Anda di halaman 1dari 35

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA

DENGAN HARGA DIRI REMAJA


(STUDI KORELASI CROSS SECTIONAL DI SMP HANG TUAH
1 SURABAYA)

Oleh:
Ni Made Nita Kumarayanti
200802043
LATAR BELAKANG
Fenomena
Masih ada siswa SMP Hang Tuah 1
Surabaya yang mempunyai Justifikasi
perasaan negatif terhadap dirinya Didapat dari 10 siswa
sendiri, perasaan tidak mampu, dan dari wakil kepala
mudah tersinggung dan menarik sekolah bagian
diri secara sosial kesiswaan

Kronologis: Solusi:
• Kepala Sekolah &
Pola Asuh Orang tua Guru SMP Hang Tuah
1 Surabaya
Harga diri remaja • Orang Tua
• Siswa
Dampak
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pola asuh yang diterapkan oleh orang


tua untuk remaja di SMP Hang Tuah 1 Surabaya?

2. Bagaimana harga diri remaja di SMP Hang Tuah 1


Surabaya?

3. Apakah ada hubungan antara pola asuh orang tua


dengan harga diri remaja di SMP Hang Tuah 1
Surabaya?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Menganalisis hubungan pola asuh orang tua dengan
harga diri remaja di SMP Hang Tuah 1 Surabaya.
Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi pola asuh yang diterapkan oleh
orang tua untuk remaja di SMP Hang Tuah 1
Surabaya.
2) Mengidentifikasi harga diri remaja di SMP Hang
Tuah 1 Surabaya.
3) Menggambarkan hubungan antara pola asuh
orang tua dengan harga diri remaja di SMP Hang
Tuah 1 Surabaya.
MANFAAT PENELITIAN

Manfaat Teoritis
Memperkuat teori Manfaat Praktis
Coopersmith pola asuh
1) Bagi Guru SMP
otoriter dan permisif akan
Hang Tuah 1
mengakibatkan anak
mempunyai harga diri yang Surabaya
rendah. Sementara itu, 2) Orang Tua Siswa
pola asuh demokratis 3) Siswa itu sendiri
akan membuat anak
mempunyai harga diri yang
tinggi.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
 kerangka konseptual.docx
HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis dalam penelitian ini adalah


Ho yaitu tidak ada hubungan antara pola asuh
orang tua dengan harga diri remaja di
SMP Hang Tuah 1 Surabaya
H1 yaitu ada hubungan antara pola asuh orang
tua dengan harga diri remaja di SMP
Hang Tuah 1 Surabaya
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Populasi target
Semua siswa di SMP Hang Tuah 1 Surabaya sejumlah
688 siswa

Populasi terjangkau
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VII & VIII SMP Hang Tuah 1 Surabaya yang jumlahnya 464
siswa dan memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut :
1. Siswa usia 12-15 tahun
2. Siswa yang bersedia menjadi responden
3. Siswa yang tidak sedang ujian
4. Siswa yang hadir di sekolah

Propotionate stratified random sampling

147 Sampel
 Lanjutan Informed consent untuk remaja

Pemberian kuesioner Pemberian kuesioner


kepada remaja mengenai kepada remaja mengenai
pola asuh harga diri

Editing Editing

Scoring

Coding Koefisien Kontingensi Coding

tabulating
tabulating
p=0,000
Analisis statistik
Analisis statistik
deskriptif proporsif
deskriptif proporsif
persentase
persentase
Ho di tolak
hasil
hasil
DEFINISI OPERASIONAL
Variabel bebas: Pilihan jawaban 1. Pola asuh demokratis
pola asuh remaja dari 1) Pandangan orang
orang tua pertanyaan tua tentang anak
tentang sikap sebagai pribadi yang
orang tua dalam sedang berkembang.
mengasuh 2) Cara komunikasi dua
arah yaitu anak dan
orang tua
3) Penerapan disiplin
ditetapkan orang tua
dengan melibatkan
pemahaman anak,
bersifat terbuka, dan
mengontrol tingkah
laku anak.
4) Cara pemenuhan
kebutuhan dibentuk
atas pertimbangan
bersama antara
orang tua dengan
anak.
lanjutan

2. Pola asuh permisif


1)Pandangan orang
tua tentang anak
sebagai pribadi yang
dianggap dewasa.
2)Cara komunikasi
satu arah yaitu
anak.
3)Penerapan disiplin,
orang tua bersikap
bebas atau longgar.
4)Cara pemenuhan
kebutuhan
ditentukan oleh
anak sendiri.
lanjutan

3. Pola asuh otoriter Untuk pilihan a


1) Pandangan orang tua pola asuh
tentang anak sebagai demokratis.
anak kecil yang harus Untuk pilihan b
diatur orang tua. pola asuh
2) Cara komunikasi satu permisif.
arah yaitu orang tua. Untuk pilihan c
3) Penerapan disiplin
pola asuh
ditetapkan orang tua
otoriter.
dengan aturan dan
hukuman.
Kode 3: pola
4) Cara pemenuhan asuh demokratis
kebutuhan, Kode 2: pola
ditentukan atas asuh permisif
pemikiran dan Kode 1: pola
kehendak orang tua. asuh otoriter
Lanjutan

Variabel Jumlah 1)Harga diri fisik Pernyataan


tergantu jawaban (physically self- positif (1, 3, 5, 7,
ng: responden esteem).Sikap 9, 11) diberikan
harga yang seseorang untuk dapat nilai: sangat
diri memilih menghargai diri sendiri setuju (SS) = 4,
remaja dominan berdasarkan penilaian setuju (S) = 3,
terhadap terhadap karakteristik tidak setuju (TS)
12 organ-organ fisiknya. = 2, dan sangat
pernyataan 2)Harga diri prestasi tidak setuju
mengenai Kerja (Performance (STS) = 1. Untuk
evaluasi diri self esteem). Sikap setiap
penghargaan terhadap pernyataan
pengalaman prestasi negatif (2, 4, 6,
kerja dimasa lalunya. 8, 10, 12):
3)Harga diri sosial sangat setuju
(Social self- (SS) = 1, setuju
esteem).Sikap (S) = 2, tidak
penghargaan terhadap setuju (TS) = 3,
penilaian orang lain dan sangat tidak
pada dirinya. setuju (STS) = 4.
lanjutan

Skor tertinggi: 48
Skor terendah: 12
Deviasi standarnya = 6
Nilai mean (rata-rata) =
30
X < (30 – 1,0 (6)) :
rendah
(30 + 1,0 (6)) ≤ X :
tinggi
Jadi skor < 24 termasuk
harga diri rendah dan
skor ≥ 36 termasuk
harga diri tinggi.
Kode 2: harga diri tinggi
Kode 1: harga diri
rendah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Umum
15 tahun
1% 12 tahun
21%

14 tahun
35%

13 tahun
43%

Diagram 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di


SMP Hang Tuah 1 Surabaya Tanggal 16 April
2012
Perempuan
48%
Laki-laki
52%

Diagram 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis


kelamin di SMP Hang Tuah 1 Surabaya Tanggal
16 April 2012
Katolik Kristen
1% 4%

Islam
95%

Diagram 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama


di SMP Hang Tuah 1 Surabaya Tanggal 16 April
2012
Pernah ranking 10 besar
31%

Tidak pernah ranking 10


besar
69%

Diagram 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah


Mendapat Ranking 10 Besar di Kelas di SMP
Hang Tuah 1 Surabaya Tanggal 16 April 2012
Pesiar
1%
PNS
26%

Pegawai swasta
73%

Diagram 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan


Pekerjaan Orang Tua di SMP Hang Tuah 1
Surabaya Tanggal 16 April 2012
Tidak dengan orang tua
2%

Orang tua
98%

Diagram 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Status


Tinggal Bersama di Rumah di SMP Hang Tuah 1
Surabaya Tanggal 16 April 2012
28-32 tahun
40-65 tahun 18%
43%

33-39tahun
39%

Diagram 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan


Usia Orang Tua di SMP Hang Tuah 1
Surabaya Tanggal 16 April 2012
Data Khusus
Permisif
9%
Otoriter
16%

Demokratis
75%

Diagram 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pola Asuh Orang


Tua di SMP Hang Tuah 1 Surabaya Tanggal 16 April
2012
Harga diri rendah
26%

Harga diri tinggi


74%

Diagram 4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan


Harga Diri di SMP Hang Tuah 1 Surabaya
Tanggal 16 April 2012
Tabel 4.1 Tabulasi Silang Pola Asuh Orang Tua Dengan
Harga Diri Remaja
Pola Asuh Harga Diri Total

Tinggi Rendah

∑ % ∑ % ∑ %

Demokratis 104 95 6 5 110 100

Permisif 3 21 11 79 14 100

Otoriter 2 9 21 91 23 100

Total 109 74 38 26 147 100


 Hasil Uji Statistika
Hasil uji statistika menggunakan uji koefisien
kontingensi didapatkan hasil p=0,000 dan
value +0,628, karena p < α dimana p = 0,000
dan α = 0,05 maka Ho ditolak, kesimpulannya
ada hubungan antara pola asuh orang tua
dengan harga diri remaja di SMP Hang Tuah 1
Surabaya. Value +0,628 menunjukkan
hubungan antar variabelnya kuat.
Pembahasan
Fakta
Pola asuh orang tua:

75%  Demokratis 9%  Permisif 16%  Otoriter

Teori Teori
Teori
SurbaktiPola asuh Dariyo Pola asuh
Dariyo Pola asuh
demokratis paling permisif yaitu orang tua
otoriter yaitu orang tua
memadai untuk merasa tidak peduli dan
merupakan sentral
diterapkan terhadap cenderung memberi
dimana segala ucapan,
para remaja karena kesempatan serta
perkataan maupun
pola asuh demokratis kebebasan secara luas
kehendak orang tua
mengajarkan kepada kepada anak-anaknya.
dijadikan patokan yang
remaja tentang hak dan
harus ditaati anak
kewajiaban
Opini
28-32 tahun  belum Opini
Opini 28-32 tahun  belum
Usia diatas 33 tahun mempunyai kesiapan yang
matang dalam proses mempunyai kesiapan
stabilitas yang besar yang matang dalam
pengasuhan
proses pengasuhan
Pembahasan
Fakta:
74%  Harga Diri Tinggi
26%  Harga Diri Rendah

Teori:
Lerner dan Spainer Harga diri merupakan
evaluasi seseorang terhadap dirinya sendiri
secara positif maupun negatif

Opini:
Jenis kelamin  Otoritas budaya keluarga
Tingkat intelegensi berprestasi yang tinggi
memunculkan kemampuan unggul dari remaja
Pembahasan
Fakta

75%  Demokratis: 9%  Permisif: 16%  Otoriter:


95%  harga diri tinggi 21%  harga diri tinggi 9%  harga diri tinggi
5%  harga diri rendah 79%  harga diri rendah 91%  harga diri rendah

Teori Teori Teori


Coopersmith Pola Coopersmith Pola asuh Coopersmith Pola asuh
asuh demokratis akan permisif mengakibatkan otoriter mengakibatkan
membuat anak anak mempunyai harga anak mempunyai harga
mempunyai harga diri diri rendah diri rendah
tinggi
Opini Opini
Remaja yang diberikan Orang tua kurang
Opini kebebasan oleh orang menyadari bahwa
Semakin baik pola tuanya dalam bertumbuh remaja yang dibesarkan
asuh yang diberikan tanpa kendali akan merasa dalam pola asuh otoriter
semakin baik pula tidak diperhatikan dan akan memiliki
harga diri yang dimiliki remaja berkembang dengan mentalitas yang lemah
remaja kepribadian dan emosional bila dihadapkan dengan
yang kacau berbagai tantangan.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1) Sebagian besar orang tua responden
menerapkan pola asuh demokratis.
2) Sebagian besar responden memiliki harga diri
tinggi.
3) Ada hubungan antara pola asuh orang tua
dengan harga diri remaja di SMP Hang Tuah 1
Surabaya.
5.2 Saran
5.2.1 Tempat Penelitian
1) Kepala Sekolah dan guru BK bekerja sama
dengan orang tua siswa
2) Institusi Sekolah

5.2.2 Peneliti Selanjutnya


Diharapkan akan ada peneliti selanjutnya
yang meneliti faktor-faktor lain yang
mempengaruhi pembentukan harga diri
remaja.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai