Anda di halaman 1dari 4

3.

Hipospadia
Definisi : suatu kelainan yang terjadi bila penyatuan garis tengah lipatan uretra
tidak lengkap sehingga meatus uretra terbuka pada sisi ventral penis dan sebelah
proksimal ujung penis.

Epidemiologi
- 1 dalam 300 kelahiran anak laki-laki.
- Angka kejadian 3,2 dari 1000 kelahiran hidup.
- Anomali paling sering terjadi.

Klasifikasi
Berdasarkan letak muara uretra setelah dilakukan koneksi korde, Browne (1936)
membagi dalam 3 bagian besar :

Sumber : Dasar-dasar Urologi Basuki Edisi 2

Patofisiologi
- Tidak terdapat preputium ventral sehingga preputium dorsal jadi berlebihan
(dorsal hood).
- Sering disertai korde (penis angulasi ke ventral).
- Disertai stenosis meatus uretra dan anomali bawaan berupa testis maldesensus
atau hernia inguinalis, mikropenis.
Manifestasi Klinis
- Anak-anak dan remaja : tidak ada masalah fisik yang berarti.
- Dewasa : chordee akan menghambat hubungan seksual.

1. Infertilitas dapat terjadi pada hipospadia penoskrotal atau perineal.


2. Dapat timbul stenosis meatus yang menyebabkan sulit mengatur urin.
3. Sering terjadi kriptorkidismus.

Terapi
Tujuan :
1) Kosmetik penis (rekonstruksi) untuk mengembalikan fungsi miksi dan fungsi
seksual menjadi normal. Fungsi seksual : ereksi lurus dan pancaran ejakulasi
kuat.
2) Penis dapat tumbuh dengan normal.

Tahapan rekonstruksi :
a. Koreksi korde (ortoplasti)
b. Membuat neouretra dari kulit penis (uretroplasti) : 6 bulan setelah ortoplasti
c. Membuat glans

Tindakan operasi harus dilakukan sebelum anak memasuki usia sekolah agar
tidak mempengaruhi psikis (setelah tahu bahwa anak laki-laki lain BAK berdiri
sedangkan ia jongkok), dan agar tidak mengganggi kegiatan belajar karena seringkali
butuh lebih dari 1x operasi apalagi jika terjadi komplikasi.

Prioritas utama terapi : penyempurnaan teknik operasi dan perawatan paska


operasi (post uretroplasti : dilindungi dengan kateter sampai luka benar-benar sembuh
dan dapat dialiri air).

Kelainan kongenital lain yang menyertai


- Undensensus testis
- Monorkidismus (jumlah testis hanya 1)
- Disgenesis testis
- Hidrokele (penumpukan cairan berlebihan antara lapisan parietal dan visceral
tunika vaginalis skrotum)

Pada penis berupa :


- Propenil skrotum
- Mikrophallus
- Torsi penile

Pada ginjal dan ureter :


- Fused kidney
- Malrotasi renal
- Duplex dan refluks ureter

Komplikasi
1. Edema : akibat reaksi jaringan
2. Hematom (kumpulan darah di bawah kulit) : dapat dicegah dengan balut
tekan selama 2-3 hari paska operasi
3. Fistula uretrokutan : komplikasi tersering dan parameter keberhasilan operasi
4. Strikturn: pada proksimal anastomosis yang kemungkinan disebabkan
angulasi anastomosis
5. Divertikulum : terjadi pada pembentukan neouretra yang terlalu lebar atau
ada stenosis meatal yang mengakibatkan dilatasi lanjut
6. Residual chordee / rekuren chordee : akibat rilis korde tidak sempurna
dimana tidak melakukan ereksi artifisial saat operasi atau pembentukan skar
yang berlebihan di ventral penis meski sangat jarang.
7. Rambut dalam uretra : menyebabkan ISK berulang dan pembentukan batu
saat pubertas

Hasil operasi hipospadia yang baik dinilai dari :


- Ada atau tidaknya terbentuk komplikasi fistula uretrokutaneus
- Kosmetik
- Stream (pancaran kencing) : menilai adanya stenosis, striktur, divertikel.
Prognosis
Baik apabila terapi adekuat dengan :
a. Pelepasan chordee
b. Restrukturisasi lubang meatus melalui pembedahan.

Catatan Penting
(!!) Preputium digunakan untuk rekonstruksi, sehingga bayi yang hipospadia
tidak boleh disirkumsisi.
(!!) Chordee dapat terjadi tanpa hipospadia, diatasi dengan melepaskan jaringan
fibrosis untuk memperbaiki fungsi dan penampilan penis.

Anda mungkin juga menyukai