Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN HISTEREKTOMI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


1/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan,


PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL

03 MARET 2017 (dr. Hayati Isti Fadah)


NIK. 05.05.01.067
PENGERTIAN Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk
mengangkat rahim, baik sebagian (sub total) tanpa cervix ataupun
seluruhnya (total) berikut cervix uteri.
TUJUAN Melakukan pengangkatan rahim atas indikasi
KEBIJAKAN Indikasi :

a. Myoma uteri
b. Atonia uteri
c. Olacenta akreta
d. Uterus sebagai sumber infeksi
e. Displasia berat
f. Ca cervix early stage
g. Ca ovarii

Ca endometrii
PENATALAKSANAAN HISTEREKTOMI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


1/2

PROSEDUR 1. Informed consent


2. Setelah pembiusan dilakukan tindakan aseptis
3. Pasang duk steril
4. Incisi linea mediana/pfanenstiel/maylard
5. Incisi diperdalam hingga cavum peritonii
6. Pasang retractor sehingga uterus dan organ sekitar dapat
teridentifikasi, bila perlu digunakan big kass untuk
menyingkirkan usus dari lapang pandang
7. Ligamentum rotundum proksimal diklem dengan 2 klem
oschner, dipotong diantaranya kemudian ikat rangkap dengan
benang kromik
8. Lamina anterior ligamentum latum yang terbuka di incise
dengan gunting dari tempat pemotongan menuju kebawah dan
medial ke arah segmen bawah rahim
9. Lamina posterior ligamentum latum tepat dibawah tuba falopi,
ligamentum ovarii proprium serta pembuluh darah ovarium
didorong serta tumpul dengan 2 jari kedepan membentuk lubang
10. Melalui lubang tuba falopii, ligamentum ovarii propium serta
pembuluh darah ovarium dijepit dengan 2 klem dan dipotong
diantara keduanya
11. Longgarkan jepitan dan ikat punting lateral dengan benang
kromik 0/2-0
12. Puntung medical diikat dengan benang sutera dan jepit ujung
benang dengan klem untuk mengangkat uterus
13. Lamina posterior ligamentum latum dipotong kebawah dengan
gunting dekat dengan uterus menuju ke arah ligamentum
kardinale, jepit dan ikat setiap perdarahan yang terjadi
14. Buka plika vesikouterina
15. Kandung kemih serta peritoneum dibebaskan dari segmen
bawah rahim secara tumpul, untuk histerektomi totalis kandung
kemih harus dibebaskan lebih luas ke lateral dank e bawah
sejauh 2 cm dibawah ujung cervix untuk mencegah
terpotongnya kandung kemih dan ureter
16. Untuk histerektomi sub total korpus uteri dipotong, berbentuk
corong setinggi OUI diatas ligamentum kardinale
17. Untuk histerektomi total, identifikasi dan mengikat pembuluh
darah uterus
18. Pinggir lateral uterus diperlihatkan dengan mengevaluasi uterus
kesisi berlawanan
19. Lembaran posterior ligamentum latum didorong ke kaudal
bersama-sama dengan ligamentum kardinale
20. Pengupasan diteruskan dengan gunting sampai arteri uterine
terlihat setinggi OUI
21. Arteri uterine diklem dan dipotong kemudian diikat rangkap
dengan kromik 0/2-0
22. Puntung medial diikat dengan benang sutera dan klem dapat
dibebaskan
23. Ligamentum kardinale diklem dekat dengan cervix dan dincisi
serta diikat
24. Tindakan yang sama dilakukan terus kebawah sampai fornix
lateral dari vagina tercapai. Ramus descendan arteri uterina
diklem, gunting dan ikat
25. Lamina posterior ligamentum latum di incise sampai kepangkal
ligamentum sakro uterina terus ke belakang cervix di cavum
douglasi
26. Peritonrum belakang dibebaskan dri cerix dan fornix posterior
vagina dengan gunting
27. Ligamentum sakrouterina diklem dan diincisi kemudian diikat
dengan benang kromik no 0/2-0
28. Dilakukan deseksi sampai ruang rekto vagina terbuka
29. Fornix lateralis vagina kiri dan kanan diklem dan dilakukan
incisi sebelah medial dan kranian dari klem dan dibawah cervix
sampai seluruh uterus dan cervix dapat diangkat
30. Fornix lateralis diikat dengan benang kromil dan dijahit ke
puntung ligament kardinale, sakro uterina dan ligamentum
rotundum
31. Penutupan tunggul vagina dengan benang kromik
32. Setelah dipastikan tidak ada perdarahan dan benda asing
dilakukan penutupan dinding abdomen
UNIT TERKAIT IBS RSU HARAPAN IBU PURBALINGGA

Anda mungkin juga menyukai