Agus Purwanggana
Keuntungan Infus Intravena
Pada keadaan sakit obat dengan mudah diberikan
melalui botol infus intravena bersama dengan cairan
elektrolit/makanan.
Kecepatan infus intravena dapat dengan mudah
diatur sesuai dengan kebutuhan penderita.
Untuk Stabilitas fluktuasi puncak (maksimum
minimum) kadar obat dalam plasma. Penting untuk
obat dengan indeks terapi sempit.
Infus Intravena
Infus diberikan dengan kecepatan konstan (R), orde
nol
Obat akan terakumulasi sampai tercapai kadar
plateau atau kadar tunak atau kadar steady state (Css)
kadar steady state (Css): Kadar obat dalam plasma di
mana kecepatan obat meninggalkan tubuh sama
dengan kecepatan obat memasuki tubuh (infusi).
Kecepatan perubahan kadar obat = nol
Kadar obat dalam plasma
Cp Cp
Css 3R
R Css 2R
Css
1R
Css
Waktu Waktu
Infus Intravena
Waktu untuk mencapai Css tergantung pada T1/2
eliminasi.
Perkiraan waktu untuk mencapai Css
berdasarkan T1/2
Cp T
90 % Css 3,32 T1/2
95 % Css 4,32 T½
99 % Css 6,65 T1/2
Infus Intravena
Untuk tujuan terapetik, diperlukan lebih dari
95% Css dalam darah yang dapat dicapai dalam
waktu 6 x T1/2
Jika obat diberikan dengan kecepatan infus lebih
tinggi, akan diperoleh Css yang lebih tinggi,
tetapi waktu yag diperlukan untuk mencapai Css
tetap sama.
Kadar Obat dalam Plasma
(Model Kompartemen Terbuka Infus Intravena)
Cp
Infus dihentikan
Css
Kel
T
Pada Waktu Infus Dihentikan
Ri
Ri Css =
Css = x (1 – e-Kel . ∞)
Vd . Kel Vd . Kel
Ri = Css . Vd . Kel
Ri = Css . ClT
Infus dengan Loading Dose
(Dosis Muatan)
Dalam terapi, loading dose obat sering digunakan
untuk memperoleh kadar obat steady state (Css)
secapat mungkin. Loading dose sering disebut juga
initial dose (dosis awal).
Infus sering dikombinasi dengan bolus intravena
sebagai Loading dose atau Dosis Muatan (Dm)
Dm = Vd . Css Ri
Dm = Vd
Vd . Kel
Ri
Dm =
Kel
Seorang wanita umur 35 tahun dengan berat badan 60 kg, diberikan
antibiotik secara infus intravena. Jika wanita tersebut mempunyai fungsi
ginjal normal dan farmakokinetika obat tersebut mengikuti kinetika
order kesatu dengan kecepatan eliminasi 0,400/jam dan volume
distribusi 25 liter.
a. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai 95% Css setelah
infus diberikan?
b. Berapa kecepatan infus yang tepat untuk antibiotik tersebut jika kadar
setimbang dalam darah untuk antibiotik tersebut 15 µg/ml?
c. Jika diketahui kadar sediaan infus antibiotik tersebut 0,5%. Berapa
kecepatan infus harus diberikan dalam tetes/menit?
d. Berapa kadar obat dalam plasma 5 jam setelah infus diberikan?
e. Jika Pasien mengalami gagal ginjal 50% berapa kecepatan infus
harus diberikan?
Seorang wanita umur 35 tahun dengan berat badan 60 kg, diberikan
antibiotik secara infus intravena. Jika wanita tersebut mempunyai fungsi
ginjal normal dan farmakokinetika obat tersebut mengikuti kinetika
order kesatu dengan kecepatan eliminasi 0,400/jam dan volume
distribusi 25 liter.
a. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai 95% Css
setelah infus diberikan?
b. Berapa kecepatan infus yang tepat untuk antibiotik tersebut jika
kadar setimbang dalam darah untuk antibiotik tersebut 15 µg/ml?
c. Jika diketahui kadar sediaan infus antibiotik tersebut 0,5%. Berapa
kecepatan infus harus diberikan dalam tetes/menit?
d. Berapa kadar obat dalam plasma 5 jam setelah infus diberikan?
e. Jika Pasien mengalami gagal ginjal 50% berapa kecepatan infus
harus diberikan?