Kasus PT Kaltim Prima Coal
Kasus PT Kaltim Prima Coal
• Transparency
• Dalam kasus PT Kaltim Prima Coal dari dana CSR yang sudah ditentukan
oleh perusahaan batu bara ini yaitu Rp 1,1 miliar, sedangkan yang sampai
ke rakyat hanya Rp 400 juta. Dana sejumlah Rp 690 juta diberikan ke
instansi vertikal. Adapun informasi pembagian dana untuk ke masyarakat,
hanya diketahui oleh satu pihak yaitu PT Kaltim Prima Coal, yang bebas
menentukan besaran dana yang akan diturunkan ke masyarakat tanpa
memberitahu detail persentase dana untuk masyarakat disekitar lingkungan
bisnis dan perhitungan-perhitungan lainnya yang mendukung dana CSR untuk
masyarakat.
• Responsibility
• PT Kaltim Prima Coal sejak tahun 2010 mulai melepas tanggung
jawabnya kepada lingkungan sekitar perusahaan, dimana
seharusnya PT Kaltim Prima Coal membayar biaya perawatan
lingkungan perusahaan kepada kepala daerah setempat sesuai
dengan kontrak yang sudah dijanjikan, namun realisasinya justru
dana yang seharusnya diberikan sepenuhnya kepada masyarakat,
hanya 40% saja yang sampai ke tangan masyarakat, tidak sesuai
dengan data yang disebarkan oleh Forum MSH-CSR.
• Fairness
• PT Kaltim Prima Coal harus memperlakukan secara adil seluruh
golongan yang memiliki andil dalam kesuksesan perusahaan, baik
yang internal maupun eksternal, tanpa mementingkan golongan
tertentu. Walaupun masyarakat sekitar tidak berperan langsung
untuk kemajuan Kaltim Prima Coal, namun perusahaan memiliki
tanggung jawab untuk merawat lingkungan sekitar bisnis, karena
tanpa persetujuan masyarakat daerah lokasi perusahaan,
perusahaan bisa saja ditutup karena dianggap merugikan
masyarakat dan tidak memelihara lingkungan perusahaan.
• Banyak manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan tanggunggjawab
sosial perusahaan, baik bagi perusahaan sendiri, bagi masyarakat,
pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya. CSR dapat
dilaksanakan melalui 3 tahapan, yaitu: assessment, plan of treatment,
dan treatment action.
• Cara investor institusional untuk berperan serta dalam mendorong
penerapan GCG adalah dengan investasi yang bertanggung jawab
dengan membuat kebijakan hanya akan melakukan penempatan
investasi pada perusahaan-perusahaan yang menerapkan GCG, dan
tentu secara konsisten menerapkan kebijakan tersebut dalam melakukan
investasi.
MANAGEMENT RISK
STUDI KASUS: PT GUDANG GARAM, TBK