Anda di halaman 1dari 19

P P H 2 1 ATA S U A N G P E N S I O N

YA N G D I B AYA R K A N S E C A R A
BERKALA DAN PENARIKAN DANA
P E N S I U N S A AT P E G A W A I M A S I H
AKTIF
OLEH :
ACHMAD FAUZI (1706078831)
MUHAMMAD AUDIAN (1706056414)
I N TA N S O F YA N ( 1 7 0 6 9 7 5 8 5 4 )
P HI L I A DW I DAN T R I ( 1 7 0 6 0 5 6 1 1 1 )
UMAR HAMZAH ( 1706056093 )
Pembayaran Premi / DANA Uang Manfaat
Iuran Pensiun PENSIUN Pensiun

Ditarik Saat Sudah Ditarik Saat Masih


Pensiun Aktif Sebagai Pegawai

Penarikan Secara
Berkala

Penarikan
Sekaligus
PPH 21 ATAS UANG PENSIUN YANG
DIBAYARKAN SECARA BERKALA
• Penerima pensiun adalah orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima atau memproleh
imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan pada masa lalu, termasuk orang pribadi atau ahli
warisnya yang menerima tunjangan hari tua dan atau jaminan hari tua.

• Penghasilan berupa uang pensiun yang dibayarkan sekaligus pada umumnya jumlahnya relative
besar dibandingkan dengan penghasilan rutin yang diterima sebelumnya. Untuk biaya pensiun
bersifat final sebesar 5 persen dari penghasilan bruto/ dikenakan maksimal Rp. 200.000/bulan
dan Rp 2.400.000/ tahun.
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 UNTUK
PEGAWAI TETAP DAN PENERIMA PENSIUN
BERKALA
I. Penghitungan masa atau bulanan yang menjadi dasar pemotongan PPh Pasal 21 yang terutang
untuk setiap Masa Pajak, yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal
21

II. Penghitungan kembali sebagai dasar pengisian Form 1721 A1 atau 1721 A2 dan pemotongan
PPh Pasal 21 yang terutang untuk Masa Pajak Desember atau Masa Pajak di mana pegawai
tetap berhenti bekerja.
Penghitungan kembali ini dilakukan pada :
a. bulan di mana pegawai tetap berhenti bekerja atau pensiun;
b. bulan Desember bagi pegawai tetap yang bekerja sampai akhir tahun kalender dan bagi
penerima pensiun yang menerima uang pensiun sampai akhir tahun kalender
CARA PERHITUNGAN PPh 21 UANG PENSIUN
YANG DIBAYARKAN SECARA BERKALA

• Terlebih dahulu dihitung penghasilan neto sebulan yang diperoleh dengan cara mengurangi
penghasilan bruto dengan biaya pensiun, kemudian dikalikan banyaknya bulan sejak pegawai yang
bersangkutan menerima pensiun sampai dengan bulan Desember;
• Penghasilan neto pensiun sebagaimana tersebut pada huruf a ditambah dengan penghasilan neto
dalam tahun yang bersangkutan yang diterima atau diperoleh dari pemberi kerja sebelum pegawai
yang bersangkutan pensiun sesuai dengan yang tercantum dalam bukti pemotongan PPh Pasal 21
sebelum pensiun;
• Untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak, jumlah penghasilan pada huruf b tersebut dikurangi
dengan PTKP, dan selanjutnya dihitung PPh Pasal 21 atas Penghasilan Kena Pajak tersebut;
• PPh Pasal 21 atas uang pensiun dalam tahun yang bersangkutan dihitung dengan cara mengurangi
PPh Pasal 21 dalam huruf c dengan PPh Pasal 21 yang terutang dari pemberi kerja sebelum pegawai
yang bersangkutan pensiun sesuai dengan yang tercantum dalam bukti pemotongan PPh Pasal 21
sebelum pensiun;
• PPh Pasal 21 atas uang pensiun bulanan adalah sebesar PPh Pasal 21 seperti tersebut dalam huruf d
dibagi dengan banyaknya bulan sebagaimana dimaksud dalam huruf a.
I. PENGHITUNGAN PPH 21 PADA TAHUN
PERTAMA DIBAYARKANNYA UANG
PENSIUN SECARA BULANAN
I.1 Penghitungan PPh pasal 21 di tempat pemberi kerja sebelum pensiun
Contoh : Pa Hasan (K/2) bekerja sebagai pegawai di PT ABC dengan gaji
sebesar Rp 15.000.000,00 perbulan. Pa Hasan setiap bulannya membayar iuran
pensiun sebesar Rp 300.000,00 ke dana pensiun yang sudah disahkan
pendiriannya oleh menteri keuangan. Berdasarkan ketentuan yang berlaku di
PT ABC, Pa Hasan akan memasuki masa pensiun terhitung sejak 1 Juli 2016.
• Penghitungan PPh pasal 21 sebulan

Gaji Sebulan Rp 15.000.000,00


Pengurang :
Biaya jabatan Rp 500.000,00
Iuran pensiun Rp 300.000,00 (Rp 800.000,00)
Penghasilan neto : Rp 14.200.000,00
Jumlah penghasilan neto 6 bulan
(masa bekerja Januari-Juni 2016) Rp 85.200.000,00
PTKP : (RP 67.500.000,00)
PKP RP 17.700.000,00

PPh 21 terutang : 5% x Rp 17.700.000,00 = Rp 885.000,00


PPh 21 sebulan : Rp 885.000,00 / 6 = Rp 147.500,00
• Pada saat Pa Hasan berhenti bekerja dan memasuki masa pensiun, maka pemberi
kerja memberikan bukti potong PPh pasal 21 (Form 1721 A1) dengan data
sebagai berikut :

Gaji 6 bulan = Rp 90.000.000,00


Pengurang :
Biaya jabatan Rp 3.000.000,00
Iuran pensiun
(Rp 300.000,00 x 6) Rp 1.800.000,00 (Rp 4.800.000,00)
Penghasilan neto 6 bulan Rp 85.200.000,00
PTKP setahun (Rp 67.500.000,00)
PKP setahun Rp 17.700.000,00

PPh 21 terutang : 5% x Rp 17.700.000,00 = Rp 885.000,00


PPh 21 yang telah dipotong : Rp 147.500,00 x 6 = Rp 885.000,00
PPh 21 kurang (lebih) dipotong : NIHIL
I.I1 Penghitungan PPh pasal 21 oleh dana pensiun yang membayarkan uang pensiun bulanan
Kemudian mulai juli 2016, Pa Hasan memperoleh uang pensiun dari dana pensiun yang
telah disahkan oleh menteri keuangan tempat ia membayar iuran pensiun sebesar Rp
17.700.000,00 sebulan. Penghitungan PPh pasal 21terutang atas uang pensiun adalah sebagai
berikut:
Pensiun sebulan Rp 17.700.000,00
Pengurangan :
Biaya pensiun
5% x Rp 17.700.000,00 = Rp 885.000,00
Maksimum diperkenankan Rp 200.000,00
Penghasilan neto sebulan Rp 17.500.000,00
Penghasilan neto Juli-Desember 2016 Rp 105.000.000,00
Penghasilan neto dari PT ABC sesuai dengan
bukti pemotongan PPh pasal 21 adalah Rp 85.200.000,00
Jumlah penghasilan neto tahun 2016 Rp 190.200.000,00
PTKP setahun Rp 67.500.000,00
Penghasilan kena pajak setahun Rp 122.700.000,00

PPh pasal 21 terhutang


5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00
15 % x Rp 72.700.000,00 = Rp 10.905.000,00 Rp 13.405.000,00

PPh pasal 21 terhutang di PT ABC sesuai dengan bukti


pemotongan PPh 21 (Form 1721 A1) Rp 885.000,00

PPh pasal 21 terutang pada Dana Pensiun, selama 6 bulan adalah Rp 12.520.000,00
PPh pasal 21 atas uang pensiun yang harus dipotong
tiap bulan adalah
Rp 12.520.000,00 : 6 = Rp 2.086.667,67
• Penghitungan kembali PPh pasal 21 oleh Dana Pensiun untuk dicantumkan dalam Form 1721 A1:
Pensiun 6 bulan
6 x Rp 17.700.000,00 Rp 106.200.000,00

Pengurang :
Biaya pensiun
5% x Rp 106.200.000,00 = Rp 5.310.000,00
Maksimum diperkenankan (Rp 1.200.000,00)
Penghasilan neto 6 bulan Rp 105.000.000,00
Penghasilan neto dari PT ABC sesuai dengan bukti
Pemotongan PPh pasal 21 adalah Rp 85.200.000,00
Jumlah penghasilan neto tahun 2016 Rp 190.200.000,00
PTKP (Rp 67.500.000,00)
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 122.700.000,00
PPh pasal 21 terutang
5% x Rp 50.000.000,00
15 % x Rp 72.700.000,00 Rp 13.405.000,00

PPh pasal 21 terutang PT ABC sesuai dengan bukti


Pemotongan PPh pasal 21 (Form 1721 A1) (Rp 885.000,00)
PPh pasal 21 terutang pada dana pensiun, selama 6 bulan
adalah Rp 12.520.000,00
PPh pasal 21 yang telah dipotong
Rp 2.086.667,67 x 6 Rp 12.520.000,00
PPh pasal 21 kurang (lebih) dipotong NIHIL
II. PENGHITUNGAN PPH 21 ATAS PEMBAYARAN
UANG PENSIUN SECARA BULANAN PADA TAHUN
KEDUA DAN SETERUSNYA

• Dengan menggunakan contoh sebelumnya, penghitungan PPh pasal 21 atas uang pensiun bulanan mulai
Januari 2017 (tahun kedua yang bersangkutan pensiun) adalah sebagai berikut :
Pensiun bulanan Rp 17.700.000,00
Pengurangan :
Biaya pensiun
5% x Rp 17.700.000,00 = Rp 885.000,00
Maksimum diperkenankan (Rp 200.000,00)
Penghasilan neto 6 bulan Rp 17.500.000,00
Penghasilan disetahunkan
12 x Rp 17.500.000,00 RP 210.000.000,00
PTKP (Rp 67.500.000,00)
Penghasilan kena pajak Rp 142.500.000,00

PPh terutang setahun


5% x Rp 50.000.000,00
15% x Rp 92.500.000,00 Rp 16.375.000,00

PPh pasal 21 sebulan


Rp 16.375.000,00 : 12 Rp 1.364.583,33
P P H 2 1 ATA S P E N A R I K A N D A N A
P E N S I U N S A AT P E G A W A I M A S I H
AKTIF
CARA PERHITUNGAN PENARIKAN
DANA PENSIUN
Tarif Kumulatif
5% Sampai dengan Rp50.000.000
15% Rp50.000.000 sampai dengan
Rp250.000000
25% Rp250.000.000 sampai dengan
Rp500.000.000
30% Di atas Rp500.000.000
CONTOH LATIHAN SOAL PENARIKAN DANA
PENSIUN SAAT PEGAWAI MASIH AKTIF
• Ahmad adalah pegawai PT Fuji Xerox menerima gaji Rp2.000.000,00 sebulan. PT Fuji Xerox
mengikuti program pensiun untuk para pegawainya. PT Fuji Xerox membayar iuran dana
pensiun untuk Ahmad sebesar Rp 100.000,00 sebulan ke Dana Pensiun Abadi Sejahtera, yang
merupakan dana pensiun yang dibentuk bagi pengelolaan uang pensiun pegawai PT Fuji Xerox
yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan. Ahmadmembayar iuran serupa ke
dana pensiun yang sama sebesar Rp50.000,00 sebulan. Pada bulan Mei 2016 Ahmad
memerlukan biaya untuk perbaikan mobilnya, maka ia mengambil iuran dana pensiun yang telah
dibayar sendiri sebesar Rp20.000.000,00. Pada bulan Juli 2016 ia menarik lagi dana sebesar Rp
50.000.000,00.
• PPh 21 Terutang :
• Atas penarikan dana sebesar Rp20.000.000,00. Pada bulan Mei 2016 terutang PPh 21 Sebesar :
• 5% x Rp20.000.000,00. = Rp. 1.000.000,00.
• Atas penarikan dana sebesar Rp 50.000.000,00. Pada bulan Juli 2016 terutang PPh 21 Sebesar :
• 5% x Rp. 30.000.000,00. = Rp. 1.500.000,00
• 15% x Rp. 20.000.000,00. = Rp. 3.000.000,00
• Source :
• Mulyono, Djoko. 2010. Panduan Brevet Pajak: Pajak Penghasilan.Yogyakarta: Andi
• https://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=120 Diakses pada 21 Februari 2019
pukul 22.30 WIB
• http://pajak.go.id/content/2511272-penerima-pensiun-berkala Diakses pada 21 Februari 2019
pukul 22.34 WIB
• https://www.ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=27864 Diakses pada 21
Februari 2019 pukul 22.32 WIB

Anda mungkin juga menyukai