Anda di halaman 1dari 26

TRAINING APLIKASI APAR &

HYDRANT
By Tizar Rahmawan & Pardiman
APLIKASI APAR
SEGITIGA API
FIRE TRIANGLE of COMBUSTION

PANAS

UDARA / O2 BENDA / BAHAN BAKAR


KLASIFIKASI KEBAKARAN N.F.P.A
( National Fire Protection Association )

 Class A Api berasal dari kebakaran benda padat kecuali logam


yang bila terbakar meninggalkan arang dan abu

 Class B Api berasal dari kebakaran bahan cair atau gas

 Class C Api berasal dari kebakaran akibat listrik atau dimana


listrik “hidup” terlibat

 Class D Api berasal dari kebakaran benda logam

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi : PER-04/MEN/1980 tanggal 14 April 1980
MEDIA PEMADAMAN MODERN
1.A.P.A.R ( Alat Pemadam Api Ringan )
Portable Fire Extinguisher ( alat pemadam api jinjing ringan ).
Digunakan untuk pemadaman awal terjadinya kebakaran.
Dimulai dari pangkal api yang paling tipis,yaitu di belakang arah angin atau samping
kiri/kanan api.

1.1. JENIS A.P.A.R


a.Dry Chemical
b.Gas CO2
c.Foam
d.Gas Hallon
Dry Chemical

 Dapat digunakan memadamkan api untuk class A,B dan C


 Berisi serbuk kimia yang dapat menyerap panas,tidak menghantarkan
listrik,mempunyai daya lekat yang baik,dan menghalangi terjadinya
oksidasi pada bahan bakar.
 Dapat disimpan selama 2 tahun
 Tidak boleh digunakan dalam ruang sempit dan tertutup,karena bila
terhirup akan mempengaruhi sistem pernafasan.
 Tindakan pertolongan bila terhirup adalah dengan meminumkan susu
panas pada korban.
Gas CO2
 Dapat digunakan memadamkan api untuk class A,B dan C
 Berisi gas CO2 bertekanan 1000-1200 psi (± 80 atm)
 Berfungsi mendinginkan dan memutus hubungan O2 (menyelimuti)
 Dapat disimpan selama 4-5 tahun
 Sangat efektif digunakan pada ruangan sempit dan tertutup
 Tidak menimbulkan efek samping pada kesehatan
 Umumnya memiliki ukuran tabung yang besar dan berat
FOAM ( Busa )
 Dapat digunakan memadamkan api untuk class A dan B, namun sangat
efektif untuk pemadaman kebakaran class B
 Sangat tidak dianjurkan untuk dipakai pada pemadaman kebakaran class C
 Berfungsi mendinginkan dan memutus hubungan (menyelimuti) antara
udara dan minyak
 Dapat disimpan selama maksimal 1 tahun
 Untuk jenis kulit tertentu dapat menimbulkan efek gatal
dan dapat ditanggulangi dengan mencuci menggunakan
air dan sabun
TEKNIK PEMADAMAN API
MENGGUNAKAN APAR
YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA
SAAT PEMADAMAN API

 Posisi pemadaman harus membelakangi arah datangnya angin


 Pergunakan alat pelindung diri
 Penyelamatan nyawa manusia yang paling utama
 Pergunakan alat pemadam api yang sesuai
 Informasikan keadaan darurat secepatnya kepada petugas
pemadam kebakaran daerah/wilayah
CARA MENGGUNAKAN A.P.A.R

1.Perhatikan media yang terbakar

2.Pastikan jenis APAR yang akan digunakan


sesuai dengan media yang terbakar

3.Perhatikan arah datangnya angin

4.Lepaskan segel pengaman

5.Lakukan pemadaman dengan memulai


penyemprotan dari titk api yang paling tipis
APLIKASI HYDRANT
Pengertian
 Hydrant merupakan sebuah terminal air untuk bantuan
darurat ketika terjadi kebakaran juga berfungsi untuk
mempermudah proses penanggulangan ketika bencana
kebakaran melanda.
 Pada saat terjadi peristiwa kebakaran Fire Hydrant harus
mudah terlihat dan segera dapat dipergunakan.
HYDRANT SYSTEM
Pada sistem ini dapat dibagi lagi
menjadi tiga bagian :
 Hydrant Box
Hydrant Box ini dapat dibagi
menjadi dua yaitu berupa Indoor
Hydrant(terletak di dalam gedung)
atau Outdoor Hydrant (terletak di
luar gedung). Untuk
pemasangan Hydrant Box di dalam
ruangan pada bagian atasnya
(menempel pada dinding) harus
disertai pemasangan alarm bell.
Pada Hydrant Box terdapat gulungan
selang atau lebih dikenal dengan
istilah Hose Reel.
HYDRANT SYSTEM
 Hydrant Pillar
Alat ini memiliki fungsi untuk menyuplai air dari PAM dan
GWR gedung disalurkan ke mobil Pemadam Kebakaran agar
Pemadam Kebakaran dapat menyiram air mobil ke gedung
yang sedang terbakar. Alat ini diletakkan di bagian luar
gedung yang jumlahnya serta peletakannya disesuaikan
dengan luas gedung.

Hydrant Pillar Satu Hydrant Pillar Dua Hydrant Monitor Travelling Turret
HYDRANT SYSTEM
 Siamese Connection
Alat ini memiliki fungsi untuk menyuplai air dari mobil Pemadam
Kebakaran untuk disalurkan ke dalam sistem instalasi pipa
pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang terpasang di
dalam gedung selanjutnya dipancarkan melalui sprinkler–sprinkler
dan hydrant box di dalam gedung. Alat ini diletakan pada bagian
luar gedung yang jumlahnya serta peletakannya disesuaikan dengan
luas dan kebutuhan gedung itu sendiri.
KOMPONEN POKOK SISTEM HIDRAN KEBAKARAN
1. Bak Penampungan/Reservoir/Persediaan Air :
 45 menit untuk hunian kebakaran ringan
 60 menit untuk huniaan kebakaran sedang dan
 90 menit untuk huniaan kebakaran berat
2. Pompa
 Pompa Utama (Main Pump)
 Pompa Jockey (Jockey Pump)
 Pompa Diesel (Diesel Pump)
3. Pemipaan
4. Box Hidran
5. Slang Kebakaran: Hose rack dan Hose Reel
6. Pipa Pemancar (Nozzle)
7. Siamese Connection (Sambungan Dinas Kebakaran)

Komponen yang merupakan kelengkapan sistem hidran terdiri atas :


 Katup-Katup (valve)
 Saklar Tekanan (Pressure switch)
 Tangki Bertekanan (Pressure Tank)
 Tangki Pemancing (Priming Tank)
POMPA HYDRANT
I. POMPA JOCKEY, berfungsi :
Untuk mempertahankan tekanan statis di dalam jaringna sistem hidran Bekerja
untuk mengembalikan tekanan ke posisi semula Untuk memantau kebocoran-
kebocoran pada jaringan sistem hidran Hidup (start) secara automatis pada saat
katup pengeluaran dibuka atau terjadi kebocoran pada jaringan Stop secara
automatis pada saat katup bukaan ditutup.

II POMPA UTAMA, berfungsi :


Penggerak utama bekerjanya sistem hidran Bekerja secara automatis setelah
kapasitas maximum pompa jockey terlampaui Bekerja automatis dan berhenti
secara manual.

III POMPA CADANGAN, berfungsi :


Sebagai penggreak cadangan dari sistem hidrant Meskipun sebagai cadangan
namun tetap kondisi “siaga operasi” Apabila pompa utama mengalami
kerusakan atau pada saat sumber daya utama (PLN) padam
TUGAS PERSONIL
 Nomor 1 (komandan regu): membawa 1 rol selang dan 1 buah
nozzle, menggelar dan menyambungkan kopling selang ke nozzle
 Nomor 2 (operator): membawa kunci hydrant, menyambungkan
selang yang dibawa oleh nomor 4 ke kopling hydrant
 Nomor 3 (anggota) : membawa 1 roll selang, menggelar dan
menyambungkan selang yang dibawa oleh nomor 1
 Nomor 4 (anggota) : Berada di Rumah Pompa, untuk
menghidupkan pompa Cadangan dan berkoordinasi dalam
mematika Pompa Hydrant.
Prosedur Penggunaan Fire
Hydrant
1. Persiapan Selang Fire Hose
a. Angkat selang fire hose mendekat, bisa juga dipanggul jika terasa
berat dan lempar selang tersebut ke arah yang mendekati api. Bisa
Juga Menarik kedua Ujung Selang dan disesuaikan dengan model
gulungan selang.
b. Posisikan selang agar tidak terbelit, sehingga aliran air nantinya
bisa berjalan dengan lancar.
c. Jika panjang selang kurang, maka bisa ditambah dengan selang
lainnya.
d. Menyambungkan pangkal selang dengan hydrant pillar. Jika
sumber air dari box hydrant biasanya tidak perlu menyambungkan
selang namun Langsung ditarik ke arah api.
Prosedur Penggunaan Fire
Hydrant
2. Persiapan Nozzle
a. Posisikan kaki agak merenggang agar tumpuan ke tanah
kuat, persiapkan nozzle dengan pegangan yang sempurna.
b. posisi salah satu tangan adalah memegang ujung nozzle, dan
tangan satunya pada pangkal dengan menjepitkan ke ketiak
supaya tidak goyah.
c. berikan kode ke operator jika anda merasa sudah siap
memadamkan api.
Prosedur Penggunaan Fire Hydrant
3. Persiapan Aliran Air
a. Kode untuk mengalirkan air dari pemegang nozzle adalah tangan
lurus keatas
b. Sedangkan kode untuk menghentikan aliran air adalah melipat
siku tangan dengan berulang-ulang.
Catatan :
1. Jangan membuka kran air (valve) terlalu cepat. Sifat air yang ada
dalam instalasi fire hydrant adalah air yang mempunyai tekanan,
sehingga bisa membahayakan petugas yang ada di depan
(pemegang nozzle) seperti terpental karena pijakan tidak kuat.
2. Menutup kran juga tidak disarankan dengan tergesa-gesa karena
bisa mengakibatkan water hammer yang dapat merusak peralatan
fire hydrant.
HAL2 Yang Perlu Diperhatikan
:
1. Gulungan Rol Selang Hydrant
a. Teknik Single Roll
Cara menggulungnya melipat pada satu ujung selang
pastikan melipat pada bagian ujung selang male coupling (
sangat perlu untuk diperhatikan, karena kesalahan dalam
menggulung selang dapat berakibat memperlambat proses
pemadaman)
b. Teknik Double Roll
menyatukan kedua ujung selang seperti kita melipat
selang dengan mempertemukan antara ujung satu
dengan ujung lainya, setelah dipertemukan geser
ujung selang yang terletak pada bagian atas lebih
kurang 20 sampai 25 sentimeter, kemudian gulung
selang secara padat dan rapi hingga ke ujung.

SELANG TIDAK BOLEH DITARIK ATAU DISERET SEPANJANG PERMUKAAN TANAH


HAL2 Yang Perlu Diperhatikan
:
2. Memegang Nozzle
A. Posisi kaki selalu kuda-kuda
B. Buka atau tutup pancaran air harus diarahkan ke atas.
C. Saat Pancaran jet sebaiknya nozzleman harus dalam posisi di tempat (berhenti) dan
ingat bahaya tekanan balik dari pancaran air.
D. kalau bergerak harus dengan pancaran tirai, kaki tidak melangkah tetapi bergeser
dan selalu membentuk kuda-kuda.
E. Pandangan selalu ke depan ke arah api dan selalu memperhatikan kerja sama team.
F. Cara memegang nozzle sesuai dengan prinsip ergonomi yang aman dan disesuaikan
dengan teknik pemadaman yang diiginkan
Prinsip Cara Meringkas Selang
(Selesai Pemadaman)
1. Luruskan selang sehingga tidak terdapat lekukan
2. Buang air dalam selang dari sumber air ke arah api
3. Gulung selang dari arah api ke sumber air
4. Letakan kopling dalam gulungan tunggal/ganda
5. Masukkan Kembali Peralatan Hydrant Ke Kotak Hydrant
Seperti Semula.
Catatan :
Setelah Memakai Hydrant, Pastikan Selang
Dikeringkan terlebih dahulu dengan cara menjemur
di terik matahari untuk menghindari kerusakan
karena kelembaban air dan jamur pada selang
hydrant.
INGAT .. !! SAAT API PADAM,
JANGAN
SAMPAI ANDA IKUT PADAM !!

Anda mungkin juga menyukai