Anda di halaman 1dari 25

Appendectomy

SINGGIH WINOTO
Embriologi

 Pertama kali muncul pada usia kehamilan minggu ke 8


 Sebagai penerus pada bagian inferior dari caecum
 Posisi rotasi akhir pada sudut posteromedial dari caecum, 2 cm
dibawah ileocaecal valve
Anatomi
• tabung,
• pada caecum, mobile,
• panjang 4,5 cm pada
neonatus dan 9,5 cm
Vermiform pada dewasa
is • pangkal lebih lebar
dan berbentuk corong
appendix: pada neonatus dan
bayi. Berubah bentuk
menjadi lebih lonjong
seperti dewasa pada
usia 1-2 tahun.
Posisi apendiks
Definisi

 Suatu tindakan pembedahan dengan membuang appendiks


vermiformis
Indikasi Operasi

 Appendisitis acute
 Periappendikuler Infiltrate
 Appendicitis perforasi
Persiapan Operasi

Antibiotikparenteral (Profilaksis)
Hindari pemberian analgetik
Informed Consent  indikasi, prosedur,
komplikasi
Tehnik Operasi

 Penderita dalam posisi supine dalam pengaruh general atau spinal


anastesi
 Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada seluruh abdomen
dan dada bagian bawah, kemudian lapangan operasi dipersempit
dengan duk steril (drapping prosedur)
 Dilakukan insisi dengan arah obliq melalui titik Mc Burney, tegak
lurus antara SIAS dan Umbilikus (Irisan gridiron), irisan lain yang
dapat dilakukan adalah insisi transversal (Irisan Lanz)
 Irisan diperdalam dengan memotong lemak dan mencapai
aponeurosis muskulus Oblikus Abdominis Eksternus (MOE)
 MOE dibuka sedikit dengan skalpel searah dengan seratnya,
kemudian diperlebar ke lateral dan medial dengan pertolongan
pinset anatomi. Pengait luka tumpul dipasang dibawah MOE,
hingga tampak MOI
 MOI kemudian dibuka secara tumpul dengan klem arteri searah
dengan seratnya, sampai tampak lemak peritoneum, dengan hack
Langenback otot dipisahkan. Pengait dipasang dibawah muskulus
transversus abdominis
 Peritoneum yang berwarna putih dipegang dengan menggunakan
2 pinset bedah dan dibuka dengan gunting, perhatika apa yang
keluar; pus, udara, atau cairan lain ( darah, feses, dll), periksa dan
kultur tes sensitifitas kuman dari cairan yang keluar tersebut.
Kemudian pengait luka diletakkan dibawah peritoneum.
 Kemudian caecum (yang berwarna lebih putih, memiliki taenia koli
dan haustra) dicari dan diluksir. Apendiks yang basisnya terletak
pada pertemuan 3 taenia
 Setelah ditemukan caecum dipegang dengan darm pinset dan
ditarik keluar, dengan kassa basah caecum dikeluarkan kearah
mediokaudal
 Mesenterium dengan ujung appendiks dipegang dengan klem
kohcer, kemudian mesoapendiks di klem potong dan diligasi
berturut-turut sampai pada basis appendiks denga menggunakan
silk 3.0
 Pangkal appendiks di crush dengan appendiks klem kohcer dan
pada bekas crush tersebut diikat dengan silk 0.0 2 ikatan
 Dibagian distal dari ikatan di klem dengan kohcer dan diantara
klem kohcer dan ikatan tersebut appendiks dipotong dengan pisau
yang telah diolesi betadine, ujung sisa appendiks di gosok betadine
 Cuci dengan kassa lembab dan kontrol perdarahan
 Caecum dimasukkan kedalam rongga perut
 Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis . Pada kasus perforasi ,
dapat dipasang drain.
Perawatan Post Operasi

 Observasi tanda vital dan tanda akut abdomen


 Medikamentosa : ceftriaxon, metronidazole, analgetik
 Early feeding begitu peristaltik mulai ada
 Balance cairan
 Laboratorium  Darah rutin, albumin, Elektrolit, GDS
 Rawat luka
 Early mobilisazation
Komplikasi Post Operasi

 Kebocoran atau robekan caecum


 Infeksi luka operasi
 Perdarahan, hematom
 Ileus paralitik
 Peritonitis
 Fistel enterokutan

Anda mungkin juga menyukai