Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 3

1. Erin 13-006
apa pemeriksaan radiologi pada fraktur le fort
?
dijawab oleh
 CT Scan 3D
 CT Scan Axial
 CT Scan coronal
 dll
 (A) tiga dimensi (3D) computed tomography (CT) memformat
tampilan anteroposterior menunjukkan cedera kompleks Le Fort
dengan bagian samping Le Fort I, kanan Le Fort II, dan kiri Le
Fort III.
(B) CT Scan 3D memformat tampilan dari arah samping kanan
menunjukkan bahwa fraktur Le Fort II ini melibatkan rim kanan
infraorbital, anterior-lateral rahang, dan lengkung hidung ,
lengkungan zygomatic dan frontozygomatic.
(C) CT Scan 3D memformat dari arah samping kiri
menunjukkan fraktur Le Fort III melalui rim infraorbital,
lengkungan hidung, frontozygomatic, dan arch zygomatic yang
mengalami kehilangan fragmen zygomatic .
(D) Axial CT menunjukkan medial dan posterior rotasi (panah)
yang menunjukan kehilangan fragmen zygomatic (z) di fraktur
kompleks kiri Le Fort I dan III .
(E) Axial CT menunjukkan fraktur Le Fort III di sebelah kiri
dengan dinding lateral orbital (panah) dan lengkung hidung dan
patah tulang anterior ethmoid bilateral. Le Fort II sebelah kanan
lateral dinding orbital.
(F) Coronal CT menunjukkan dasar orbita kiri displaced fractur
(panah) sebagai komponen cedera Le Fort III kiri.
 2. Dita 13-052
Apakah sama penatalaksanaan le fort I, II, dan III ?
dijawab oleh Chintya Rama Dwiranda(13-024)
Sama tapi pada tahap Stabilisasi Plat dan Sekrup.
Pada Le Fort I, plat mini ditempatkan pada tiap
buttress nasomaxillary dan zygomaticomaxillary. Pada
Le Fort II, fiksasi tambahan dilakukan pada
nasofrontal junction dan rima infraorbital. Pada Le
Fort III, plat mini ditempatkan pada artikulasi
zygomaticofrontal untuk stabilisasi.
 3.Aza 13-058
Kenapa prevalensi fraktur le fort banyak terjadi pada laki-laki ?
apa hanya karena kecelakaan saja? Atau memang dari perbedaan
kerangka anatomi antara laki-laki dan perempuan ?
Dijawab oleh
 Dalam sebuah penelitian didapatkan sebanyak 82 penderita
fraktur maksila adalah laki-laki atau 67,21% dari keseluruhannya
dan 40 sisanya merupakan perempuan atau 32,78% dari
keseluruhan penderita. Hal ini sejalan dengan tingkat insidensi
kecelakaan lalu lintas yang lebih banyak dialami laki-laki karena
jumlah pengguna kendaraan bermotor lebih banyak laki-laki
(Zarasade L., 2012)
 Penyebab dari fraktur ini sebanyak 42.6% trauma terjadi akibat
kecelakan kendaraan bermotor, 21.5% akibat terjatuh, akibat
kekerasan 13.8%, penyebab yang tidak ingin diungkapkan oleh
pasien 10,7%, cedera saat berolahraga 7,7%, akibat kecelakaan
lainnya 2,4%,dan luka tembak sebagai percobaan bunuh diri serta
akibat kecelakan kerja masing-masing 0.6% (Arosarena Oneida A,
MD, et al, 2009
 Berbedaan dari kerangka anatomi tidak berpengaruh terhadap
kejadian prevalensi kejadian fraktur le fort.
 Fraktur Le Fort I (Transverse maxillary=fraktur Guerin)
Adalah fraktur transversal yang memisahkan alveolus maxillaris
dari seluruh kerangka midfacial
 Garis fraktur melalui lubang piriform di atas alveolar ridge, di
atas lantai sinus maksilaris, dan meluas ke posterior yang
melibatkan pterygoid plate
 Paling sering terjadi
 Menyebabkan terpisahnya prosesus dan palatum durum dari
basis maksila atau palatinanya.
 Pasien merasakan bahwa maksilanya dapat bergerak
 Deformitas pada muka, muka asimetris
 Hematom atau ekimosis pada daerah yang terean fraktur
 Kadang-kadang terdapat infraorbital ekimosis dan
subkonjungtiva ekimosis
 Biasanya menyebabkan kontak premature pada daerah posterior
yang menyebabkaan gigitan terbuka pada daerah anterior
 Palapasi tulang alveolar daerah bukal menimbukan rasa nyeri
(Pedersen,1996)
Fraktur Le Fort II (Fraktur Piramidal)
Garis Fraktur :
berjalan dari tulang hidung dan diteruskan
ke tulang lakrimalis, dasar orbita, pinggir
infraorbita dan menyeberang ke bagian atas
dari sinus maksila juga kea rah lamina
pterigoidd sampai kea rah fossa
pterigopalatina.
•Edema muka dan hidung
•Bilateral circum ekimosis dan
subkonjungtiva ekimosis
•Pendarahan hidung yang disertai dengan
cairan serebrospinal
•Deformitas hidung (Pedersen, 1996)
Fraktur Le Fort III (craniofasial disjunction)
•Bagian tengah wajah benar-benar terpisah dari basis
crania
•Garis fraktur melaluin sutura nasofrontal diteruskan
sepanjang ethmoid junction melalui fissure orbitalis
superior melintang kea rah dinding lateral ke orbita,
sutura zigomatikum frontal dan sutura temporo-
zigomatikum
•Pembengkakan hebat pada muka dan hidung
•Kelopak mata mengalami pembengkakan, terjadi
pendarahan subkonjugtiva, disertai ekimosis/edema
periorbital bilateral
•Deformitas hidung sehingga ata terlihat rata
•Mulut terbuka lebar
•Rahang atas lebih mudah digerakkan
•Pendarahan pada palatum dan faring
•Pernapasan tersumbat akiabattertekan oleh dorsum
lidah
•Temuan radiografis: adanya pemisahan sutura
zygomaticofrontalis bilateral ( Pedersen, 1996)

Anda mungkin juga menyukai