Anda di halaman 1dari 26

TELAAH UNDANG-UNDANG

PENGGUNAAN MAYAT
SEBAGAI CADAVER
Referat Ilmu Kedokteran Forensik
UNIVERSITAS DIPONEGORO UNIVERSITAS ABDURRAB
Elisabeth Sukma P. Fitri Wulandari
Riandini P. Zelika M. Zumrodin
Esti Windi Nazaruddin Nur
Tinanda Tarigan
Theophillus Kawehedo

RESIDEN PEMBIMBING PENGUJI

dr. Stephanie dr. R. P. Uva Utomo, MH, SpKF


2
PENDAHULUAN

3
LATAR BELAKANG

4
LATAR BELAKANG

PP Nomor Pasal 1
Pasal 5 PP
18 tahun huruf b PP
no.18/1981
1981 No. 18/1981

5
Peraturan Menteri Kesehatan No. 37 Tahun 2014 tentang Penentuan Kematian dan Pemanfaatan Organ Donor.
TUJUAN

Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang


perolehan cadaver di Fakultas Kedokteran ?

Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang


kepemilikan cadaver Fakultas Kedokteran ?

Peraturan perundang-undangan yang menjelaskan


tentang sanksi bagi yang melanggar hukum perolehan
dan kepemilikan cadaver Fakultas Kedokteran ?
6
TINJAUAN
PUSTAKA
7
1
HUKUM YANG BERKAITAN
DENGAN KADAVER
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 37 Tahun 2014 tentang Penentuan Kematian
dan Pemanfaatan Organ Donor 8
BAB II – PENENTUAN KEMATIAN
Bagian Kesatu-Umum
PASAL 4
Tenaga Medis
PASAL 5

Pelayanan
Dokter PASAL 6
Kesehatan
PASAL 7
Penentuan Perawat atau Kriteria
Kematian Bidan medis/konvensional
atau mati batang otak
Tenaga medis
Luar Pelayanan
atau yang
Kesehatan
berwenang
9
Peraturan Menteri Kesehatan No. 37 Tahun 2014 tentang Penentuan Kematian dan Pemanfaatan Organ Donor.
BAB II – PENENTUAN KEMATIAN
Bagian Kedua-Penentuan Kematian Klinis/Konvensional

PASAL PASAL
7 8

10
Peraturan Menteri Kesehatan No. 37 Tahun 2014 tentang Penentuan Kematian dan Pemanfaatan Organ Donor.
BAB II – PENENTUAN KEMATIAN
Bagian Ketiga-Penentuan Mati Batang Otak

ICU PASAL
Mandiri
dan 9
Minimal
3 terpisah

11
Peraturan Menteri Kesehatan No. 37 Tahun 2014 tentang Penentuan Kematian dan Pemanfaatan Organ Donor.
BAB II – PENENTUAN KEMATIAN
Bagian Ketiga-Penentuan Mati Batang Otak

Kondisi Pasien dan Prosedur


Pemeriksaan Mati Batang Otak
Pasal 10 Pasal 11

Penentuan Waktu Kematian dan


Setelahnya
Pasal 12 Pasal 13
12
Peraturan Menteri Kesehatan No. 37 Tahun 2014 tentang Penentuan Kematian dan Pemanfaatan Organ Donor.
BAB IV – PEMANFAATAN ORGAN DONOR

Pasal 16
Dasar Donor Organ

Pasal 17
Tata Cara Donor Organ

Pasal 18
Donor Organ dari Mayat
yang Tidak Dikenal

Pasal 18
Kadaver

13
Peraturan Menteri Kesehatan No. 37 Tahun 2014 tentang Penentuan Kematian dan Pemanfaatan Organ Donor.
2
HUKUM PENGGUNAAN MAYAT
SEBAGAI KADAVER
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 14
Hukum Penggunaan Mayat
Bedah mayat Anatomis
Pasal
120

Identifikasi Mayat Pasal Pasal Pelaksanaan Bedah


118 121 Mayat Anatomis
Bagian ke -18
Bedah Mayat

Definisi Mati
Pasal Pasal Etika Tindakan
117 124
15
Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Hukum Bedah Mayat Anatomis

2a. persetujuan tertulis 2c.Tanpa persetujuan


Bab III Bedah penderita dan atau penderita atau keluarga,
Mayat Anatomis apabila dalam 2x24 jam
keluarganya yang tidak ada datang ke rumah
Pasal 5 terdekat sakit

• diperoleh dari
rumah sakit syarat-
syarat pasal 2 huruf
a dan c

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1981 Tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis Serta 16
Transplantasi Alat dan atau Jaringan Tubuh Manusia.
Hukum Bedah Mayat Anatomis

Pasal 7 Pasal 8
Pasal 6 Pasal 9
mahasiswa fakultas Perawatan mayat
Dilakukan di bangsal kedokteran dan S.ked sebelum, selama, dan museum anatomis
anatomi dibawah pimpinan dan sesudah bedah mayat dan patologi
tanggung jawab ahli urai anatomis

Pasal 18 Pasal 19 Pasal 17 dan


Pasal 17 Pasal 18
Dilarang mengirim
Dilarang tidak berlaku untuk
dan menerima ke
memperjual-belikan keperluan yang ditetapkan
dan dari luar negeri oleh Menteri Kesehatan

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1981 Tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis Serta 17
Transplantasi Alat dan atau Jaringan Tubuh Manusia.
3
PEROLEHAN
KADAVER
18
Perolehan Mayat Pada Tahapan Rumah
Sakit

Syarat mayat untuk


kemudian dijadikan
kadaver yaitu tidak
Kepolisian, panti memiliki keluarga.
jompo yang
bernaung pada
Perolehan mayat dinas sosial
merupakan proses maupun yayasan
awal untuk sosial, serta pasien
mendapatkan tanpa keluarga.
kadaver.

HANDOKO, - (2000) ASPEK YURIDIS PEROLEHAN KADAVER UNTUK KEPERLUAN PENDIDIKAN DI


BIDANG ILMU KEDOKTERAN. Masters thesis, Magister Hukum Kesehatan Universitas Katolik 19
Soegijapranata Semarang
Perolehan Mayat Pada Tahapan Rumah
Sakit
Pembuatan
kadaver didahului
dengan
Mayat tidak dapat
pemastian
dikatakan
kematian.
sebagai kadaver
Diserahkan oleh
apabila belum
rumah sakit ke
diawetkan.
bagian Instalasi
Mayat menjadi
Kedokteran
milik rumah sakit
Forensik dan
sejak saat
Pemulasaraan
diserahkan.
Jenazah dan tidak
diperjualbelikan.

HANDOKO, - (2000) ASPEK YURIDIS PEROLEHAN KADAVER UNTUK KEPERLUAN PENDIDIKAN DI


BIDANG ILMU KEDOKTERAN. Masters thesis, Magister Hukum Kesehatan Universitas Katolik 20
Soegijapranata Semarang
Perolehan Kadaver Pada Tahapan
Fakultas Kedokteran
Mayat yang Penyerahan Penggantian
Kadaver dituliskan biaya pengawetan
telah menjadi
Pendidikan melalui berita kadaver oleh
kadaver acara. pihak FK

KSMF Bagian Forensik dan


Kepala Bagian Pemulasaraan Jenazah Biaya konservasi
Rumah Sakit bersama
Anatomi Fakultas dengan Kepala Instansi kadaver (Rp
Kedokteran Pemulasaraan Jenazah 1.500.000,00)
Rumah Sakit

HANDOKO, - (2000) ASPEK YURIDIS PEROLEHAN KADAVER UNTUK KEPERLUAN PENDIDIKAN DI


BIDANG ILMU KEDOKTERAN. Masters thesis, Magister Hukum Kesehatan Universitas Katolik 21
Soegijapranata Semarang
Perolehan Kadaver Pada Tahapan
Fakultas Kedokteran
Jangka waktu penyerahan kadaver pendidikan dari
rumah sakit yaitu 7 x 24 .

Syarat untuk dapat dijadikan kadaver pendidikan:

• Tidak memiliki keluarga atau ahli waris


• seseorang yang secara tegas dan tertulis menyatakan
kehendaknya bahwa setelah ia meninggal dunia maka
jasadnya dapat dijadikan kadaver pendidikan.

HANDOKO, - (2000) ASPEK YURIDIS PEROLEHAN KADAVER UNTUK KEPERLUAN PENDIDIKAN DI


BIDANG ILMU KEDOKTERAN. Masters thesis, Magister Hukum Kesehatan Universitas Katolik 22
Soegijapranata Semarang
KESIMPULAN &
SARAN
23
“ ▰ Cadaver untuk keperluan
kedokteran didapatkan dalam 2
cara yaitu pemilikan (toe-eigening)
dan penyerahan (levering).
▰ Dilema etik mengenai cadaver

24
“ ▰ Masyarakat awam
▰ Penyelesaian dilema etik tentang
penggunaan cadaver
▰ Pandangan berbagai agama
tentang penggunaan cadaver

25
TERIMA KASIH !
Any questions?

26

Anda mungkin juga menyukai