INTRODUCTION
I
ANATOMI TESTIS
3
4
TESTIS
5
Permukaan testis dilapisi oleh :
Tunika albuginea
Tunika vaginalis : pars visceralis dan
pars parietalis
Tunika vaskulosa
Testis memiliki lobulus yang dipisahkan oleh
septum testis yang dibentuk dari penebalan
tunika albuginea.
Setiap lobus pada testis terdiri dari tubulus
seminiferus dan interstitial testis
6
Vaskularisasi, Drainase, Inervasi Testis
Arteri : testicular arteries (dari abdominal aorta)
7
SPERMATIC CORD
8
SKROTUM
9
II
SIMPLE
ORCHIECTOMY
11
SIMPLE ORCHIECTOMY
=Pengangkatan satu atau kedua testis dengan scrotal atau subinguinal approach
Indikasi :
Operasi bilateral : kanker prostat (untuk mencapai castrate levels dari hormon testosterone)
Operasi unilateral :
Testis terinfeksi yang gagal terapi konservatif
Testis yang nonviable (torsio testis, trauma)
Pilihan anestesi :
Anestesi regional via spermatic cord block
Anestesi spinal
Anestesi umum
Sedasi sada
12
PROSEDUR
1 5
. .
1. Cukur dan siapkan skrotum
2. Insisi vertikal midline di median raphe atau
insisi transversal skrotum tepat diatas testis
3. Insisi transversal : insisi di rugae skrotum,
hindari pembuluh darah
4. Insisi melewati tunika vaginalis dan
keluarkan testis
5. Traksi testis untuk mengeluarkan spermatic
cord.
Pilihan approach : ligasi spermatic cord (A),
epididymis-sparing orchiectomy (B), atau
subcapsular orchiectomy (C)
13
6. 7.
14
EPIDIDYMIS-SPARING
ORCHIECTOMY
(+) (-)
Prosedur ini Meningkatkan risiko
meninggalkan massa perdarahan intraoperatif
yang dapat teraba yang lebih banyak dan
didalam skrotum kemungkinan
epididymitis
15
3
.
PROSEDUR
5
1. Gunakan mikroskop setelah testis dikeluarkan seperti pada
.
simple orchiectomy
2. Diseksi tajam epididimis untuk dipisahkan dengan testis
3. Klem dan ligasi 3 pembuluh darah utama epididimis 4
(superior, middle, kaudal) menggunakan silk 2-0 .
4. Aproksimasi kaput dan kauda epididimis dengan benang
absorbable 3-0 dan membentuk struktur ellipsoid
5. Karena perdarahan lebih banyak, pasang drain sebelum
tutup luka
6. Kembalikan epididimis ke tunika vaginalis
7. Tutup tunika vaginalis dengan vicryl 5-0
8. Tutup luka seperti simple orchiectomy
16
Raw surface dari Epididimis dilipat Castrate testis dan
epididymis membentuk reconstructed
setelah testis struktur ellipsoid epididymis.
diangkat (epididimoplasti) Bentuk dan
ukuran
reconstructed 17
epididymis
menyerupai testis
III
RADICAL
ORCHIECTOMY
18
RADICAL ORCHIECTOMY
= Pengangkatan seluruh testis bersama dengan spermatic cordnya melalui insisi di inguinal
19
Approach : insisi inguinal pengangkatan total dari
testis, epididymis, dan spermatic cord pada level
internal inguinal ring
20
PROSEDUR
1
.
1. Tentukan landmark anatomi :
• Penis dan skrotum
• Medial : pubic tubercle
• Lateral dan cephalad : ASIS
• Kaudal : ligamen inguinal
2. Insisi kurvilinear mulai dari 2 cm cephalad dan lateral terhadap
pubic tubercle memanjang ke lateral sepanjang langer line
±5-7cm.
Insisi dapat dibuat lebih oblique dan memanjang ke skrotum
untuk memudahkan keluarnya tumor testis yang besar
3. Insisi jaringan subkutan hingga tampak aponeurosis external
abdominal oblique dengan elektrokauter.
• Fascia camper dan scarpa biasanya langsung terlihat. Vena
epigastrik inferior superfisial berada di lateral.
• Identifikasi ligamen inguinal
21
4. Insisi tajam aponeurosis external abdominal
5. 6.
oblique sepanjang inguinal canal
memanjang ke arah medial ke cincin inguinal
eksternal dan ke lateral ke titik diatas cincin
inguinal internal
5. Identifikasi saraf ilioinguinal diatas
spermatic cord. Pisahkan dari external
spermatic fascia dan otot kremaster.
6. Diseksi tumpul secara hati-hati setinggi
pubic tubercle untuk memisahkan spermatic
cord dengan otot kremaster.
7. Jari operator harus dapat melewati bagian
posterior dari spermatic cord sepanjang
dasar inguinal canal.
Hindari diseksi terhadap dasar inguinal
canal untuk mencegah terjadinya hernia
inguinalis postoperative.
22
8. 1
0.
23
15.
24
16. Diseksi spermatic cord di proksimal tampak vas deferens yang memisah dari spermatic
vessel
17. Ligasi dan pisahkan vas deferens dari spermatic cord dengan benang 2-0. Ligasi ganda cord
dan pisahkan
Untaian panjang dari benang akan membantu identifikasi cord saat limfadenektomi
retroperitoneal
18. Irigasi dan hemostasis
19. Aproksimasi aponeurosis external abdominal oblique dengan jahit jelujur dan benang
absorbable 2-0. Hindari saraf ilioinguinal
20. Jika diperlukan berikan anestesi lokal long-acting untuk kontrol nyeri postoperatif.
21. Aproksimasi lapisan jaringan subkutan dengan jahit jelujur dan benang absorbable 3-0
22. Tutup kulit dengan jahit subkutikuler dan benang absorbable 4-0
23. Tutup luka dengan salep antibiotik, kassa kering, dan scrotal support
25
EVALUASI POSTORCHIECTOMY
26
KOMPLIKASI
Rawat inap selama beberapa hari untuk observasi dan perawatan luka
Pemberian obat untuk mencegah terbentuknya clot, antibiotik,dan analgesik
Edukasi pulang :
1. Hindari aktivitas berat selama 2-4 minggu
2. Hindari mengedan berlebihan dan jangan sampai konstipasi
3. Gunakan scrotal support
4. Gunakan donut cushion saat duduk
5. Segera ke dokter jika : demam tinggi, bengkak dan kemerahan di selangkangan,
tidak bisa berkemih
28
REFERENSI
1. Smith, J. A., Howards, S. S., Preminger, G. M., & Hinman, F. (2017). Hinman's Atlas of urologic surgery. Philadelphia:
Elsevier/Saunders.
2. In Wein, A. J., In Kavoussi, L. R., In Partin, A. W., & In Peters, C. (2015). Campbell-Walsh urology. Philadelphia:
Elsevier/Saunders.
3. Weinberg, A. E., Liu, J.-J., Sandelien, M., Waite, N., & Reese, J. H. (2016). Epididymal Sparing Bilateral Simple
Orchiectomy: Cost-Effectiveness and Aesthetic Preservation for Men with Metastatic Prostate Cancer. Urology Practice,
3(2), 112–117. doi:10.1016/j.urpr.2015.06.008
4. Hashim, H., & Abrams, P. (2008). Radical Orchidectomy (Orchiectomy). The Handbook of Office Urological Procedures,
44–47. doi:10.1007/978-1-84628-706-0_8
29
THANKS