Anda di halaman 1dari 31

PENGUKURAN CVP

Ns. Oka
Definisi
Definisi
 Tekanan vena central (central venous
pressure) adalah tekanan darah di vena kava.
Ini memberikan informasi tentang tiga
hal:parameter volume darah, keefektifan
jantung sebagai pompa, dan tonus vaskular.
Tekanan vena central dibedakan dari tekanan
vena perifer, yang dapat merefleksikan hanya
tekanan lokal.
 Pengukuran CVP dengan menggunakan

manometer
Pendahuluan
 Darah dari vena sistemik masuk ke atrium kanan sehingga
pengukuran tekanan pada atrium kanan dapat dilakukan. CVP
ditentukan oleh fungsi dari sebelah kanan jantung dan
tekanan darah vena di vena cava. Dalam situasi normal,
peningkatan venous return menyebabkan peningkatan cardiac
output tanpa perubahan tekanan vena.
 Namun bila fungsi ventrikular kanan berkurang atau pada
sirkulasi pulmonal yang terobstruksi, tekanan atrium kanan
akan meningkat.
 Kehilangan volume darah ataupun dilatasi menyeluruh juga
menyebabkan berkurangnya venus return dan tekanan atrium
kanan turun.
 Nilai normal CVP 5 – 10 cm H2O, dan pada orang yang
menggunakan ventilator naik 3 – 5 cm H2O (8-15 cm H2O).
Posisi atrium kanan
Pendahuluan
 CVP menggambarkan tekanan pada vena central.
 Alat untuk mengukur CVP adalah CVC line (Central
Venous Cathether).
 Pemasangan CVC line, biasanya dilakukan oleh
seorang anastesiologi.
 Area pemasangan CVC line biasanya dilakukan di
vena jugularis interna/eksterna, vena subclavia
dextra/sinistra, dan juga vena femoralis
 Namun yang area yang bisanya dilakukan tempat
penusukan untuk memasukkan CVC line adalah di
vena subclavia karena letaknya yang relatif dekat
dengan atrium kanan
Indikasi pemasangan CVP:
 Ujung dari CVC line akan sampai pada muara
vena cava di atrium kanan jantung.
 Ada beberapa indikasi seorang pasien

dilakukan pemasangan CVC line, diantaranya:


pasien dengan kondisi shock yang
memerlukan cairan dalam jumlah yang besar
dan dalam waktu yang singkat, serta pasien
yang mengalami masalah pada akses vena
perifer sehingga tidak memungkinkan lagi
dilakukan akses cairan melalui vena perifer
Tujuan pemasangan CVP line:
 Sebagai pemantauan tekanan vena sentral
terkait status cairan dan oksigenasi tubuh
 Memberikan cairan dalam jumlah yang

banyak dan dalam waktu yang relative


singkat
 Untuk memberikan nutrisi via parenteral
 Untuk memasukkan obat
Metode pengukuran:
 Manual
 Dengan membaca melalui monitor yg sdh

dihubungkan dgn tranducer


Kapan CVP harus diukur?
 Klien hipotensi yang tidak berespon terhadap
manajemen klinis dasar
 Hipovolemi berkelanjutan sekunder akibat

pergeseran cairan atau kehilangan cairan


 Pasien yang membutuhkan infus inotropik
Kontraindikasi dan kewaspadaan
 Peningkatan CVP menunjukkan peningkatan cardiac
output, infark / gagal vntrikel kanan, meningkatnya
volume vaskular, perikarditis, konstriktif dan
hipertensi pulmonal. Hasil pengukuran CVP,
menunjukkan peningkatan false (salah) jika pada
kondisi COPD, tension pneumothoraks, ventilasi
tekanan positif.
 Dislokasi ujung kateter jalur vena cava superior
mengakibatkan hasil tidak akurat.
 Penurunan CVP dapat terjadi akibat hipovolemia,
vasodilatasi akibat obat dan syok dari berbagai
penyebab.
Faktor‐faktor yang mempengaruhi
pengukuran tekanan vena sentral
 Volume darah sentral
 Penyakit myokard
 Penyakit perikard
 Tamponade
 Penyakit katup tricuspid
 Ritme jantung
 Level tranducer
 Tekanan intrathorakal
Lokasi pemantauan
 Vena Jugularis interna kanan atau kiri (lebih
umum pada kanan)
 Vena subklavia kanan atau kiri, tetapi duktus

toraks rendah pada kanan


 Vena brakialis, yang mungkin tertekuk dan

berkembang menjadi phlebitis


 Lumen proksimal kateter arteri pulmonalis, di

atrium kanan atau tepat di atas vena kava


superior
Komplikasi
 Pneumothoraks
 Emboli udara
 Kelebihan cairan
 Sepsis
 Infeksi local atau sistemik (mis. endokarditis)
 Emboli pumuner
 Disritmia
 Erosi vena cava superior yang mengakibatkan hemothoraks
dan tamponade jantung
 Sumbatan pada kateter akibat stopcock yang tidak tepat
menyebabkan pemberian cairan infus melambat
 Perdarahan karena selang terlepas dari kateter vena central
----Lapor Segera
Peran prwt sblm pemasangan
 Mempersiapkan alat untuk penusukan dan
alat-alat untuk pemantauan
 Mempersiapkan pasien; memberikan

penjelasan, tujuan pemantauan, dan


mengatur posisi sesuai dengan daerah
pemasangan
Peran prwt saat pemasangan
 Memelihara alat-alat selalu steril
 Memantau tanda dan gejala komplikasi yang

dapat terjadi pada saat pemasangan seperti


gangguan irama jantung, perdarahan
 Membuat klien merasa nyaman dan aman

selama prosedur dilakukan


Peran prwt setelah pemasangan
 Mendapatkan nilai yang akurat dengan cara:
melakukan Zero Balance: menentukan titik
nol/letak atrium, yaitu pertemuan antara garis ICS
IV dengan midaksila,
Zero balance: dilakukan pd setiap pergantian dinas,
atau gelombang tidak sesuai dg kondisi klien
melakukan kalibrasi untuk mengetahui fungsi
monitor/transduser, setiap shift.
Peran prwt setelah pemasangan
 Mengkorelasikan nilai yg terlihat pada monitor dengan keadaan
klinis klien.
 Mencatat nilai tekanan dan kecenderungan perubahan
hemodinamik.
 Memantau perubahan hemodinamik setelah pemberian obat-
obatan.
 Mencegah terjadi komplikasi & mengetahui gejala & tanda
komplikasi (spt. Emboli udara, balon pecah, aritmia, kelebihan
cairan,hematom, infeksi,penumotorak, rupture arteri
pulmonalis, & infark pulmonal).
 Memberikan rasa nyaman dan aman pada klien.
 Memastikan letak alat2 yang terpasang pada posisi yang tepat
dan cara memantau gelombang tekanan pada monitor dan
melakukan pemeriksaan foto toraks (CVP, Swan gans).
INTERPRETASI NILAI CVP
 Nilai rendah : < 5 cmH2O
 Nilai normal : 5 – 10 cmH2O
 Nilai sedang : 10 – 15 cmH2O
 Nilai tinggi : > 15 cmH2O
PENILAIAN CVP DAN ARTI KLINISNYA
CVP rendah (< 5 cmH2O)
 Beri darah atau cairan dengan tetesan cepat.
 Bila CVP normal, tanda shock hilang -> shock

hipovolemik
 Bila CVP normal, tanda – tanda shock

bertambah -> shock septik


PENILAIAN CVP DAN ARTI KLINISNYA
CVP normal (5 – 15 cmH2O)
 Bila darah atau cairan dengan hati – hati dan

dipantau pengaruhnya dalam sirkulasi.


 Bila CVP normal, tanda – tanda shock negatif

-> shock hipovolemik


 Bila CVP bertambah naik, tanda shock positif

-> septik shock, cardiogenik shock


PENILAIAN CVP DAN ARTI KLINISNYA
CVP tinggi (> 15 cmH2O)
 Menunjukkan adanya gangguan kerja jantung

(insufisiensi kardiak)
 Terapi : obat kardiotonika (dopamin)
CARA PENGUKURAN
Persiapan alat :
 Skala pengukur
 Selang penghubung (manometer line)
 Standar infus
 Three way stopcock
 Pipa U/waterpass
 Set infuse
PREINTERAKSI
 Cek catatan keperawatan dan catatan medis
klien (Mengetahui TTV, terapi, resep obat
yang diberikan, indikasi, kontraindikasi,
riwayat alergi, dan hal lain yang diperlukan)
 Cuci tangan
 Siapkan alat yang diperlukan
Tahap orientasi
 Beri salam dan perkenalkan diri
 Identifikasi pasien: tanyakan nama, tanggal

lahir, alamat (minimal 2 item). Cocokkan


dengan gelang identitas.
 Tanyakan kondisi dan keluhan klien
 Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan

hal yang perlu dilakukan klien


 Berikan kesempatan klien/keluarga bertanya

sebelum kegiatan dilakukan


Tahap kerja
 Jaga privasi klien
 Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
 Atur klien pada posisi yang nyaman dan

sesuai dengan kebutuhan


Merangkai alat CVP
 Menghubungkan set infus dengan cairan NaCl 0,9%
 Mengeluarkan udara dari selang infus
 Menghubungkan skala pengukuran dengan threeway
stopcock
 Menghubungkan three way stopcock dengan selang
infus
 Menghubungkan manometer line dengan three way
stopcock
 Mengeluarkan udara dari manometer line
 Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 25 cmH2O
 Menghubungkan manometer line dengan kateter yang
sudah terpasang
Cara Pengukuran
 Mengatur posisi pasien (posisi datar/flat) jika
tidak memungkinkan bisa dengan semi fowler
 Levelling, adalah mensejajarkan letak jantung

(atrium kanan) dengan skala pengukur atau


tansduser
 Letak jantung dapat ditentukan dg cara membuat

garis pertemuan antara sela iga ke empat (ICS IV)


dengan garis pertengahan aksila
 Menentukan nilai CVP, dengan memperhatikan

undulasi pada manometer dan nilai dibaca pada


akhir ekspirasi
Titik “nol” ditentukan:
 Setinggi atrium kanan
 Mid axillary line
 Posisi pasien
 Diukur dgn waterpass atau pipa U
Terminasi
 Evaluasi perasaan klien, simpulkan hasil
kegiatan, berikan umpan balik positif
 Kontrak pertemuan selanjutnya
 Bereskan alat-alat
 Cuci tangan

Dokumentasi
Catat hasil kegiatan di dalam catatan
keperawatan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai