Anda di halaman 1dari 41

Impetigo

d2
Definisi
• Infeksi piogenik superfisial dan mudah
menular yang terdapat di permukaan
kulit
• Penyakit radang kulit yang menyerang
lapisan kulit superfisial di antara stratum
korneum dan dan stratum granulosum.
Epidemiologi
• Di Inggris :
– Pada usia 1-4 tahun  2,8% pertahun
– Pada anak usia 5-15 tahun  1,6%
– Sekitar 70% merupakan impetigo krustosa
• Pasien dapat lebih jauh menginfeksi dirinya
sendiri atau orang lain setelah menggaruk
lesi  melalui kontak langsung dengan lesi
(daerah kulit yang terinfeksi)
• Infeksi seringkali menyebar dengan cepat
pada sekolah atau tempat penitipan anak dan
juga pada tempat dengan higiene yang buruk
atau tempat tinggal yang padat penduduk
Gejala Klinis
• Umum : gatal (pruritus), terutama
berhubungan dengan dermatitis atopik
• Lepuh2 berisi cairan kekuningan
dengan dinding yang tegang seperti
terkena sulut api, terkadang tampak
hipopion  timbul mendadak pada kulit
yang sehat dan dapat bertahan 2-3 hari
• Bula mudah pecah  shg
meninggalkan erosi yang berbatas
tegas
• Dapat timbul sendiri (primer)
• Komplikasi dari kelainan lain (sekunder)
baik penyakit kulit (gigitan binatang,
varizela, infeksi herpes simpleks,
dermatitis atopi) atau penyakit sistemik
yang menurunkan kekebalan tubuh
(diabetes melitus, HIV)
Impetigo Kontagiosa Bulosa
• Sinonim : impetigo bulosa, impetigo
neonatorum
• Anak-anak maupun dewasa
• Frekuensi yang sama antara pria dan
wanita
• Masa Inkubasi : ± 10 hari
Etiologi
• Etiologi : Staphylococcus sp.
• Dipengaruhi oleh faktor-faktor :
– Daerah tropis dengan udara panas
– Kebersihan (higiene dan sanitasi) kurang
– Keadaan kurang gizi dan anemia
– Musim panas dengan banyak debu
Gejala Klinis
• Predileksi (Lokasi) :
Leher, ketiak, dada, punggung, dan ekstremitas
atas (tangan, lengan) maupun bawah (kaki)
• Kelainan Kulit :
– Bula berdinding tebal dan tipis
– Miliar hingga lentikular
– Tampak hipopion
– Jika pecah menimbulkan krusta (coklat datar dan
tipis)
– Kulit disekitarnya tidak meradang
• Khas : Bula hipopion  bula berdinding tipis,
berisi pus (nanah) dan tampak menggelantung
Diagnosa Banding
• Eritema multiforme bulosa : vesikel atau bulla yang
timbul dari plak (penonjolan datar di atas permukaan
kulit) merah, berdiameter 1-5cm, pada daerah dalam
dari alat gerak (daerah ekstensor)
• Lupus eritematosa bullosa : lesi vesikel dan bula yang
menyebar dapat gatal, seringkali melibatkan bagian atas
badan dan daerah lengan
• Herpes simplex : vesikel berkelompok dengan dasar
kemerahan yang pecah menjadi lecet dan tertutup
krusta, biasanya pada bibir dan kulit
• Pemfigus vulgaris : bulla yang tidak gatal, ukuran
bervariasi dari 1 sampai beberapa sentimeter, muncul
bertahap dan menjadi menyeluruh, lecet muncul
seminggu sebelum penyembuhan dengan
hiperpigmentasi (warna kulit yang lebih gelap dari
sebelumnya), tidak ada jaringan parut
• Gigitan serangga : bulla dengan papul pruritus (gatal)
berkelompok di daerah yang terkena gigitan
• Pemfigus bulosa : vesikel dan bula timbul cepat dan
gatal menyeluruh, dengan plak urtikaria
• Sindrom steven-johnson : vesikulobulosa (lesi
gelembung mulai dari vesikel sampai bulla) yang
melibatkan kulit, mulut, mata dan genitalia; sariawan
yang dalam degan krusta akibat perdarahan adalah
gambaran khas.
• Luka bakar : terdapat riwayat luka bakar derajat dua
• Toxic epidermal necrolysis : seperti sindrom steven-
johnson yang diikuti pengelupasan kulit badian atas
(epidermis) secara menyeluruh
• Varisela : vesikel pada dasar kemerahan bermula di
badan dan menyebar ke tangan kaki dan wajah; vesikel
pecah dan membentuk krusta; lesi terdapat pada
beberapa tahap (vesikel, krusta) pada saat yang sama
Penatalaksanaan
• Menjaga kebersihan dan menghilangkan
faktor-faktor predisposisi
• Jika bula besar dan banyak, sebaiknya
dipecahkan, lalu dibersihkan dengan
antiseptik (betadine) dan diberi salep
antibiotik (kloramfenikol 2% atau eritromisin
3%)
• Jika ada gejala konstitusi berupa demam,
sebaiknya diberi antibiotik sistemik, seperti
penisilin 30-50 mg/kgBB atau antibiotik lain
yang sensitif
Impetigo Kontagiosa
Krustosa
• Sinonim : impetigo krustosa
• Merupakan impetigo yang memiliki
krusta khas, seperti madu berlapis-
lapis.
• Terutama menyerang anak-anak
• Frekuensi yang sama antara pria dan
wanita
Etiologi
• Penyebab
1.Staphylococcus aureus
2.Streptococcus betahemolyticus
• Cara Penularan
Lesi akan ditularkan ke anggota tubuh lain
melalui jari-jari, handuk, dll
• Dipengaruhi oleh faktor-faktor:
– Daerah tropis
– Kebersihan (higiene dan sanitasi) kurang
– Keadaan kurang gizi (malnutrisi) dan anemia
– Musim panas atau cuaca panas dan lembab
Gejala Klinis
• Rasa gatal
• Lesi awal berupa makula eritematosa (1-2 mm)
• Lalu berubah menjadi vesikel dan/atau bula,
kemudian menjadi pustula
• Karena dinding pustula/bula tipis, maka mudah
pecah  shg mengeluarkan cairan seropurulen 
yang kemudian mengering membentuk krusta tebal
• Bila krusta terlepas, terlihat erosi yang merah dan
basah
• Gabungan beberapa lesi akan membentuk girata
• Predileksi (Lokasi)
Wajah/muka (terutama di sekitar hidung dan mulut),
leher, ekstremitas (anggota gerak, termasuk tangan)
• Kelainan Kulit :
– Makula eritematosa miliar sampai lentikular, difus,
anular, sirsinar
– Vesikel dan bula lentikular difus
– Pustula miliar sampai lentikular
– Krusta kuning kecoklatan, berlapis-lapis, mudah
diangkat
• Khas
Memiliki krusta yang khas, seperti madu,
berwarna kuning kecoklatan, dan berlapis-lapis.
Diagnosa Banding
• Dermatitis atopi : keluhan gatal yang berulang atau
berlangsung lama (kronik) dan kulit yang kering;
penebalan pada pada lipatan kulit terutama pada
dewasa (likenifikasi); pada anak seringkali melibatkan
daerah wajah atau tangan bagian dalam.
• Candidiasis (infeksi jamur candida) : papul merah,
basah;umumnya didaerah selaput lendir atau daerah
lipatan.
• Dermatitis kontak : gatal pada daerah sensitif yang
kontak dengan zat-zat yang mengiritasi
• Ektima : lesi berkrusta yang menutupi daerah ulkus (luka
dengan dasar dan dinding) dapat menetap selama
beberapa minggu dan sembuh dengan jaringan parut
bila infeksi sampai jaringan kulit dalam (dermis).
• Diskoid lupus eritematosa : lesi datar (plak) berbatas
tegas yang mengenai sampai folikel rambut
• Herpes simplex : vesikel berkelompok dengan dasar
kemerahan yang pecah menjadi lecet tertutupi oleh
krusta, biasanya pada bibir dan kulit.
• Gigitan serangga : terdapat papul pada daerah gigitan,
dapat nyeri
• Scabies : vesikel yang menyebar, kecil, terdapat
terowongan, pada sela-sela jari, gatal pada malam hari.
• Varisela : vesikel pada dasar kemerahan bermula di
badan dan menyebar ke tangan kaki dan wajah; vesikel
pecah dan membentuk krusta; lesi terdapat pada
beberapa tahap (vesikel, krusta) pada saat yang sama
Penatalaksanaan
• Menjaga kebersihan kulit dengan mandi
pakai sabun 2x sehari
• Jika krusta banyak, dilepas dengan cara
dicuci H2O2 dalam air, lalu diberi salep
antibiotik seperti kloramfenikol 2% dan
teramisin 3%
• Jika lesi banyak dan disertai gejala konstitusi
(demam, dll), diberi antibiotik sistemik, seperti
penisilin, kloksasiklin, atau sefalosporin.
Impetigo Herpetiformis
Definisi
• Penyakit yang jarang terjadi
• Paling sering pada wanita, biasanya terjadi
pada masa nifas, penampakannya berupa
pustul milier dengan bercak sirkuler
Etiologi
• Impetigo herpetiformis biasanya
meningkat jika terjadi partus preterm
dan penggunaan kortikosteroid dosis
tinggi dan atau jangka panjang
• Patofisiologi : belum jelas
Tanda & Gejala
• Erupsi biasanya terjadi mayoritas pada
regio genitocrural, paha dalam & fleksor,
dan permukaan anterior dari perut,
meskipun di seluruh tubuh dapat terjadi
• Demam
• Menggigil
• Mual & muntah
• Diare
• Fatigue
• Bercak / lesi bermula dari sebagai pustul di atas
kulit yang bereritema (paha dalam dan groin)
• Pustule bergabung dan menyebar di perut dan
extremitas
• Biasanya menyebar ke wajah, tangan dan kaki
• Bercak dapat menyebar di membran mukosa
mulut dan nail beds (tepat di bwh kuku)
• Meskipun ada pus, namun lesi ini tidak terinfeksi
oleh bakteri, namun dapat terjadi proses infeksi
di dalam perjalanan penyakitnya
Gejala Klinis
• Terdiri dari pustule baik grup
(berkumpul) / melingkar menyebar atau
berkelompok menjadi kumpulan
pustule.
• Di pinggirannya terdapat lesi baru
sedangkan di bagian dalam (tengah)
terjadi krustae.
• Krustae-nya berwarna kuning, hijau,
coklat
• Permukaan kulit dibawah krustae
Px Lab
• Terdapat hipokalsemia
• Kadar fosfat dalam darah berkurang
• Pada wanita yang terkena hipoparatiroidisme
selama kehamilan  impetigo herpetiformis +
dengan kadar kalsium & albumin yang turun
dalam darah
Patologi Anatomi
• (T. Du Mesnil and Marx,
Dubreuilh, Glaevecke, et al) menunjukkan
dilatasi dari pembuluh darah dan pembuluh
limfe dengan pembengkakan sel endotelium
dan encompassed dengan sel embrionik
• Proses interpapillar terjadi secara melebar
dan memanjang, terdapat infiltrasi sel bulat
pada kulit
Efek pada bayi
• Insufisiensi plasenta pada bayi  fungsi
plasenta tdk adekuat
• Dapat meningkatkan resiko stillbirth
Penatalaksanaan
• Diberi steroid oral, prednison.
• Dosis awal biasanya tinggi kemudian
dilakukan Tappering off hingga tanda &
gejala hilang
• Antibiotik diberikan jika lesi menjadi
terinfeksi
• Kadar kalsium, albumin dan fosfat
dalam darah harus selalu termonitor
Prognosis
• Dubia et malam (buruk).
• Kematian terjadi 1 minggu atau 1 bulan
setelah terinfeksi.
• Terminasi harus dilaksanakan (dalam
gestasi)
• Jika pasien sembuh harus selalu
melakukan mandi (membersihkan
badan)
Pemeriksaan Lab Impetigo
• Umum
Pewarnaan Gram (Gram Stain)
Gram-positive cocci, berpola seperti rantai (chain) atau
berkelompok (cluster), dengan neutrofil
• Kultur
Umumnya ditemukan Staphylococcus aureus;
Streptococcus beta-hemolytic group A (khususnya dari
lesi yang lama)
• Uji resistensi
Kegagalan antibiotik oral dapat merupakan indikasi
adany infeksi oleh MRSA (methicillin-resistant
Staphylococcus aureus)
• Dermatopatologi
Kokus gram positif dalam cairan berlepuh (blister fluid),
erosion, atau ulceration
Diagnosa Banding
• Selulitis adalah infeksi pada kulit yang meluas sampai
mengenai jaringan bawah kulit. Penyebab tersering
adalah grup A B-hemolitic streptococus. Faktor risikonya
adalah lecet pada kulit, robek pada kulit, luka bakar, kulit
yang mengalami dermatitis
• Reaksi alergi/dermatitis kontak seringkali didiagnosis
selulitis. Jika terdapat gatal dan tidak terdapat nyeri
tekan maka seringkali bukan selulitis.
• Erisipelas adalah bentuk infeksi permukaan dari
selulutis.
• Staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS) adalah
kelainan kulit dengan gelembung-gelembung (vesikel-
bulla) yang disebabkan oleh toksin/racun yang
dihasilkan bakteri Stafilokokus aureus.
• Necroticing fasciitis adalah infeksi jaringan lunak yang
progesif yang ditandai dengan nekrosis (kematian
jaringan) dari jaringan bawah kulit Tinea korporis
Penatalaksaan scr umum
1. Pengobatan Topikal
1. Lesi sedikit dan dini dengan hanya obat topikal cukup menolong :
Neocitrin ointment (Basitrasina + Polimiksina B)
2. Drainage: bula dan pustula ditusuk dengan jarum steril untuk
mencegh penyebaran lokal
3. Mencuci lesinya pelan-pelan dan melepas krustanya. Bila krusta
melekat kuat, dikompres lebih dulu. Krusta perlu dilepas agar obat
topikalnya dapat bekerja efektif
2. Pengobatan Sistemik  diberikan pada kasus-kasus berat,
lama pengobatan 7-10 hari
1. Penisilin G prokain injeksi
Dosis: 0,6 - 1,2 juta IU, 1-2X per hari.
Anak-anak: 25.000-50.000 IU/Kg/dosis, 1-2X per hari
2. Dapat pula diberikan alternatif lainnya, seperti: ampicillin,
amoksilin, fenoksimetil penisilin (Penisilin V)
3. Untuk Stafilokokus yang kebal penisilin, dapat diberi kloksasiklin
atau dikloksasilin.
4. Eritromisin
Dosis: 250-500 mg, 4x/hari pc.
Anak-anak: 12,5 – 25 mg/KgBB/dosis, 4x
per hari pc bila alergi penisilin
5. Linkomisin
Dosis: 250-500 mg, 3-4x/hari.
Anak-anak berusia > 1 bulan: 10
mg/KgBB/dosis, 3-4x per hari bila alergi
penisilin dan yang menderita gangguan
saluran pencernaan
Pengobatan Penunjang
• Menghilangkan krusta dengan cara mandikan
anak selama 20-30 menit, disertai
mengelupaskan krusta dengan handuk basah
• Mencegah anak untuk menggaruk daerah
lecet. Dapat dengan menutup daerah yang
lecet dengan perban tahan air dan memotong
kuku anak
• Lanjutkan pengobatan sampai semua luka
lecet sembuh
Pencegahan
• Mandi teratur dengan sabun dan air (sabun antiseptik dapat
digunakan, namun dapat mengiritasi pada sebagian kulit orang yang
kulit sensitif)
• Higiene yang baik, mencakup cuci tangan teratur, menjaga kuku jari
tetap pendek dan bersih
• Jauhkan diri dari orang dengan impetigo
• Orang yang kontak dengan orang yang terkena impetigo segera
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
• Cuci pakaian, handuk dan sprei dari anak dengan impetigo terpisah
dari yang lainnya. Cuci dengan air panas dan keringkan di bawah
sinar matahari atau pengering yang panas. Mainan yang dipakai
dapat dicuci dengan desinfektan.
• Gunakan sarung tangan saat mengoleskan antibiotik topikal di
tempat yang terinfeksi dan cuci tangan setelah itu
• Gunakan benzoyl peroxide wash (bar)
• Teliti riwayat keluarga, adakah yang memiliki tanda-tanda impetigo
• Gel isopropyl atau ethanol untuk tangan dan/atau tempat yang
terkena impetigo
Kunjungan Ulang ke Dokter
• Lesi impetigo menyebar lebih luas
setelah pengobatan
• Anak menjadi tidak sehat; misalnya
disertai demam
Komplikasi
• infeksi tulang (osteomielitis), radang
paru-paru (pneumonia), selulitis,
psoriasis, Staphylococcal scalded skin
syndrome, radang pembuluh limfe atau
kelenjar getah bening
• Glomerulonefritis akut
2.Sepsis
3.Pneumonia
4.Meningitis
Prognosis
• Secara umum, prognosis impetigo 
baik

Anda mungkin juga menyukai