Peserta Pertemuan
Orientasi Tripel
Eliminasi
hiv,sifilis &hep B
JAKARTA, FEBRUARI 2018
ELIMINASI PENULARAN
HIV, SIFILIS dan HEPATITIS B
DINAS KESEHATAN
PROVINSI DKI JAKARTA
Latar Belakang
OTONOMI DAERAH Tujuan Nasional
Hak, wewenang, kewajiban daerah Melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia
otonom untuk mengatur dan Memajukan kesejahteraan umum
mengurus sendiri urusan Mencerdaskan kehidupan bangsa
pemerintahanan dan kepentingan Ikut melaksanakan ketertiban dunia
masyarakat setempat dalam sistem
NKRI
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
Mempercepat peningkatan : spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
- kesejahteraan rakyat,
hidup produktif secara sosial dan ekonomis
- pemberdayaan masyarakat,
- pelayanan publik dan
- daya saing
Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah, Keluarga, dan Orang
Tua wajib mengusahakan agar Anak yang lahir terhindar
UU 23 th 2014 ttg dari penyakit yang mengancam kelangsungan hidup dan/atau
Pemerintahan Daerah menimbulkan kecacatan
Landasan Hukum
•Undang-undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
•Undang- undang no.23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU
•Peraturan Menteri Kesehatan no. 43 tahun 2016 tentang SPM Bidang Kesehatan
PERMENKES
•Peraturan Menteri Kesehatan No.1501 tahun 2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
PERMENKES •Permenkes 21/ 2013 Tentang Penanggulangan HIV AIDS & PMS
Peraturan Menteri kesehatan RI no.52 tahun 2017 Tentang Eliminasi Penularan HIV,Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke aanak
•Peraturan Menteri Kesehatan 53 tahun 2015 tentang Penanggulangan Hepatitis Virus
Permenkes•Permenkes 67/2016 Tentang Penanggulangan TB
•Peraturan Gubernur No 278 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
Pergub
Data Kasus HIV di DKI Jakarta
2016 s.d 2017
tes HIV HIV positif HIV positif dirujuk ke PDP
260800
180029
2016 2017
Sumber: Siha Kemenkes RI
Kasus IMS di Provinsi DKI Jakarta
Januari sd Desember 2017
Pasien sifilis yang diobati 2198
Lansia
Pemeriksaan Kehamilan Persalinan, nifas & neonatal
2030
2013 2016 2019 2022 2027
Skrining HIV,
Sifilis, Hep B Tripel 2030
pada Ibu Hamil eliminasi getting to zero
2/15/2019 10
Analisis Situasi
Tujuan global mengakhiri epidemi HIV , PIMS (Sifilis) dan INTERVENSI
virus hepatitis sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada 1. Cegah KTD,
tahun 2030.
‘triple’ Eliminasi Penularan dari ibu ke anaknya (WHO) 2. intervensi EMTCT saat
HIV :HIV baru pada anak ≤50 per 100.000 kelahiran hidup per hamil (antenatal),
tahun persalinan, dan setelah
populasi menyusui <5% atau dilahirkan
populasi non menyusui <2%.
sifilis bawaan (kongenital) ≤50 per 100.000 kelahiran hidup per 3. pengobatan atau
tahun. profilaksis
Hepatitis B baru ~ HBsAg ≤0,1% pada tahun 2030
Syarat : 4. vaksinasi hepatitis B.
cakupan ANC lengkap berkualitas setinggi-tingginya (≥95%) 5. Nilai tunggal
untuk tes HIV dan sifilis,
≤50/100.000 kelahiran
cakupan pengobatan setinggi-tingginya juga (≥ 95%).
cakupan HB0 birthdose >95% (< 24 jam kelahiran), dilanjutkan hidup
HB1, HB2 & HB3100% tahun 2022. DUKUNGAN
(Global guidance on criteria and processes for validation: Elimination of mother-to-child transmission (EMTCT) of HIV and syphilis, WHO 2014)
KEBIJAKAN
1. Eliminasi penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak dilaksanakan di seluruh
kabupaten/kota Indonesia dengan pendekatan standar pelayanan minimal bidang kesehatan
2. Pelayanan Antenatal di setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus terpadu ‘triple’ Eliminasi
3. Penerapan Standar Prosedur Operasional Pelayanan Antenatal Terpadu untuk Eliminasi sebagai
MAKLUMAT PELAYANAN
4. Daerah menetapkan penugasan, pelimpahan wewenang dan task shifting
5. Ketersediaan sumber daya, sistem informasi dan logistik dalam sistem kesehatan
6. Layanan Komprehensif Berkesinambungan berkualitas bagi perempuan, bayi baru lahir, anak dan
keluarganya
7. Peran serta masyarakat, tidak terbatas pada swasta, LSM, warga peduli dan kelompok dukungan
STRATEGI Pendekatan
PIS-PK
2022 • Eliminasi
2023- • Pemeliharaan
2025
Target
a. Menurunkan hingga meniadakan infeksi baru HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari
ibu ke anaknya
b. Menurunkan hingga meniadakan masalah kesehatan terkait HIV, Sifilis dan
Hepatitis B;
c. Mendorong perilaku hidup bersih dan sehat bebas risiko kesehatan
d. Meningkatkan kualitas pengetahuan, kebiasaan dan praktik petugas
pelaksana, institusi, dan manajemen pelayanan kesehatan berorientasi pada
standar prosedur
e. Menghilangkan dampak sosial ekonomi pada individu, keluarga dan
masyarakat.
Integrasi dalam Layanan KIA
Tentuk sTatus Tes Kehamilan,
an DJJ Imunisasi Tablet Gol. Darah
ANAMNESIS TFU Fe
Hemoglobin
GlukoProteinurin
sTatus Sifilis,
gizi Test HIV,
Hep B,
Malaria (pada daerah
TINDAK LANJUT
Indikator dan Target Ibu hamil dalam ‘triple’
Eliminasi Penularan
Indikator HIV Sifilis Hepatitis B
Ibu hamil diperiksa, Cakupan 2018 : 60% dari ibu hamil K1
dites, dideteksi dini Cakupan 2019 : 70% dari ibu hamil K1
ANC 10T lengkap Cakupan 2020 : 80% dari ibu hamil K1
Cakupan 2021 : 90% dari ibu hamil K1
berkualitas
Cakupan 2022 : 100% dari ibu hamil K1
Penanganan bagi ibu 100% ibu hamil diobati ARV, 100% ibu hamil diobati 100% kasus hepatitis B
hamil dengan hasil berupa Kombinasi Dosis dengan Benzatin Penicilin G pada ibu hamil dalam
positif Tetap (KDT) (Tenofovir 300mg 2,4 juta IU IM sebagai pengawasan, dirujuk ke
+ Lamivudin 300mg + program dosis tunggal pada rumah sakit yang
Efavirens 600mg) setiap hari fase dini, diulang 2 kali dgn mampu tatalaksana
sekali (tiap 24jam) seumur selang waktu 1 minggu hepatitis B
hidup atau dirujuk
Ibu bersalin di 100% bersalin di fasyankes 100% bersalin di fasyankes 100% bersalin di
fasyankes oleh nakes oleh nakes fasyankes oleh nakes
Indikator dan Target Bayi dari Ibu terinfeksi
dalam Eliminasi Penularan
Indikator HIV Sifilis Hepatitis B
Penanganan anak dari 100% mendapat pelayanan 100% mendapat pelayanan 100% mendapat
ibu positif standar standar pengobatan pelayanan standar
profilaksis ARV dalam 24 jam, Benzatin Penicilin G 50.000 imunisasi HB0 <24 jam
pemeriksaan EID (virologis IU/kgBB IM dosis tunggal, dan
kualitatif dgn DBS) saat mulai pemeriksaan titer RPR usia HBIg <24 jam;
6 minggu, dilanjutkan dengan 3 bulan dibandingkan titer pemeriksaan serologis
kotrimoksazol profilaksis ibunya, atau pemeriksaan HBsAg dan atau
atau pemeriksaan serologis lain atau pemantauan klinis virologis Hepatitis B
pada usia 18 bulan sampai 2 tahun saat bayi usia 9-12
bulan.
Anak negatif 100% hasil DBS EID negatif, 100% titer RPR negatif atau 100% pemeriksaan
(keberhasilan program anak sehat tanpa ARV sama dengan titer ibu anak serologis HBsAg
3E) sehat, tanpa cacat atau negatif.
kematian
Sasaran yang diharapkan
Setiap ibu hamil dan bayi yang dikandungnya terpenuhi hak kesehatannya,
terlindungi dan tidak seorangpun terlewatkan untuk menghentikan penularan
dari ibu ke anak
Mengimplementasikan program eliminasi sejak dari perencanaan,
pelaksanaan, pencatatan-pelaporan, diseminasi informasi, advokasi,
pemantauan, evaluasi, pembinaan dan pengawasan.
Menjadi tim teaching di Layanan masing-masing.
Memperkuat berbagai subsistem kesehatan nasional dan daerah yang
terintegrasi
TERIMAKASIH
Terimakasih