH
Etilen glikol 17
Proses sintesa etilen glikol
melalui hidrasi etilen oksida
CH2-O-CH2 + H2O → HOCH2-CH2OH

• Hidrasi etilen oksida merupakan reaksi


eksotermis
• Umpan etilen oksida dilarutkan dalam air
dengan nisbah molar H2O/oksida 20–25 / 1
untuk meminimasi terbentuknya dietilen glikol
dan trietilen glikol.
• Campuran dipanaskan sampai 150oC
18
• Campuran diumpankan ke reaktor yang
beroperasi pada tekanan 1,5 . 106 Pa absolut,
temperatur inlet reaktor 150oC dan 200 –
210oC pada outlet reaktor tanpa katalis
dengan residence time 45mnt–1 jam.
• Diperoleh produk dengan selektivitas molar
sbb : 88,5% etilen glikol, 10,5% dietilen glikol
dan 0,5% trietilen glikol.

19
Produksi Etilen Glikol dengan Hidrasi Etilen Oksida

20
• Larutan encer crude glikol yang dihasilkan
selanjutnya dipekatkan dalam empat tahap
evaporator yang beroperasi pada tekanan 0,6 –
0,01 . 106 Pa abs.
• Campuran glikol keluaran evaporator didehidrasi
menggunakan distilasi vakum (10 kPa, tray
sebanyak 10 – 15), diikuti dengan fraksionasi yang
terdiri dari 3 kolom.
– Pada kolom pertama diperoleh produk atas berupa
etilen glikol (3 – 4 kPa, 15 – 20 tray),
– produk atas kolom kedua diperoleh dietilen glikol (3
kPa, 15 – 20 tray) dan
– trietilen glikol diperoleh pada produk atas kolom
ketiga (1 kPa, 12 – 15 tray).
21
Proses Hidrasi Etilen Oksida
a. Proses nonkatalitik
• etilen oksida murni atau campuran air dengan etilen
oksida digabungkan dengan air recycle dengan
perbandingan mol air dengan etilen oksida = 20 : 1
• air dalam jumlah yang sangat ekses digunakan untuk
mencapai selektivitas monoetilen glikol yang tinggi
• Campuran dipanaskan sampai kondisi reaksi, pada
reaktor tubular untuk diubah menjadi monoetilen
glikol dengan hasil samping berupa dietilen glikol dan
trietilen glikol.

22
C2H4O + H2O  C2H4(OH)2
Monoetilen glikol
C2H4O + C2H4(OH)2 C4H8 (OH)2
Dietilen glikol
C2H4O + C4H8 (OH)2 C6H12O2(OH)2
Trietilen glikol
• Dengan menggunakan proses ini dihasilkan
konversi sebersar 99,8 % dengan selektivitas
terbentuknya etilen glikol sebesar 88,5 %.
• Beberapa pabrik yang menggunakan proses ini
antara lain : Shell Company, PPG Industries Co.,
Scientific Design & Halcon Group.
23
b. Proses Katalitik  dalam reaktor
adiabatik katalitik
• Etilen oksida murni atau campuran air dengan etilen
oksida (keduanya dalam fasa cair), digabungkan dengan
air recycle dengan perbandingan mol air dengan etilen
oksida 5 : 1,
• Dikondisikan hingga mencapai kondisi yang
disyaratkan dalam reaktor katalitik.
• Pada proses katalitik ,digunakan katalis untuk
memperbesar selektivitas terhadap monoetilen glikol
• Hal ini juga untuk mengurangi jumlah ekses air yang
ditambahkan sehingga akan mengurangi kebutuhan
energi dalam proses pemisahan antara monoetilen
glikol dengan air yang tidak bereaksi.
24
C2H4O + H2O C2H4(OH)2
Monoetilen glikol
C2H4O + C2H4(OH)2 C4H8 (OH)2
Dietilen glikol
C2H4O + C4H8 (OH)2 C6H12O2(OH)2
Trietilen glikol
• Dengan menggunakan proses ini dihasilkan
konversi sebesar 99,98 % dengan selektivitas
terbentuknya etilen glikol sebesar 98,7 %.
• Beberapa pabrik yang menggunakan proses ini
antara lain : Nippon Shokubai Toyaku, Dow
Chemical dan Union Carbide Co.
25
2. Sintesa Etilen Glikol dari Etilen
a. Hidrolisa klorohidrin
• Pada proses ini digunakan natrium bikarbonat
untuk menghidrolisa klorohidrin yang dihasilkan
akibat aksi asam hipoklorida terhadap etilen.
– CH2 = CH2 + HClO → HOCH2-CH2Cl
– HOCH2-CH2Cl + NaHCO3 + H2O → HOCH2-CH2OH +
H2O + NaCl

26
b. Asetoksilasi Etilen
• Asetoksilasi etilen → glikol dan asetat.
– H2C=CH2 + 2 CH3COOH + ½ O2 → CH3COOCH2-
CH2COOCH3 + H2O
– CH3COOCH2-CH2COOCH3 + 2 H2O → HOCH2-CH2OH +
2 CH3COOH
• Reaksi ini menggunakan katalis homogen
berbasis tellurium dan bromine atau campuran
mangan asetat dan kalium iodide.

27
c. Sintesa glikol menggunakan etilen dengan
reaksi satu tahap.

H2C=CH2 + H2O + ½ O2 → HOCH2-CH2OH

Katalis yang digunakan pada reaksi ini adalah


ion thallic dalam larutan HCl, copper iodida
dan palladium nitrat.

28
3. Sintesa Etilen Glikol dari Gas Sintesa
• Reaksi sintesa etilen glikol dari gas sintesa :
2 CO + 3 H2 → HOCH2-CH2OH
• Proses ini berlangsung pada tekanan tinggi
(140 – 340 . 106 Pa abs) dan temperatur 125 –
130oC.
• Molar yield mencapai 65% dengan produk
samping :
– metil format,
– metanol,
– air.

29
4. Sintesa dengan hidrogenasi n-butil oksalat
• Butil oksalat diperoleh dengan oksidasi karbonilasi n-
butanol dalam fasa cair dengan katalis palladium dan
akselerator (asam nitrat, n-butil nitrit) pada temperatur
70oC dan tekanan 6.106 Pa absolut.

2 n-C4H9OH + 2 CO + ½ O2 → (n-C4H9-COO)2 + H2O

• Dilanjutkan dengan hidrogenasi pada suhu 200oC,


tekanan 3 . 106 Pa abs dengan katalis Copper Chromite
(reaksi fasa cair).

(n-C4H9-COO)2 + 4 H2 → HOCH2-CH2OH + 2 n-C4H9OH

30
Terima Kasih

31
AKRILONITRIL
• Akrilonitril (prop-2-en nitril) dengan rumus
molekul C3H3N, mempunyai berat molekul :
53,06, ttd : 77,3 oC
• Sintesa akrilonitril di industri dilakukan :
– Reaksi etena dengan HCN
– Amoksidasi katalitik terhadap propena
• Sintesa secara laboratorium :
– Reaksi alil halogen dengan KCN
32
33
• Akrilonitril merupakan monomer untuk
pembentukan poliakrilonitril (PAN), atau
polistirenakrilonitril (SAN).

34
PROSES SINTESA AKRILONITRIL
• Proses sintesa akrilonitril dapat dilakukan
dengan berbagai cara :
Sintesa Akrilonitril dengan Amoksidasi
Propilen
Sintesa Akrilonitril Melalui Pembentukan
Etilen Cyanohidrin
Sintesa Akrilonitril dari Hidrogen Sianida dan
Asetilen
Sintesa Akrilonitril Melalui Laktonitril
Sintesa Akrilonitril dari Oksida Nitrat dan
Propilen
35
A. Sintesa Akrilonitril dengan
Amoksidasi Propilen
• Produksi Acrylonitrile didasarkan pada reaksi
oksidasi secara katalitik terhadap propylene
dan ammonia, pada phase uap, dikenal dengan
ammoxidation.
• Dengan perbandingan stoichiometric tertentu,
propylene, ammonia, dan oxygen sebagai udara
direaksikan dalam fluidized bed reactor (Sohio
Process ).
• Asam Hydrocyanida dihasilkan sebagai by-
product.
36
• Reaksi amoksidasi bersifat eksotermis

CH2=CH-CH3 + NH3 + 3/2 O2 → CH2=CH-CN +


3H2O

• Reaksi amoksidasi menghasilkan acrolein


sebagai produk intermediate.
– CH2=CH-CH3 + O2 → CH2=CH-CHO + H2O
– CH2=CH-CHO + NH3 → CH2=CH-CH=NH + H2O
– CH2=CH-CH=NH + ½ O2 → CH2=CH-CN + H2O

37
Amoksidasi Propilen

• Selain itu juga terbentuk hydrogen sianida,


asetonitril, nitrogen, CO dan CO2 dengan
reaksi sebagai berikut:
– 2 CH2=CH-CH3 + 3 NH3 + 3 O2 → 3 CH3CN + 6 H2O
– CH2=CH-CH3 + 3 NH3 + 3 O2 → 3 HCN + 6 H2O
– CH2=CH-CH3 + 3 O2 → 3 CO + 3 H2O
– 2 CH2=CH-CH3 + 9 O2 → 6 CO2 + 6 H2O

38
Amoksidasi Propilen

Beberapa teknologi proses untuk produksi


akrilonitril melalui amoksidasi propilen
1. Distiller Process(fixed bed)
• Tahapan proses:
– Reaksi
– Pendinginan
– Pemisahan
– pemurnian

39
Amoksidasi Propilen

a) Reaksi
• Umpan (ammonia, propilen dan udara )
dipreheating sampai 220oC, kemudian dialirkan
ke reaktor multi tube (katalis terdapat dalam tube
dengan diameter dalam 25-30 mm, tinggi 3 – 3,5
m dan bagian shell berisi sirkulasi molten salt)
b) Pendinginan
• Gas keluaran reaktor di quench pada suhu 380 –
400oC. Quencing dilakukan dengan menggunakan
quench boiler , kemudian diumpankan ke tower
yang berisi air pada bagian atas dan asam sulfat
pada bagian bawah yang bertujuan untuk
menetralisasi ammonia sisa.
40
Amoksidasi Propilen

c) Pemisahan
• Recovery produk dilakukan dengan pendinginan
pada 40oC, kondensasi parsial, absorpsi nitril dan
heavy compound dengan air pendingin (5oC) dan
incinerasi gas-gas sisa. Kemudian di distilasi
azeotropik
d) Pemurnian
• Untuk mengeliminasi produk samping (acrolein),
pemurnian dilakukan pada 20oC dalam reaktor
berpengaduk dengan katalis tembaga (proses
kontinu) atau semi kontinu dengan reaksi pada
medium basa (kaustik soda), diikuti dengan
netralisasi (penambahan asam sulfat).
41
Amoksidasi Propilen

• Cyanohidrin direcovery dengan distilasi vakum.


Kemudian diumpankan ke thin layer evaporator
untuk recovery akrilonitril. Treatmen ini dilakukan
dengan inhibitor polimerisasi pada temperatur di
bawah 55oC untuk mencegah redekomposisi
cyanohidrin. Selanjutnya di distilasi untuk
memisahkan:
– HCN (40 – 45 tray)
– Acetonitril (2 kolom)
• Kolom I : 45 – 50 tray dengan produk atas akrilonitril
• Kolom II : 60 – 65 tray dengan produk atas acetonitril
– Light compound dan air sisa : 50 – 60 tray pada 1 atm
– Heavy compound : 25 – 30 tray pada tekanan vakum
42
Amoksidasi Propilen

Diagram Alir Produksi Akrilonitril dengan Fixed Bed


Amoksidasi Propilen (Distiller Process) 43
Amoksidasi Propilen

2. Sohio Process (fluidized bed)


• Tahapan proses:
– Reaksi
– Quenching produk
– Recovery produk
– Pemurnian akrilonitril

Basic diagram of a fluidized bed reactor.


44
Amoksidasi Propilen

a) REAKSI
• Umpan (campuran udara dan ammonia)
dipreheating pada 150 – 200oC.
• Propilen diumpankan secara terpisah setelah
dipreheating sampai 200oC.
• Tinggi fluidisasi mencapai 7 – 8 m.
• Boiler feed water dimasukkan dalam tube agar
temperatur reaksi dapat dipertahankan pada 420
– 480oC.
• Pada bagian atas reactor dipasang siklon
separator untuk mencegah ikutnya katalis
bersama gas keluaran reactor

45
Amoksidasi Propilen

b) QUENCHING PRODUCT
• Untuk mencegah banyaknya terbentuk reaksi
samping, gas-gas keluaran reactor segera
didinginkan (awalnya pakai quench boiler dan
kemudian dengan direct contact cooling water).
• Bagian bawah tower air pendingin diumpankan
asam sulfat.
• Sisa asam discrubbing dengan air
• Ammonium sulfat distripping dengan senyawa
organik
c) RECOVERY PRODUCT
d) PEMURNIAN AKRILONITRIL
46
Amoksidasi Propilen

Diagram Alir Produksi Akrilonitril dengan Fluidized Bed


Amoksidasi Propilen (Sohio Process) 47
• Quenching : Pemanasan di daerah atau diatas
suhu kritis disusul pendinginan cepat /kejut
(quench).
• Quench section : daerah mendinginkan aliran gas
panas keluaran reaktor amoksidasi
• Proses quenching merupakan salah satu
perlakuan panas dengan pendinginan secara
kejut
• Media quenching yang biasa antara lain; air, oli,
dan air garam.

48
B. Sintesa Akrilonitril Melalui Pembentukan
Etilen Cyanohidrin
• Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
CH2-O-CH2 + HCN → CH2OH-CH2-CN
CH2OH-CH2-CN → CH2=CH-CN + H2O
• Reaksi dehidrasi ini dilangsungkan dalam fasa cair
pada 200oC
• Katalis yang berbasis magnesium format atau
karbonat larut dalam campuran reaksi.
• Reaksi juga dapat dilangsungkan pada fase uap
pada temperatur 250 – 350oC dengan katalis
alumina.
• Yield yang dihasilkan sekitar 90% .
49
C. Sintesa Akrilonitril dari
HCN dan Asetilen
• Reaksi sintesa ini bersifat eksotermis :
HC = CH + HCN → CH2=CH-CN
• Reaksi dilangsungkan dalam fase cair dengan
katalis yang mengandung tembaga klorida dan
ammonium klorida yang dilarutkan dalam
asam hidroklorida.
• Asetilen yang digunakan sangat berlebih yaitu
6 – 15 mol/mol HCN pada tekanan > 0,1 . 106
Pa abs dan temperatur 80 - 90oC.
50
HCN dan Asetilen

• Reaksi samping berupa asetaldehid, vinil


asetat, sianobuten, laktonitril, metil vinil
keton, dll.
• Reaksi sintesa akrilonitril ini juga dapat
dilangsungkan pada fasa uap pada temperatur
500-600oC.
• Reaksi tersebut menggunakan charcoal yang
diimpregnasi dengan kaustik soda dan sianida

51
D. Sintesa Akrilonitril Melalui Laktonitril
Proses ini, menggunakan asetaldehid sebagai
bahan baku yang dikonversi dalam dua tahap
1. Laktonitril dibentuk dari reaksi HCN dengan
asetaldehid
CH3-CHO + HCN → CH3-CHOH-CN

Reaksi ini berlangsung pada suhu 10 – 20oC ,


pH antara 7 – 7,5 dengan molar yield sebesar
97-98%.

52
Melalui Laktonitril

2. Laktonitril didehidrasi membentuk akrilonitril


CH3-CHOH-CN → CH2=CH-CN + H2O
• Untuk mencegah dekomposisi kembali
(menjadi asetaldehid dan hidrogen sianida),
reaksi dilakukan dengan menyemprot asam
fosfat sebanyak tiga kali volume ke dalam
reaktor pada 600-700oC yang telah berisi
laktonitril yang berkontak dengan gas inert
panas (bebas oksigen) selama tidak lebih dari
3 detik.
53
E. Sintesa Akrilonitril dari
Oksida Nitrat dan Propilen

• Sintesa akrilonitril dari oksida nitrat dan propilen


berlangsung dengan reaksi sebagai berikut:

4 CH2=CH-CH3 + 6 NO → 4 CH2=CH-CN + 6 H2O + N2

• Reaksi berlangsung pada tekanan atmosferik ,


temperatur 450 – 550oC
• Katalis yang digunakan berbasis perak oksida yang
dideposit pada silika atau aksida logam alkali tanah,
thallium dan Pb, dan dengan excess propilen.
54
Terima Kasih

55

Anda mungkin juga menyukai