Anda di halaman 1dari 19

Kebijakan Koleksi dan Preservasi

Disusun oleh:
Dika Irawati
4411415035
Kebijakan Pelestarian Hewan dan Tumbuhan
1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
2. Undang-undang Nomor 5 tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Kehutanan
3. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan (Lembaran
Negara Tahun 1985 Nomor 46,
4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990
Nomor 49
5. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman
6. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan
dan Tumbuhan
7. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1994 tentang Perburuan
Satwa Buru
8. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka
Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999
Tentang :
Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa
Ketentuan Umum Pengawetan Jenis satwa dan Tumbuhan
(Bab 1 Pasal 1 PP No.7 Th 1999)

Identifikasi jenis tumbuhan


dan satwa
Pengawetan
Inventarisasi jenis
tumbuhan dan satwa
Pengawetan jenis tumbuhan dan
satwa di luar habitatnya
Jenis tumbuhan atau satwa

Lembaga Konservasi
Populasi
Tujuan pengawetan tumbuhan dan satwa
(Bab 1 Pasal 2 PP No.7 Th 1999)
1) Menghindarkan jenis
tumbuhan dan satwa dari
bahaya kepunahan
2) Menjaga kemurnian genetik
dan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa
3) Memelihara keseimbangan
dan kemantapan ekosistem
yang ada agar dapat
dimanfaatkan bagi
kesejahteraan manusia
secara berkelanjutan.
Upaya pengawetan satwa dan tumbuhan
(Bab 2 Pasal 3 PP No.7 Th 1999)

Penetapan dan penggolongan yang dilindungi


dan tidak dilindungi

Pengelolaan jenis tumbuhan dan satwa serta


habitatnya

Pemeliharaan dan pengembangbiakan


PENETAPAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA
(Bab 3 PP No.7 Th 1999)

Tumbuhan dan
Tumbuhan dan satwa
yang dilindungi satwa yang tidak
dilindungi
Memiliki kriteria yaitu Suatu jenis tumbuhan
mempunyai populasi dan satwa yang
yang kecil, adanya dilindungi dapat diubah
penurunan yang tajam statusnya menjadi tidak
pada jumlah individu di dilindungi apabila
alam, daerah populasinya telah
penyebaran yang mencapai tingkat
terbatas (endemik). pertumbuhan tertentu
PENGELOLAAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA SERTA HABITATNYA
(Bab 4 pasal 78PP No.7 Th 1999)

Secara in situ Secara ex situ


1. Identifikasi 1. Pemeliharaan
2. Inventarisasi 2. Pengembangbiakan
3. Pemantauan 3. Pengkajian, penelitian
4. Pembinaan habitat dan dan pengembangan
populasinya 4. Rehabilitasi satwa
5. Penyelamatan jenis 5. Penyelamatan jenis
6. Pengkajian, penelitian tumbuhan dan satwa.
dan
pengembangannya.
PENGELOLAAN DALAM HABITAT (in situ)
(Bab 4 Bagian 2 PP No.7 Th 1999)
Pasal 9: Pemerintah melaksanakan identifikasi di dalam habitat
untuk kepentingan penetapan golongan jenis tumbuhan dan
satwa.

Pasal 10: Pemerintah melaksanakan inventarisasi untuk mengetahui


kondisi populasi jenis tumbuhan dan satwa.
Inventarisasi meliputi survei dan pengamatan terhadap potensi jenis
tumbuhan dan satwa.

Pasal 11:Pemerintah melaksanakan pemantauan untuk mengetahui


kecenderungan perkembangan populasi jenis tumbuhan dan satwa dari
waktu ke waktu.
Pemantauan dilaksanakan melalui survei dan pengamatan terhadap
potensi jenis tumbuhan dan satwa secara berkala.
• Pasal12: Pembinaan habitat dan populasi
dilaksanakan melalui kegiatan:
• a. Pembinaan padang rumput untuk makan satwa;
• b. Penanaman dan pemeliharaan pohon pelindung dan
sarang satwa, pohon sumber makan satwa;
• c. Pembuatan fasilitas air minum, tempat berkubang dan
mandi satwa; d. Penjarangan jenis tumbuhan dan atau
populasi satwa;
• e. Penambahan tumbuhan atau satwa asli;
• f. Pemberantasan jenis tumbuhan dan satwa penggangggu.
Pasal 13:Pemerintah melaksanakan tindakan penyelamatan jenis
tumbuhan dan satwa sebagaimana terhadap jenis tumbuhan
dan satwa yang terancam bahaya kepunahan yang masih berada
di habitatnya.
Penyelamatan jenis tumbuhan dan satwa dilaksanakan melalui
pengembangbiakan, pengobatan, pemeliharaan dan atau
pemindahan dari habitatnya ke habitat di lokasi lain.

Pasal 14:Pemerintah melaksanakan pengkajian, penelitian dan


pengembangan jenis tumbuhan dan satwa untuk menunjang
tetap terjaganya keadaan genetik dan ketersediaan sumber daya
jenis tumbuhan dan satwa secara lestari.
Pengkajian, penelitian dan pengembangan jenis tumbuhan dan
satwa dilaksanakan melalui pengkajian terhadap aspek-aspek
biologis dan ekologis baik dalam bentuk penelitian dasar,
terapan dan ujicoba.
PENGELOLAAN DALAM HABITAT (ex situ)
(Bab 4 Bagian 3 PP No.7 Th 1999)
Pasal 15: Pemeliharaan jenis di luar habitat wajib memenuhi
syarat:
a. memenuhi standar kesehatan tumbuhan dan satwa;
b. menyediakan tempat yang cukup luas, aman dan
nyaman;
c. mempunyai dan mempekerjakan tenaga ahli dalam
bidang medis dan peeliharaan

Pasal 16: Pengembangbiakan jenis di luar habitatnya wajib


memenuhi syarat:
a. menjaga kemurnian jenis;
b. menjaga keanekaragaman genetik;
c. melakukan penandaan dan sertifikasi;
d. membuat buku daftar silsilah (studbook).
Pasal 17:Pengkajian, penelitian dan pengembangan jenis tumbuhan
dan satwa di luar habitatnya dilakukan sebagai uapaya untuk
menunjang tetap terjaganya keadaan genetik dan ketersediaan
sumber daya jenis tumbuhan dan satwa secara lestari.
Kegiatan pengkajian, penelitian dan pengembangan jenis tumbuhan
dan satwa dilaksanakan melalui pengkajian terhadap aspek-aspek
biologis dan ekologis baik dalam bentuk penelitian dasar, terapan
dan ujicoba.

Pasal18: Rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan


melalui kegiatan-kegiatan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyakit, mengobati dan memilih satwa yang layak untuk
dikembalikan ke habitatnya.
Pasal 19: Penyelamatan jenis tumbuhan dan satwa dilakukan melalui
kegiatan-kegiatan:
a. memindahkan jenis tumbuhan dan satwa ke habitatnya
yang lebih baik;
b. mengembalikan ke habitatnya, rehabilitasi atau apabila
tidak mungkin, menyerahkan atau menitipkan di Lembaga
Konservasi atau apabila rusak, cacat atau tidak
memungkinkan hidup lebih baik memusnahkannya

Pasal 19: Penyelamatan jenis tumbuhan dan satwa dilakukan melalui


kegiatan-kegiatan:
a. memindahkan jenis tumbuhan dan satwa ke habitatnya
yang lebih baik;
b. mengembalikan ke habitatnya, rehabilitasi atau apabila
tidak mungkin, menyerahkan atau menitipkan di Lembaga
Konservasi atau apabila rusak, cacat atau tidak
memungkinkan hidup lebih baik memusnahkannya
Lembaga Konservasi
(Pasal 22 PP No.7 Th 1999)
• Lembaga Konservasi mempunyai fungsi utama yaitu
pengembangbiakan dan atau penyelamatan tumbuhan dan
satwa dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya.
• Lembaga Konservasi juga berfungsi sebagai tempat
pendidikan, peragaan dan penelitian serta pengembangan
ilmu pengetahuan.
Bentuk Lembaga Konservasi

Kebun binatang Museum zoologi


Kebun botani Herbarium tanaman khusus
Pengawasan dan Pengendalian
(Bab 4 Pasal 27 PP No.7 Th 1999)
Preventif Represif

• a. penyuluhan; • meliputi tindakan


• b. pelatihan penegakan penegakan hukum
hukum bagi aparat- terhadap dugaan adanya
aparat penegak hukum; tindakan hukum
• c. penerbitan buku-buku terhadap usaha
manual identifikasi jenis pengawetan jenis
tumbuhan dan satwa tumbuhan dan satwa.
yang dilindungi dan yang
tidak dilindungi.
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai